Anda di halaman 1dari 40

ANEMIA

Penyusun: Ira Irmadani


406147033
Pembimbing: dr.Erik Rohmando
Purba, SpPD

Definisi
Penurunan/berkurangnya zat
yang membawa oksigen di
dalam darah; berupa
berkurangnya jumlah eritrosit,
kadar hemoglobin atau nilai
hematokrit sampai 2 SD di
bawah rata-rata untuk populasi
tertentu, usia tertentu dan
jenis kelamin tertentu

Kriteria anemia menurut


WHO
Kelompok

Kriteria anemia (Hb)

Laki-laki dewasa

< 13 g/dl

Wanita dewasa tidak hamil

< 12 g/dl

Wanita hamil

< 11 g/dl

Patofisiologi
Umur eritrosit: 120 hari
Produksi dan Penghancuran
seimbang
Keseimbangan terganggu bila:
Produksi menurun
Penghancuran bertambah
Kehilangan darah

Jenis Anemia
Morfologis

Gejala Anemia

Anemia Defisiensi Besi


Besi

Kompartemen besi: senyawa besi fungsional, besi cadangan, dan besi


transport
Absorpsi besi:
1. Fase luminal
2. Fase mukosal
3. Fase korporeal

Etiologi Anemia Def Fe

Patogenesis Def Fe

Perubahan Fungsional Non


Anemia

Sistem neuromuskular
Penurunan fungsi mioglobin
Gangguan perkembangan kognitif
Resiko prematuritas
Lebih mudah terkena infeksi

Gejala Anemia Def Fe

Stadium gejala anemia def


Fe
Stadium 1

Diagnosis
3 tahap: adanya anemia, anemia def Fe dan identifikasi
penyebab
Anemia hipokromik mikrositer pada hapusan darah tepi, atau
MCV < 80 fl, dan MCHC < 31% dengan salah satu kriteria
berikut:
Dua dari Tiga parameter dibawah ini:
Besi serum < 50 mg/dl
TIBC > 350 mg/dl
Saturasi transferin < 15% , atau

Feritin serum < 20 mg/l, atau


Pengecatan sumsum tulang dengan prussian blue
menunjukkan cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif,
atau
Dengan pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg/hari (atau
preparat besi lain yang setara) selama 4 minggu disertai
kenaikan kadar hemoglobin lebih dari 2 g/dl.

Penatalaksanaan Anemia
Def Fe
Transfusi

Penilaian terapi
Respon
Terapi

Pencegahan

Anemia Sideroblastik
Anemia karena gangguan sintesa Hb sehingga besi tidak
dapat dipergunakan dan tertimbun dalam plasma dan
jaringan
Herediter anemia sideroblastik
Didapat : pada keracunan Pb, alcoholism, penyakit
kolagen, pemberian INH, cyclosporine, thiacetazone
Gambaran darah tepi : anemia hipokrom, anisositosis
pada yang herediter. Yang didapat lebih sering ditemukan
normokrom normositer atau sedikit hipokrom.
Serum : SI , UIBC
Sumsum tulang : hiperplasia seri eritrosit, banyak
sideroblast, vakuolisasi pada seri eritrosit. Kadangkadang ada sel besar-besar (megaloblastoid)

Anemia pada penyakit


kronis
Etiologi

Thalassemia
3
2
4
1

loci
loci
loci
locus Silent Carrier

Anemia Aplastik
Klasifikasi menurut kausa :

Idiopatik : bila kausanya tidak diketahui;


ditemukan pada kira-kira 50% kasus.
Sekunder : bila kausanya diketahui.
Klasifikasi
Kriteria
Konstitusional
: adanya kelainan
DNA yang
Anemiadapat
aplastik berat
diturunkan, misalnya anemia fanconi.

Selularitas sumsum tulang


Sitopenia sedikitnya dua dari
tiga seri sel darah

< 25%
Hitung neutrofil <500/L
Hitung trombosit <20.000/L
Hitung retikulasit absolut <60.000/L

Anemia aplastik sangat berat

Sama seperti di atas kecuali hitung neutrofil


<200/L

Anemia aplastik tidak berat

Sumsum tulang hiposelular namun sitopenia tidak


memenuhi kriteria berat

Patogenesis anemia aplastik


Defisiensi absolut stem cell sumsum
tulang atau accessory-helper cells
Hambatan pada diferensiasi
Supresi imun
Kelainan struma
Kelainan growth factor
Kegagalan hematopoietik
Destruksi imun

Manifestasi Klinis Anemia


Aplastik

Pemeriksaan Fisik

Pucat
Perdarahan
Demam
Hepatomegali
Tanpa splenomegali

Pemeriksaan
Laboratorium
Darah tepi
LED meningkat
Waktu perdarahan memanjang dan
retraksi bekuan buruk
Biopsi STL hasil hiporeaktif
Virus
Kromosom
Def imun

Pemeriksaan radiologis
Nuclear Magnetic Resonance
Imaging
Radionuclide Bone Marrow
Imaging (Bone Marrow
Scanning)

Diagnosis anemia aplastik


Pansitopenia berupa kadar hemoglobin
kurang dari 13 g % (pada pria) atau
kurang dari 12 g % (pada wanita), jumlah
neutrofil absolute kurang dari 1500/mm 3
(biasanya jumlah leukosit kurang dari
4000/mm3), dan jumlah trombosit kurang
dari 150.000/mm3.
Aplasia atau hipoplasia sumsum tulang.
Adanya hipoplasia berat dan peningkatan
sel-sel lemak merupakan kriteria diagnosis.

Differensial diagnosa
MYELODISPLASIA HIPOSELULAR
LEUKEMIA LIMFOSITIK
GRANULAR BESAR
HEMOGLOBINURIA NOKTURNAL
PAROKSISMAL (PNH)

Penatalaksanaan
1. Identifikasi dan eliminasi
2. Pengobatan suportif : terhadap
infeksi, perdarahan dan anemia
3. Usaha mempercepat penyembuhan
penyebab pansitopenia melalui
imunosupresif, transplantasi
sumsum tulang, obat-obatan
anabolik dan kortikosteroid.

Anemia hemolitik autoimun


Anemia

Diagnosis
Direct Antiglobulin Test (Direct
Coomb`s Test)
Indirect Antiglobulin Test (Indirect
Coomb`s Test)

Anemia Hemolitik Non Imun


Anemia

Pemeriksaan laboratorium
Retikulositosis
Anemia normositik
Peningkatan laktat dehidrogenase
(LD) terutama LDH 2 dan SGOT
dapat menjadi bukti adanya
percepatan destruksi eritrosit (jika
tidak ada kerusakan jaringan organ
lain).
Baik hemolisis intravaskular dan
ekstravaskular meningkatkan

Anemia pasca perdarahan

Anemia makrositik
megaloblastik
Gambaran

Anemia def Vit B12

Anemia def vit B12


Manifestasi

Anemia def as folat


Kekurangan

Anemia def as folat


Manifestasi klinis
Sama dengan def vit B12

Lab:
vitamin B12 serum normal dan asam folat
serum rendah, biasanya kurang dari 3
mg/ml
kadar folat sel darah merah kurang dari
150 ng/ml

Tatalaksana
pemberian/suplementasi asam folat oral 1
mg/hari

Anemia makrositik non


megaloblastik
Sumsum tulang tampak normoblastik
walaupun darah tepi makrositer, karena
deposisi lipid pada membran eritrosit meningkat
masa pematangan sel-sel blast berubah

Penyebab: alkohol, penyakit hati, Anemia


sideroblastik primer didapat, Myxedema,
kehamilan, retikulositosis, kelainan,
mieloproliferatif, obat-obat sitotoksik, gagal
napas, anemia aplastik
Lab:anemia normokrom makrositik, eritrosit
besar-besar bundar, tidak oval, tidak ada
hipersegmentasi netrofil

Anda mungkin juga menyukai