Johannes Pandiangan: Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007. USU Repository © 2009
Johannes Pandiangan: Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007. USU Repository © 2009
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya
JOHANNES PANDIANGAN
042408008
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
ii
PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
JOHANNES PANDIANGAN
042408008
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
PERSETUJUAN
Judul
Kategori
Nama
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
Departemen
Fakultas
Diluluskan di
Medan, 30 Juli 2007
Diketahui
Departemen Fisika FMIPA USU
Ketua,
Pembimbing,
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
iii
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang, dengan limpah kasih karunia-Nya tugas akhir ini berhasil diselesaikan dalam
waktu yang telah ditetapkan.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ahmad Hidayat S.T selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan panduan
dan berbagai macam masukan, serta penuh kepercayaan kepada penulis untuk
menyempurnakan kajian ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ketua
dan Sekretaris Departemen Dr. Marhaposan Situmorang, M.Sc. dan Dra. Justinon, M.Si.,
Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Fisika
FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU, dan rekan-rekan mahasiswa sekalian.
Teristimewa kepada kedua orang tua dan keluarga yang penulis cintai dan sayangi, yang
telah memberikan dukungan moral dan material kepada penulis. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa akan membalasnya.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
iv
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk merancang dan membuat sebuah prototipe robot forklift
(pengangkat barang), yang dapat menghindari dinding dengan photodioda sebagai sensor
pendeteksinya. Sistem ini menggunakan beberapa rangkaian elektronik dengan
Mikrokontroler AT89S52 sebagai otak pemrosesan dengan memakai bahasa
pemrograman assembly. Kajian ini nantinya diharapkan dapat digunakan untuk
membantu mempermudah aktivitas manusia seperti dalam hal pengangkatan alat-alat
berat yang sulit dikerjakan sendiri oleh manusia.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Persetujuan
Pernyataan
Penghargaan
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Proyek
1.3 Identifikasi Masalah
1.4 Batasan Masalah
1.5 Sistematika Penulisan
Halaman
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
1
1
2
2
3
3
5
7
9
14
14
19
20
20
25
27
30
34
36
36
36
37
39
40
41
45
48
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
vi
54
54
55
56
57
58
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
5
13
19
20
21
23
24
27
28
30
30
31
32
33
35
37
39
40
42
43
46
49
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fungsi Kaki-Kaki Pin Pada Port 3
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Rangkaian Catu Daya
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Pada Port 2.7 Mikrokontroler
Tabel 4.3 Pengujian Sensor Dinding
Tabel 4.4 Pengujian Putaran Motor DC
11
54
56
57
58
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
Pemancar yang digunakan pada sensor dinding adalah IRED (Infrared Emitting
Diodes) dan penerimanya adalah photodioda, sehingga dinding hanya dapat
terdeteksi dari jarak yang dekat (maksimal 30cm).
Robot hanya bisa mendeteksi dinding yang berada di depan, depan samping kiri
dan depan samping kanan, tidak dapat mendeteksi keberadaan dinding dibagian
belakang.
PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan penulisan, identifikasi
masalah, batasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan dan cara kerja dari rangkaian, yang meliputi arsitektur dan
konstruksi mikrokontroler yang digunakan. Selain itu juga membahas
tentang jenis sensor yang digunakan.
BAB III
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
BAB IV
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
BAB 2
LANDASAN TEORI
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
6
Gambar 2.1 merupakan diagram blok keseluruhan dari robot forklift. Pada robot
ini terdapat 5 buah sensor dinding, dimana sensor dinding yang berada di bagian paling
depan robot dihubungkan ke P2.3 dari mikrokontroler AT89S52, sensor dinding yang
berada di depan kiri dihubungkan ke P2.5 dari mikrokontroler AT89S52, sensor dinding
yang berada di depan kanan dihubungkan ke P2.6 dari mikrokontroler AT89S52,
sedangkan sensor dinding belakang kiri dihubungkan ke P3.4 dari mikrokontroler
AT89S52,dan sensor belakang kanan dihubungkan ke P3.3 dari mikrokontroler
AT89S52.
Adapun sensor barang kanan dihubungkan ke P1.6 dari mikrokontroler AT89S52,
sensor barang kiri dihubungkan ke P1.5 dari mikrokontroler AT89S52, dan sensor barang
bawah dihubungkan ke P1.7 dari mikrokontroler AT89S52.
Sedangkan komponen lain yang dihubungkan ke mikrokontroler sebagai input
antara lain seperti:
1. Sensor garis dihubungkan ke P3.5 dari mikrokontroler AT89S52
2. Limit switch bagian atas dihubungkan ke P3.7 dari mikrokontroler AT89S52
3. Limit switch bagian atas dihubungkan ke P3.6 dari mikrokontroler AT89S52
Untuk mengendalikan pergerakan motor stepper yang digunakan untuk
mengangkat barang, digunakan rangkaian driver motor stepper, dimana rangkaian ini
dapat memutar motor stepper searah atau berlawanan arah jarum jam bila diberi pulsa
1000,0100,0010,0001 atau 0001,0010,0100,1000 oleh mikrokontroler AT89S52. Dengan
demikian pergerakan motor stepper dapat dikendalikan melalui program. Rangkaian ini
dihubungkan ke P0.0,P0.1,P0.2,dan P0.3 dari mikrokontroler AT89S52.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
7
Untuk mengendalikan pergerakan motor yang berfungsi sebagai penggerak roda
dari robot, digunakan sebuah rangkaian driver penggerak motor DC yaitu jembatan H.
Jembatan H ini akan memutar motor DC searah atau berlawanan arah jarum jam bila
diberi pulsa 1 atau 0. Dengan demikian pergerakan motor dapat dikendalikan melalui
program. Pin pin jembatan H ini dihubungkan ke P0.4, P0.5, P0.6, dan P0.7 dari
mikrokontroler AT89S52. Teori yang akan dibahas disini meliputi perangkat keras dan
lunak yang mengarah kepada sensor penghindar tabrakan.
AT89S51/52
merupakan
versi
terbaru
dibandingkan
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
8
industri MCS-51 baik pin kaki IC maupun set intruksinya serta harganya yang cukup
murah. Oleh kaena itu, sangatlah tepat jika digunakan untuk berbagai keperluan.
Kita dapat menjumpai bermacam aplikasi dari mikrokontroler, seperti dalam
bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan sistem telemetri. Misalnya
pengukuran disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka akan lebih nyaman jika
dipasang suatu sistem pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar dan
diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya. Sistem
pengukuran jarak jauh ini jelas membutuhkan suatu sistem akuisisi data sekaligus sistem
pengiriman data secara serial (melalui pemancar), yang semuanya itu bisa diperoleh dari
mikrokontroler yang digunakan.
Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program
aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler
hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada
perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya
besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar,
sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil.
Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya
program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang
ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan
sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang
bersangkutan.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
9
2.3 Konstruksi AT89S52
Mikrokontroler AT89S52 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan
1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 Kilo Ohm
dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S52
otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi
maksimum 12 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian
oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.
Memori merupakan
bagian
yang
sangat
penting
pada
mikrokontroler.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
10
Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program AT89S52 adalah Flash
PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat
bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S52 Flash PEROM Programmer.
Memori Data yang disediakan dalam chip AT89S52 sebesar 128 byte. Meskipun
hanya kecil saja, tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup.
Sarana Input/Ouput yang disediakan cukup banyak dan bervariasi. AT89S52
mempunyai 32 jalur Input/Output. Jalur Input/Output paralel dikenal sebagai Port 0
(P0.0..P0.7), Port 1 (P1.0..P1.7), Port 2 (P2.0..P2.7) dan Port 3 (P3.0.. P3.7).
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
11
Port 2 (Pin 21 pin 28)
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengaksememori
secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2
special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input
dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat memberikan output sink
keempat buah input TTL.
Port 3 (Pin 10 pin 17)
Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga mempunyai
fungsi pinnya masing-masing.
Fungsi
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
12
RST (pin 9)
Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.
ALE/PROG (pin 30)
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama
mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG) selama
memprogam Flash.
PSEN (pin 29)
Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.
EA (pin 31)
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan
menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika kondisi
high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada memori internal.
Dengan kata lain bila pin ini diberi logika tinggi (H), mikrokontroler akan melaksanakan
instruksi dari ROM / EPROM ketika isi program counter kurang dari 4096. Bila diberi
logika rendah (L) maka mikrokontroler akan melaksanakan seluruh instruksi dari memori
program luar. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt.
XTAL1 (pin 19)
Input untuk clock internal. Pin masukan ke rangkaian osilator internal. Sebuah osilator
kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.
XTAL2 (pin 18)
Pin keluaran ke rangkaian osilator internal (pin output). Pin ini dipakai bila menggunakan
osilator kristal.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
13
AT89S52
1
40
VCC
P1.0
2
39
P1.1
P0.0 (AD0)
P1.2
P0.1 (AD1)
P1.3
P0.2 (AD2)
P1.4
P0.3 (AD3)
P1.5
P0.4 (AD4)
P1.6
P0.5 (AD5)
P1.7
P0.6 (AD6)
RST
P0.7 (AD7)
38
37
5
6
35
34
8
9
36
33
32
10
31
P3.0 (RXD)
11
12
P3.1 (TXD)
P3.2 (INTO)
13
P3.3 (INT1)
14
15
16
17
18
19
20
EA/VPP
ALE/PROG
PSEN
30
29
28
P3.4 (TD)
P2.7 (A15)
27
P3.5 (T1)
P2.6 (A14)
26
P3.6 (WR)
P2.5 (A13)
25
P3.7 (RD)
P2.4 (A12)
24
XTAL2
P2.3 (A11)
23
XTAL1
P2.1 (A9)
GND
P2.0 (A8)
22
21
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
14
Tegangan kerja 4 5 V.
Watchdog timer.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
15
MOV R0,#20h
Perintah di atas berarti: isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0 (R0).
Tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah nilai.
Contoh pengisian nilai secara tidak langsung:
MOV 20h,#80h
...........
............
MOV R0,20h
Perintah di atas berarti: isikan nilai yang terdapat pada alamat 20 Heksadesimal
ke register 0 (R0).
Tanpa tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah
alamat.
2. Instruksi DJNZ
Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perintah untuk mengurangi
nilai register tertentu dengan 1 dan lompat jika hasil pengurangannya belum nol.
Contoh:
MOV R0,#80h
Loop: ...........
............
DJNZ R0,Loop
............
R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan meneruskan
ke perintah pada baris berikutnya.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
16
3. Instruksi ACALL
Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu.
Contoh:
.............
ACALL TUNDA
.............
TUNDA:
.................
4. Instruksi RET
Instruksi
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
17
JMP Loop
6. Instruksi JB (Jump if bit)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
dimaksud berlogika high (1). Contoh:
Loop:
JB P1.0,Loop
.................
7. Instruksi JNB
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
dimaksud berlogika Low (0).
Contoh:
Loop:
JNB P1.0,Loop
.................
8. Instruksi CJNZ (Compare Jump If Not Equal)
Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan nilai dalam suatu register dengan
suatu nilai tertentu.
Contoh:
Loop:
................
CJNE R0,#20h,Loop
................
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
18
Jika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin Loop.
Jika nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan instruksi
selanjutnya..
9. Instruksi DEC (Decreament)
Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang dimaksud
dengan 1.
Contoh:
MOV R0,#20h
R0 = 20h
................
DEC R0
R0 = R0 1
.............
10. Instruksi INC (Increament)
Instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register yang
dimaksud dengan 1.
Contoh:
MOV R0,#20h
R0 = 20h
................
INC R0
R0 = R0 + 1
.............
11. Dan lain sebagainya.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
19
2.4.2 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)
Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa assembly tersebut dituliskan pada
sebuah editor, yaitu 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE). Tampilannya seperti di
bawah ini.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
20
2.4.3 Software Downloader
Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroler
digunakan software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari internet.
Tampilannya seperti gambar di bawah ini
Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil file
heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write untuk mengisikan hasil
kompilasi tersebut ke mikrokontroler.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
21
penguat oprasional ini adalah karakteristiknya yang mendekati ideal sehingga dalam
merancang rangkaian yang menggunakan penguat ini lebih mudah dan juga karena
penguat ini bekerja pada tingkatan yang cukup dekat dengan karakteristik kerjanya yang
teoritis.
Dari sudut sinyal sebuah operasional mempunyai tiga terminal, yaitu dua terminal
masukan dan satu terminal keluaran. Gambar 2.5 menunjukkan simbol dari sebuah
penguat operasional. Terminal 1 dan 2 adalah terminal masukan dan terminal 3 adalah
terminal keluaran. Kebanyakan penguat operasional membutuhkan catu daya DC dengan
dua polaritas untuk dapat beroperasi. Terminal 4 disambungkan ke tegangan positif ( +V)
dan terminal 5 disambungkan ke tegangan negatif ( -V).
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
22
Terminal 3 merupakan keluaran penguat opersional, idealnya diharapkan
bertindak sebagai terminal keluaran sebuah sumber-sumber tegangan ideal.
Tegangan antara terminal 3 dengan ground akan selalu sama dengan A (V2
V1) dimana A adalah faktor penguatan sebuah penguat operasional.
3. Penguatan loop terbuka tak terhingga
Apabila dioperasikan pada loop terbuka (tidak ada umpan balik dari keluaran
ke masukan), maka sebuah penguat operasional ideal mempunyai gain
(penguatan) yang besarnya tak terhingga.
Pada op-amp terdapat satu terminal keluaran, dan dua terminal masukan.
Terminal masukan yang diberi tanda (-) dinamakan terminal masukan pembalik
(inverting), sedangkan terminal masukan yang diberi (+) dinamakan terminal masukan
bukan pembalik (non inverting).
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
23
Arus yang melintasi R1 ( I1 ) terbagi dua yaitu arus yang melintasi Rf ( I2 ) dan arus
yang masuk ke op-amp sehingga dapat ditulis:
I1 = I2 + I3
..........................................................................(1)
..........................................................................(3)
Vo/Vi = - Rf /R1
..........................................................................(4)
Vo = - (Rf/R1).Vi
..........................................................................(5)
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
24
IC ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
25
2.6 Photodioda
Photodioda merupakan piranti semikonduktor dengan struktur sambungan p-n yang
dirancang untuk beroperasi bila dibiaskan dalam keadaan terbalik, untuk mendeteksi
cahaya.
Ketika energi cahaya dengan panjang gelombang yang benar jatuh pada
sambungan photodioda, arus mengalir dalam sirkuit eksternal. Komponen ini kemudian
akan bekerja sebagai generator arus, yang arusnya sebanding dengan intensitas cahaya
itu. Cahaya diserap di daerah penyambungan atau daerah intrinsik menimbulkan
pasangan elektron-hole yang mengalami perubahan karakteristik elektris ketika energi
cahaya melepaskan pembawa muatan dalam bahan itu, sehingga menyebabkan
berubahnya konduktivitas. Hal inilah yang menyebabkan photodioda dapat menghasilkan
tegangan/arus listrik jika terkena cahaya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rumus di
bawah ini:
h.c
Eg =
atau Eg = h.f
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
26
mundur sebagai hasil dari sebuah penambahan pada cahaya. Reponsivitas dari
photodioda merupakan perbandingan dalam mA/mW pada panjang gelombang tertentu
photodioda honeywell SE3452 mempunyai perbandingan 0.5mA/mW. Jika cahaya yang
teradiasi pada cell 2 mV, dioda akan menghasilkan arus yang mengalir sebesar 1 mA (0,5
mA/mW x 2 mV). Respon tertinggi dari SE3452 sekitar 820nm .
Mode operasi.
Photodioda dapat dioperasikan dalam 2 mode yang berbeda:
1. Mode potovoltaik: seperti solar sel, penyerapan pada photodioda menghasilkan
tegangan yang dapat diukur. Bagaimanapun, tegangan yang dihasilkan dari energi
cahaya ini sedikit tidak linier, dan range perubahannya sangat kecil.
2. Mode potokonduktivitas: disini photodioda diaplikasikan sebagai tegangan
reverse (tegangan balik) dari sebuah dioda (yaitu tegangan pada arah tersebut
pada dioda tidak akan dihantarkan tanpa terkena cahaya) dan pengukuran
menghasilkan arus poto ( hal ini juga bagus untuk mengaplikasikan tegangan
mendekati nol). Ketergantungan arus poto pada kekuatan cahaya dapat sangat
linier .
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
27
3. Indium Gallium Arsenida (InGaAs): mahal, arus kecil saat gelap, kecepatan tinggi
sensitivitas baik pada jarak 800 sampai 1700nm (terbaik antara 1300 sampai
1600nm).
Gambar Photodioda ditunjukkan pada gambar 2.8.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
28
mengeluarkan energinya dalam bentuk radiasi. Dalam dioda penyearah, hampir seluruh
energi ini diubah dalam bentuk panas, tetapi dalam LED sebagian dari selisih energi ini
dilepaskan sebagai radiasi cahaya.
Proses pemancaran cahaya akibat adanya energi listrik yang diberikan terhadap
suatu bahan disebut dengan sifat elektroluminesensi. Material lain misalnya Galium
Arsenida Pospat (GaAsP) atau Galium Pospat (GaP): photon energi cahaya dipancarkan
untuk menghasilkan cahaya tampak. Jenis lain dari LED digunakan untuk menghasilkan
energi tidak tampak seperti yang dipancarkan oleh pemancar laser atau inframerah.
VCC
5V
330
h.c
Eg =
atau Eg = h.f
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
29
Dimana Eg = Energi foton
h = Potensial ionisasi (4,136.10-15 eV)
c = Kecepatan cahaya (3.108 m/s )
Panjang Gelombang Cahaya (m)
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
30
frekuensi frekuensi yang khas dalam inframerah sehingga spektroskopi. Infamerah
merupakan salah satu alat penting untuk mempelajari spektrum molekul.
Energi yang terkandung dalam radiasi sinar ini tampak sebagai energi panas,
termasuk cahaya yang kita terima dari matahari sejumlah besar mengandung radiasi ini.
2.8 Transistor
Transistor adalah suatu semikonduktor mono kristal dimana terjadi dua pertemuan
P-N. Dari pertemuan P-N tersebut dapat dibuat dua tipe transistor yaitu :
1. Transistor PNP
Dalam transistor ini disisipkan suatu lapisan N tipis antara dua lapis P.
2. Transistor NPN
Dalam transistor ini disisipkan suatu lapisan P tipis antara dua lapis N.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
31
Transistor Sebagai Saklar.
Banyak kegunaan dari transistor, salah satunya adalah sebagai saklar. Jika transistor
digunakan sebagai saklar maka dalam hal ini transistor tersebut dioperasikan dalam
daerah jenuhnya (saturasi) dan daerah yang menyumbat (cut-off). Pada saat transistor
dalam keadaan jenuh maka resistansi antara kolektor dan emitor akan sangat kecil, maka
transistor ini akan berfungsi sebagai saklar yang tertutup (ON) sedangkan apabila
transistor dalam keadaan cut-off, maka resistansi antara kolektor dan emiter akan sangat
besar, maka transistor akan berfungsi sebagai saklar yang terbuka (OFF). Lebih lanjut
dapat kita lihat seperti pada gambar 2.12.
V C C
vcc
R c
R b
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
32
Paa saat OFF:
Arus IC = 0
Tegangan VCE = Tegangan sumber
Tegangan pada RC = 0
Pada saat basis transistor mengalir arus, transistor dalam keadaan on, maka:
IB = Vi . VBE / RB.(6)
IC = VCE / RC(7)
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
33
Parameter-parameter yang terdapat pada rangkaian transistor sebagai saklar antara lain:
Delay Time (td) yaitu waktu tunda antara sinyal masukan dengan keluaran saat
transistor konduksi.
Rise Time (tr), yaitu waktu yang dibutuhkan sinyal input untuk naik dari 10% ke
90% dari harga akhir saat transistor konduksi.
Fall Time (tf), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh transistor untuk turun dari 90%
ke 10% dari harga saat transistor off.
Storage Time (ts), yaitu waktu tunda antara sisi-sisi perubahan sinyal masukan
dan sinyal keluaran saat transistor off.
Turn On Time (t-On), yaitu waktu transistor untuk kondisi penuh.
Turn Off time (t-Off), yaitu waktu transistor untuk cut-off penuh.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
34
Transistor sebagai driver adalah transistor yang pada saat jenuh akan mengaktifkan
komponen atau rangkaian yang lain, dimana variasi arus kolektor penguatannya kecil
kalau dibandingkan dengan arus kolektor stasioner. Penguatan sinyal kecil ini dapat
diterapkan untuk berbagai rancangan sistim penguatan, penerima dan instrumen ukur.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
35
Pada hakikatnya, frekuensi dari suatu osilator kristal hanya dittentukan oleh
kristalnya dan tidak oleh komponen lainnya. Lambang Osilator kristal dan ekivalen AC
(model listriknya) dapat dilihat pada gambar 2.13.
(a)
(b)
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
BAB 3
PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM
: 6 V / 700 mAh
Dimensi (cm)
: 40 x 30 x 40
Weight
: 3.5 kg
Forklift power
: 0.5 kg
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
37
CATU DAYA
DINDING
DINDING
DINDING
SENSOR
DINDING DEPAN
DEPAN
INTERFACE
SENSOR
DINDING DEPAN
KIRI
INTERFACE
SENSOR
DINDING DEPAN
KANAN
INTERFACE
M
I
K
R
O
K
O
N
T
R
O
L
E
R
A
T
8
9
S
5
2
DRIVER MOTOR
KANAN
MOTOR KANAN
DRIVER MOTOR
KIRI
MOTOR KIRI
Dinding
Merupakan media yang akan dihindari oleh robot.
Catu Daya
Catu daya pada sistim ini berfungsi untuk mensuplai tegangan keseluruh
perangkat sistim yang membutuhkan daya untuk bekerja. Sumber daya yang
digunakan pada blok ini adalah sebuah batterai Rechargeable 6 V / 700 mAh.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
38
Interface
Interface disini berfungsi sebagai pengolah data masukan dari sensor dinding
yang kemudian diumpankan pada mikrokontroler. Disini digunakan IC LM 358
sebagai penguat data masukan dari photodioda
Mikrokontroler AT89S52
Mikrokontroler pada blok ini merupakan pusat proses untuk mengendalikan
semua perangkat pada robot. Pada blok ini mikrokontroler telah diprogram untuk
dapat membaca data dari sensor kemudian mengolah semua data tersebut dan
selanjutnya mengambil keputusan perangkat mana saja yang harus dikendalikan.
Driver Motor
Driver motor ini berfungsi untuk mengendalikan arah putaran motor kiri dan
kanan robot, sehingga robot dapat berjalan dengan baik. Pada blok ini digunakan
beberapa buah transistor untuk men-drive motor agar dapat berputar dan
mengubah polaritas tegangan motor sehingga dapat mengubah arah putaran
motor.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
39
Motor kanan
Motor ini berfungsi sebagai pemutar roda kanan dari robot. Motor yang
digunakan pada bagian ini adalah motor DC 6 V.
Motor Kiri
Motor ini berfungsi sebagai pemutar roda kiri robot. Motor yang digunakan
adalah sama seperti yang digunakan pada motor kanan yaitu motor DC 6 V.
5 Volt DC
6.2 V
2200uF
0 Volt
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
40
Pada rangkaian ini terdapat 2 buah keluaran, yaitu 5 volt dan 6 volt. Keluaran 5 volt
dibutuhkan oleh mikrokontroler, penguat sinyal dan rangkaian sensor, sedangkan 6 volt
dibutuhkan untuk rangkaian jembatan H ( pengendali motor ).
V CC
5V
A T 89S51
1
2
3
4
V CC 5 V
5
6
7
8
10uF
P 1.0
Vcc
P 1.1
P 0 . 0 (A D 0 )
P 1.2
P 0 . 1 (A D 1 )
P 1.3
P 0 . 2 (A D 2 )
P 1.4
P 0 . 3 (A D 3 )
P 1.5
P 0 . 4 (A D 4 )
P 1.6
P 0 . 5 (A D 5 )
P 1.7
P 0 . 6 (A D 6 )
9
10
11
12
V CC 5 V
13
14
15
2SA 733
16
4 .7 k
17
18
L ED1
19
30pF
P 0 . 7 (A D 7 )
P 3 . 0 ( R XD )
E A /V P P
P 3 . 1 ( TXD )
A LE /P R O G
P 3 . 2 ( I N T0 )
PSEN
P 3 . 3 ( I N T1 )
P 2 . 7 (A 1 5 )
P 3 . 4 ( T0 )
P 2 . 6 (A 1 4 )
P 3 . 5 ( T1 )
P 2 . 5 (A 1 3 )
P 3 .6 (W R )
P 2 . 4 (A 1 2 )
P 3 .7 (R D )
P 2 . 3 (A 1 1 )
X TA L 1 2 MHz
1
R ST
20
3 0 pF
XTA L 2
P 2 . 2 (A 1 0 )
XTA L 1
P 2 .1 (A 9)
GND
P 2 .0 (A 8)
40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
41
Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena
mikrokontroler AT89S52 tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19
dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan kapasitor 30 pF. XTAL ini akan mempengaruhi
kecepatan mikrokontroler AT89S52 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program.
Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan
me-reset mikrokontroler ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus
I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan
bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Pin 1 sampai 8 adalah port
1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3. Pin 17 yang
merupakan P3.7 dihubungkan dengan transistor dan sebuah LED. Ini dilakukan hanya
untuk menguji apakan rangkaian minimum mikrokontroller AT89S52 sudah bekerja atau
belum. Dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroler tersebut, dapat
diketahui apakah rangkaian minimum tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika
LED yang terhubug ke Pin 17 sudah bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan, maka
rangkaian minimum tersebut telah siap digunakan. Pin 20 merupakan ground
dihubungkan dengan ground pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan
positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supplay.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
42
masing sensor dinding terdiri dari tiga buah pemancar inframerah yang akan diterima
oleh sebuah photodioda. Digunakan tida buah pemancar inframerah pada masing
masing sensor bertujuan agar jarak pemantulan semakin jauh, sehingga robot tidak
sampai menyentuh dinding. Dinding dirancang berwarna putih sehingga dapat
memantulkan sinar infrared tersebut.
Setiap pantulan yang diterima oleh photodioda akan diolah dan dijadikan data
digital, sehingga bila photodioda mendapatkan pantulan dari pemancar inframerah, maka
akan mengirimkan sinyal low ke mikrokontroler AT89S52. Dengan demikian
mikrokontroler akan dapat mendeteksi sensor yang mengirimkan sinyal low dan
mengambil tindakan untuk mengatur putaran roda ke kanan atau ke kiri. Rangkaian
pemancar inframerah tampak seperti gambar 3.4.
VCC
5V
100
100
Infra Merah
100
Infra Merah
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
43
V
5
0, 05 A atau 50 mA
R 100
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
44
Sesuai gambar 3.5, maka besar penguatan op-amp tergantung pada besarnya
tahanan variabel yang digunakan. Pada prakteknya, tahanan variabel tersebut ditrim pada
kisaran harga 50 KOhm, sehingga besar penguatan op-amp adalah:
50
A=
= 5 kali
10
Pada robot ini, digunakan satu buah photodioda sebagai sensor dinding. Sebuah
photodioda memiliki nilai tahanan sekitar 15 s.d. 20 MOhm jika tidak terkena sinar
inframerah, dan memiliki nilai tahanan sekitar 80 s.d. 330 KOhm jika terkena sinar
inframerah, tergantung dari intensitas sinar inframerah yang diterimanya.
Dengan demikian, besar tegangan yang masuk ke op-amp adalah:
Saat terkena sinar inframerah:
47K
Vo =
x 5V = 0,6 Volt
330K + 47K
x 5V = 0,015 Volt
15000K + 47K
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
45
terkena sinar inframerah sekitar 6 Volt dan saat tidak terkena inframerah sekitar 0,14
Volt. Tegangan inilah yang selanjutnya diumpankan ke basis transistor C945.
Transistor akan aktif ketika tegangan basisnya lebih besar dari 0,7 Volt. Maka,
ketika basisnya mendapat tegangan 3 Volt (saat photodioda terkena sinar inframerah),
transistor aktif. Aktifnya transistor ini akan menyebabkan mikrokontroler mendapatkan
logika low dan LED indikator akan mati. Hal sebaliknya akan berlaku ketika photodioda
tidak mendapatkan pantulan sinar inframerah.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
46
Ke-4 transistor ini dirangkai sedemikian rupa sehingga dengan memberikan sinyal low
atau high pada rangkaian maka perputaran motor dapat diatur. Pemilihan transistor ini
disesuaikan dengan karakteristik arus masukannya ( IB ) dan nilai resistor.
Untuk perintah maju, maka robot akan memutar maju kedua motor, motor kanan
dan kiri. Untuk perintah mundur, maka robot akan memutar mundur kedua motor.
Sedangkan untuk memutar/berbelok kekanan, maka robot akan memutar maju motor
sebelah kiri dan memutar mundur motor sebelah kanan, sehingga dengan demikian maka
robot akan memutar/berbelok kearah kanan. Hal sebaliknya dilakukan jika robot berputar
ke sebelah kiri. Rangkaian jembatan H, ditunjukkan pada gambar 3.6.
Pada rangkaian di atas, jika P0.0 diset high yang berarti P0.0 mendapat tegangan
5 volt, maka kedua transistor tipe NPN C945 (IB = 0,015A) yang disebelah kiri akan
aktif. Hal ini akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 itu akan mendapat
tegangan 0 volt dari ground. Kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kiri
atas diumpankan ke basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga basis dari transistor
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
47
TIP 127 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini aktif (transistor
tipe PNP akan aktif jika tegangan pada basis lebih kecil dari 4,34 volt; IB = 0,006A).
Aktifnya transistor PNP TIP 127 ini akan mengakibatkan kolektornya terhubung ke
emitor sehingga kolektor mendapatkan tegangan 6 volt dari Vcc.
Sedangkan kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kiri bawah
diumpankan ke basis dari transistor tipe NPN TIP 122 sehingga basis dari transistor TIP
122 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini tidak aktif (transistor
tipe NPN akan aktif jika tegangan pada basis lebih besar dari 0,7 volt; IB = 0,006A).
Karena transistor TIP 122 ini tidak aktif, maka kolektornya tidak terhubung ke emitor,
sehingga kolektor tidak mendapatkan tegangan 0 volt dari ground.
Karena kolektor TIP 122 dihubungkan dengan kolektor TIP 127 yang
mendapatkan teganagan 5 volt dari Vcc, maka kolektor dari TIP 122 juga mendapatkan
tegangan yang sama. Hal ini menyebabkan kaki motor sebelah kiri mendapatkan
tegangan 5 volt (polaritas positif).
Agar motor dapat berputar ke satu arah maka kaki sebelah kanan motor harus
mendapatkan tegangan 0 volt (polaritas negatif). Hal ini diperoleh dengan memberikan
logika low (0) pada P0.1 mikrokontroler AT89S52.
Pada gambar rangkaian 3.6, jika P0.1 diset low yang berarti P0.1 mendapat
tegangan 0 volt, maka kedua transistor tipe NPN C945 yang disebelah kanan tidak akan
aktif. Hal ini akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 itu akan mendapat
tegangan 5 volt dari Vcc. Kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kanan atas
diumpankan ke basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga basis dari transistor TIP
127 mendapatkan tegangan 5 volt yang menyebabkan transistor ini tidak aktif Karena
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
48
transistor PNP TIP 127 tidak aktif maka kolektornya tidak terhubung ke emitor sehingga
kolektor tidak mendapatkan tegangan 5 volt dari Vcc, tetapi mendapatkan tegangan yang
berasal dari transistor TIP 122 yang berada di bawahnya.
Sedangkan kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kiri bawah
diumpankan ke basis dari transistor tipe NPN TIP 122 sehingga basis dari transistor TIP
122 mendapatkan tegangan 5 volt yang menyebabkan transistor ini menjadi aktif. Karena
transistor TIP 122 ini menjadi aktif, menyebabkan kolektornya terhubung ke emitor,
sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt dari ground.
Karena kolektor TIP 122 yang
dihubungkan dengan kolektor TIP 127, maka kolektor dari TIP 127 juga mendapatkan
tegangan yang sama. Hal ini menyebabkan kaki motor sebelah kanan mendapatkan
tegangan 0 volt (polaritas negatif). Hal ini akan menyebabkan motor akan berputar ke
satu arah tertentu.
Sedangkan untuk memutar motor ke arah sebaliknya, maka logika yang diberikan ke P0.0
adalah low (0) dan logika yang diberikan ke P0.1 adalah high (1).
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
49
START
Cek sensor
dinding depan
kiri
Ya
Belok Kanan
Tidak
Cek sensor
dinding depan
kanan
Ya
Belok Kiri
Maju
Tidak
Cek sensor
dinding depan
depan dan
kanan
Ya
Belok Kiri
Tidak
Cek sensor
dinding depan
depan dan kiri
Tidak
Ya
Belok Kanan
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
50
Apabila tidak ada sensor yang aktif (dinding tidak terdeteksi), maka robot akan maju.
Demikian seterusnya.
Pergerakan robot diatur logika yang dihasilkan dari sensor dinding. Sensor
dinding akan memberikan informasi keberadaan dinding pada mikrokontroler.
Mikrokontroler akan mengirimkan perintah untuk mengarahkan robot untuk menghindari
dinding (halangan) yang ada.
Program yang dibuat adalah sebagai berikut:
utama:
mov a,p2
cjne a,#0ffh,e
acall maju
ret
e:
cjne a,#0bfh,f
acall bel2
sjmp utama
f:
cjne a,#0b7h,g
acall bel2
sjmp utama
g:
cjne a,#0dfh,h
acall bel1
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
51
sjmp utama
h:
cjne a,#0d7h,i
acall bel1
sjmp utama
i:
cjne a,#0f7h,utama
acall bel1
sjmp utama
tunda:
mov r7,#100
tnd:
mov r6,#255
djnz r6,$
djnz r7,tnd
ret
maju:
clr p0.0
setb p0.1
clr p0.3
setb p0.2
mov r7,#100
djnz r7,$
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
52
clr p0.4
clr p0.5
clr p0.6
clr p0.7
mov r7,#75
djnz r7,$
ret
bel1:
mov r6,#5
belka:
mov r5,#1
belok_kanan:
clr p0.0
setb p0.1
clr p0.2
setb p0.3
mov r7,#220
djnz r7,$
acall matibel
djnz r5,belok_kanan
djnz r6,belka
ret
bel2:
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
53
mov r6,#5
belki:
mov r5,#1
belok_kiri:
setb p0.0
clr p0.1
setb p0.2
clr p0.3
mov r7,#245
djnz r7,$
acall matibel
djnz r5,belok_kiri
djnz r6,belki
ret
matibel:
clr p0.0
clr p0.1
clr p0.2
clr p0.3
mov r7,#1
djnz r7,$
ret
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
BAB 4
PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN
Vo 1
Vo 2
(Volt)
(Volt)
6,2
5,1
6,2
5,1
6,2
5,1
6,0
5,0
5,8
4,9
5,5
4,7
5,3
4,5
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
55
4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S52
Untuk mengetahui rangkaian mikrokontroler ini sudah bekerja dengan baik, maka
dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan program
sederhana pada mikrokontroler AT89S52. Programnya adalah sebagai berikut:
loop:
setb p2.7
acall tunda
clr p2.7
acall tunda
sjmp loop
tunda:
mov r7,#0ffh
tnd:
mov r6,#0ffh
djnz r6,$
djnz r7,tnd
ret
Program ini ditujukan untuk menghidupkan LED yang terhubung pada p2.7, dan
kemudian mematikannya kembali selama selang waktu tertentu secara terus menerus.
Perintah setb p2.7 akan menyebabkan p2.7 akan berlogika high, yang akan menyebabkan
transistor aktif. Aktifnya transistor akan memicu hidupnya LED. Perintah acall tunda
akan menyebabkan LED tersebut akan menyala selama selang waktu tertentu. Setelah itu,
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
56
dengan perintah clr p2.7, p2.7 akan berlogika low. Hal ini menyebabkan LED mati. LED
akan mati selama beberapa saat karena adanya pemanggilan waktu tunda kembali yang
ditandai dengan perintah acall tunda. Keadaan ini akan berulang ulang, sehingga LED
akan terlihat kelap kelip.
Jika program tersebut diisikan, kemudian nyala LED terlihat kelap kelip maka
rangkaian tersebut telah bekerja dengan baik.
p2.7
LED
Nyala
Mati
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
57
Dinding
Logika
Vout (volt)
Terdeteksi
0.05
Tidak Terdeteksi
4.8
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
58
Input
Putaran (Motor)
Kanan
Kiri
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Photodioda sensitif terhadap cahaya, sehingga mudah terganggu dengan
adanya sinar matahari.
2. Makin banyak tambahan sinar infra merah, maka jarak pantulannya pada
dinding akan semakin jauh.
3. Data yang dikirimkan oleh sensor akan diolah oleh Mikrokontroler AT89S52
untuk mengambil keputusan pada sistem robot.
4. Robot bekerja secara otomatis untuk menemukan barang dan mengangkatnya
tanpa menabrak dinding. Hal ini disebabkan oleh adanya sensor pada robot
tersebut.
5.2 Saran
1. Robot pada proyek ini hanya menggukan media Inframerah sebagai pemberi
instruksinya, sehingga dalam pemberian instruksi hanya dapat dilakukan dari
jarak yang dekat, maka sebaiknya pemberian instruksi pada robot dilakukan
dari jarak jauh ataupun menggunakan radio frekuensi.
2. Motor penggerak dari robot ini hanya menggunakan motor DC biasa sehingga
pergerakan robot kurang sempurna, maka sebaiknya digunakan motor yang
lebih presisi dan daya yang lebih besar agar dapat memperbaiki keakuratan
robot dalam mengikuti track-nya.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
59
3. Sensor yang digunakan pada robot sebaiknya menggunakan komponen yang
lebih berkualitas agar dapat menghasilkan pembacaan yang optimal.
4. Disain robot sebaiknya dibuat dengan seimbang terhadap titik beratnya dan
dengan bentuk yang benar-benar tepat untuk mendukung penampilan dan
unjuk kerjanya.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
Daftar Pustaka
Agfianto, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua,
Penerbit: Gava Media, Yogyakarta, 2004
Andi, Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51,
Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta 2003
Malvino, Albert paul, Prinsip-prinsip Elektronika, Jilid 1 & 2, Edisi Pertama, Penerbit:
Salemba Teknika, Jakarta, 2003.
Widodo, S.Si, Mkom, Interfacing Komputer dan Mikrokontroler, Penerbit: Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2004.
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009
Johannes Pandiangan : Perancangan Dan Penggunaan Photodioda Sebagai Sensor Penghindar Dinding Pada Robot Forklift, 2007.
USU Repository 2009