Anda di halaman 1dari 5

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 32 TAHUN 2010


TENTANG
LARANGAN MEROKOK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa tingkat perokok di Indonesia telah mencapai tingkat yang
memprihatinkan sehingga menimbulkan pencemaran udara dan gangguan kesehatan;
b. bahwa asap yang dihembuskan para perokok akan dihirup langsung oleh perokok dan
akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif;
c. bahwa setiap hal yang menyebakan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatanakan
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi Negara;
d. bahwa upaya menghentikan kebiasaan merokok sudah seharusnya menjadi tugas dan
tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat;
e. bahwa iklim tidak merokok di Indonesia harus diciptakan demi tercapainya Negara dan
bangsa Indonesia yang sehat dan makmur;
Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2004 Nomor 4419);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3699);
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3886);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN;

Menetapkan :

UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN MEROKOK.


BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:


1. Larangan Merokok adalah suatu ketentuan yang memaksa warga masyarakat untuk
tidak menghisap rokok di tempat-tempat umum.
2. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (yang
ukurannya bervariasi) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah.
3. Merokok adalah kegiatan membakar rokok salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
4. Stiker larangan merokok adalah stiker yang mengingatkan bahaya yang terkandung
dalam sebatang rokok yang wajib di tempelkan di kawasan dilarang merokok.
5. Kawasan dilarang merokok adalah tempat umum, tempat kerja, tempat proses belajar
mengajar, tempat pelayanan kesehatan, arena kegiatan anak-anak, tempat ibadah dan
angkutan umum.
6. Perokok adalah orang yang melakukan tindakan merokok.
7. Perokok pasif adalah orang yang tidak melakukan tindakan merokok tetapi terkena
dampak dari merokok dengan menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh perokok
yang merokok.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Larangan merokok diselenggarakan dengan berasaskan keserasian dan keseimbangan,
manfaat, pencemar membayar, dan perlindungan kesehatan masyarakat.
Pasal 3
Larangan merokok bertujuan untuk:
1. Menurunkan jumlah angka perokok terutama perokok usia muda
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan terciptanya kualitas udara yang bersih
dan sehat serta bebas asap rokok

3. Menurunkan jumlah penyakit dan kematian yang timbul akibat merokok


BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
Setiap orang berhak untuk bebas dari asap rokok yang membahayakan kesehatan dan
merncemari lingkungan udara.
Pasal 5
(1) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan lingkungan yang sehat dan bebas asap
rokok;
(2) Perokok berkewajiban untuk merokok pada tempatnya dan tidak merokok pada kawasan
dilarang merokok.
BAB IV
KETENTUAN PIDANA
Perokok yang melakukan tindakan merokok di kawasan dilarang merokok,
sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 4 Juni 2010
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR.H SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 4 Juni 2010
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,
ttd,
ANDI MATTALANTA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 58.
Tinjauan tentang pelaksanaan UU tersebut dalam kenyataan di lapangan
Sampai saat ini, pemerintah masih belum dapat melaksanakan undang-undang
tentang larangan merokok . Di lapangan masih banyak orang yang merokok dari
segala kalangan umur. Dengan fakta di lapangan membuktikan bahwa undangundang ini masih belum berfungsi dengan baik.
Berdasarkan pasal 4 UU tentang larangan merokok, seharusnya setiap orang
berhak untuk hidup bebas dari asap rokok. Tetapi pada pelaksanaannya masih
banyak perokok yang merokok di tempat yang dilarang. Selain mengganggu
kesehatan orang-orang yang tidak merokok, perokok juga mencemari udara
dengan asap rokoknya.
Berdasarkan pasal 5 UU tentang larangan merokok, setiap orang memiliki
kewajiban untuk menjaga lingkungan sekitarnya. Perokok seharusnya sadar
untuk tidak merokok pada kawasan yang dilarang merokok agar tidak merugikan
orang-orang dan lingkungan di sekitarnya.
Pelanggaran undang-undang ini terjadi karena kurangnya kesadaran diri dan
kepedulian kepada kesehatan diri sendiri dan orang lain. Selain itu, pemerintah
juga kurang peduli terhadap masyarakat yang ditunjukkan dengan kurangnya
sosialisasi undang-undang ini ke semua lapisan masyarakat. Selain itu, para
penegak hukum tidak tegas dalam melaksanakan undang-undang tentang
larangan merokok ini.
Oleh karena banyaknya orang-orang yang tidak menjalankan UU tentang
larangan merokok bab 1 sampai 3 maka dibentuk ketentuan pidana dimana

perokok yang merokok di kawasan dilarang merokok, sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Namun pada pelaksanaannya, setelah ketentuan
pidana ditetapkan perokok masih melanggar undang-undang ini.
Selain kesadaran dari perokok aktif ternyata kesadaran para perokok pasif pun masih kurang.
Para perokok pasif yang sadar maupun tidak sadar terhadap bahaya dari merokok ini
kebanyakan juga enggan untuk menegur para perokok aktif yang sedang merokok di tempat
yang tidak seharusnya. Banyak di antara perokok pasif yang dengan tenangnya berada di
sekitar perokok aktif. Mereka masih belum menyadari bahwa mereka sendiri berada dalam
bahaya ketika berada di sekitar para perokok aktif. Mereka menganggap hanya perokok aktif
lah yang akan mendapatkan akibat buruk dari merokok padahal mereka sendiri memiliki
peluang yang sama untuk mendapatkan akibat tersebut. Sikap kurang waspada ini justru
berbahaya bagi mereka karena efek buruk tersebut akan muncul secara tiba-tiba dan dalam
keadaan yang cukup buruk.

Kendala yang menyebabkan belum terlaksananya tujuan UU ini adalah kembali ke


pelakunya, yang mempunyai mental peraturan dibuat untuk dilanggar. Selain itu juga
pengawasan yang tidak tegas. Peraturan telah dibuat tetapi hukuman tidak dijalankan, hal ini
menyebabkan rasa ketidakpedulian dan timbul anggapan remeh terhadap peraturan tentang
merokok tersebut.
Hal lainnya adalah datang dari budaya. Banyak orang tua yang merokok, hal ini secara
otomatis ditiru oleh anaknya, dan ada paradigma yang menganggap merokok adalah hal yang
biasa. Ini menyebabkan susahnya melepaskan rokok dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dari masyarakat sendiri, akan pentingnya esensi dari
peraturan tersebut dan disiplin terhadap hukuman bagi yang tidak menjalankan.

Anda mungkin juga menyukai