Ma Triks
Ma Triks
TU
URI HANDAY
AN
TW
Matriks
Matriks
GY
M AT E M
A
T
AK A R
Markaban, M.Si.
TM
Quality System
TK
KA
TI
PP
PP
Oleh: Drs.
Quality
Endorsed
Company
ISO 9001: 2000
Lic no:QEC 23961
SAI Global
KATA PEN
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya, bahan ajar ini dapat diselesaikan dengan baik. Bahan ajar ini
digunakan pada Diklat Guru Pengembang Matematika SMK Jenjang Dasar
Tahun 2009, pola 120 jam yang diselenggarakan oleh PPPPTK Matematika
Yogyakarta.
Bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam usaha
peningkatan mutu pengelolaan pembelajaran matematika di sekolah serta dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat di dalam maupun di luar kegiatan
diklat.
Diharapkan dengan mempelajari bahan ajar ini, peserta diklat dapat menambah
wawasan dan pengetahuan sehingga dapat mengadakan refleksi sejauh mana
pemahaman terhadap mata diklat yang sedang/telah diikuti.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
berpartisipasi dalam proses penyusunan bahan ajar ini. Kepada para pemerhati
dan pelaku pendidikan, kami berharap bahan ajar ini dapat dimanfaatkan dengan
baik guna peningkatan mutu pembelajaran matematika di negeri ini.
Demi perbaikan bahan ajar ini, kami mengharapkan adanya saran untuk
penyempurnaan bahan ajar ini di masa yang akan datang.
Saran dapat disampaikan kepada kami di PPPPTK Matematika dengan alamat:
Jl. Kaliurang KM. 6, Sambisari, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY, Kotak Pos
31 YK-BS Yogyakarta 55281. Telepon (0274) 881717, 885725, Fax. (0274)
885752. email: p4tkmatematika@yahoo.com
Kasman Sulyono
NIP. 130352806
Daftar Isi
Pengantar ...................................................................................................
ii
iii
Skenario Pembelajaran .
iii
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Ruang Lingkup....
Bab II Matriks
A.
B.
C.
D.
Pengertian Matriks..
2. Jenis-jenis Matriks .
3. Kesamaan Matriks .
1.
Penjumlahan Matriks
2.
Pengurangan Matriks ..
3.
Perkalian Matriks ..
Determinan Matriks....
12
1.
13
2.
13
3.
Adjoin Matriks .
15
Invers Matriks...
16
1.
17
2.
17
19
25
27
Daftar Pustaka .
28
ii
No
1.
Kompetensi /
Sub kompetensi
Kompetensi :
Mampu memfasilitasi
siswa dalam
memecahkan masalah
berkaitan dengan
konsep matriks
Subkompetensi:Mengembangkan
keterampilan siswa
dalam:
mendeskripsikan
macam-macam
matriks
menyelesaikan
operasi matriks
menentukan
determinan dan
invers
Indikator
Mampu mengembangkan
dari kehidupan nyata
sehari-hari, menjelaskan
dan memberikan contoh
mengenai konsep dan
operasi pada matriks.
Mampu menyelesaikan dan
memberikan contoh
mengenai determinan.
Mampu menyelesaikan dan
memberikan contoh
mengenai invers matriks.
Mampu mengembangkan
dari kehidupan nyata
sehari-hari, menjelaskan
dan memberikan contoh
mengenai penggunaan
matriks..
Materi Pembelajaran
Pengertian matriks
Jenis-jenis matriks
Operasi pada matriks
Determinan
Invers matriks
Penerapan matriks
SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Pada awal pertemuan di lakukan kegiatan identifikasi permasalahan pembelajaran
pada materi matriks yang dihadapi oleh guru selama di kelas.
2. Dari identifikasi permasalahan pembelajaran tersebut dijelaskan dengan ceramah,
tanya jawab dan curah pendapat sehingga permasalahan matriks dapat dipecahkan
3. Peserta bekerja dalam kelompok program keahlian yang terdiri dari 5-6 orang dan
mendiskusikan dan menganalisis materi dan latihan pada modul serta memberikan
contoh penerapan sesuai program keahliannya.
iii
Bab
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai susunan bilanganbilangan dalam baris dan kolom yang berbentuk persegi panjang.
Susunan bilangan-bilangan ini dikenal dengan nama matriks. Ide
matriks pertama kali dikemukakan oleh Arthur Cayley (1821-1895)
seorang matematikawan Inggris. Matriks merupakan penemuan dalam
matematika untuk memudahkan mengolah data, perhitungan melalui
operasi-operasi matriks hingga diperoleh suatu penyelesaian.
Materi tentang matriks merupakan hal yang baru di sekolah
menengah, sehingga siswa masih kurang memahami konsep-konsep
dasar matriks dan aljabar matriks serta kurangnya ketelitian dalam
operasi hitung matriks. Padahal matriks bisa dipahami dengan daya
nalar dan cukup realistis, meskipun dapat dikembangkan menjadi
konsep yang sangat abstrak seperti matriks yang elemen-elemennya
suku banyak.
Untuk membangkitkan minat siswa, perlu dikembangkan suatu
teknik pembelajaran tentang matriks yang menarik, agar siswa dapat
mempelajarinya dan memahaminya dengan mudah. Sebagai contoh,
siswa perlu mendapat penjelasan tentang manfaat mempelajari
matriks,
juga
perlu
dikembangkan
tema-tema
pembelajaran
B. Tujuan
Bahan ajar ini disusun sebagai materi diklat yang berisi konsepkonsep dasar tentang matriks dan masih dapat dikembangkan sesuai
keadaan di lapangan. Diharapkan dapat semakin memantapkan
1
penguasaan
materi
sehingga
guru
mampu
mengembangkan
C. Ruang Lingkup
Materi tentang matriks ini meliputi :
1. Pengertian matriks dan jenis-jenis matriks
2. Operasi matriks
3. Determinan dan Invers matriks, serta
4. Contoh-contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam bidang keahlian
Bab
Matriks
A. Pengertian Matriks
1. Pengertian Matriks dan Ordo Matriks
Dalam menjelaskan pengertian matriks, sebaiknya mengangkat
peristiwa kehidupan sehari-hari agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
Matriks yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya: tabel
matrikulasi di sekolah atau kantor, penyajian data pada suatu media cetak
yang disajikan dalam bentuk matriks, dan sebagainya.
Contoh :
Tabel matrikulasi yang memuat data jumlah siswa di suatu
sekolah
Laki-laki
Wanita
240
180
220
210
205
205
Dari tabel di atas, bila diambil angka-angkanya saja dan ditulis dalam
240 180
tanda siku, bentuknya menjadi 220 210 . Bentuk sederhana inilah yang
205 205
kita sebut sebagai matriks.
2. Jenis-jenis Matriks
Setelah memahami pengertian matriks dan ordo suatu matriks, siswa
dapat diperkenalkan dengan jenis-jenis matriks. Berdasarkan ordonya
terdapat jenis matriks, sebagai berikut :
a. Matriks bujursangkar/persegi yaitu matriks berordo n x n atau
banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom disebut juga sebagai
matriks kuadrat berordo n.
Contoh:
1 3
B 2x 2 =
, maka 1 dan 12 dikatakan berada pada
6 12
diagonal utama B.
b. Matriks baris yaitu matriks berordo 1x n atau hanya memiliki satu baris.
Contoh: C 1x3 = [1 3 5]
c. Matriks kolom yaitu matriks berordo nx1 atau hanya memiliki satu
kolom
8
Contoh: E 2 x1 =
4
d. Matriks tegak yaitu matriks berordo m x n dengan m > n
4
6 8
Contoh: A = 4 1 , A berordo 3x2 dan 3 > 2 sehingga matriks A
7 3
tampak tegak
e. Matriks datar yaitu matriks berordo m x n dengan m<n
2 3 5
Contoh: F =
, F berordo 2x3 dan 2 < 3 sehingga matriks F
4 6 10
tampak datar
Sedangkan berdasarkan elemen-elemen penyusunnya terdapat jenisjenis matriks yaitu:
a. Matriks nol yaitu matriks yang semua elemen penyusunnya adalah 0
dan dinotasikan sebagai O.
0 0
Contoh: O 1x 3 = [0 0 0] , O 2 x 2 =
0 0
b. Matriks diagonal yaitu matriks persegi yang semua elemen diatas dan
dibawah diagonalnya adalah 0 dan dinotasikan sebagai D.
1 0 0
Contoh: D 3 x 3 = 0 2 0
0 0 3
0 0 0
5 0 0
0 5 0
0 0 5
1 4
0 1
g. Matriks segitiga atas yaitu matriks persegi yang elemen-elemen di
bawah diagonal utamanya adalah 0.
1 3 5
Contoh: G 3 x3 = 0 2 4
0 0 6
dan
dilambangkan dengan A
pose=letak.
Transpose
matriks
6 8
6 4 7
T
, perhatikan bahwa
Contoh: A 3 x 2 = 4 1 , maka A =
8 1 3
7 3
ordo dari A
adalah 2 x 3.
3. Kesamaan Matriks
Dua buah matriks atau lebih dikatakan sama bila dan hanya bila
mempunyai ordo yang sama dan elemen-elemen penyusun yang seletak
juga sama.
2 3 4
2 3 4
Contoh: A 2 x 3 =
, B 2x3 =
maka A = B
4 6 8
4 6 8
Perhatikan bahwa C 2 x3 =
2 8 4
4 6 3
dan C 2 x3 A 2 x 3
karena ada
menjelaskan
operasi
hitung
pada
matriks,
kita
dapat
Jumlah
Mie instan
240
Sabun cuci
130
Pasta gigi
80
Jumlah
Mie instan
200
Sabun cuci
120
Pasta gigi
70
Jika kita ingin mengetahui berapa jumlah mie instan yang terjual dalam
waktu dua bulan tersebut, maka kita harus menjumlahkan baris 1 tabel 1
dengan baris 1 tabel 2. Total mie instan yang terjual adalah 240+200=440.
Untuk mengetahui total sabun cuci yang terjual, kita harus menjumlahkan
baris 2 tabel 1 dengan baris 2 tabel 2, demikian pula untuk jenis barang
berikutnya. Berdasarkan prinsip yang sama, siswa diperkenalkan dengan
operasi penjumlahan dan pengurangan pada matriks.
1. Penjumlahan Matriks
Prinsip penjumlahan dua atau lebih matriks yaitu menjumlahkan setiap
elemennya yang seletak.
3 4
7 8
3 4 7 8
6 8
=
=C
10 12
Perhatikan bahwa C mempunyai ordo sama dengan A dan B
Sifat-sifat penjumlahan matriks:
a. A+B = B+A
b. A+(B+C) = (A+B)+C
c. A+O = O+A
d. (A+B) T = A T + B T
2. Pengurangan Matriks
Operasi pengurangan pada matriks prinsipnya sama seperti pada
operasi penjumlahan. Matriks A dikurangi matriks B dengan cara
mengurangi elemen matriks A dengan elemen matriks B yang seletak.
3 6
5 4
1 2
5 4 3 6
2 2
AB = 6 9 5 4 = 1 5
7 0 1 2
6 2
5 4
3 6 2 2
atau AB = A+(-B) = 6 9 + 5 4 = 1 5
7 0
1 2 6 2
3. Perkalian Matriks
Operasi perkalian pada matriks ada dua macam yaitu perkalian matriks
dengan
skalar
dan
perkalian
matriks
dengan
matriks.
Sebelum
3 8
12 32
5 1 = 20 4
1) k( A+B) = kA+kB
2) k( AB) = kAkB
3) (k+l)A = kA+lA
4) (k - l)A = kA lA
5) (kl)A = k(lA)
6)
(kA) = kA
Mie instan
Sabun cuci
Pasta gigi
700
1000
2200
Jumlah
Mie instan
220
Sabun cuci
130
Pasta gigi
80
= [460000 ]
Dua matriks A dan B dapat dikalikan (AB) bila dan hanya bila
banyaknya kolom matriks A sama dengan banyaknya baris matriks B.
Dengan demikian A mxn B nxp dapat dikalikan, tetapi B nxp A mxn tidak dapat
10
dikalikan, untuk lebih jelasnya dapat kita perhatikan ordo dari masingmasing matriks berikut:.
A
mxn
nxp
= AB
mxp
Perhatikan bahwa hasil kali matriks AB berordo mxp dan elemenelemen dari AB diperoleh dari hasil kali setiap baris pada matriks A
dengan setiap kolom pada matriks B, kemudian dijumlahkan menjadi satu
elemen.
Untuk menguji apakah dua matriks dapat dikalikan atau tidak dan
menentukan ordo hasil perkaliannya, dapat juga menggunakan aturan
memasang kartu domino, misalnya sebagai berikut :
sama
1x 2
2 x3
1x3 (Hasil)
A= 5 dan B= [6 8 7] , A 3 x1 B 1x 3 = 5 x 6 5 x8 5 x7 = 30 40 35
4
4 x 6 4 x8 4 x7
24 32 28
11
1 0 1
0 2 0
1 2 1 0 1
A 2x 2 B 2x3 =
3 4 0 2 0
(1x1) + (2x0) (1x0) + (2x 2) (1x1) + (2x0) 1 4 1
AB =
=
(3 x1) + ( 4 x0) (3 x0) + ( 4 x 2) (3 x1) + ( 4 x0) 3 8 3
Perhatikan hal-hal berikut ini :
1) Pada umumnya AB BA ( tidak komutatif )
2) Apabila A suatu matriks persegi maka : A 2 = A.A ; A3 = A2 .A ;
A4 = A3 . A dan seterusnya
3) Apabila AB = BC maka tidak dapat disimpulkan bahwa A = C ( tidak
berlaku sifat penghapusan )
4) Apabila AB = 0 ; tidak dapat disimpulkan bahwa A = 0 atau B = 0
Sedangkan apabila matriks A, B dan C adalah matriks yang terdefinisi
pada perkalian, maka sifat-sifat perkalian matriks dengan matriks adalah:
1) A(BC) = (AB)C
2) A(B+C) = AB + AC
3) (B+C)A = BA + CA
4) A(BC) = ABAC
5) (BC)A = BACA
6) a(BC) = (aB)C = B(aC)
7) AI = IA = A
C. Determinan Matriks
Untuk setiap matriks persegi terdapat suatu bilangan tertentu yang
disebut determinan.
12
c
c d
b
= adbc
d
a b
Sebagai pengingat ketentuan di atas diperoleh dari
c d
8 4
8 4
= (8x4)-(4x3) = 20
Contoh: P =
, maka det(P) = P =
3 4
3 4
e
h
c
f
i
e
h
c a
f d
i g
13
2 4 6 2 4
1 3 5 = 1 3 5 1 3
7 8 9
7 8 9 7 8
2 4 6
=(2x3x9)+(4x5x7)+(6x1x8)-(6x3x7)-(2x5x8)-(4x1x9)=242-242 = 0
b. Metode Kofaktor
Terlebih dahulu siswa dijelaskan tentang sub matriks atau minor dari
[ ]
[ ]
Minor dari elemen a ij suatu matriks A = Aij adalah Mij dan kofaktor
i+ j
dari elemen a ij adalah K ij = (-1)
Mij
det(A) =
a K
j =1
ij
ij
2 4 6
2 4 6
3 5
Contoh: Q = 1 3 5 , maka M 11 = 1 3 5 =
8 9
7 8 9
7 8 9
2 4 6
M 12 = 1 3 5 =
7 8 9
M 11 , M 12
2 4 6
1 5
1 3
7 9 , M 13 = 1 3 5 = 7 8
7 8 9
dari matriks Q.
14
= q 11 .(-1)
1+1
= 2.134.26 + 6.13 = 0
3. Adjoin Matriks
Adjoin matriks A adalah transpose dari kofaktor-kofaktor matriks
tersebut, dilambangkan dengan adj A = (k ij )
2 4 6
Contoh: Q = 1 3 5 telah diketahui dari hitungan sebelumnya bahwa
7 8 9
k 11 =13, k 12 =26 dan k 13 =13 sekarang kita hanya mencari kofaktor dari
ekspansi baris ke-2 dan ekspansi baris ke-3, yaitu :
k 21 =(-1)
k 31=(-1)
2 +1
4 6
2+ 2 2 6
2+3 2 4
=12, k 22 =(-1)
=24, k 23 =(-1)
=12
8 9
7 9
7 8
3 +1
4 6
3+2 2 6
3+3 2 4
=2, k 32 =(-1)
=4, k 33 =(-1)
=2
3 5
1 5
1 3
k11 k 21 k 31 13 12 2
Adj A = k12 k 22 k 32 = 26 24 4
k13 k 23 k 33 13 12 2
15
a b
Jika A 2 x 2 =
, maka
c d
k 21 d b
k
k 21 =-b dan k 22 =a. Kemudian Adj A = 11
=
k12 k 22 c a
Hal ini sama artinya dengan menukarkan elemen-elemen pada diagonal
utamanya dan mengubah tanda pada elemen-elemen pada diagonal
lainnya
D. Invers Matriks
5 x + 6 y = 8000
6 x + 8 y = 10000
Koefisien sistem persamaan di atas jika di tulis dalam bentuk matriks
adalah sebagai berikut:
5 6 x
8000
x
5 6
6 8 y = 10000 atau A 2 x 2 y = B 2 x1 dengan A = 6 8 dan
8000
B=
, sehingga untuk mengetahui nilai x dan y kita perlu
10000
menjelaskan pada siswa adanya invers matriks.
Pengertian Invers matriks: Apabila perkalian kedua matriks A dan B
x
1
y = A .B (mengapa!)
5 6
Untuk A=
, maka dengan perkalian matriks kita dapat menunjukkan
6 8
2
bahwa A 1 =
3
2
2 karena
3
5
4
2
3
2
5
5 6 1 0
6 8 = 0 1
2
x
1
=A
.B=
3
y
3
8000 1000
2
=
5 10000 500
det( A )
det( A )
c d
d b
c a
5 3
, tentukan A 1 !
Contoh: A=
3 2
1 2 3 2 3
=
1 3 5 3 5
Jika B 3 x3 , maka B 1 =
1
.Adj(B)
det(B)
1 2 3
Contoh : B = 0 4 5 ,tentukan invers dari matriks segitiga tersebut!
0 0 6
17
Adj B =
4 5
0 6
0 5
0 6
0 4
0 0
2 3
0 6
1 3
0 6
1 2
0 0
2 3
4 5
1 3
=
0 5
1 2
+
0 4
+
12
24
24 12 2
6
1 1
B =
0
6
5 = 0
24
24
0
0
4
0
0
24 12 2
0
5
6
0
0
4
2
24
5
24
4
24
1
k
A 1 , k 0
18
Bab
Aplikasi Matriks
Umumnya aplikasi matriks yang dapat diajarkan di SMK adalah untuk
menyelesaikan soal kehidupan sehari-hari atau yang berkaitan dengan
bidang keahlian dengan langkah:
1. Mengubah soal cerita dalam bentuk tabel lalu diselesaikan dengan
matriks, atau
2. Menyatakan nilai yang akan di cari dalam variabel, menyusun sistem
persamaan linearnya dan menyelesaikannya dengan matriks.
Sembada Art
Yogyakarta
NOTA PENJUALAN
No Transaksi : 13524
Kepada Yth : UNIK GALERY
NO
Jenis Barang
Jumlah Harga
Satuan : Jakarta
Total
Tanggal Transaksi
: 29-11-2008
Alamat
(Rp)
(Rp)
1
Patung Lilin
20
100.000
2.000.000
Patung keramik
35
150.000
5.250.000
50
20.000
1.000.000
Jumlah
8.250.000
Pertanyaan:
a. Buatlah dua tabel berdasarkan nota penjualan di atas, yaitu tabel
yang memuat jumlah barang dan tabel yang memuat harga barang!
b. Berdasarkan tabel pada jawaban a, ubahlah kedalam bentuk perkalian
matriks untuk memperoleh total harga penjualan!
Jawab:
a. Tabel Jumlah Barang
Jenis Barang
Jumlah
Patung Lilin
Patung Keramik
20
35
19
Patung Lilin
100000
Patung Keramik
150000
20000
Negara
Tujuan
Model
Jepang
Korea
Cina
Taiwan
25
10
20
30
11
24
15
12
16
120
144
C
Pertanyaan:
180
20
pesanan dari Korea dan Taiwan tetap, berapakah total pesanan baju
masing-masing model pada bulan Desember 2008 tersebut ?
Jawab:
a. Hasil matriks perkalian berikut ini merupakan nilai pemasukan yang
akan diperoleh perusahaanIndah
0 25 10 0
[120 144 180] 20 30 11 24
15 0 12 16
Pemasukan dari negara Korea diperoleh dari hasil kali baris ke-1
matriks harga dengan kolom ke-2 matriks pesanan, yaitu :
(120x25)+(144x30)+0 = 3000+4320 = 7320. Jadi pemasukan yang
akan diperolehnya adalah US $ 7320.
0 25 10 0
b. 20 30 11 24
15 0 12 16
3
1 45
= 136
2
85
1
Jadi daftar pesanan dari 4 negara pada bulan Desember 2008 adalah
45 lusin model A, 136 lusin model B dan 85 lusin model C.
20
masing-masing
roda
dengan
menggunakan matriks!
22
Jawab:
Berdasarkan gambar di atas, hubungan roda gigi A dan roda gigi B
dinyatakan dalam sistem persamaan linear berikut ini:
r A + 2r B = 20
2 r A + r B = 22
21
1 2 rA 20
Dalam bentuk matriks menjadi:
= ,
2 1 rB 22
1 2
1 1 2
1 1 2
=-
, maka Y 1 =
Misal Y=
1 4 2 1
3 2 1
2 1
rA 1
r = B 3
1 2 20
1
2 1 22 = - 3
24 8
18 = 6
terus
Kacang
Keju
Strawberry
120
97
64
75
TokoCals Donat
80
59
36
60
72
84
29
48
Coklat Kacang
Keju
Strawberry
112
87
56
74
TokoCals Donat
84
65
39
70
88
98
43
60
1
cawan tepung. Jika ada 4
4
cawan dalam 1 pon tepung, berapa pon tepung yang diperlukan untuk
memproduksi pada dua hari tersebut ?
22
Jawab:
120 97 64 75
a. Matriks penjualan pada hari Senin = M = 80 59 36 60
72 84 29 48
112 87 56 74
Matriks penjualan pada hari Selasa = T = 84 65 39 70
88 98 43 60
72 84 29 48
88 98 43 60
160 182 72 108
b. Satu pon tepung dapat dipakai untuk membuat 4x4 = 16 donat . Total
donat yang terjual pada dua hari untuk masing-masing toko adalah
232 184 120 149 685
164 + 124 + 75 + 130 = 493
Total donat yang terjual dari ketiga toko adalah 685+493+522 = 1700,
jadi tepung yang dibutuhkan untuk memproduksi donat sejumlah 1700
adalah 1700 : 16 = 106, 25.
5. Sebuah pabrik tekstil hendak menyusun tabel aktiva mesin dan
penyusutan mesin selama 1 tahun yang dinilai sama dengan 10% dari
harga perolehan sebagai berikut:
Jenis
Harga
Penyusutan
Harga Baku
Aktiva
Perolehan (Rp)
tahun (Rp)
(Rp)
Mesin A
25.000.000
2.500.000
Mesin B
65.000.000
6.500.000
Mesin C
48.000.000
4.800.000
Harga
Penyusutan
Harga
Aktiva
Perolehan (Rp)
tahun (Rp)
(Rp)
Mesin A
25.000.000
2.500.000
22.500.000
Mesin B
65.000.000
6.500.000
58.500.000
Mesin C
48.000.000
4.800.000
43.200.000
24
Baku
Lembar Kerja
2 1 8 6 0
1. Jika A = 4 7 0 9 0 , tentukan ordo A dan a 23 !
6 3 0 8 0
1
5
b.
8
5 8 0
2 6 9
6 3 7
9 7 4
1 1 0
c. 0 1 1
1 0 1
3 0 3
2 1 2
T
3. Jika A =
, B=
dan A + B = C , tentukanlah
1 7 5
7 4 3
matriks C !
4
3
8 2
4. Jika A =
dan (AB) 1=
, maka :
12 14
9 6
a. Tentukan A 1
b. Tentukan B 1
1 0
0 2
dan Q = 2 1 1
5. Jika P =
7 8 9
3 0
0 4
a. Tentukanlah PQ
1
Q)
2
6. Untuk sembarang nilai a carilah nilai x yang memenuhi bila diketahui
det(A)=0 untuk matriks :
b. Tentukan P(
x a
a. A =
a 2
a 4
b. A =
a x
4 1
3 1
7. Jika P =
dan Q =
, hitunglah :
5 3
2 2
a. Det(P)
b. Det(Q)
c. Det(PQ)
Apa kesimpulan anda setelah melakukan perhitungan di atas ?
25
1 0 0
8. Jika P 3 x 3 = 4 3 2 carilah det(P) dengan menggunakan :
5 6 7
a. Metode Sarrus
b. Metode Kofaktor
9. Biro travel Lintas mengelola perjalanan antar 3 kota. Berikut adalah
catatan perjalanan travel Lintas pada tanggal 22 Nopember 2008,
sebuah mobil yang berangkat dari kota A tujuan kota B membawa 8
penumpang, dan mobil tujuan kota C membawa 12 penumpang, mobil
yang berangkat dari kota B ke kota A membawa 10 penumpang dan
mobil tujuan kota C membawa 9 penumpang, dari kota C berangkat
sebuah mobil tujuan kota A berpenumpang 11 dan tujuan kota B
berpenumpang 7 orang. Bila harga tiket antar kota A ke B
Rp.42.000,00 per orang, antar kota B dan kota C Rp. 45.000,00 per
orang dan antar kota A ke kota C Rp.40.000, 00 per orang. Ubahlah
soal ini
Cabang II
Cabang III
Cabang I
Cabang II
Cabang III
Tujuan
Pengirim
26
Bab IV
Penutup
27
Daftar Pustaka
28
5 8
1 3
5 8
4. a. A 1 = 30
9
30
2
30
8
30
60 30
b. B 1 =
30 60
1 1
2
14 16 18
5. a. P 4 x 2 Q 2 x3 =
6 3 3
28 32 36
1 1
1 2 2
1
b. P( Q) = 7 8 9
3 3
2
3
2 2
14 16 18
6. a. x =
1 2
a
2
b. Metode Kofaktor
det(P) = 9
8 0 12
9. P = matriks penumpang = 10 9 0 ,
0 7 11
42000
H=matriks harga = 45000
40000
30