Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
Ketika kita berbicara tentang modal, pikiran semua orang
seringkali terarah pada uang atau investasi dan operasional. Orang
selalu berpikir bahwa untuk memulai bisnis harus ada dana besar agar
bisa berhasil. Untuk besar di awal, berbisnis itu memang mutlak
membutuhkan

modal

(dalam

arti

investasi).

Namun

demikian,

sebenarnya masih ada kiat-kiat lain yang bisa Anda pilih dan lakukan di
mana hal itu tidak membutuhkan modal uang dalam jumlah yang besar
(dalam hal ini, kita membicarakan modal untuk investasi, bukan modal
untuk biaya sehari-sehari). Lalu, modal itu apa dan jenis modal yang
mana saja yang diperlukan oleh seorang pengusaha yang sukses?
Untuk membuat sebuah usaha, perlu dipertimbangkan ide usaha,
skala usaha, kompetisi, permintaan pasar, tenaga kerja, serta yang
sangat penting untuk dipikirkan adalah ketersediaan modal usaha
beserta sumbernya. Modal bagaikan pondasi awal sebuah usaha yang
akan dibangun.
Banyaknya orang berwirausaha membuat tingkat kompetisi usaha
di dalam negeri cukup tinggi. Hal ini diakibatkan munculnya kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya berwirausaha ketimbang menjadi
pegawai. Munculnya para pengusaha baru berpengaruh positif terhadap
perekonomian

masyarakat,

bangsa

dan

Negara

yang

semakin

meningkat. Namun hal yang menjadi kendala utama para pelaku usaha
adalah ketiadaan modal. Acapkali mereka harus menutup usahanya
(gulung tikar) karena kehabisan dan ketiadaan modal.
Dalam makalah ini akan dijelaskan apa itu modal dan bagaimana
tahapan-tahapan dalam memperoleh modal tersebut.

BAB II
ISI

A. Apa Saja yang Bisa Menjadi Modal untuk Usaha


Apa saja kebutuhan modal bagi seseorang untuk memulai
usaha? Modal Anda di dalam memulai sebuah usaha ialah:
1. Pengalaman Anda (Bila tak punya, Anda tak pernah
keluar rumah)
Modal yang paling penting adalah pengalaman Anda. Ini
bisa digunakan sebagai titik sentral Anda di dalam menentukan
jenis usaha yang akan Anda geluti, menciptakan peluang atau
mensurvei pasar dan sebagai dasar utama untuk sukses. Tidak
ada modal yang paling penting selain pengalaman Anda.
2. Knowledge (pengetahuan Anda). Bila tak ada, berarti
tidak lulus kuliah
Dapatkah Anda membayangkan jika Anda mempunyai
modal uang banyak, tetapi tidak mempunyai pengetahuan
yang cukup? Apakah Anda bisa memulai dan memutuskan
untuk berbisnis? Orang tanpa pengetahuan itu ibarat benda
mati, tanpa jiwa. Jadi, uang itu justru nomor sekian.
Pengetahuan Andalah yang lebih penting setelah pengalaman
Anda.
3. Skill (keahlian Anda) = kebiasaan + pengetahuan
Wah, kalau Anda mempunyai skill tertentu, itu akan jauh
lebih

baik

bila

dibandingkan

Anda

hanya

mempunyai

pengetahuan saja. Bisnis yang dilandasi oleh skill akan


bertumbuh dan berkembang lebih cepat dibandingkan bisnis
yang tidak dilandasi oleh skill. Nah, sekarang modal uang
menjadi urutan di bawahnya, bukan?
4. Keberanian (kemampuan Anda untuk mengatasi rasa
takut)
Bila orang ingin berbisnis, yang penting bukan berani
nekat,

melainkan

mampu

mengatasi

rasa

taku

untuk

memanajemenkan risiko yang akan datang. Hal ini tidak berarti


2

bahwa orang hanya membutuhkan modal, Yah, saya berani


berbisnis!, lalu berkata kepada semua orang, Ini lho, saya
berani berbisnis! Itu namanya nekat, bukan berani dengan
penuh perhitungan.
Modal utama orang itu haruslah berani untuk mengelola
risiko (risk manager), bukan hanya berani untuk mengambil
risiko (risk taker). Mengambil risiko itu bisa dilakukan semua
orang, tetapi risiko yang diambil itu perlu diperhitungkan,
dikelola, diantisipiasi, dan dipersiapkan dengan matang dan
tepat. Itulah Smart and Good Enterpreneur.
5. Konsep bisnis Anda (Bila tidak ada, coba pelajari
terlebih dahulu)
Selain hal di atas, modal yang Anda perlukan ialah
konsep bisnis. Berbisnis itu memang membutuhkan skill,
knowledge, uang, dan keberanian. Tetapi, itu semua belumlah
cukup. Akan lebih berhasil bila Anda berlayar dan mempunyai
konsep yang jelas.
Konsep bisnis

Anda

adalah

modal

penting

dalam

menjalankan roda bisnis Anda. Konsep bisnis itu seperti


kompas bagi sebuah kapal yang ingin berlayar. Tanpa itu,
kapan akan berlayar tanpa tujuan yang pasti dan tinggal
menunggu waktu untuk dihempaskan oleh gelombang, karena
Anda berlayar tanpa arah dan metode yang benar.
6. Networking Anda (jaringan relassi): Apakah Anda tak
punya teman?
Sekalipun Anda tidak bermodal uang yang cukup, tetapi
bila Anda mempunyai modal network (relationship) yang oke
maka itu akan menjadi modal yang lebih baik daripada sekadar
modal uang. Banyak orang sukses berawal dari modal ini.
7. Spiritual support (gairah dan semangat): Sudah pasti
ada, bukan?
Dukungan

semangat

dari

rekan-rekan

Anda

juga

merupakan modal yang tidak bernilainya dari sekadar modal


uang.
Saya pernah mengalaminya saat bisnis di tahun 1999awal 2000 tanpa disemangati dan didukung oleh lingkungan
3

(teman, keluarga, atau lainnya). Rasanya seperti sebuah kapal


berlayar dengan lampu padam, tidak bergairah dan sepi-sepi
saja. Untuk itu, jangan melupakan modal spirit (iman dan juga
takwa) untuk membuat api Anda tetap berkobar selamanya
hingga Anda meraih sukses. Jangan sampai berbisnis tetapi
kehabisan energi (hasrat dan semangat).
8. Kreativitas dan Inovasi: Cobalah Anda lebih dan pelajari
caranya.
Semua

hal

di

atas

juga

seolah-olah

tidak

ada

manfaatnya bila Anda tidak mecoba melatih dan mempunyai


kreativitas (otak kanan Anda) untuk menciptakan peluang,
inovasi, dan improvisasi demi tumbuh kembangnya bisnis
Anda. Kecepatan dan mati hidupnya bisnis Anda sangat
bergantung pada faktor ini.
Modal kreativitas yang dimiliki sedini mungkin sangatlah
penting (misalnya untuk menemukan peluang). Bukan modal
uang saja yang pertama kali anda perlukan ketika memutuskan
untuk berbisnis, melainkan kreativitas dan inovasi itu jauh
lebih penting.
9. Equity (uang/aset)
Modal uang tidak kalah penting, tetapi tidak mutlak
bahwa tanpa uang kita tidak bisa berbisnis atau berwiraswasta.
Ibarat kita mau bepergian dengan memilih naik mobil, tetapi
tidak ada bensin sedikitpun (namun kita tentunya juga tidak
ingin demikian). Jangan patah semangat, kita bisa jalan kaki
sekalipun lama. Kita bisa memulai lewat bisnis jasa (servis),
konsultan, freelance, agen brokerage, jual ide Anda dan lainlain.
Modal uang memang penting, sama pentingnya dengan
Anda menginginkan seberapa besar bisnis Anda akan dimulai:
besarkah, sedangkah, kecilkah, atau mulai dari nol (tumbuh
dari bawah), masing-masing membutuhkan modal uang yang
berbeda-beda misalnya:
Besar secara cepat: butuh modal besar (uang banyak)
Lewat Franchise
Beli Perusahaan
4

Beli Saham orang, dan lain-lain.

Sedang: organisasi sudah well operated, modal uang


(investasi) lumayan banyak

Investasi gedung sendiri.


Membeli dan mendesain sendiri, menciptakan organisasi

yang layak untuk bersaing.


Memakai konsultan atau tidak.
Langsung oke, bisa bersaing di pasar

Kecil: organisasi sederhana, modal uang (investasi)


cukup:

Diawali dari modal secukupnya, tetapi bisa bersaing dengan


target yang kita bisa hadapi dan raih (bersaing), yang
penting survive.

Dari nol: organisasi

menjadi satu kesatuan (individu),

modal yang sangat kecil.

Mulai dari awal, kecil (step by step).


Tumbuh mulai dari bawah sekali, tetapi waktu lebih lama.
Itu adalah strategi untuk menentukan jenis bisnis dan
karakter usaha yang Anda inginkan dan disesuaikan dengan
source yang Anda punyai (akan dibahas dalam bagian lain
dalam buku ini). Namun, hal ini belum saja cukup. Anda juga

10.

butuh yang satu ini.


Keberuntungan (lucky)
Modal ini berasal dari Yang Kuasa, tetapi kita bisa

mempersiapkan,

menunggu

dan

mengamati

kapan

keberuntungan akan datang untuk kita (biasanya lewat sebuah


momentum),

sehingga

kita

akan

siap

menerima

keberuntungan tersebut. Keberuntungan akan hinggap kepada


orang yang benar-benar siap. Oleh karena itu, ada unsur TIME
(waktu), yaitu: timing, intuition, momentum, dan effort.
Persiapkanlah segala sesuatu, latihlah intuisi Anda,
usaha (effort) yang tidak kenal menyerah, serta amatilah
momentum yang ada. Dan, bila Anda siap, Anda pasti akan
mendapatkan keberuntungan untuk menummbuhkan bisnis
5

Anda. Ingatlah bahwa menumbuhkan bisnis itu membutuhkan


momentum. Tetapi, banyak orang bertanya, Bisakah bisnis itu
sukses tanpa modal?Bagaimana menurut Anda?
B. Apakah Berbisnis tanpa Modal (Uang) Besar Itu Mungkin?
Bisa! Lho, caranya bagaimana? Saya memulai bisnis dengan
modal yang cukup besar, tetapi lama-kelamaan habis juga! Saat
modal uang saya tinggal sedikit, saya belajar skill untuk menjual
(selling skill). Disinilah (momentum) saya bisa memulai berbisnis
yang sebenarnya. Untuk itu, saya menyarankan kepada Anda yang
mempunyai modal terbatas, buatlah konsep, riset dan strategi yang
tepat sesuai dengan kondisi dan kepribadian Anda. Niscaya, Anda
pasti berhasil. Tetapi, tanpa selling skill, Anda membutuhkan waktu
yang lama dan source yang lebih besar.
Bila Anda hanya memiliki modal yang terbatas, berikut ini
beberapa cara yang dapat Anda pakai untuk berbisnis:
1. Modal (jual) skill dan knowledge Anda
Sebagai contoh, Anda sudah lama mempunyai keahlian dan
pengetahuan tentang bengkel. Mulailah menjadi pemborong
tenaga pembuat sparepart bengkel atau servis tertentu.
Jika Anda mempunyai skill menjual (selling skill), Anda bisa
mengajukan ke saudara, teman, atau kerabat untuk mulai
menjual. Bila Anda sudah menemukan benang merah antar Aku,
Bisnis, dan Pasar, maka Anda akan bisa untuk memulainya.
Anda juga bisa memasarkan jasa desain, inovasi Anda, atau
memasarkan jasa kekuatan keahlian Anda di bidang servis radio,
tape mobil, dan lain-lain. Bisa juga Anda menjual kemampuan
bicara Anda (menjadi MC), menjual bakat Anda, face Anda, atau
penampilan Anda.
2. Modal (jual) network dan community Anda
Bagi yang mempunyai relasi, pertemanan yang kuat, dan
komunitas, Anda bisa memanfaatkan pasar tersebut untuk mulai
berbisnis.
3. Modal (jual) hobi dan kesukaan Anda

Banyak orang yang mempunyai hobi atau kesukaan akan


sesuatu dan memendamnya untuk diri sendiri. Cobalah untuk
mengembangkannya untuk menjadi bisnis dan carilah pasarnya.
4. Modal (jual) pengalaman Anda (experiences)
Bila Anda mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan
orang

lain,

mengapa

Anda

tidak

memanfaatkannya

untuk

berkembang? Jadikanlah dia pasar bagi bisnis Anda. Yang penting


ialah bahwa Anda harus professional, dalam arti jika Anda
mendapat income/gaji dari perusahaan Anda, janganlah Anda
sehari-hari

bekerja

professional.

Etika

untuk
akan

diri

sendiri.

berpengaruh

Itu
pada

tidak

etis

dan

reputasi

dan

kepercayaan orang pada Anda.


Anda bisa menunjuk orang yang menangani disana (lihat
Business Team Skill) dan tetaplah memenuhi suatu sistem
organisasi yang seminimal mungkin, tetapi tidak menurunkan
standar kualitas yang ada.

TIME
Modal berupa uang itu
Ibarat Anda mempunyai sebuah biji dari bakal buah
Yang enak dan manis.
Anda membutuhkan lahan yang subur untuknya,
Iklim yang cocok untuk tumbuh
Dan berkembang dengan baik,
Melindungi dari predator dan jamur
Yang akan membuat biji itu busuk.
Siramilah dengan air yang terbaik yang Anda punyai,
Agar biji itu bisa tumbuh dan berbuah.
Tinggal Anda menikmatinya..
Tetapi, itu pun membutuhkan
Waktu (TIME).
5. Modal (jual) nama Anda
Banyak pebisnis itu dimulai dari nama mereka yang cukup
terkenal, dan ini mempunyai nilai jual yang tinggi untuk sukses.
Melalui

kartu

nama,

menciptakan

seminar-seminar,

atau

pelatihan-pelatihan, nama Anda telah dikenal dan siap berbisnis.


6. Modal (jual) informasi Anda

Banyak pula yang sukses dengan bermodal awal informasi,


misalnya broker, yang mengetahui perbedaan harga, sumbernya,
informasi sebelumnya, dan lain-lain.
C. Be A Smart and Good Entrepreneur
Ketika Anda mengambil keputusan untuk menjadi seorang
entrepreneur, janganlah hanya sekadar berlabel entrepreneur. Jadilah
smart and good entrepreneur. Entrepreneur yang smart dan good
adalah entrepreneur yang bukan hanya bermodalkan keberanian saja
(asal nyebur atau masuk). Seorang smart entrepreneur itu harus
smart, yang memiliki arti sebagai berikut:

Strategic thinker and strong emotional attachment


Motivator yang handal bagi diri sendiri atau tim dan self leader
Ambisius karena high achiever (tidak mengenal kata biasa saja dan
puas begitu saja).
Risk manager, not just a risk taker
Totalitas dalam bekerja dan target oriented yang penuh komitmen dan
konsisten (80% hidup Anda ada di pekerjaan, jadi cintailah pekerjaan
atau bisnis Anda agar tidak stress dan frustasi).
Inilah yang kami sebut SMART. Pengusaha yang handal itu
merupakan strategi thinker, motivator ulung, ambisius, risk manager,
dan totalitas dalam bekerja (termasuk keteguhan hati, keberanian,
dan keuletan).

D. RENCANA

INVESTASI

DAN

ANGGARAN

(INVESTMENT

PLANNING AND BUDGETING)


Investasi tidak lain adalah membandingkan nilai dan harga.
Investasi di mana pun ingin mencari asset yang nilainya jauh di atas
harganya, dan ingin menerapkan strategi buy low and sell high.
Prinsip ini selalu dipakai oleh para investor. Definisi sederhananya,
harga adalah sesuatu yang kita bayar, sedangkan nilai adalah
8

sesuatu yang kita peroleh. Seseorang bersedia membeli tanah,


rumah, ruko, atau usaha tertentu untuk investasi karena memandang
nilainya akan melebihi harga yang dibayarkan.
Ketika perusahaan Anda berminat menempatkan dana di
perusahaan

lain,

atau

sebaliknya,

perusahaan

Anda

berminat

menerima investasi dari orang lain untuk pengembangan usaha, ada


beberapa hal yang harus Anda pahami. Seberapa besar dana
investasi yang Anda miliki atau Anda butuhkan, dan apa tujuan yang
ingin

dicapai,

menjadi

pertimbangan

awal

untuk

menentukan

investasi yang tepat. Karena bisnis termasuk dalam investasi jangka


panjang, maka bisnis menjadi satu di Antara banyak pilihan investasi.
Berpikir tentang investasi pada bisnis tak melulu harus
dikaitkan dengan sesuatu yang besar. Hal kecil seperti membuka
usaha toko alat-alat tulis, usaha rental mobil, usaha kantin, juga bisa
menjadi pilihan. Jangan takut untuk memulai bisnis dan belajar
mengenal seluk beluk bisnis dengan rangka menangkap peluang
pasar. Dari pengalaman banyak orang, bisnis membutuhkan waktu
lima

tahun

untuk

pengembangan

awal.

Artinya,

potensii

dan

peruntungan bisnis baru bisa terlihat dalam lima tahun pertama. Jika
ternyata tidak menunjukkan hasil yang positif, segeralah beralih ke
pengembangan bisnis yang lain.
Pada prinsipnya, suatu investasi yang dilakukan harus memiliki
nilai tambah yang dapat dirasakan manfaatnya. Untuk proyek swasta,
pekerjaaan

ini

biasa

dikenal

dengan

istilah

capital

budgeting

(anggaran modal), digunakan untuk menentukan layak atau tidak


layaknya suatu proyek akan dijalankan. Sedangkan manfaat capital
budgeting bagi lembaga nonprofit lebih berguna sebagai alat kontrol
keuangan.
Analisis capital budgeting yang dilakukan berguna untuk
melihat pengaruh dari investasi, baik investasi alat produksi maupun
investasi pada suatu proyek terhadap peningkatan penjualan, laba,
ataupun

nilai

ekuitas

pemegang

saham

(shareholders

value).

Sedangkan anggaran adalah sejumlah uang yang diterima atau

dibelanjakan

dalam

periode

tertentu

atas

pelaksanaan

suatu

program.
Setelah mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk
melaksanakan

program,

selanjutnya

adalah

bagaimana

mengalokasikan anggaran yang tersedia. Mengalokasikan anggaran


berarti melakukan pembagian dana secara sistematis berdasarkan
keseluruhan

anggaran

melangsungkan

yang

program

dimiliki

tersebut.

perusahaan
Hal-hal

yang

untuk
perlu

dipertimbangkan dalam pengalokasian anggaran mencakup pasar,


ukuran dan segmen pasar, kebijakan perusahaan, dan karakteristik
perusahaan.
Jika Anda bertanya, apakah perusahaan bermodal besar tidak
pernah mengalami masalah dalam investasi dan anggaran? Simak
saja berita menarik berikut ini.
Krisis listrik yang melanda Sumatera terancam menular ke
Jawa. Penyebabnya, investasi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)
terhambat lantaran tidak terpenuhinya kebutuhan subsidi. Direktur
Utama PT PLN Nur Pamudji mengatakan, tahun ini PLN butuh Rp 151
triliun

untuk

mencukupi

subsidi

dan

membiayai

investasi

pembangunan infrastruktur kelistrikan. Jika pembangunan ditunda


karena kurang biaya, ancaman krisis listrik di Jawa pada 2018 bisa
menjadi kenyataan.
(Indopos, Kamis, 29 Mei 2014 http://www.indopos.co.id/2014/05/anggaran
-minim-tanpa-investasi.html)

Untuk

mempertahankan

kelangsungan

hidup

perusahaan

sekaliber PT PLN dari terpaan masalah investasi dan anggaran, faktor


keuangan yang sehat ternyata merupakan salah satu hal penting untuk
diperhatikan terutama keputusan untuk memilih rencana investasi yang
tepat. Ternyata, keterbatasan finansial menjadi salah satu masalah
paling krusial yang harus dihadapi banyak perusahaan.
Demikian pula, dengan seringnya mendegnar pemberitaan di
media mengenai hilangnya dana nasabah, pembobolan rekening, dan
investasi bodong berkedok investasi emas, valas, komoditi hasil bumi
seperti yang sedang marak di tahun ini, membuat banyak orang takut

10

untuk berinvestasi lagi. Banyak nasabah mengalami kerugian investasi


akibat praktik tidak terpuji para oknum praktisi keuangan.
Memang, tidak ada di dunia ini yang bebas dari risiko. Tidak ada
kondisi yang selalu bisa sesuai dengan harapan . Anda mungkin lantas
bertanya, terus bagaiman? Apa yang harus kita lakukan? Jawabannya:
tetaplah berinvestasi pada bidang usaha yang lebih aman.
Investasi

itu

bisa

direncanakan,

bahkan

memang

harus

direncanakan. Proses perencanaan investasi inilah yang menjadi titik


awal di mana investasi Anda akan berujung pada keberhasilan atau
kegagalan. Rencana dan investasi adalah suatu proses bagaimana Anda
mengakumulasi asset dan pendapatan rutin yang Anda miliki saat ini,
untuk mempersiapkan dan pendapatan rutin yang Anda miliki saat ini,
untuk mempersiapkan kebutuhan dana yang akan terjadi di masa
depan.
Apa saja kebutuhan dana di masa depan? Pendidikan sekolah
anak Anda yang beberapa tahun lagi akan melanjutkan ke universitas,
persiapan dana pension, pernikahan putra-putri, dan kewajiban finansial
lain yang akan muncul di masa depan Itulah hal-hal yang menjadi
kebutuhan Anda di masa yang akan datang.
Kewajiban-kewajiban finansial di masa depan sudah pasti terjadi
Anda tidak bisa menolak atau menghindar. Pertanyaan selanjutnya
adalah apakah berinvestasi merupakan pilihan terbaik? Ya, sepanjang
Anda melakukannya dengan perencanaan yang tepat, maka investasi
merupakan pilihan terbaik. Beberapa hal bisa Anda lakukan ketika Anda
berencana melakukan investasi.
a. Tentukan tujuan dan kegunaan dari rencana investasi Anda.
Apakah dan yang Anda investasikan hanya untuk keamanan
(safety)? Untuk mendapatkan pendapatan rutin (routine cash
flow)? Atau Anda mengharapkan adanya perkembangan dana
(growth)?

Banyak

orang

yang

ketika

berinvestasi,

tidak

mengetahui tujuannya untuk apa, akhirnya ia terjebak dalam


investasi bodong.

11

b. Tentukan kapan dana investasi tersebut akan Anda gunakan. Anda


harus tahu kapan dana akan dibutuhkan, berapa nilainya, dan
untuk keperluan apa. Secara umum produk investasi sudah dibagi
berdasarkan jangka waktunya: jangka pendek (1-2 tahun), jangka
menengah (2-5 tahun), dan jangka panjang (> 5 tahun).
c. Kenali risiko investasi, karena setiap investasi pasti mengandung
risiko. Namun Anda harus ingat, bahwa di balik setiap risiko, pasti
ada keuntungannya. Risiko dan keuntungan berjalan beriringan.
Risiko tinggi memiliki keuntungan yang tinggi, begitu pula
sebaliknya.
d. Tentukan berapa besar dana yang akan diinvestasikan dan
seberapa sering Anda akan menempatkan dana. Ini berkaitan
dengan metode investasi.
e. Mengingat bahwa instrument investasi di pasaran banyak sekali,
maka buatlah daftar pilihan tempat untuk berinvestasi. Anda bisa
menempatkan dalam bentuk obligasi, saham, reksa dana, ETF
(Exchange Traded Fund), komoditi, dan option. Tentukan mana
yang menurut Anda paling sesuai dengan karakter dan tujuan
investasi Anda.
f. Setelah Anda dapat menetapkan investasi mana yang akan Anda
pilih, tinggal mengeksekusinya, kemudian lakukan monitoring dan
evaluasi. Monitoring investasi sangat berguna untuk mengetahui
tindakan

apa

yang

akan

dilakukan

apabila

rencana

dan

implementasi investasi ternyata tidak terbukti.

12

BAB III
PENUTUP
Mencari tahu bagaimana cara memperoleh modal merupakan
tahap awal dalam membangun usaha. Modal bagaikan pondasi awal
sebuah usaha yang akan dibangun. Namun yang perlu diingat bahwa
modal bukan hanya sekadar uang atau asset, tetapi juga bisa dalam
wujud pengetahuan terhadap usaha tersebut, pengalaman, keberanian
serta networking.
Untuk

mendirikan

atau

menjalankan

suatu

usaha

maka

diperlukan sejumlah modal (uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam


bentuk uang diperlukan untuk membiayai segala keperluan usaha.
Sedangkan modal keahlian adalah keahlian dan kemampuan seseorang
untuk mengelola dan menjalankan suatu usaha. Modal yang pertama
kali dikeluarkan digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan (pra
investasi), mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan
tersebut

berdiri.

Setelah

biaya

pra

investasi

dikeluarkan

untuk

mengoperasikan perusahaan atau sebagai tempat atau alat untuk


melakukan kegiatan.
Di samping itu, modal juga diperlukan untuk membiayai operasi
usaha pada saat bisnis tersebut dijalankan. Besarnya modal yang
diperlukan tergantung dari jenis usaha yang akan digarap, mulai dari
usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Masing-masing
memerlukan modal dalam batas tertentu. Jadi, jenis usaha menentukan
besarnya jumlah modal yang diperlukan.

13

DAFTAR PUSTAKA
Ir. Hendro, M.M. , Dasar-Dasar Kewirausahaan. Penerbit Erlangga. 2014
Muchtar A. F. , Menyusun Business Plan & Rencana Aksi. Penerbit Yrama
Widya. 2014

14

Anda mungkin juga menyukai