Anda di halaman 1dari 7

EFEK TOKSISITAS AKUT EKSTRAK Imperata cylindrica, Gynura procumbens,

Syzygium polyanthum TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU KECEPATAN


BERENANG IKAN ZEBRA
Fandaruzzahra Putri Perdani, Noer Aini, Yoyon Arif Martino
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
Email: phandazahra@gmail.com
ABSTRAK
Akar alang-alang (Imperata cylindrica), daun sambungnyowo (Gynura procumbens) dan daun salam (Syzygium
polyanthum) atau ASS digunakan sebagai ramuan herbal antihipertensi. Salah satu indikator uji toksisitas akut adalah
perubahan perilaku sebagai bentuk efek pada saraf simpatis dari zat yang terkandung dalam ramuan. Perubahan perilaku
berkaitan erat dengan jumlah dosis yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya perubahan perilaku
kecepatan berenang sebagai indikator uji toksisitas akut ramuan terhadap saraf simpatis hewan coba. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan Post-test Only Control Group Design yang dibagi menjadi 4
kelompok yaitu kontrol, pemberian dosis efektif 233 mg/L, pemberian dosis Maximum Allowable Toxicant Concentration
(MATC) 316,88 mg/L dan pemberian dosis Lethal Concentration 50 (LC50-96 jam) 6384,2 mg/L selama satu jam.
Pengukuran kecepatan berenang melalui pengamatan gerakan ikan zebra dalam akuarium yang dibagi menjadi beberapa
segmen dalam satu menit. Analisa data menggunakan One Way ANOVA dan HSD Tukey dengan signifikansi p<0,05.
Kecepatan berenang ikan zebra kelompok kontrol mengalami peningkatan yang tidak signifikan dibandingkan pemberian
ramuan ASS dosis efektif 233mg/L dan dosis MATC 316,88 mg/L namun mengalami penurunan signifikan dibandingkan
pemberian dosis LC50 96 jam 6384,2 mg/L. Ekstrak ramuan akar alang-alang, daun sambung nyowo dan daun salam secara
akut mampu menurunkan kecepatan berenang ikan zebra pada dosis LC50.
Kata kunci: Imperata cylindrica, Gynura procumbens, Syzygium polyanthum, toksisitas akut, perubahan perilaku.

ABSTRACT
The roots of weeds (Imperata cylindrica), Sambungnyowo leaves (Gynura procumbens) and bay leaf (Syzigium
polyanthum) - ASS used as antihypertensive. One indicator of acute toxicity test is behavioral changes as effects on the
sympathetic nerve of the substances contained in the herb. Alterations of fish behavioral responses are sensitive indicator to
assess acute toxicity of ASS. In this study, a various concentrations of exposure test were conducted to investigate
behavioral changes of adult zebra fish (Danio rerio) exposed to ASS in three concentrations of 233 mg / L (effective dose) ,
316.88 mg / L (MATC), and 6384.2 mg / L (LC50-96h) for one hour. Analysis of the data using One Way ANOVA and Tukey
HSD with significance p <0.05. Swimming speed of Zebrafish were not increased significantly at both concentration ASS of
233mg / L and MATC dose 316.88 mg / L however, decreased significantly at LC50 96-hour dosing 6384.2 mg / L. Acute
toxicity of ASS as antihypertension was determined at concentration of LC50 dose.
Key word : Imperata cylindrica, Gynura procumbens, Syzygium polyanthum, acute toxicity, behavioral changes,

Uji paparan ramuan ASS (sublethal, median lethal dan


konsentrasi diatas median lethal) selama 24 jam pada
ikan zebra dewasa dapat mengakibatkan respon aktifitas
perubahan perilaku yang berkaitan dengan aktifitas
simpatis yaitu kecepatan berenang.14,15

1. PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyebab kematian dan faktor
resiko utama terjadinya stroke serta penyakit jantung
koroner.1 Di Indonesia dan negara berkembang lainnya
hipertensi diperkirakan akan meningkat 80% pada tahun
2025, dari sejumlah 639 juta kasus pada tahun 2000
diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi
dan pertambahan penduduk saat ini. Berdasarkan hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) prevalensi
hipertensi di Indonesia tahun 2000 mencapai 21%,
selanjutnya diperkirakan meningkat 37% pada tahun
2015 dan meningkat 42% pada tahun 2025.2

Penelitian ini dilakukan untuk menguji toksisitas akut


penggunaan ramuan dekok akar alang-alang, daun
sambung nyowo dan daun salam sebagai ramuan anti
hipertensi dan efek perubahan perilaku kecepatan
berenang pada saraf simpatis ikan zebra dewasa.
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menghindarkan
bahaya yang timbul dari konsumsi obat yang berpotensi
menimbulkan efek samping toksik. Hal ini merupakan
bentuk tanggung jawab seorang dokter keluarga dan
dokter muslim sebagai upaya menjaga kehidupan
manusia sebagaimana firman Allah dalam Surat AlMaidah ayat 32-35,15 dan berdasarkan prinsip fiqhiyah
yang disampaikan Abdullah bin Husain17 bahwa jika
seorang muslim dihadapkan pada dua bahaya maka
pilihlah yang paling ringan.

Penggunaan obat anti hipertensi sintesis jangka panjang


dapat menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan
berupa pusing, mual, muntah, bradikardi dan asma. 1,3
Hasil riset kesehatan dasar tahun 2010 diperoleh data
bahwa sekitar 59,12% penduduk Indonesia mengonsumsi
jamu.4 Berdasarkan penelitian Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) Tawangmangu, herbal akar alang-alang
(Imperata cylindrica), daun sambung nyowo (Gynura
procumbens) dan daun salam (Syzygium polyanthum)
atau ramuan ASS diduga memiliki potensi sebagai anti
hipertensi yang mampu menurunkan resiko terjadinya
efek samping.

2.

METODE PENELITIAN

2.1

Desain Penelitian

Penelitian
dilaksanakan
secara
eksperimental
laboratorium menggunakan desain penelitian control
group post test dengan menggunakan hewan coba ikan
zebra jantan berumur tiga bulan yang telah diadaptasi
selama satu bulan sebanyak 24 ekor. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Malang, pada bulan AprilJuli 2014.

Zat aktif (multi compounds) tiap herbal dalam ramuan


tersebut diduga bersifat sinergis sehingga saling
menguatkan efek farmakologis dan mempercepat
penurunan tekanan darah. Namun demikian, hasil
penelitian in vivo pada hewan coba menunjukkan
flavonoid yang bersifat antioksidan juga berpotensi
sebagai zat toksik (quercetin) apabila dikonsumsi dalam
dosis tinggi 5,6,7,8,9

2.2

Ethical clearance

Untuk mengetahui keamanan penggunaan ramuan herbal


tersebut sebagai kandidat anti hipertensi yang dapat
dikonsumsi oleh manusia dalam dosis terapi perlu
dilakukan uji toksisitas.10 Berdasarkan OECD 204/215,
uji toksisitas akut dapat dilakukan dengan mengamati
perubahan perilaku pada hewan coba yang dipapar oleh
zat toksik dengan peningkatan dosis dan durasi waktu
tertentu.11

Penelitian ini telah disetujui pada bulan April 2014 dan


mendapat surat laik etik dari Komisi Etik Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya No.
300/EC/KEPK-PD/04/2014.

Penggunaan ikan zebra (Danio rerio) sebagai hewan


coba dapat memudahkan pengamatan perubahan
perilaku,12 tidak hanya anatomi otak dan sistem saraf
pusat ikan zebra menunjukkan banyak kemiripan dengan
mamalia juga karena 70-80% sequence DNA-nya sama.13

Pembagian kelompok perlakuan dilakukan secara


randomisasi dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu kontrol
(tanpa perlakuan), dosis efektif ramuan ASS 233 mg/L,
dosis MATC 316,88 mg/L dan dosis LC 50 96 jam 6384,2
mg/L.

2.3

Prosedur Penelitian

Pengelompokan Hewan Coba

Pembuatan Ekstrak Akar Alang-alang,


Sambungnyowo dan Daun Salam

Daun

(Honesty Significance Difference)


bermakna jika nilai signifikan p<0,05.

Simplisia ASS yang memenuhi persyaratan diperoleh


dari Balai Materia Medika, Batu dan telah disertifikasi.
Selanjutnya daun dan akar disortasi untuk memisahkan
bagian tanaman yang dibutuhkan, kemudian dibersihkan
dan dikeringkan dengan cara di oven pada suhu 40-60C
atau dijemur dibawah sinar matahari hingga kering.
Simplisia selanjutnya diekstraksi menggunakan metode
dekoktasi. Dekok merupakan sediaan cair yang dibuat
dengan mengekstraksi sediaan herbal akar alang-alang,
daun sambung nyowo dan daun salam dengan
perbandingan konsentrasi 5:5:4 dimasukkan dalam air
sebanyak satu liter pada suhu 90C selama 30 menit.6
Ekstrak kemudian disaring menggunakan vaccum.

Tukeys.

Hasil

3. HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Tabel Rerata Kecepatan Berenang Ikan
Zebra yang Diberikan Pajanan ASS (m/s)
NO
Kelompok
N
Kecepatan
perlakuan
Berenang (m/s)
1.
Kelompok kontrol
6
0,06220,0121a
aquades 1 L
2.
3.

Pengamatan
Perubahan
Perilaku
Kecepatan
Berenang Ikan Zebra
Pengamatan
perubahan perilaku melalui aktifitas
berenang ikan zebra.18 Setiap ikan dimasukkan ke dalam
akuarium yang diberikan paparan selama 1 jam,13
kemudian ikan dipindahkan ke akuarium pengamatan
dengan ukuran 30 x 10 x 15 cm dan perubahan perilaku
direkam. Pengamatan perubahan aktifitas berenang ikan
dilakukan dengan membagi akuarium dalam beberapa
segmen dan menghitung jarak yang ditempuh ikan saat
berenang melewati tiap segmen seperti yang terlihat pada
Gambar 1 Kecepatan berenang dihitung berdasarkan
jumlah penghitungan jarak yang ditempuh ikan saat
berenang melewati lintasan selama satu menit.18

4.

Kelompok ramuan
ASS dosis efektif
233 mg/L
Kelompok ramuan
ASS dosis MATC
316,88 mg/L
Kelompok ramuan
ASS dosis LC50 96
jam 6384,2 mg/L

0,07180,0165a

0,08140,0107a

0,01240,009b

Keterangan:
MATC = Maximum Allowable Toxicant Concentration
LC50= Lethal Concentration 50
a =berbeda signifikan, (p < 0,05) dengan kelompok
pajanan ramuan ASS LC50 96 jam
b = berbeda signifikan, (p < 0,05) dibanding kelompok
kontrol, kelompok pajanan ramuan ASS dosis efektif dan
dosis MATC

Gambar 1 Akuarium pengamatan perubahan perilaku


kecepatan berenang ikan zebra. Gambar ini menunjukkan
akuarium pengamatan perubahan perilaku kecepatan berenang
ikan zebra, akuarium eksperimen berukuran 30x10x15 cm
kemudian dibagi menjadi segmen berukuran masing 5x5 cm.
(dokumen pribadi)

Gambar 2 Histogram Rerata Kecepatan Berenang Ikan


Zebra setelah diberi Pajanan Ramuan Akar alang-alang,
Daun Sambung Nyowo dan Daun Salam. Pada gambar ini
menunjukkan peningkatan kecepatan berenang ikan zebra yang
tidak signifikan setelah pemberian pajanan dosis efektif dan
dosis MATC(p>0,05). Sedangkan pemberian dosis LC 50
menunjukkan penurunan kecepatan berenang ikan zebra yang
signifikan dibandingkan kontrol dan pemberian dosis effektif
maupun MATC (p=0,00).

Teknik Analisa Data


Data yang diperoleh dianalisa menggunakan One Way
ANOVA kemudian dilanjukan dengan uji post hoc HSD

Pada Tabel 1 dan Gambar 2 dapat dilihat efek pemberian


akar alang-alang, daun sambungnyowo dan daun salam
terhadap kecepatan berenang ikan zebra dewasa.
Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 2 tampak pajanan ASS
dosis efektif 233 mg/L (0,07180,0165 m/s) dan MATC
316,88 mg/L (0,08140,0107 m/s) selama satu jam
mampu meningkatkan kecepatan berenang ikan zebra
meskipun tidak signifikan dibandingkan kontrol
(0,06220,0121m/s) (p>0,005). Sedangkan pajanan ASS
dosis LC50 96 jam 6384,2 mg/L (0,01240,009 m/s)
selama satu jam mampu menurunkan kecepatan berenang
ikan zebra secara signifikan dibandingkan kecepatan
berenang pada kontrol, dosis efektif dan dosis MATC
(p=0,005).

Peningkatan Kecepatan Berenang Ikan Zebra setelah


Pajanan
Hasil penelitian efek pajanan ASS secara akut terhadap
perubahan perilaku kecepatan berenang ikan zebra pada
dosis efektif 233mg/L (0,07180,0165 m/s) maupun
dosis MATC 316,88 mg/L (0,08140,0107 m/s) tidak
menunjukkan peningkatan kecepatan berenang ikan
zebra yang signifikan dibandingkan kelompok kontrol
(0,06220,0121 m/s) (Tabel 1 dan Gambar 2). Dosis
MATC 316,88 mg/L (0,08140,0107 m/s) juga tidak
menunjukkan peningkatan kecepatan berenang ikan
zebra yang
signifikan dibandingkan dosis efektif
233mg/L (0,07180,0165 m/s).
Dosis efektif merupakan dosis yang dapat dikonsumsi
oleh manusia dan memberikan efek terapi. Sedangkan
dosis
MATC
(Maximum
Allowable
Toxicant
Concentration) merupakan dosis maksimum yang dapat
diserap tubuh dan tidak menimbulkan efek samping. 27
Pajanan ramuan ASS pada akuarium ikan zebra akan
menstimulasi
neurotransmitter
dopamin
dan
mempengaruhi aktifitas simpatik ikan zebra. Aktifitas
simpatik mengakibatkan respon berupa hiperaktifitas dan
peningkatan aktifitas motorik yang dapat diamati melalui
perubahan kecepatan berenang pada ikan zebra.23
Peningkatan kecepatan berenang juga merupakan respon
spontan ikan zebra untuk menghindari zat toksik yang
terkandung dalam air akuarium.18

4. PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Populasi
Penelitian ini menggunakan hewan coba ikan zebra
berjenis kelamin jantan, berusia 4 bulan dan dalam
kondisi sehat ditandai dengan gerakan berenang aktif.
Hewan coba ikan zebra dipilih karena memiliki potensi
sebagai hewan coba uji toksisitas dengan karakteristik
mudah dalam perawatan,19 memiliki kemampuan
reproduksi yang baik dan memiliki respon yang sensitif
terhadap toksisitas obat yang diberikan.20 Ikan zebra
memiliki anatomi otak yang mirip dengan vetebrata lain
dan sensifitasnya yang tinggi mampu ditunjukkan
melalui perubahan perilaku sebagai respon terhadap
pajanan obat sesuai dosis yang diberikan tanpa
menyebabkan kematian pada ikan.21

Peningkatan
aktifitas
motorik
menunjukkan
kemungkinan potensi zat dalam ramuan ASS memiliki
efek yang agonis dengan dopamin yang mempengaruhi
aktifitas motorik.13 Peningkatan ini diduga disebabkan
jumlah dosis yang dipajankan masih dapat ditoleransi
oleh ikan zebra sehingga kecepatan berenang ikan
mengalami peningkatan yang tidak signifikan. Hal ini
berkaitan dengan kemampuan adaptasi ikan untuk
menghindari zat toksik dan juga peningkatan aktifitas
simpatis pada hipotalamus yang berkaitan dengan
pengaturan detak jantung.18 Pemberian dosis rentang
efektif hingga subletal, jumlah dosis diduga berkorelasi
positif dengan peningkatan aktifitas motorik yang terjadi
pada hewan coba.

Ikan zebra dewasa diberikan pajanan akar alang-alang,


daun sambung nyowo dan daun salam dengan dosis
efektif 233 mg/L, dosis MATC 316,88 mg/L dan dosis
LC50 96 jam 6384,2 mg/L. Dosis ini ditentukan
berdasarkan eksplorasi oleh Saputra (2014). Pada
penelitian ini pajanan ramuan diberikan selama satu jam 11
dalam akuarium untuk mengetahui adanya potensi
toksisitas akut obat terhadap perubahan perilaku
kecepatan berenang ikan zebra yang dihitung setelah
pengamatan selama satu menit.19 Ikan akan mengabsorbsi
ramuan yang dipajankan melalui seluruh pori-pori tubuh
dan juga melalui insang sehingga masuk ke dalam
sirkulasi tubuh ikan.22 Ramuan tersebut mengalami
toksodinamik dan toksokinetik dalam tubuh ikan.
Pengamatan dilakukan dalam keadaan tenang sehingga
akan mengurangi potensi terjadinya bias, hal ini
dikarenakan ikan zebra peka terhadap rangsang gerakan
dan suara.20
4.2 Pemberian Pajanan Ramuan ASS Dosis Efektif
(233mg/L) dan MATC (319,32 mg/L) terhadap

4.3 Pemberian Pajanan Ramuan ASS Dosis LC 50 96


jam (6386,53mg/L) terhadap Penurunan Kecepatan
Berenang Ikan Zebra setelah Pajanan
Hasil penelitian efek pajanan ramuan ASS secara akut
terhadap perubahan perilaku kecepatan berenang ikan
zebra pada dosis LC50 96 jam 6384,2 mg/L
(0,01240,009 m/s) menunjukkan penurunan yang

signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol


(0,06220,0121m/s), kelompok dosis efektif 233 mg/L
(0,07180,0165 m/s) dan kelompok dosis MATC
(0,08140,0107 m/s).

dosis letal dapat menekan aktivitas motorik terlihat pada


perbandingan hasil pengukuran kecepatan renang ikan
zebra pada keempat kelompok penelitian (Tabel 1 dan
Gambar 2).13

Zat multi compound yang terkandung dalam ramuan ASS


dalam dosis berlebih diduga berpotensi toksik pada ikan
zebra. Zat toksik yang terserap melalui insang ikan zebra
bersifat radikal bebas. Radikal bebas dalam sirkulasi
sistemik dapat menimbulkan kerusakan pada sel melalui
mekanisme peroksidasi lipid yang dapat mengganggu
kanal ion Na-K-ATPase sehingga menyebabkan
kebocoran dari membran sel dan peningkatan kadar
kalsium intrasel.24 Kadar kalsium yang tinggi dalam
intrasel menyebabkan peningkatan enzim proteolitik dan
menurunkan produksi ATP. Energi yang tidak tercukupi
pada sel dapat mengakibatkan kematian sel dan terjadi
gangguan fungsi serta struktur organ. 24 Kematian sel pada
organ otak berdampak pada aktifitas hipotalamus
terutama dalam pengaturan kontraksi jantung dan
koordinasi motorik pada sistem saraf pusat terhadap
aktifitas simpatis.25

Peningkatan kecepatan berenang ikan zebra berkaitan


dengan kemampuan adaptasi ikan untuk menghindar dari
zat toksik dan juga peningkatan aktifitas simpatis pada
hipotalamus.18 Namun sebaliknya pada dosis LC 50 96
jam, ikan zebra mengalami neurotoksisitas akibat
kerusakan sel sehingga ikan zebra tidak mampu
merespon terhadap zat toksik yang dipajankan.
Penurunan aktivitas motorik berkaitan dengan adanya
gangguan pada sistem saraf pusat ikan zebra. Sistem
saraf pusat ikan zebra akan menekan neurohormonal
dopaminergik sehingga terjadi gangguan pada koordinasi
motorik ikan zebra.13
Berdasarkan penelitian ini, perubahan perilaku kecepatan
berenang ikan zebra dapat dijadikan indikator untuk uji
toksisitas obat sebagaimana penelitian oleh Gerlai
(2006). Peningkatan aktifitas renang ikan zebra
berbanding lurus dengan pajanan dosis obat hingga batas
dosis yang mampu mengakibatkan kerusakan pada sel
saraf. Aktifitas berenang ikan dapat menjadi indikator
jumlah dosis obat dan menjadikan indikator toksisitas
tanpa mengakibatkan kematian pada hewan coba.

Peningkatan kontraksi jantung dapat meningkatkan


volume darah sehingga meningkatkan tahanan perifer
pada pembuluh darah.25 Hal ini dapat beresiko pada
pecahnya pembuluh darah sehingga menurunkan asupan
energi pada sel-sel mikroglia di otak. Kerusakan
mikroglia mempengaruhi koordinasi motorik pada
hipotalamus sehingga terjadi penurunan aktifitas motorik
pada hewan coba.20
Pada pengobatan dengan
menggunakan obat anti hipertensi sisntesis, penekanan
aktifitas simpatis merupakan mekanisme yang digunakan
untuk menurunkan tekanan darah melalui pengaturan
sistem saraf pusat. Hal ini seringkali menimbulkan efek
samping berupa penekanan sekresi kelenjar air liur yang
menyebabkan mulut kering, rasa mual dan sedatif disertai
penurunan darah yang drastis dan bradikardi.26

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan pada
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1.

4.5 Perubahan Perilaku Kecepatan Berenang Ikan


Zebra sebagai Indikator Toksisitas Akut
Perubahan perilaku pada ikan zebra erat kaitannya
dengan fungsi sistem saraf. Ikan zebra memiliki
kesamaan secara anatomi otak dan struktur sistem saraf
seperti pada vetebra lain sehingga para peneliti
menyimpulkan sistem saraf pusat ikan zebra dapat
digunakan sebagai model hewan coba yang tepat dalam
uji toksisitas obat.20 Pada ikan zebra sebagai hewan coba,
obat didistribusikan melalui insang dan pori-pori tubuh
dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Efek motorik
yang dapat diamati antara lain kecepatan berenang.
Pemberian dosis efektif hingga MATC pada lingkungan
air ikan zebra dapat meningkatkan aktivitas motorik dan

2.

Pemberian pajanan secara akut ramuan akar alangalang, daun sambung nyowo dan daun salam dalam
dosis efektif 233 mg/L dan dosis MATC 316,88
mg/L tidak menunjukkan ketoksikan akut
berdasarkan tidak adanya peningkatan kecepatan
berenang ikan zebra yang signifikan, dan
menunjukkan ketoksikan akut pada LC 50 96 jam
6384,2 mg/L terlihat pada penurunan kecepatan
berenang ikan zebra secara signifikan (p<0,05).
Perubahan perilaku kecepatan berenang ikan zebra
dapat menjadi salah satu indikator uji toksisitas akut
obat.

6. SARAN
Untuk meningkatkan dan mengembangkan penelitian
lebih lanjut, peneliti menyarankan :
1. Perlu dilakukan uji toksisitas akut ramuan akar
alang-alang, daun sambung nyowo dan daun salam

2.
3.

terhadap indikator selain perubahan perilaku pada


ikan zebra (Danio rerio).
Perlu dilakukan uji toksisitas sub kronik dan kronik
ramuan akar alang-alang, daun sambung nyowo dan
daun salam.
Perlu dilakukan penelitian mengenai efek ramuan
akar alang-alang, daun sambung nyowo dan daun
salam terhadap sistem saraf pusat melalui penanda
kerusakan sel otak yang lebih spesifik.

DAFTAR PUSTAKA
1

Australian Heart Foundation [Internet]. 2010.


Guide to management of hypertension 2008
(Updated 2010). National Heart Foundation of
Australia.
Available
at
www.
heartfoundation.org.au diakses 23 Mei 2014
Depkes. 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007. Tim
Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Kesehatan. Jakarta.
Australian Heart Foundation [Internet]. 2010.
Antihypertensive drug treatment. National Heart
Foundation of Australia. Available at www.
heartfoundation.org.au diakses 23 Mei 2014

Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar.


Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kemenkes RI.

Ruslin, Asmawi Zaini Mohd, Rianse Usman, et


al. 2013. Anti-hypertensive activity of alangalang (imperata cylindrica (L.) Beauv. Root
methanolic extract on male wistar rat. Int. J. Res.
Pharm. 537-542.

Hoe See-Ziau, Lee Chen-Neng, Mok ShiuehLian. 2011. Gynura procumbens Merr. decreases
blood pressure in rats by vasodilatation via
inhibition of calcium channels. Clinics 143-150.
Ismail, A., Mohamed, M., Sulaiman, S. A. 2011.
Hemodynamic effects of the aqueous extracts of
syzygium polyanthum wight. Walp. Var.
Polyanthum leaves on normotensive and
hypertensive rats: comparisons of dose response
curves and time course effects. British
pharmacological society.
Skibola, C.F., Smith, M.T. 2000 Potential health
impacts of excessive flavonoid intake, Free.
Radic. Biol. Med. 375-383.

Robert, J. N., Els van Nood. 2001. Flavonoids: a


review of probable mechanisms of action and
potential applications. Am J Clin Nutr. 74:418
25

10

Lalitha, P., Sripathi, SK., Jayanthi, P. 2012.


Acute toxicity study of extracts of eichhornia
crassipes (mart.) solms. Asian J Pharm Clin Res.
5:59-61.

11

IBACON. 2009. OECD 203, 204, 215: Fish,


Acute Toxicity Test. Registration of Plant
Protection Product, Chemical, Biocides,
Vetenary Medical Plant and Medicinal Product
for Human Use. 1107.

12

Detrich, H.W., Westerfield, M.,Zon, L.I. 2008.


Essential zebrafish method: genetics and
genomics. 1st edition. UK: Elsevier.

13

David, J., Echevarria, Catherine, M. 2008. A


novel behavioral test battery to assess global
drug effects using the zebrafish. International
Journal of Comparative Psychology. 21, 19-34.

14

Karuppasamy, R., Bhavani, K., 2014. Original


article acute toxicity bioassay and behavioural
changes on zebra fish, danio rerio (hamiltan)
under arsenic trioxide. International journal of
modern research and reviews, 40-46.

15

Saint-amant Louis, Drapeau Pierre. 1998. Time


course of the development of motor behaviors in
the zebrafish embryo. Canada, 623-632.

16

Anonim. 1990. AlQuran Terjemah.

17

Abdullah bin Husain. 1970. Sulamut Taufiq. Dua


Menara.

18

Robert Gerlai. 2003. Zebra fish: an uncharted


behavior genetic model. Behavior Genetics Vol.
33.

19

Barney, R., Maggy, J. 2011. Guidance on the


housing and care of zebra fish Danio rerio.

20

Zebrafish : A good model for drug toxicity


testing . Phylonix.

19

John Brick. 2006. Drug, brain and behavior : 6th


editon. Springer.

20

Rubinstein, Amy L. 2006. Zebrafish assay for


drug toxicity screening. Ashley Publication.

21

22

23

Atlanta, 231-232.

24

Robert G, Lee, V., & Blaser, R. 2006. Effects of


acute and chronic exposure on the behavior of
adult zebrafish (Danio rerio). Pharmacology,
Biochemistry and Behavior, 85, 752-761.

Perumal, Shanmugapriya, Mahmud Roziahanim,


Piaru Pillai Suthagar. 2012. Potential antiradical
activity and cytotoxicity assessment of ziziphus
mauritiana
and
syzygium
polyanthum,
International Journal of Pharmacology, 535-541.

25

Guo, S. 2004. Linking genes to brain, behavior,


and neurological diseases: What can we learn
from zebrafish? Genes, Brain, and Behavior, 3,
63-74.

Guyton, A., Hall, J. 2006. Medical Phyisiology.


55, 685-700. 11th edition. Elsevier.

26

Sobrian, S. K., Jones, B. L., Varghese, S., &


Holson, R. R. 2003. Behavioral response profiles
following drug challenge with dopamine
receptor agonists and antagonists in developing
rat. Neurotoxicology and Teratology, 25, 311328.

Szabo, B., Thomas, F. 2001. Efects of


imidazoline
antihypertensive
drugs
on
sympathetic tone and noradrenaline release in the
prefrontal
cortex.
British
Journal
of
Pharmacology. 134, 295-304

27

Dobbins, L. 2010. Exploration of Methods for


Characterizing Effects of Chemical Stressors to
Aquatic Plants. United States Environmental
Protection Agency (USEPA).

Anda mungkin juga menyukai

  • P2K3
    P2K3
    Dokumen9 halaman
    P2K3
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen13 halaman
    Presentation 1
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Pre Test Dan Post Test
    Pre Test Dan Post Test
    Dokumen1 halaman
    Pre Test Dan Post Test
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Ortho
    Ortho
    Dokumen23 halaman
    Ortho
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kegiatan Lapangan
    Laporan Kegiatan Lapangan
    Dokumen2 halaman
    Laporan Kegiatan Lapangan
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Soal To Final Padi
    Soal To Final Padi
    Dokumen34 halaman
    Soal To Final Padi
    afifulichwan
    Belum ada peringkat
  • Kartu Pintar Difteri
    Kartu Pintar Difteri
    Dokumen2 halaman
    Kartu Pintar Difteri
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Osce Fkub Batch 1 2014
    Osce Fkub Batch 1 2014
    Dokumen216 halaman
    Osce Fkub Batch 1 2014
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • CRS
    CRS
    Dokumen33 halaman
    CRS
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Tabel 2.11 Cara Pemakaian Penyekat Beta
    Tabel 2.11 Cara Pemakaian Penyekat Beta
    Dokumen10 halaman
    Tabel 2.11 Cara Pemakaian Penyekat Beta
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • P2K3
    P2K3
    Dokumen9 halaman
    P2K3
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Resume Jurnal
    Resume Jurnal
    Dokumen11 halaman
    Resume Jurnal
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Field Study
    Field Study
    Dokumen5 halaman
    Field Study
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Document 2
    Document 2
    Dokumen1 halaman
    Document 2
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • PC TB
    PC TB
    Dokumen110 halaman
    PC TB
    Yayuk Abay Tambunan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Efek kombinasi tumbuhan terhadap perilaku ikan
    Efek kombinasi tumbuhan terhadap perilaku ikan
    Dokumen1 halaman
    Efek kombinasi tumbuhan terhadap perilaku ikan
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • 05 Ringkasan Summary
    05 Ringkasan Summary
    Dokumen2 halaman
    05 Ringkasan Summary
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen2 halaman
    Abs Trak
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • SWG CC
    SWG CC
    Dokumen4 halaman
    SWG CC
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen11 halaman
    Pemba Has An
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • 1,3,5 SP
    1,3,5 SP
    Dokumen9 halaman
    1,3,5 SP
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Proposal II
    Proposal II
    Dokumen2 halaman
    Proposal II
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Document 2
    Document 2
    Dokumen1 halaman
    Document 2
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • Document
    Document
    Dokumen1 halaman
    Document
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat
  • 06 Kata Pengantar Skripsi
    06 Kata Pengantar Skripsi
    Dokumen1 halaman
    06 Kata Pengantar Skripsi
    FandaruzzahraPutriPerdani
    Belum ada peringkat