A. KONSEP PERILAKU
1. Pengertian Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuhtumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas
masing-masing.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku(manusia)
adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar. ( Notoatmodjo, 2003).
Seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar). (Skinner, 1938 yang dikutip dalam Notoatmodjo,2003).
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :
a. Perilaku Tertutup (Covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert), Misalnya:
Seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat
menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.
b. Perilaku Terbuka (Overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, misalnya seorang
ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.
2. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme terhadap stimulus atau objek
yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman
serta lingkungan. (Dinas Kesehatan Polewali Mandar,2008)
3. Bentuk Perilaku
Di lihat dari bentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Bentuk pasif
Adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat
orang lain,misalnya berpikir,tanggapan,sikap atau pengetahuan.
b. Bentuk aktif
Adalah apabila perilaku ini jelas bisa dilihat.
Menu seimbang
Olahraga teratur
Tidak merokok
Tidak minum-minuman keras dan narkoba
Istirahat yang cukup
Mengendalikan stress
Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan
b. Perilaku Sakit(illness behavior)
Mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit,
pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.
c. Perilaku peran sakit ( the sick role behavior)
Perilaku ini mencakup :
Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan atau penyembuhan penyakit yang
layak.
Mengetahui hak(misalnya: hak memperoleh perawatan,pelayanan kesehatan dan kewajiban orang
sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter atau petugas
kesehatan,tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya.
C. Teori Perilaku
Perilaku manusia itu di dorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini
ada beberapa teori, diantara teori-teori tersebut dapat dikemukakan:
1. Teori naluri (Instinct Theory)
Dikemukakan oleh McDougall sebagai pelopor dari psikologi sosial. Perilaku itu disebabkan karena
insting yang merupakan perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan insting akan mengalami
perubahan karena pengalaman.
2. Teori Dorongan (Drive Theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan atau
drive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang
D. Domain Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
organisme (orang),namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau
faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap
stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a.Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given
atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
b.Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai
perilaku seseorang.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan
aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik
faktor internal maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan
mempunyai bentangan yang sangat luas.Sehingga membagi perilaku manusia menjadi 3
domain,ranah atau kawasan yakni:kognitif(cognitive),afektif(affective),psikomotor(psychomotor).
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan,
yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
a. Proses adopsi perilaku
Penilitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam
diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni
Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek)
terlebih dahulu.
Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus.
Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya).
Triall, orang telah mencoba perilaku baru.
Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya
tehadap stimulus.
b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk
mengingat kembali (recall). Tahu merupakan tingkat yang paling rendah dan untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan,meguraikan,mendefinisikan,menyatakan dan sebagainya.
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Applikasi (Aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi yang
real atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, perinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
Analisis (analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada
misalnya menyusun,merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori.
Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi.
Evaluasi ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek.
a. Komponen pokok sikap
Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu:
Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)(Alport,1954 yang dikutip dalam Notoatmodjo)
b. Berbagai Tingkatan Sikap
terdiri dari : menerima (receiving),merespon (responding) menghargai (valuing), bertanggung jawab
(responsible)
c. Praktek atau Tindakan (practice)
terdiri dari : persepsi (perception), respon terpimpin (guided response), mekanisme (mechanism),
adopsi (adoption).
Faktor penentu (Determinan) perilaku kesehatan pada umumnya melibatkan banyak faktor.
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku dan
diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor pembawa
(predisposing faktor) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilainilai. faktor pendukung (enabling faktor) yang terwujud dalam lingkungan fisik, sumber daya, tersedia
atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan,faktor pendorong (reinforcing faktor) yang
terwujud di dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain, teman, tokoh yang
semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari periaku masyarakat.
Dari faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan.
Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan periaku petugas kesehatan juga mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku (Dinas Kesehatan Polewali Mandar,2008).
E. Pembentukan Perilaku
1. Kondisioning atau kebiasaan
Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan. Misalnya,bangun pagi,
menggosok gigi, mengucapkan salam dan terimakasih (Suryani, 2003 yang dikutip dalam
Notoatmodjo, 2003).
2. Pengertian (Insight)
Misalnya datang kuliah jangan sampai terlambat, karena hal itu dapat mengganggu teman-teman
yang lain.
3. Menggunakan model
Misalnya kalau orang bicara bahwa orang tua sebagai contoh anak-anaknya, pemimpin sebagai
panutan yang dipimpinnya.
4. Model Mechanic
Suatu model mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan cara orang melihat, menilai
serta bertindak terhadap suatu gejala penyakit.(Mechanic,1962 yang dikutip dalam Muzaham,1995)
5. Model Andersen
Model yang menggambarkan suatu sekuensi determinan individu terhadap pemanfaatan pelayanan
kesehatan oleh keluarga, dan menyatakan bahwa hal itu tergantung pada: predisposisi keluarga
untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan, kemampuan mereka untuk melaksanakannya, dan
kebutuhan meraka terhadap jasa pelayanan tersebut.
6. Model Kosa dan Robertson
Upaya lain untuk memahami perilaku sehat dan sakit baik dari perspektif individu maupun sosial
adalah dengan model yang di kembangkan oleh J.Kosa dan L.S.Robertson (1975). Formulasinya
meliputi 4 komponen utama yakni: penilaian tentang suatu gangguan kesehatan, peningkatan rasa
khawatir karena persepsi tentang gejala penyakit, penerapan pengetahuan sendiri terhadap
kesehatan dan bentuk tindakan untuk menghilangkan kekhawatiran dan gangguan kesehatan
tersebut.
7. Model Antonovsky dan Kats
Dalam mempelajari kesehatan preventif, A.Antonovsky dan Kats (1970) mengemukakan suatu model
terpadu untuk membuat kategori tentang berbagai tipe variabel yang berbeda menurut pola tindakan
tertentu, dan membuat spesifikasi mengenai kaitan antara semua variabel tersebut. Tiga golongan
variabel di identifikasikan sebagai determinan dalam perilaku pencegahan gangguan kesehatan,
termasuk perbuatan tunggal maupun berulang-ulang. Ketiga golongan variabel tersebut adalah
motivasi predesposisi, variabel kendala dan variabel kondisi.
8. Model Langlie
Adalah model perilaku pencegahan gangguan kesehatan dengan cara menggabungkan variabelvariabel social psikologi dan model kepercayaan kesehatan dengan karakteristik kelompok social
dari formulasi Suchmnan. Perilaku pencegahan kesehatan yang dirumuskan oleh Langlie sebagai
suatu tindakan kesehatan yang di sarankan, dan dilaksanakan oleh seseorang yang percaya bahwa
dirinya dalam keadaan sehat, guna mencegah penyakit, gangguan kesehatan, atau mendeteksi
penyakit pada saat penyakit belum terlihat.
G. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu
yang relatif lama.Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima atau mengadopsi
perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap yaitu;
1. Pengetahuan
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti
atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Indikator-indikator apa yang dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat di
kelompokkan menjadi;
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:
Penyebab penyakit
Gejala atau tanda-tanda penyakit
Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan
Bagaimana cara penularannya
Bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya
b.Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, meliputi:
Jenis-jenis makanan yang bergizi
Manfaat makan yang bergizi bagi kesehatannya
Penting olahraga bagi kesehatan
Penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minum keras, narkoba dan sebagainya.
c.Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
Manfaat air bersih
Cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan kotoran yang sehat, dan
sampah
Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat
Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan, dan sebagainya
2. Sikap
Telah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap
stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Oleh sebab itu
indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni:
penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk
bertindak dan mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam
bentuk perilaku.
DAFTAR PUSTAKA