PEMBAHASAN
MENEMBAK
DAN
PERBURUAN,
PENGELOLAAN
Nomor
32 Tahun
2011 tentang
tentang
Permohonan,
Pemberian,
dan
Pencabutan
Izin
Nomor: P.19/Menhut-II/2010
tentang
Menteri
Kehutanan
Nomor
P.69/Menhut-II/2014
tentang
P.70/Menhut-II/2014
tentang
Menteri
Kehutanan
Nomor
Menteri
Kehutanan
Nomor
P.71/Menhut-II/2014
tentang
P.79/Menhut-II/2014
tentang
Menteri
Kehutanan
Nomor
Menteri
Kehutanan
Nomor:
616/Kpts-II/1996
tentang
Nomor:
617/Kpts-II/1996
tentang
Menteri
Kehutanan
Pemasukan Satwa Liar dari Wilayah lain dalam Negara RI ke Taman Buru
dan Ke Kebun Buru;
40. Keputusan
Menteri
Kehutanan
Nomor:
618/Kpts-II/1996
tentang
pemasukan satwa liar dari wilayah lain dalam Negara RI ke Taman Buru
dan Kebun Buru;
41. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 141/Kpts II/1998 tentang
Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Pemberian Hak
Pengusahaan Pariwisata Alam pada 13 Lokasi Kawasan Pelestarian Alam
Di Pulau Jawa Kepada Perum Perhutani Nomor 104 /Kpts-II/1993
5
95/Kpts/DJ-VI/1996
tentang
Petunjuk
Teknis
Sarana
dan
Nomor: P.68/Menhut-II/2008
tentang
Nomor: P.70/Menhut-II/2008
tentang
Kebijakan
Prioritas
Bidang
Kehutanan
dalam
Program
Nomor: P.46/Menhut-II/2012
tentang
Kehutanan
Swasta
Nomor: P.42/Menhut-II/2012
dan
Penyuluh
Kehutanan
tentang
Swadaya
Masyarakat;
76. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 67 tahun 2012tentang Pedoman
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;
77. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.29/Menhut-II/-2013 tentang
Pedoman Pendampingan Kegiatan Pembangunan kehutanan;
78. Peraturan
Menteri
kehutanan
Nomor:
P.39/Menhut-II/2013
tentang
a.
b.
c.
d.
10
oleh POLRI.
4. KEPEMILIKAN SENJATA API DI TEMPAT UMUM
12
PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN
SENJATA API
a. senjata api;
b. pistol angin (air Pistol) dan senapan angin (air Rifle); dan
c. airsoft gun.
(2) Senjata api digunakan untuk kepentingan olahraga:
a. menembak sasaran atau target;
b. menembak reaksi; dan
c. berburu.
(3) Pistol angin (air Pistol) dan senapan angin (air Rifle) digunakan untuk
kepentingan olahraga menembak sasaran atau target.
(4) Airsoft Gun hanya digunakan untuk kepentingan olahraga menembak
reaksi.
14
Pasal 5 berbunyi:
Pasal 5
(1) Jumlah senjata
api
olahraga
yang
dapat
dimiliki
dan
reaksi,
meliputi:
a. Airsoft Gun jenis Pistol; dan
b. Airsoft Gun jenis Senapan.
Pasal 13 bebunyi:
Bagian Ketiga
Airsoft Gun
Pasal 13
(1) Persyaratan untuk dapat memiliki dan/atau menggunakanAirsoft
Gun untuk kepentingan olahraga sebagai berikut:
a. memiliki kartu tanda anggota klub menembak yang bernaung di
bawah Perbakin;
b. berusia paling rendah 15 (lima belas) tahun dan paling tinggi 65
(enam puluh lima) tahun;
c. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan dari Dokter serta Psikolog; dan
d. memiliki keterampilan menembak yang dibuktikan dengan surat
keterangan yang dikeluarkan oleh Pengprov Perbakin.
15
dengan
tembusan
Kapolres
setempat,
dengan
dilengkapi
persyaratan:
a. Rekomendasi Pengprov Perbakin;
b. fotokopi surat izin impor dari Kapolri;
c. SKCK;
d. surat keterangan kesehatan dari dokter Polri;
e. surat keterangan psikologi dari psikolog Polri;
f. fotokopi KTA klub menembak yang bernaung di bawah Perbakin;
g. fotokopi KTP;
h. daftar riwayat hidup; dan
i. pasfoto berwarna dasar merah ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2
lembar dan ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 lembar.
7. PROSEDUR KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN SENJATA MAINAN
1. Dasar
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 82 / II / 2004 tanggal
16 Februari 2004 tentang pengawasan dan pengendalian senjata api
dan amunisi non organik TNI / POLRI Telegram Kapolri No. Pol. :
TR/768/IV/2008 tanggal 10 April 2008 perihal wasdal peredaran
senjata mainan / air soft guns secara ilegal.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan prosedur
perijinan kepemilikan dan penggunaan senjata mainan/ air soft guns
adalah sebagai berikut :
a. Bahwa senjata mainan / menyerupai senjata api (air soft guns)
digolongkan sebagai peralatan keamanan sebagaimana dimaksud
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 82 / II / 2004 tanggal 16
Februari 2004
b. Dalam
hal
pemilikan
dan
penggunaan,
pembawaan
dan
penyimpanan peralatan keamanan belum diatur dalam perundangundangan atau ketentuan lainnya namun dilihat dari akibat
penggunaannya dapat membayakan bagi keselamatan jiwa
seseorang dan dapat digunakan untuk melakukan kejahatan, maka
untuk kepemilikan dan penggunaannya diberlakukan seperti
senjata api.
c. Terhadap senjata mainan / menyerupai senjata api (air soft guns)
dapat diberikan izin penggunaan dan pemilikan dan nomor
registrasi diterbitkan oleh Kabid Yanmin Baintelkam Polri.
16
senjata itu juga harus ada nomor registrasi yang diterbitkan oleh Kabid
Yanim Baintelkam Polri, serta untuk airsoftgun diberikan untuk
peruntukan olahraga menembak reaksi dan tidak diberikan untuk bela
diri.
Adapun untuk memperoleh persyaratan kepemilikan dan
pengunaan, ada beberapa alur yang harus dilalui yaitu :
1) Setiap pembelian airsoftgun harus disertai surat izin import dan
kwitansi pembelian. "Sebelum mengajukan izin kepemilikan
airsoftgun yang bersangkutan terlebih dulu mengusulkan dirinya
untuk menjadi anggota Perbakin (Persatuan Menembak dan
Berburu Indonesia),
2) Bila telah bergabung akan diberikan Kartu Tanda Anggota
Perbakin.
mengajukan
Selanjutnya,
izin
ke
berdasar
Polda
rekomendasi
setempat
dengan
kemudian
menyertakan
mereka harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan Polri baik untuk
kepentingan bela diri ataupun untuk kepentingan senjata olahraga
seperti yang telah dituangkan dalam Surat Keputusan Kapolri No. Pol:
Skep/244/II/1999.
Menurut SKEP diatas, pemohon izin harus memiliki ketrampilan
menembak minimal kelas III. Kemampuan ini harus yang dibuktikan
dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Institusi Pelatihan Menembak
yang sudah mendapat izin Polri. Sertifikat itu pun harus disahkan oleh
pejabat Polri yang ditunjuk.
Tentu saja ia pun harus berkelakuan baik dan belum pernah
terlibat dalam suatu kasus tindak pidana yang dibuktikan dengan
SKKB. Meskipun demikian, ia tetap harus lulus screening yang
dilaksanakan Kadit IPP dan Subdit Pamwassendak. Untuk soal usia,
sang pemohon harus sudah dewasa namun tidak melebihi usia 65
tahun.
8. UNDANG-UNDANG PEMILIKAN SENJATA API
Mengutip peraturan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1948, tentang pendaftaran dan pemberian izin kepemilikan
senjata api; pasal 9 Undang-Udang tersebut dikatakan bahwa setiap
orang yang bukan anggota tentara atau polisi yang memakai dan memiliki
senjata api harus harus mempunyai izin pemakaian senjata api menurut
contoh yang ditetapkan oleh kepala kepolisian negara.
Setiap izin yang telah di keluarkan untuk kepemilikan atau
pemakaian senjata api (IKSA) harus ditanda tangani langsung oleh Kapolri
dan tidak bisa didelegasikan kepada pejabat lain seperti Kapolda. Untuk
kepentingan pengawasan Polri juga mendasarkan sikapnya pada UndangUndang Nomor 20 Tahun 1960 tentang kewenangan perizinan menurut
undang-undang senjata api.
Menurut Undang-Undang tersebut ada persyaratan-persyaratan
utama yang harus dilalui oleh pejabat baik secara perseorangan maupun
swasta untuk bisa memiliki dan menggunakan senjata api. Pemberian izin
itu pun hanya dikeluarkan untuk kepentingan yang dianggap layak.
Misalnya untuk olahraga, izin hanya diberikan kepada anggota PERBAKIN
yang sudah memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmani dan rohani dan
memilki kemahiran penembak serta mengetahui secara baik peraturan
dan perundang-undangan mengenai penggunaan senjata api.
9. ORANG-ORANG YANG BOLEH MENGGUNAKAN SENAJATA API
18
diretur
utama,
dan
direktur
keuangan.
Untuk
pejabat
memiliki
senjata api
sesuai
nomor
yang
menjadi
spesialisasinya.
untuk semua anggota Perbakin yang memiliki senjata api tidak
membawa pulang senjatanya kerumah, akan tetapi ada tempat khusus
untuk menyimpan senjata dan amunisinya di gudang Perbakin atau di
gudang Kepolisian Republik Indonesia. Sementara untuk bisa membawa
pulang kerumahnya anggota Perbakin harus mengajukan surat ijin
menyimpan senjata api dan di ajukan kepada pihak Polda.
10. SYARAT-SYARAT KEPEMILIKAN SENJATA API
Pemohon ijin kepemilikan senjata api juga harus memenuhi syarat
medis dan psikologis tertentu. Secara medis, ia harus sehat jasmani, tidak
cacat
fisik
yang
dapat
mengurangi
19
ketrampilan
membawa
dan
20
Direction
harus
mengarah
pada
arah
daerah
sudah
benar-benar
siap
untuk
menembak
baru
pula
saat
kita
mencabut
senjata
api
dari
23
24
lapangan
tembak
(Shooting
Range)
tentunya
25
i.
j.
JAMMED.
a) Stovepipe Jammed, adalah macetnya slide pistol karena pada
saat recoil terdapat
selongsong peluru(Catridge) yang mengganjal yang seharusnya
terpental keluar terjepit slide.
b) Double Feed Jammed, adalah macetnya pistol karena saat
setelah ditembakkan dan automatis recoil, peluru didalam
Chamber
tidak
dapat
mental
keluar
sempurna
sehingga
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
27
B. Satwa Kecil
Nama Ilmiah
Casuarius bennetti
Pavo muticus
Gallus gallus
Tragulus spp
Vivera tangalunga
Paradoxurus
hermaproditus
Paguma larvata
Viverricula malaccensis
Biawak tanjung
Biawak air tawar
Biawak totol hitam
Biawak kordensis
Biawak air tawar
Landak
Kelinci hutan
Kera ekor panjang
C. Satwa Besar
Babi hutan
Rusa
Kijang
Kambing hutan
Kerbau liar
Varanus beccari
Varanus salvadorii
Varanus salvator
Varanus similis
Varanus kordensis
Varanus indicus kallabeck
Hystrix brachyuran
Nesolagus netsheri
Mocaca fasicularis
Sus spp
Rusa spp
Muntiacusmuntjak
Capricornis sumatraensis
Bubalus bubalus
Suaka
Margasatwa
31
Iklim
Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim kawasan ini
termasuk tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata 3.195 mm per tahun.
Suhu rata-rata 19 - 32C.
Potensi Biotik kawasan
Flora
Vegetasi yang ada di Cagar Alam Panjalu cukup banyak jenisnya,
sebagian besar merupakan hutan primer yang masih utuh. Tumbuhan
yang mendominasi kawasan ini adalah : kihaji (Dysoxilum sp), Kileho
(Sauraula sp), Kondang (Ficus variegate), Kiara (Ficus sp), Bungur
(Lagerstromia sp) dan Huru (Litsea sp), sedangkan tumbuhan bawah
diantaranya adalah : Rotan (Calamus sp), Tepus (Zingi beraceae) dan
Langkap Arenga sp).
Fauna
Satwa liar yang banyak dan mudah dijumpai adalah : Kalong
(Pteropus vampyrus). Jenis fauna lainnya adalah Tupai (Calosciurus
nigrivittatus), Trenggiling (Manis Javanicus), Biawak (Varanus salvator),
Ular Sanca (Phyton repticulatus) dan beberapa jenis burung seperti
Burung Hantu (Otus scops), Elang (Haliastur indus) dan Gelatik (Munia
sp).
Aksesibilitas
Untuk menuju kawasan Cagar Alam Panjalu dapat ditempuh melalui :
1. Bandung Ciawi Panjalu, sejauh 95 Km.
2. Tasikmalaya Rajapolah Cihaurbeuti Panjalu, berjarak 40 Km.
3. Ciamis Cihaurbeuti Panjalu berjarak 40 Km.
32
33
hewan yang berasal dari tangkapan atau hewan yang sengaja diternak
khusus, bukan berarti hewan-hewan tersebut sangat jinak karena
dikembangbiakan di habitat aslinya.
Untuk berburu disini resort telah menyediakan senapan angin 4,5
mm seberat 8-10 kg, adapula untuk anda yang suka memanah ba ksatria,
resort juga menyediakannya tentunya dengan sewa tersendiri. Tetapi bila
anda
memiliki
senjata
sendiri sangat
diperkenankan
untuk
menggunakannya.
Siapkan stamina anda, karena anda akan menggunakan mobil
berburu atau ATV yang bisa anda sewa di resort untuk menjelajahi
kawasan berburu.
Harga dari setiap hewan yang anda buru memiliki patokan harga
mulai dari Rp 300.000. untuk memburu tiga jenis hewan, yakni kelinci,
ayam, dan kalkun. Sedangkan untuk berburu kambing hutan Rp 800.000
Rp 1,2 juta per ekor, dan babi hutan Rp 1 jutaRp 2 juta per ekor.
34
Spesial
35
kewenangan
tiga
kabupaten
yaitu
Kabupaten
Bandung,
36
37
Topografi
Topografi kawasan umumnya berbukit sampai bergunung-gunung dengan
puncak tertinggi gunung Karenceng 1.763 m dpl.
Iklim
Menurut klasifikasi iklim Schmidt Ferguson, kawasan ini termasuk tipe
iklim C dengan curah hujan rata-rata per tahun 1900 mm, kelembaban
udara berkisar antara 60 90 % dan temperatur rata-rata 23 C
Flora
Hutan alam Masigit Kareumbi di dominasi oleh jenis Pasang (Quercus
sp.), Saninten (Castanea argentea), Puspa (Schima walichii), Rasamala
(Altingia excelsea). Sedangkan tumbuhan bawahnya terdiri dari tepus
(Zingiberaceae), Congok (Palmae), Cangkuang (Pandanaceae) dan lainlain. Dari jenis liana dan epiphyt yang terdapat di kawasan ini adalah
Seuseureuhan (Piper aduncum), Angbulu (Cironmera anbalqualis),
Anggrek Merpati (Phalaenopsis sp), Anggrek Bulan (Phalaenopsis
amabilis), Kadaka (Drynaria sp), dan lain-lain. Hutan tanaman 40 %
didomonir oleh jenis pinus (Pinus merkusii), Bambu (Bambusa sp), dan
Kuren (Acasia decurens).
Ikuti pranala berikut untuk melihat daftar flora di Masigit Kareumbi yang
kami kumpulkan dari berbagai sumber.
Fauna
Jenis-jenis fauna yang ada di kawasan TB G. Masigit Kareumbi antara
lain: Babi hutan (Sus vitatus), Rusa Tutul (Axis axis), Kijang (Muntiacus
muntjak), Anjing hutan (Cuon javanica), Macan tutul (Panthera pardus),
Kucing hutan (Felis bengalensis), Ayam hutan (Gallus sp), Kukang
(Nycticebus coucang), Bultok (Megalaema zeylanica), Kera (Macaca
fascicularis),
Lutung
(Tracypithecus
auratus)
dan
Burung
Walik
(Chalcophals indica).
Ikut pranala berikut untuk melihat daftar fauna di Masigit Kareumbi yang
kami kumpulkan dari berbagai sumber.
Pintu Masuk dan Akses
Ada beberapa pintu masuk ke kawasan TBMK.
1. KW: Bandung Rancaekek Bypass Cicalengka Sindangwangi
Tanjungwangi, jarak 43 Km.
2. Cipancar: Bandung Sumedang Cipancar jarak 47 Km, ke lokasi
1,5 Km
3. Cibugel: Bandung Limbangan Cibugel jarak 68 Km, Cibugellokasi 3 Km
Pintu masuk selengkapnya adalah sebagai berikut:
Pintu Masuk Blok KW. (Cigoler)
38
Ditempuh
dengan
route
jalan
Bandung
Cicalengka
KW
km
jalan
39
jawab
Departemen
Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam cq. Balai Besar Konservasi dan
Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat.
TB. Gunung Masigit Kareumbi saat ini berada di bawah koordinasi
Bidang Wilayah II dan Seksi Konservasi Wilayah III BBKSDA Jabar.
Milestone Pengelolaan Kawasan (klik untuk detil)
Periode 1921 1927
Berdasarkan Gouvernment Besluit No. 69 tanggal 26 Agustus 1921
dan Gouvernment Besluit No. 27 tanggal 27 Agustus 1927, komplek
hutan Gunung Masigit Kareumbi ditetapkan sebagai kawasan Hutan (1).
Periode 1950an
Kawasan hutan Gunung Masigit Kareumbi dikelola oleh Dinas Kehutanan
Propinsi Jawa Barat. Dan selama dalam pengelolaan ini telah dilakukan
40
Karena
kesukaan
terhadap
olahraga
berburu,
beliau
juga
pinus,
Hak
hak
pengusahaannya
pengusahaan
diserahkan
tersebut
kepada
mencakup
ijin
Perum
untuk
Namun
dalam
perjalanannya,
pihak
pengelola
ini
terkait
kasus
45
bahwa
pengelolaan
sebuah
kawasan
konservasi
46