Referat Obsgyn
Referat Obsgyn
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perdarahan secara periodik
dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Hubungan yang dinamis antara hormon
hipofisis dan gonad serta sifat siklik terdapat pada proses reproduksi yang
normal. Seorang wanita sebetulnya dapat mengkontrol kapan ia mengalami
menstruasi. Manipulasi menstruasi dilakukan dengan berbagai alasan di
antaranya adalah untuk menghindari menstruasi pada waktu-waktu tertentu
yang dianggap penting seperti waktu pernikahan, naik haji, saat ada pekerjaan
yang penting seperti ujian atau mengikuti kompetisi olahraga. Salah satu cara
dalam memanipulasi menstruasi yaitu dengan menggunakan kontrasepsi
hormonal.1
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung
preparat estrogen dan progesteron. Pemahaman mengenai siklus menstruasi
sangat erat kaitannya dengan penggunaan kontrasepsi hormonal disebabkan
kontrasepsi hormonal mempengaruhi keseimbangan dari siklus menstruasi
yang normal. Dengan menggunakan kontrasepsi maka angka kelahiran dapat
diturunkan. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) yang diperoleh dari Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) menunjukkan angka kelahiran di Indonesia masih cukup
tinggi yaitu tahun 1971 nilai angka kelahiran atau total fertility rate (TFR)
mencapai 5,61, tahun 1980 sebesar 4,68, tahun 1987 sebesar 3,39, tahun 1990
sebesar 3,02, tahun 1994 sebesar 2,86, tahun 1997 sebesar 2,78, dan 2002
sebesar 2,6. Dibandingkan dengan Amerika Serikat yang pada tahun 2003
sebesar 2,07 dan tahun 2010 sebesar 2,05.2
Penggunaan alat dan obat kontrasepsi selain memberikan keuntungan
berupa dapat memanipulasi pengaturan menstruasi, juga mempunyai beberapa
efek samping. Para wanita yang akan menggunakan kontrasepsi hormonal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Siklus Ovarium
Siklus ovarium terdiri dari 2 fase, yaitu fase folikular dan fase
luteal. Siklus menstruasi mempunyai hipotesis berlangsung selama 28
hari, fase folikuler dan luteal kira-kira 14 hari lamanya dari siklus
menstruasi.
1) Fase folikular
Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel
telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada
pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel
telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada
manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi
panjang siklus menstruasi keseluruhan.5
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh
hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam
ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang
terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari
1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang
membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga
hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi
hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing
hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran
RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang
baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang
mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari
endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi
matang sampai terjadi ovulasi.5
2) Fase luteal
Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi
dengan jangka waktu rata-rata 14 hari. Setelah ovulasi terjadi,
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di
bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones,
suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan
progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar
7
Penurunan
kadar
hormon
ini
menyebabkan
fungsionalis
untuk
mempersiapkan
rahim
untuk
progesteron
dikeluarkan
dan
mempengaruhi
siklus
menstruasi).
Peningkatan
kadar
progesteron
deskuamasi
dan
pengelupasan
seluruh
lapisan
endometrium fungsional.1,6
2. Gambaran Klinis Menstruasi
Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya
menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya
menstruasi tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar menstruasi dari
ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus
2. 2 Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal berisi dua hormon steroid yaitu hormon estrogen
dan progesteron. Estrogen yang terdapat secara alamiah adalah estradiol,
estron, dan estriol. Zat-zat ini adalah sterois C18, sedangkan progesteron
adalah suatu steroid C21 yang disekresikan oleh korpus luteum, plasenta
10
(dalam jumlah ekcil) dan folikel. Progesteron secara alamiah adalah 17hidroksiprogesteron. Pada kontrasepsi hormonal digunakan estrogen dan
progesteron sintetik. Estrogen sintetik adalah etinil estradiol, mestranol, dan
progesteron sintetik adalah progestin, norethindrone, noretinodrel, etinodiol,
nogestrel. Alasan utama untuk menggunakan estrogen dan progesteron sintetik
adalah bahwa hormon alami hampir seluruhnya akan dirusak oleh hati dalam
waktu singkat setelah diabsorbsi dari saluran cerna ke dalam sirkulasi porta.3,4
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu
kombinasi (mengandung hormon estrogen dan progesteron sintetik) dan hanya
berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan
suntik. Sedangkan kontrasepsi hormonal yang berisi progesteron terdapat pada
pil, suntik dan implant. Mekanisme kerja kontrasepsi hormonal dibedakan
berdasarkan jenis hormon yang terkandung di dalamnya.8,9
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam
kontrasepsi hormonal yaitu kontrasepsi oral (pil), kontrasepsi suntikan, dan
kontrasepsi implant.
1. Kontrasepsi Oral (Pil)
Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi berupa pil dan diminum oleh
wanita yang berisi estrogen dan progestin berkhasiat mencegah kehamilan
bila diminum secara teratur. Dasar dari pil oral adalah meniru prosesproses alamiah. Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan
progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama
siklus menstruasi yang normal sehingga menekan releasing-factors di otak
dan akhirnya mencegah ovulasi.8,9
Kontrasepsi oral terdiri atas tiga macam yaitu:
a. Pil kombinasi
Pil kombinasi merupakan pil yang mengandung estrogen dan
progesteron sintetik yang diminum 3 kali seminggu. Terdapat estrogen
maupun progesteron sintetik dalam satu pil. Pil diminum tiap hari
selama 3 minggu, diikuti selama satu minggu dengan plasebo dimana
pada saat perdarahan surut akan terjadi.
Cara pemakaian pil kombinasi yaitu pil pertama diminum pada
hari kelima siklus menstruasi. Pasca persalinan, pil mulai dimakan
sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedangkan pasca keguguran 1-2
11
minggu pasca kejadian. Usahakan minum pil pada waktu yang sama,
seperti sehabis makan malam pada tiap harinya. Tiap pagi dilakukan
kontrol apakah pil tadi malam sudah diminum. Jika lupa 1 pil,
minumlah segera disaat ingat. Jika lupa 2 pil berturut-turut, minum 2
pil segera ketika ingat dan 2 pil lagi pada waktu biasanya pada hari
berikut. Pada keadaan ini mungkin terjadi spotting. Jika lupa 3 pil,
kemungkinan hamil menjadi besar.
Kelebihan dari pil kombinasi yaitu siklus menstruasi menjadi
teratur sehingga dapat pula mencegah anemia, mudah dihentikan
setiap saat, kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil
dihentikan, dan membantu mencegah kehamiln ektopik, kanker
ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, acne, dan dismenorhea.
Sedangkan kekurangannya meliputi perdarahan bercak (spotting) atau
perdarahan pada tiga bulan pertama, pusing, nyeri payudara, kenaikan
berat badan dan dapat meningkatkan tekanan darah sehingga resiko
stroke.
Kontraindikasi
mutlak
pemakaian
pil
kombinasi
ialah
12
13
dan
ukuran
kelenjar
endometrium,
14
Implant
adalah
salah
satu
jenis
kontrasepsi
yang
15
16
18
19
20
mempunyai
khasiat
kontrasepsi
dengan
jalan
1.
22
8,9
Mekanisme Kerja
Kontrasepsi Suntik
Mekanisme kerja kontrasepsi DMPA:
a. Primer : mencegah ovulasi
Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH) menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Respons
kelenjar hipofisis terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous
23
untuk
mengatur
siklus
menstruasi
seorang
wanita
dengan
25
banyak
digunakan
sebagai
26
goserelin)
mengakibatkan
keadaan
hipogonadal
27
BAB III
KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
29
30