(xenobiotika) maupun seyawa endogen, yang pada umumnya tidak diperlukan lagi oleh
tubuh. Proses utama ekskresi renal dari xenobiotika adalah: filtrasi glumerula, sekresi aktif
tubular, dan resorpsi pasif tubular. Pada filtrasi glumerular, ukuran melekul memegang
peranan penting. Molekul-molekul dengan diameter yang lebih besar dari 70 atau dengan
berat lebih besar dari 50 kilo Dalton (k Da) tidak dapat melewati filtrasi glumerular. Oleh
sebab itu hanya senyawa dengan ukuran dan berat lebih kecil akan dapat terekskresi.
Xenobiotika yang terikat dengan protein plasma tentunya tidak dapat terekskresi melalui
ginjal. Resorpsi pasif tubular ditentukan oleh gradien konsentrasi xenobitika antara urin dan
plasma di dalam pembuluh tubuli. Berbeda dengan resorpsi tubular, sekresi tubular
melibatkan proses transpor aktif. Suatu tokson dapat juga dikeluarkan lewat tubulus ke dalam
urin dengan difusi pasif.(1)
Organ ginjal hewan uji yang mengalami toksisitas ditandai dengan adanya kongesti. Kongesti
adalah peningkatan cairan pada suatu tempat yang terjadi karena proses pasif yang
disebabkan kegagalan aliran cairan keluar dari jaringan, misalnya pada kerusakan vena.(2)
Jika dilihat secara visual maka daerah jaringan atau organ yang mengalami kongesti akan
berwarna lebih merah (ungu) dan secara mikroskopi kapiler-kapiler dalam jaringan melebar
penuh berisi darah. Dalam pengamatan mikroskopis ginjal dapat ditemukan penyempitan
pada tubulus kontortus proksimal akibat pembengakakan yang bermula dari adanya kongesti.
(3) Terdapat dua mekanisme timbulnya kongesti, yaitu kenaikan jumlah darah yang mengalir
ke daerah tersebut dan penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah tersebut. Kongesti
dapat terjadi pada daerah yang mengalami peradangan.(4)
1. Buku ajar toksikologi umum
2.
3.
4. Greaves, P., 2000, Histopathology of Preclinical
Toxicity Studies Interpretation and
Relevance in Drug Safety Evaluation,
Second Edition, 372-380, Elsevier, Amsterdam.