PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Menurut WHO yang dimaksud dengan sehat (healthy) adalah kondisi sehat sejahtera baik
secara fisik, mental maupun sosial yang ditandai dengan tidak adanya gangguan-gangguan
atau simptom-simptom penyakit, seperti keluhan sakit fisik, keluhan emosional (Papalia,
Olds, dan Friedman, 1998; Sarafino, 1994).
Menurut Duvall dan Logan ( 1986 ), Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
Keluarga seperti pada individu , mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu.
Setiap tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing
termasuk tugas yang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap
berikutnya dengan sukses.
Pada keluarga yang mulai melepas anak sebagai dewasa biasanya akan timbul masalahmasalah baik fisik maupun psikososiospiritual. Contoh hal-hal yang akan menjadi beban
tanggung jawab keluarga yang harus dihadapi dan diselesaikan adalah sbb. :
Bagaimana karakteristik pasangan anaknya?
Bagaimana hubungan anak terhadap orang tua dan mertua setelah menikah?
Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas dari orang tua? Bila tidak, anak
yang telah menikah tidak tinggal serumah, dimana tinggalnya/frekuensi anak bertemu dengan
orang tua?
Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah dengan anaknya?
Bagaimana perasaan orang tua setelah anaknya menikah?
Bagaimana orang tua membentuk jaringan dengan anak?
TUJUAN
Tujuan diberikannya asuhan keperawatan kepada keluarga denagn anak dewasa awal
(pelepasan) adalah sebagai berikut :
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TINJAUAN TEORI
sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. Segala urusan ataupun masalah yang dialami
dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk
orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi
suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk seorang pribadi
yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.
Profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek
fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan
yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik,
cepat, dan proaktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 2040 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa
muda termasuk masa transisi, baik transisi secarafisik (physically trantition), transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).
pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di
antara mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya
pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman
yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan
sosialnya.
Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya (dating), untuk
segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga yang baru,
yakni terpisah dari kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah,
masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni
sebagai individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anakanaknya. Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sedangkan seorang wanita sebagai
ibu rumah tangga, tanpa meninggalkan tugas karier tempat mereka bekerja. Namun
demikian,ntak sedikit seorang wanita mau meninggalkan kariernya untuk menekuni tugastugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga, agar dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya
dengan baik. Sebagai anggota masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas
sosial, misalnya dalam kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus
RT/RW.
mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan mereka yang masih
membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah menikah, umumnya akan menekuni
bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih pas-pasan, dengan alasan sulimya mencari
jenis pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan.
Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri untuk
dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi yang
dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi Internal, biasanya
ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan eksternal, seseorang akan
bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus
asa walaupuri memperoleh hambatan atau rintangan dari lingkungan eksternal.
menipertahankan taraf kesehatan, yakni (1} health behavior; (2) illness behavior; (3) sick-role
behavior .
Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan dapat
membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi
gangguan penyakitnya.
Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna memperoleh
informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.
Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan dari
rasa sakitnya.
IV. Perkembangan Kognitif Dewasa Muda Awal
Masa perkembangan dewasa muda (young adulthood] ditandai dengan keinginan
mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan
tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi
yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka beriomba dan bersaing dengan orang lain guna
mem-buktikan kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai
keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti sebab dengan keberhasilan itu, ia akan
meningkatkan harkat dan martabat hidup di mata orang lain.
Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai penguasaan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu, seorang individu akan siap
untuk menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia pekerjaan. Dengan demikian, individu
akan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan mampu mengembangkan daya
inisiatif-kreatimya sehingga ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Dengan
pengalaman-pengalaman tersebut, akan semakin mematangkan kualitas mentalnya.
juga menghadapi krisis seperti merawat orang tua yang telah lanjut usia, kemungkinan
kehilangan pekerjaan dengan berubahnya lingkungan ekonomi dan kebutuhan perkembangan
mereka sendiri.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dalam karakter dan sikap.
Perkembangan setiap orang, bagaimana pun, merupakan sebuah proses yang unik (Haberet,
1992). Perubahan itu dialami oleh dewasa awal termasuk proses alami maturasi dan
sosialisasi.
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
b)
c)
d)
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan
fisiologis (seksua) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu
melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyaratan yang
syah.
Dewasa awal yang telah bekerja, mereka mempersiapan dan membukuan diri bahwa mereka
sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung agi dengan orang tua. Sikap
yng mandiri ini merupakan langkah yang positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan
sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari
itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah
tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup mereka harus dapat
menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga
dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain
itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.
Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Mereka bekerja keras dan
bersaing untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan prestasi kerja yag baik akan memberikan
kehidupan yang makmur sejhtera bagi keluarganya.
-
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai,
dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang
taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan
dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta
kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) membayar pajak (pajak
televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga
ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata
masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut
terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki
jalan, dan sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi
orang tertentu, yang menjalani ajaran agama, mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan,
yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga.
Tugas perkembangan berkisar pada pembinaan hubungan intim dengan orang lain, terutama
hubungan intim dengan lawan jenis, yang ditandai dengan saling mengenal pribadi seseorang
baik kekurangan ataupun kelebihan masing-masing individu yang dilanjutkan dengan
berpacaran dan menikah
2.
Dengan rumah yang telah kosong, orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk
mencurahkan perhatian pada kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan lain, termasuk
mempertahankan hubungan intim.
3.
Suami/istri diharapkan dapat membantu dan menyokong anggota keluarga yang lebih tua
semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk mulai mulai
dari menelpon secara rutin hingga bantuan finansial, transportasi, dan mengunjungi serta
merawat orang tua mereka dirumah.
4.
5.
Menjadi orang tua yang mandiri dan tidak tergantung dengan kegiatan-kegiatan yang biasa
dilakukan oleh anak dewasanya.
Merawat anak
V. MASALAH KESEHATAN
a.
Masalah Fisiologis
Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama minimum.
Akan tetapi gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada resiko penyakit atau
kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa awal mungkin juga rentan secara
genetik terhadap penyakit kronis tertentu seperti diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia
keturunan ( Price dan Wilson, 1992). Penyakit crohn, radang kronis pada usus halus lebih
umum terjadi pada usia 15-35 tahun. Insiden infertalitas juga meningkat pada masa sekarang
yang mempengaruhi 15-20% dewasa sehat lain, banyak klien infertile merupakan dewasa
awal (Bobak dan Jensen, 1993)
1.
Faktor Risiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup dan
riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori sebagai berikut ;
Kematian dan Cedera karena kekerasan
Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas pada populasi dewasa
awal. Kematian dan cedera dapat terjadi karena serangan fisik, kecelakaan kendaraan
bermotor atau kecelakaan lain dan usaha bunuh diri.
Pengkajian faktor yang mempredisposisi kekerasan yang mengakibatkan cedera atau
kematian, yaitu :
kemiskinan
keretakan keluarga
penganiayaan
pengabaian anak
Penting sekali bila seseorang perawat melakukan pengkajian psikososial secara
keseluruhan termasuk faktor seperti : pola perilaku, riwayat penganiayaan fisik dan
peyalahgunaan zat, pendidikan, riwayat pekerjaan dan system pendukung sosial untuk
mengetahui faktor risiko terhadap kekerasan personal dan lingkungan.
Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak langsung berperan terhadap
mortalitas dan morbilitas pada dewasa awal. Intoksikasi pada dewasa awal dapat
menyebabkan cedera berat dalam kecelakaan kedaraan bermotor yang dapat mengakibatkan
kematian atau kecacatan permanen. Penyalahgunan pada obat stimulan dan depresan yang
(upper) dapat menekan system kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat meluas sehingga
menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat didiagosa, khususnya pada tahap awal.
Informasi yang penting mungkin diperoleh dengan membuat pertanyaan yang spesifik
tentang masalah medis di masa lalu, perubahan masukan makanan, pola tidur atau masalah
labilitas emosi. Laporan penangkapan karena mengemudi saat intoksikasi, penganiayaan istri
dan anak atau perilaku yang melanggar peraturan untuk memeriksa kemungkinan
penyalahgunaan obat secara cermat (Winger, Hofmam dan Woods, 1992).
2.
Gaya hidup
Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene personal yang buruk
meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat penyakit dalam keluarga seperti
kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik meningkatkan risiko penyakit juga. Peran
perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi faktor yang meningkatkan
risiko masalah kesehatan pada dewasa awal.
Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular yang diketahui dengan baik
pada perokok dan orang yang menghisap asap rokok. Inhalasi polutan rokok meningkatkan
risiko kanker paru-paru, emfisema dan bronkhitis kronis. Nikotin pada tembakau adalah
vasokontriktor yang bekerja pada arteri koroner, darah meningkatkan risiko penyakit angina,
infark miokard dan arteri koroner. Nikotin juga menyebabkan penyempitan vasokonstriksi
perifer dan memicu masalah vaskular.
Stres lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif tubuh. Pola latihan dapat
mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang dilakukan terus-menerus meningkatkan
frekuensi nadi selama 15 sampai 20 menit 3 kali seminggu meningkatkan fungsi
kardiopulmonal dengan menurunkan rata-rata tekanan darah dan denyut jantung. Selain itu
latihan menurunkan kecenderungan mudah lelah insomnia, ketegangan dan iritabilitas.
Perawat harus melakukan pengkajian muskuloskletal secara menyeluruh, termasuk mobilitas
sendi dan tonus otot, dan pengkajian psikososial untuk meningkatkan toleransi terhadap stres
dalam menentukan efek-efek latihan.
Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal dapat menjadi
faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan seseorang yang mempunyai penyakit
yang mudah menular meningkatkan risiko penyakit. Higiene gigi yang buruk meningkatkan
risiko penyakit periodontal.
Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko berkembangnya
penyakit pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir. Contohnya, seorang pria muda yang
ayah dan kakek dari ayahnya yang mempunyai infark miokard (serangan jantung), pada usia
50-an mempunyai risiko infark miokard di masa depan. Adanya penyakit kronik tertentu
dalam keluarga meningkatkan risiko bagi anggota keluarga terhadap perkembangan penyakit
itu. Risiko penyakit keluarga jelas merupakan penyakit herediter. Kurangnya kepatuhan untuk
pemeriksaan skrining rutin dapat menempatkan klien pada risiko penyakit berat karena
kegagalan deteksi dini.
3.
Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada pria, wanita atau pasangan.
Perkembangan Fisiologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20 tahun. Pengecualian pada
hal ini adalah wanita hamil dan menyusui. Perubahan fisik, kognitif dan psikososial serta
masalah kesehatan pada wanita hamil dan keluarga usia subur sangat luas.
Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak sesering kelompok usia
yang lebih tua. Cenderung mengakibatkan gejala fisik dan sering menunda dalam mencari
perawatan kesehatan. Karakteristik dewasa muda mulai berubah mendekati usia baya.
Temuan pengkajian umumnya dalam batas normal, kecuali klien mempunyai penyakit.
Namun demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat mengambil manfaat dari
pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup dapat membantu perawat dan klien
mengidentifikasi kebiasaan yang meningkatkan resiko penyakit jantung, maligna, paru, ginjal
atau penyakit kronik lainnya.
Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian kepuasan hidup secara
umum, yaitu:
-
Kebiasaan meliputi : diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan penggunaan kafein,
alcohol dan obat terlarang
Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi kesehatan dan hewan
peliharaan
-
Lingkungan pekerjaan meliputi : jenis pekerjaan, pemajanan terhadap fisik dan mental.
b.
Perkembangan Kognitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal dan tengah.
Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup secara umum dan
kesempatan pekerjaan secara dramatis meningkatkan konsep individu, pemecahan masalah
dan keterampilan motorik.
Mengidentifikasi area pekerjaan yang diinginkan adalah tugas utama dewasa awal. Ketika
seseorang mengetahui persiapan pendidikannya, keahlian, bakat dan karakteristik
kepribadian. Pilihan pekerjaan menjadi lebih muda dan biasanya meraka akan lebih luas
dengan pilihannya. Akan tetapi, banyak dewasa awal kekurangan sumber dan system
pendukung untuk memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau pengembangan keahlian yang
diperluhkan untuk berbagai posisi pekerjaan. Akibatnya, beberapa dewasa awal mempunyai
pilihan pekerjaan yang terbatas.
c.
Perkembangan Psikososial
perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan yang biasa dilakukan dan
pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja,
durasi bekerja, perubahan pada kebiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan iritabilitas
dan kegugupan.
J Stres Keluarga
Stresor keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga
ada puncaknya, karena setiap orang dalam keluarga bekerja sama, dan sampai pada
lembahnya, ketika setiap orang dalam keluarga memisahkan diri. Stresor situasi terjadi pada
peristiwa seperti pertengkaran, kematian, penyakit, perkawinan dan kehilangan pekerjaan.
Ketika seorang klien mencari perawatan kesehatan dan menunjukkan gejala terkait-stesor,
perawat harus mengkaji terjadinya peristiwa perubahan kehidupan.
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang dapat diprediksi untuk
anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga berfungsi dan menjadi bagian efektif
dalam masyarakat. Salah satu peran penting adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan
keluarga, salah satu orang tua adalah pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan
coleader. Dalam keluarga orang tua tunggal, orang tua atau adakalanya seorang anggota
keluarga besar menjadi kepala keluarga. Ketika perubahan akibat dari penyakit, krisis
keadaan dapat terjadi. Perawat harus mengkaji faktor lingkungan dan keluarga termasuk
sistem pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa digunakan oleh anggota keluarga.
Gangguan penampilan
Gangguanpemeliharaan kesehatan
Ketidakberdayaan
Defisit pengetahuan
Masalah risiko :
Risiko kesepian
Risiko cedera
Masalah potensial :
Beberapa contoh diagnosa dan itervensi keperawatan keluarga kepada keluarga yang dapat
digunakan sebagai berikut :
1.
Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber
psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan karier
Analisa data :
Data mayor :
Data minor :
Intervensi
analisa data :
data mayor :
data minor :
tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik, emosi,dan spiritual semua anggota keluarga
intervensi :
melaporkan atau memperlihatkan gaya hidup yang tidak sehat (misalnya penggunaan
obat-obatan, makan dalam jumlah yang berlebihan, diet tinggi lemak )
data minor :
diet yang sehat ( misalnya, empat dasar, rendah lemak dan garam, tinggi karbohidrat
kompleks, asupan vitamin, mineral yang mencukupi, air 2-3 liter sehari)
control berat badan
hindari penyalahguanaan zat ( misalnya alcohol, obat-obatan, tembakau )
hindari penyakit hubungan seksual
kaji apakah sumber daya yang dibutuhkan dirtumah tersedia (pemberi asuhan,
keuangan, peralatan)
4.
konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan pertentangan dalam system
pendukung
data mayor :
data minor
berfokus pada diri sendiri tanda-tanda fisik disstres atau keteganagan (peningkatan
frekuensi jantung dan ketegangan otot, gelisah)saat keputusan menjadi focus perhatian
jalin hubungan saling percaya dan berarti yang meningkatkan saling pengertian dan
perhatian
bantu individu mengenlai apa masalahnya dan dengan jelas mengidentifikasi keputusan
yang harus dibuat
beri dorongan pada orang terdekat untuk terlibat dalam keseluruhan proses
pengambilan keputusan
dengan aktif yakinkan individu bahwa keputusan sepenuhnya ditangannya dan menjadi
haknya untuk melakukan itu
5.
risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah menikah dan pergi dari
rumah)
data mayor :
data minor :
cemas, gelisah
sedih
sering merenung
intervensi :
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Keluarga akan mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap tahap
perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing termasuk tugas
yang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya dengan
sukses. Dengan asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan telah membantu
keluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan lancar sesuai dengan tahap
perkembangan keluarga dewasa awal (melepas anak sebagai dewasa) sehingga dapat
menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis,
dan sosial anggota keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Linda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC : Jakarta
Perry and Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan I: konsep, proses, dan praktik
Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa, Yasmin Asih [et all]; editor edisi
bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. Jakarta : EGC.
Perry and Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan II: konsep, proses, dan praktik
Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa, Yasmin Asih [et all]; editor edisi
bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, EGC : Jakarta
Suprayitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik. EGC : Jakarta
www.yenibeth.wordpress.com/2008/06/15/konsep-keluarga/