Nim : 5192530003
Matkul : Pembangkitan Energi Listrik
Kelas : Teknik Elektro A 19
3. Angka apa yang menggambarkan keandlaan unit pembangkit yang biasa di pakai untuk
menghitung keandalan sistem secara probabilistik?
JAWAB
JamGangguan
Force Outage Rate:
JamOperasi+ JamGangguan
4. Mengapa jam nyala unit pembangkit tiadk bisa dihitung penuh, misalnya untuk bulan
januari = 31 x 24 jam = 744 jam
JAWAB
Karena ada hal-hal yang menyebabkan unit tidak berbeban penuh seperti;
- kondensor kotor pada PLTU
- Saluran air PLTA kotor
- Pengabut mesin Diesel serta sistem pendinginnya kotor
- Pemanasan yang berlebihan pada PLTG karena kompresornya kotor
Gambar 1.
Prosedur untuk membebaskan tegangan ini adalah sebagai berikut:
a. Tanggal dan jam pelaksanaan pembebasan tegangan harusditentukan dan disetujui oleh
pusat pengatur beban sistem (lihatSubbab 4.1 alinea terakhir), karena hal ini mempengaruhi
operasisistem interkoneksi.
b. PMT A 1 dan PMT B 1 pada ujung-ujung penghantar No. 1 antara pusat listrik A dan GI B
dibuka atas perintah pusat pengatur beban atau secara telekontrol oleh pusat pengatur beban.
c. Oleh penguasa pusat listrik A, PMS A 11 dan PMS A 12 dibuka, kemudian PMS A 13
(PMS tanah di GI A) dimasukkan.
d. Oleh penguasa GI B, PMS B 11 dan PMS B 12 dibuka, kemudian PMS B 13 (PMS tanah
di GI B) dimasukkan.
e. Kepala regu kerja yang akan melaksanakan pekerjaan perbaikan pada penghantar No. 1
antara pusat listrik A dan GI B harus menyaksikan manuver tersebut dalam butir 3 dan butir 4
agar yakin bahwapenghantar No. 1 telah bebas tegangan dan telah ditanahkan. Apabila pusat
listrik A dan GI B letaknya berjauhan, kepala regu kerja dapat mendelegasikan kesaksian ini
kepada anak buahnya atau kepadapenguasa pusat listrik A dan penguasa GI B.
f. Setelah yakin bahwa penghantar No. 1 antara pusat listrik A dan GI B telah bebas
tegangan, kepala regu kerja penghantar bersama anak buahnya menuju ke bagian penghantar
No. 1 yang akan diperbaiki. Tempat ini bisa jauh letaknya dari pusat listrik A maupun dari GI
B. Di tempat ini, kepala regu kerja penghantar bersangkutan harus terlebih dahulu melempar
rantai pentanahan ke penghantar No. 1 yang akan disentuh untuk membuang muatan kapasitif
yang masih tersisa dalam penghantar tersebut. Selain itu, rantai pentanahan berfungsi
menjaga agar potensial penghantar yang disentuh selalu sama denganpotensial bumi/tanah
terutama karena ada induksi dari penghantar No. 2 yang tetap beroperasi. Sebelum
melemparkan rantai pentanahan ke penghantar No. 1, Kepala regu kerja penghantar harus
yakin dan bertanggung jawab bahwa yang dilempar rantai pentanahan adalah penghantar No.
1, bukan penghantar No. 2 yang sedang beroperasi. Kekeliruan semacam ini dapat terjadi
mengingat bahwa Penghantar No. 1 dan penghantar No. 2 terpasang pada tiang yang sama.
Apabila kekeliruan ini terjadi, maka akan timbul gangguan dalam sistem.Selama pekerjaan
berlangsung, penguasa pusat listrik A danpenguasa GI B, bertanggung jawab bahwa PMT A
dan PMT B besertaPMS-nya tidak akan dimasukkan, karena apabila hal ini terjadi, maka
akan timbul kecelakaan pada regu kerja penghantar bersangkutan.
g. Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, kepala regu kerja penghantar beserta anak buahnya
melepas rantai pentanahan dan meninggalkan tempat kerja dengan membawa semua
peralatan kerjanya. Kemudian, kepala regu kerja penghantar ini memberitahu penguasa pusat
listrik A dan penguasa GI B bahwa pekerjaannya telah selesai. Pemberitahuan ini
mengandung tanggung jawab bahwa tidak ada anak buahnya yang masih menyentuh
penghantar No. 1 dan rantai pentanahannya sudah dilepas serta tidak ada alat kerja yang
tertinggal yang dapatmenimbulkan gangguan.
h. Setelah menerima pemberitahuan ini, penguasa pusat listrik Amemasukkan PMS A 11 dan
PMS A 12 serta mengeluarkan PMS tanah A 13. Sedangkan penguasa GI B memasukkan
PMS B 11 dan PMS B 12 serta mengeluarkan PMS tanah B 13.
i. Setelah selesai melakukan manuver tersebut dalam butir 8, Penguasa pusat listrik A dan
penguasa GI B masing-masing memberitahu pusat pengatur beban bahwa PMT A 1 di pusat
listrik A dan PMT B 1 di GI B siap dimasukkan.
j. Setelah menerima pemberitahuan tersebut dalam butir 9, pusatpengatur beban
memerintahkan ke pusat listrik A untuk memasukkan PMT A 1 dan ke GI B untuk
memasukkan PMT B 1 ataumemasukkannya secara telekontrol. Sebelum
melakukanmanuvertersebut dalam butir 8, penguasa pusat listrik A maupun penguasa GI B
harus yakin terlebih dahulu bahwa tidak ada lagi regu kerja yang bekerja di penghantar No. 1.
Sebab bisa terjadi ada dua regu kerja yang bekerja sendiri-sendiri pada penghantar No. 1
tersebut, misalnyaregu kerja saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan regu
kerjatelekomunikasi. Untuk menghindari kekeliruan, maka handel PMSharus dilengkapi
dengan dua kunci (gembok) yang masing-masingdibawa oleh kepala regu SUTT dan kepala
regu telekomunikasi.