Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

TINAJUAN PUSTAKA

Limbah Kedokteran Gigi

Fasilitas kesehatan dalam upaya penyelengaraan pelayanan kesehatan menghasilkan


limbah yang berbahaya bagi kesehatan. Pada kenyataannya, limbah fasilitas kesehatan
secara signifikan terus bertambah selama beberapa dekade yang disebabkan oleh
bertambahnya populasi dan ukuran fasilitas kesehatan sesuai dengan produk medis yang
dibuang (Mohee dalam Taghipour dan Mosaferi, 2009). Baik perlengkapan maupun alatalat medis yang digunakan selama merawat pasien akan menjadi limbah. Limbah
infeksius dihasilkan oleh rumah sakit dan klinik (Miyazaki et al., 2007).
Pelayanan kesehatan perawatan gigi dibagi menjadi dua besar klasifikasi, pelayanan
kesehatan gigi umum dan spesialis pelayanan kesehatan gigi. Pelayanan di bidang
kedokteran gigi melibatkan berbagai alat dan bahan karena penggunaannya dalam terapi
pasien dan kontak dengan saliva dan darah. Selain itu, terdapat beberapa limbah yang
sangat berbahaya karena terdiri dari logam berat(Wulandari).
Penggolongan kategori limbah medis dapat diklasifikasikan berdasarkan potensi
bahaya yang tergantung didalamnya, serta volume dan sifat persistensinya yang
menimbulkan masalah (Depkes RI, 2002) :

Limbah benda tajam seperti jarum, perlengkapan intravena, pipet Pasteur, pecahan
gelas, dll.

Limbah infeksius, limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi
penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium

Limbah patologi (jaringan tubuh), jaringan tubuh yang terbuang dari oroses bedah atau
autopsi

Limbah Citotoksik, bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan


bat citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik

Limbah farmasi berasal dari obatobat yang kadaluarsa, yang sudah tidak diperlukan

Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, veterinary,
labratorium, proses sterilisasi dan riset

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari pengguanan medis atau riset radionuklida
Klasifikasi limbah kesehatan gigi yang memiliki risiko potensial terhadap

lingkungan dan memerlukan pengelolaan khusus adalah:

Amalgam

Limbah Cair

Instrumen tajam yang terkontaminasi

Limbah patologis

Desinfektan, dan zat kimia lainnya

Sinar Gamma
Sinar gamma adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang
diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti
penghancuran elektron-positron.
Sinar gamma membentuk spektrum elektromagnetik energi tertinggi. Energi tersebut
seringkali didefinisikan sebagai energi dengan kekuatan gelombang sebesar 10 keV/ 2,42
EHz/ 124 pm, meskipun radiasi elektromagnetik dari sekitar 10 keV sampai beberapa
ratus keV juga dapat menunjuk kepada sinar radiasi keras. Sinar gamma adalah istilah
untuk radiasi elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena
percepatan elektron. Karena beberapa transisi elektron memungkinkan untuk memiliki
energi lebih tinggi dari beberapa transisi nuklir.
Sinar gamma merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi; mereka lebih menembus
dari radiasi alfa atau beta (keduanya bukan radiasi elektromagnetik), tapi kurang
mengionisasi.

Perlindungan untuk sinar membutuhkan banyak massa. Bahan yang digunakan untuk
perisai harus diperhitungkan bahwa sinar gamma diserap lebih banyak oleh bahan dengan
nomor atom tinggi dan kepadatan tinggi. Juga, semakin tinggi energi sinar gamma, makin

tebal perisai yang dibutuhkan. Bahan untuk menahan sinar gamma biasanya
diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk mengurangi intensitas dari sinar
gamma setengahnya. Misalnya, sinar gamma yang membutuhkan 1 cm (0,4 inchi) "lead"
untuk mengurangi intensitasnya sebesar 50% juga akan mengurangi setengah
intensitasnya dengan konkret 6 cm (2,4 inchi) atau debut paketan 9 cm (3,6 inchi).
Sinar gamma memiliki pengaruh terhadap kehidupan bio-DNA yang akan menyebabkan
jumlah kematian sel pada jaringan hidup dengan rentan waktu 4 jam. Dalam bidang
kesehatan, sinar ini telah banyak digunakan untuk membunuh jumlah agen infeksius
sebanyak 10 kali/1V dalam rentan waktu tiga puluh menit. Dalam hal ionisasi, radiasi
gamma berinteraksi dengan bahan melalui tiga proses utama: efek fotoelektrik,
penyebaran Compton, dan produksi pasangan.

PEMBAHASAN

Sistem pengelolaan limbah berbahaya dan beracun di Indonesia merupakan


masalah yang serius. Banyak peraturan tentang pengendalikan limbah berbahaya dan
beracun serta sistem penanganannya (wulandari). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No
18 tahun 1999, limbah infeksius merupakan salah satu jenis limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3). Limbah B3 lain adalah limbah baik padatan, lumpur, cairan, dan gas,
selain radioaktif dan infeksius yang karena sifat kimianya beracun, mudah meledak,
korosif atau memiliki karakteristik lain yang akan/menyebabkan suatu bahaya terhadap
kesehatan atau lingkungan baik dengan sendirinya atau dengan kehadiran limbah lain.
( paraningrum)
Masalah utama dalam mengatasi limbah infeksius adalah resiko penularan oleh
agen infeksius yang berasal dari limbah ini. Resiko penularan akan muncul saat

pembuangan dari sumbernya, proses pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan hingga


penanganan baik onsite maupun offsite (Colony, 2001)hal ini merupakan faktor yang
dipertimbangkan dalam menentukan wadah atau kontainer untuk limbah infeksius.
Pertimbangan penggunaan wadah juga dibedakan sesuai tipe limbah infeksius, dimana
dapat digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu : limbah benda tajam, limbah padat dan cair.
Ketiganya memiliki perbedaan besar secara fisik , kimia, dan resiko yang dapat
ditimbulkan sehingga persyaratan dalam pewadahan dan penanganannyapun berbeda
(paraningrum).
Hasil efek iradiasi gamma pada suspensi bakteri pathogen yaitu dengan dialiri proses
bertemunya elektrokatoda dan anoda pada ion-ion gamma yang menyebabkan
terlepasnya O2 pada udara. Ion O2 berubah menjadi partikel panas dan radikal bebas yang
dapat mempercepat kerusakan DNA bakteri. Kerusakan DNA pada bakteri disebabkan
oleh terbentuknya akibat pengaruh ionisasi radikal bebas hidrogen dan hidroksil yang
sangat reaktif pada basa amino DNA bakteri dengan pancaran efek radiasi pada dosis 0,5
kGy pada bakteri dapat menurunkan daya hidupnya sekitar 4,5 menit.

DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, C. Y, Sukandar. Timbulan Dan Komposisi Limbah Medis Pelayanan
Kesehatan Gigi Umum Perorangan. Available at: http://www.ftsl.itb.ac.id
Paramita, nadia. 2007. Evaluasi pengelolaan sampah rumah sakit pusat angkatan darat
gatot soebroto. Jurnal presipitasi Vol. 2 no.1
Colony, S. 2001. Hospital Waste Management at SMF. Available at: http://www.SMF
Hospital waste management.htm
Miyazaki, M., Imatoh, T., dan Une, H. 2007. The Treatment Of Infectious Waste Arising
From Home Health and Medical Care Services: Present Situation In Japan.
Journal of Waste Management: 27 p.130-134
Taghipour, H., dan Mosaferi, M. 2009. Characterization of Medical Waste From Hospital
in Tabriz, Iran. Science of The Total Environment: 407 p.1527-1535
Paraningrum, E. A, IDAA Warmadewanthi. Identifikasi Pola Penyebaran Limbah Padat
B3 dari Fasilitas Kesehatan di Surabaya Barat.

Available at: http://

digilib.its.ac.id
Direktorat Jendral PPM dan PL dan Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI. 2002. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta. Bakti
Husada.

Anda mungkin juga menyukai