Anda di halaman 1dari 2

PEMETAAN STRUKTUR SESAR JOKOTUWO TREMBONO

DAERAH JOKOTUO DAN SEKITARNYA BAYAT, KLATEN, JAWA


TENGAH
15/04/2013
Lecturer: Arista Muhartanto
Link
belum
Daerah Bayat merupakan salah satu di antara 3 lokasi di P. Jawa (2 diantaranya adalah
Karangsambung dan Ciletuh) yang merupakan lokasi dijumpainya singkapan batuan PraTersier.
Ketiga daerah tersebut merupakan kompleks melange yang diinterpretasikan sebagai zone
tumbukan yang sifatnya konvergen antara Lempeng Samudra India-Australia dan Lempeng Benua
Eurasia selama Zaman Kapur Akhir hingga Paleosen.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah orientasi langsung di lapangan dengan
mengguinakan peralatan kompas geologi, palu geologi, kamera, peta topografi, serta analisis
laboratorium yang meliputi ; plotting data-data struktur sesar ke dalam peta topografi, analisis
data-data struktur kekar dan breksiasi dengan proyeksi streografi, interpretasi hasil analisis
berdasarkan konsep dasar geologi struktur.
Daerah Bayat secara fisiografis terbagi menjadi 2 (dua), yaitu, Pegunungan Jiwo yang terletak di
bagian utara jalan raya Wedi, serta Pegunungan Selatan yang terletak pada bagian selatan jalan
raya Wedi tersebut. Pegunungan Jiwo terbagi 2 (dua), yaitu Jiwo Barat dan Jiwo Timur yang
dipisahkan oleh K. Dengkeng. Jalur Pegunungan Jiwo ini tersingkap batuan sedimen, beku, dan
metamorf, yang berumur PraTersier hingga Tersier. Adapun daerah penelitian termasuk kedalam
jalur Pegunungan Jiwo Timur yang mencakup daerah G. Semanggu yang tersusun oleh batuan filit,
G. Pendul yang tersusun oleh batuan beku, G. Jokotuo yang tersusun oleh batuan marmer, G.
Temas berupa batuan sedimen (batugamping tufaan berlapis), serta sebagian jalur Pegunungan
Selatan yang meliputi daerah S. Trembono yang terdiri dari batuan sedimen turbidit, dan daerah
Semen yang yang tersusun oleh batuan sedimen.
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan, khususnya terhadap gejala struktur sesar berupa
bidang sesar beserta gores garisnya, juga pengukuran bidang perlapisan batuan sedimen, struktur
kekar gerus, breksiasi, serta gejala microfold pada zona sesar.
Dalam pengolahan data data tersebut langsung diplot ke dalam peta topografi, yakni data data
sesar, terutama bidang sesar yang dapat langsung diketahui jenis sesarnya, sedangkan data data
kekar gerus dan breksiasi dilakukan plotting kedalan diagram kipas, serta proyeksi stereografi
untuk menentukan jenis sesarnya.
Daerah penelitian dijumpai paling tidak 7 (tujuh) sesar mendatar, meliputi 6 (enam) diantaranya
merupakan sesar mendatar mengiri yang berarah relatif Timurlaut Baratdaya serta 1 (satu) sesar
mendatar menganan yang berarah relatif Baratlaut Tenggara, juga dijumpai 3 (tiga) sesar naik
yang berarah relatif Barat Timur, 2 (dua) diantaranya blok selatannya yang naik (pada G. Temas),

dan satu diantaranya blok utara yang relatif naik (pada daerah G. Pendul). Sistim sesar tersebut
merupakan produk tegasan kompresi yang berarah baratlaut tenggara hingga utara selatan ( N
350/170 hingga 10/190 E ).
Dapat disimpulkan bahwa tegasan yang bekerja pada daerah penelitian merupakan tegasan yang
berarah relatif utara - selatan sebagai hasil penunjaman pada Zaman Mio Pliosen (Mio Pliosen
Subduction Zone), yang diperkirakan menyebabkan tersingkapnya sebagian batuan-batuan Pra
Tersier pada Jalur Pegunungan Jiwo Timur, terutama pada daerah G. Semangu, Jokotuo, dan
deretan G. Pendul, berupa batas batas sesar naik.
Kata kunci : Kompleks melange, sesar, tegasan

http://www.karyailmiah.trisakti.ac.id/dosen/view/98

Anda mungkin juga menyukai