Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO yang dimaksud dengan sehat (healthy) adalah kondisi sehat sejahtera
baik secara fisik, mental maupun sosial yang ditandai dengan tidak adanya gangguan-gangguan
atau simptom-simptom penyakit, seperti keluhan sakit fisik, keluhan emosional (Papalia, Olds,
dan Friedman, 1998; Sarafino, 1994).
Menurut Duvall dan Logan ( 1986 ), Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
Keluarga seperti pada individu , mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang
waktu. Setiap tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing
termasuk tugas yang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya
dengan sukses.
Pada keluarga yang mulai melepas anak sebagai dewasa biasanya akan timbul masalah-
masalah baik fisik maupun psikososiospiritual. Contoh hal-hal yang akan menjadi beban
tanggung jawab keluarga yang harus dihadapi dan diselesaikan adalah sbb. :
1. Bagaimana karakteristik pasangan anaknya?
2. Bagaimana hubungan anak terhadap orang tua dan mertua setelah menikah?
3. Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas dari orang tua?
Bila tidak, anak yang telah menikah tidak tinggal serumah, dimana tinggalnya/frekuensi
anak bertemu dengan orang tua?
4. Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah dengan anaknya?
5. Bagaimana perasaan orang tua setelah anaknya menikah?
6. Bagaimana orang tua membentuk jaringan dengan anak?
7. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga yang dilaksanakan?
Dari masalah-masalah yang biasa timbul dalam keluarga dengan anak dewasa
(pelepasan) tersebut maka akan mempengaruhi status kesehatan individu-individu dalam
keluarga tersebut. Oleh karena itulah pada keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) perlu
diberikan asuhan keperawatan agar keluarga dapat melalui masa transisi dari tahap
perkembangan manusia.

1
1.2 Tujuan
Tujuan diberikannya asuhan keperawatan kepada keluarga denagn anak dewasa awal
(pelepasan) adalah sebagai berikut :
1.2.1 Tujuan Umum
Keluarga mampu melakukan tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap
perkembangan keluarga dewasa awal (melepas anak sebagai dewasa) agar dapat menciptakan
dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial
anggota keluarga.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Keluarga mampu memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Keluarga mampu mempertahankan keintiman pasangan.
3. Anak mampu membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Orang tua mampu membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah tangga.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Awal
2.2.1 Pengertian
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai pada saat anak
pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan
utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam
melepas anak untuk hidup sendiri. Keluarga mempersipakan anaknya yang tertua untuk
membentuk keluarga sendiri dan tetap membantuk anak terakhir untuk lebih mandiri (Wahit
Iqbal Mubarak, dkk 2006).

2.2.2 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Awal
Tugas perkembangan keluarga menurut Setiadi, 2008 hal. 16 pada tahap ini adalah :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
5. Menata kembali fasilitas dan sumbe ryang ada pada keluarga
6. Berperan suami/istri kakek/nenek
7. Menciptakan lingkunga rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak
Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik, 1998, Duvall dan Miller, 1985 tugas
perkemabangan keluarga meliputi:
1. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan
melalui perkawinan anak-anak
2. Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.
3. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami/istri

2.2.3 Permasalahan Kesehatan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda
1) Komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka perlu ditingkatkan.
2) Masalah dalam hal transisi peran bagi suami istri.
3) Masalah perawatan orang tua lanjut usia.
4) Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan perubahan situasi fisik (kolestrol

3
tinggi, obesitas/kegemukan, tekanan darah tinggi).
5) Masalah gaya hidup perlu mendapatkan perhatian antara lain, kebiasaan minum alkohol,
merokok, makan dan lain-lain.

2.2.4 Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan
orang tua mereka : masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah orang yang
memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan kronis
dan faktor-faktor yang berpengaruh seperti kolestrol tinggi, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah menopause
di kalangan wanita umum terjadi. Efek-efek dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang
lama dan praktek diet semakin jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan dan “gaya
hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa (Friedman, 1998 hal.
129). Menurut Ali, 1999 hal. 48
1) Memberikan pendidikan konseling pada keluarga.
2) Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lainnya.
3)Mengkaji kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginnya.

2.2 Tahap Perkembangan Dewasa Muda Awal


Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya
tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun
psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya
sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan ataupun masalah yang dialami
dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk
orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi
suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk seorang pribadi yang
matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.
Profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek
fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang
prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat,
dan proaktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia
20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa

4
muda termasuk masa transisi, baik transisi secarafisik (physically trantition), transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).

2.2.1 Perkembangan Fisik Dewasa Muda Awal


1.) Dewasa Muda sebagai Masa Transisi
a. Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa muda sedang
mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang
individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai
seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang
anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan
fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa
lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara
bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala
tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi
pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda,
dikenakan hukum pidana atau perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik,
misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.

b. Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia,
Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational formal,
bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini
menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas
berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus
dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (uniiversitas/akademi). Kemudian, setelah lulus
tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam
pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara
mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya
pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang
ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan
sosialnya.

5
c. Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya (dating), untuk
segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga yang baru,
yakni terpisah dari kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah,
masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni
sebagai individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-
anaknya. Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sedangkan seorang wanita sebagai
ibu rumah tangga, tanpa meninggalkan tugas karier tempat mereka bekerja. Namun
demikian,ntak sedikit seorang wanita mau meninggalkan kariernya untuk menekuni tugas-
tugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga, agar dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya
dengan baik. Sebagai anggota masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial,
misalnya dalam kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.

2.) Aspek-aspek Perkembangan Fisik


Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi:
a. Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha menyalurkan
seluruh potensinya untuk mengembangkan diri melalui jalur karier. Kehidupan karier, sering
kali me-nyita perhatian dan energi bagi seorang individu. Hal ini karena mereka sedang
merintis dan membangun kehidupan ekonomi agar benar-benar mandiri dari orang tua. Selain
itu, mereka yang menikah hams rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu,
mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra
bila asyik dengan pekerjaannya.

b. Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis seseorang harus memiliki kemauan kerja
keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi kerja yang sesuai dengan minat,
bakat, dan latar belakang pendidikannya, mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung
jawab pekerjaannya dengan baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan
dalam meraih suatu karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan
ekonomi keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan
ekonomi seseorang pun suram. Namun, tak sediki seorang individu yang belum cocok dengan
pekerja. Dan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera pindah dan
mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan mereka yang masih

6
membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah menikah, umumnya akan menekuni
bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih pas-pasan, dengan alasan sulimya mencari jenis
pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan.

c. Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri untuk
dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi yang
dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi Internal, biasanya ditandai
dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan eksternal, seseorang akan bekerja
secara tekun sampai benar-benar mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa
walaupuri memperoleh hambatan atau rintangan dari lingkungan eksternal.

3.) Kesehatan Dewasa Muda


a. Pengertian Kesehatan
Organisasi bangsa-bangsa yang mengurusi masalah kesehatan dunia (WHO), memberi
definisi mengenai kesehatan. Menurut WHO yang dimaksud dengan sehat (healthy) adalah
kondisi sehat sejahtera baik secara fisik, mental maupun sosial yang ditandai dengan tidak
adanya gangguan-gangguan atau simtom-simtom penyakit, seperti keluhan sakit fisik, keluhan
emosional (Papalia, Olds, dan Feldman, 1998; Sarafino, 1994). Kondlsi kesehatan seseorang
berhubungan erat dengan beberapa kebiasaan perilaku individu yang bersangkutan. Untuk
mencapai kehidupan yang sehat, diperlukan kebiasaan-kebiasaan perilaku yang sehat pula. Ada
beberapa perilaku sehat yang dapat menopang kesehatan seseorang, di antaranya (1) makan
secara teratur (tiga kali: sarapan, makan siang, dan makan malam, tidak termasuk snack); (2)
perlu mengonsumsi makan-makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi, protein, vitamin,
karbohidrat, mineral, zat besi), misalnya empat sehat lima sempuma; (3) melakukan aktivitas
secara seimbang antara kegiatan bekerja/belajar dengan kegiatan olahraga; (4) pola tidur yang
sehat dan normal selama 7-8 jam; (5) membiasakan diri untuk tidak merokok; (6) membiasakan
diri untuk tidak mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-obatan); (7) tidak
mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi {daging sapi/kambing, fast-
food/sea food (udang, cumi). Individu yang secara tekun mengikuti kebiasaan-kebiasaan
tersebut, umumn ya akan memiliki taraf kondisi kesehatan yang baik daripada individu yang
tidak melakukannya.

7
b. Perilaku dan Status Kesehatan
Status kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola kebiasaan perilaku
orang tersebut Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi pengaruh positif pada
kesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung memberi dampak negatif.
Akibatnya, individu mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb (dalam Sarafino, 1994)
mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk mengatasi suatu penyakit dan menipertahankan
taraf kesehatan, yakni (1} health behavior; (2) illness behavior; (3) sick-role behavior .
 Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang
diyakini akan dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit
atau menanggulangi gangguan penyakitnya.
 Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit,
guna memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat
kembali.
 Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses
penyembuhan dari rasa sakitnya.

4.) Perkembangan Kognitif Dewasa Muda Awal


Masa perkembangan dewasa muda (young adulthood] ditandai dengan keinginan
mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan
tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi
yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka beriomba dan bersaing dengan orang lain guna mem-
buktikan kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan
akan selalu ditempuh dan diikuti sebab dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat
dan martabat hidup di mata orang lain.
Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai penguasaan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu, seorang individu akan
siap untuk menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia pekerjaan. Dengan demikian, individu
akan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan mampu mengembangkan daya
inisiatif-kreatimya sehingga ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Dengan
pengalaman-pengalaman tersebut, akan semakin mematangkan kualitas mentalnya.

8
2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.
Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Anak Dewasa
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan sampai akhir
30-an (Edelman and mandle, 1994). Sselama masa dewasa awal, individu semakin terpisah dari
keluarga asal mereka, membangun tujuan karier dan memutuskan apakah akan menikah dan
memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri.
Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan, penghargaan dan
krisis. Tantangan ini meliputi tuntutan kerja dan membentuk keluarga, meskipun orang dewasa
juga dapat diberi penghargaan karena karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang
dewasa juga menghadapi krisis seperti merawat orang tua yang telah lanjut usia, kemungkinan
kehilangan pekerjaan dengan berubahnya lingkungan ekonomi dan kebutuhan perkembangan
mereka sendiri.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dalam karakter dan
sikap. Perkembangan setiap orang, bagaimana pun, merupakan sebuah proses yang unik
(Haberet, 1992). Perubahan itu dialami oleh dewasa awal termasuk proses alami maturasi dan
sosialisasi.
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau
tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.

2.4 Tugas-Tugas Perkembangan


Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf
universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaanya.
Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja
karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga
baru, memelihara anak-anak, dan tetap harus memperhatikan orang tua yang makin tua.
Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya,
yang telah dibina sejak masa remaja sebelumnya. Havighrust (Turner dan Helms, 1995)
mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa muda, diantaranya :
a) Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
b) Membina kehidupan rumah tangga

9
c) Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
d) Menjadi warga negara yang bertanggung jawab
· Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan
fisiologis (seksua) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan
hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyaratan yang syah.
· Membina kehidupan rumah tangga
Dewasa awal yang telah bekerja, mereka mempersiapan dan membukuan diri bahwa mereka
sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung agi dengan orang tua. Sikap
yng mandiri ini merupakan langkah yang positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan
sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu,
mereka juga harus dapat membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga
dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup mereka harus dapat
menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga
dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain
itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.
· Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Mereka bekerja keras dan
bersaing untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan prestasi kerja yag baik akan memberikan
kehidupan yang makmur sejhtera bagi keluarganya.
Menjadi warga negara yang baik
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai,
dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang
taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan
cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta
kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) membayar pajak (pajak
televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga
ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata
masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut
terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki jalan,
dan sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang
tertentu, yang menjalani ajaran agama, mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan, yaitu
mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga.

10
Tugas perkembangan keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
Tugas perkembangan berkisar pada pembinaan hubungan intim dengan orang lain,
terutama hubungan intim dengan lawan jenis, yang ditandai dengan saling mengenal pribadi
seseorang baik kekurangan ataupun kelebihan masing-masing individu yang dilanjutkan
dengan berpacaran dan menikah
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
Dengan rumah yang telah kosong, orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk
mencurahkan perhatian pada kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan lain, termasuk
mempertahankan hubungan intim.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
Suami/istri diharapkan dapat membantu dan menyokong anggota keluarga yang lebih
tua semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk mulai
mulai dari menelpon secara rutin hingga bantuan finansial, transportasi, dan mengunjungi serta
merawat orang tua mereka dirumah.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5. Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah tangga.
Menjadi orang tua yang mandiri dan tidak tergantung dengan kegiatan-kegiatan yang biasa
dilakukan oleh anak dewasanya.

Tugas perkembangan masa dewasa awal (19–29 tahun)


Menurut Havighurst, tugas-tugas yang harus diselesaikan di setiap tahapan perkembangan.
· Mencari dan memilih pasangan hidup
· Belajar hidup bersama pasangan
· Memulai sebuah keluarga
· Merawat anak
· Mengatur rumah tangga
· Memulai jenjang karier/bekerja
· Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara (sipil)
· Menemukan kelompok sosial yang sesuai

11
2.5 Peran dan Tugas Perawat
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga
meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu.
Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan
mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui
dengan sukses.
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugas
perkembangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya masalah
keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu potensial atau aktual.
Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:
§ Nasehat meningkatkan hubungan antara anggota keluarga
§ Nasehat untuk hidup mandiri
§ Nasehat kepada anak dewasa yang akan memulai sebuah keluarga

2.6 Masalah Kesehatan


a. Masalah Fisiologis
Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama minimum.
Akan tetapi gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada resiko penyakit atau
kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa awal mungkin juga rentan secara
genetik terhadap penyakit kronis tertentu seperti diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia
keturunan ( Price dan Wilson, 1992). Penyakit crohn, radang kronis pada usus halus lebih
umum terjadi pada usia 15-35 tahun. Insiden infertalitas juga meningkat pada masa sekarang
yang mempengaruhi 15-20% dewasa sehat lain, banyak klien infertile merupakan dewasa awal
(Bobak dan Jensen, 1993)
1.) Faktor Risiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup dan
riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori sebagai berikut ;
Ø Kematian dan Cedera karena kekerasan
Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas pada populasi dewasa
awal. Kematian dan cedera dapat terjadi karena serangan fisik, kecelakaan kendaraan bermotor
atau kecelakaan lain dan usaha bunuh diri.
Pengkajian faktor yang mempredisposisi kekerasan yang mengakibatkan cedera atau kematian,
yaitu :
§ kemiskinan

12
§ keretakan keluarga
§ penganiayaan
§ pengabaian anak
Penting sekali bila seseorang perawat melakukan pengkajian psikososial secara
keseluruhan termasuk faktor seperti : pola perilaku, riwayat penganiayaan fisik dan
peyalahgunaan zat, pendidikan, riwayat pekerjaan dan system pendukung sosial untuk
mengetahui faktor risiko terhadap kekerasan personal dan lingkungan.
Ø Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak langsung berperan terhadap
mortalitas dan morbilitas pada dewasa awal. Intoksikasi pada dewasa awal dapat menyebabkan
cedera berat dalam kecelakaan kedaraan bermotor yang dapat mengakibatkan kematian atau
kecacatan permanen. Penyalahgunan pada obat stimulan dan depresan yang (“upper”) dapat
menekan system kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat meluas sehingga menyebabkan
kematian.
Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat didiagosa, khususnya pada tahap awal. Informasi
yang penting mungkin diperoleh dengan membuat pertanyaan yang spesifik tentang masalah
medis di masa lalu, perubahan masukan makanan, pola tidur atau masalah labilitas emosi.
Laporan penangkapan karena mengemudi saat intoksikasi, penganiayaan istri dan anak atau
perilaku yang melanggar peraturan untuk memeriksa kemungkinan penyalahgunaan obat
secara cermat (Winger, Hofmam dan Woods, 1992).
Ø Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih umum terjadi pada masa remaja,
sebanyak 55% kemamilan terjadi pada wanita dewasa awal dan tengah ( Alan Guttmacher
Institute). Kehamilan yang tidak direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan emosional
jangka panjang pada masa awal dewasa. Kehamilan yang tidak direncanakan adalah sumber
stress yang berkelanjutan. Sering kali dewasa awal yang mempunyai tujuan pendidikan, karier
dan mengutamakan perkembangan keluarganya. Gangguan pada tujuan tersebut dapat
mempengaruhi hubungan masa depan dan hubungan orang tua-anak nantinya.
Ø Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes genital dan AIDS.
Penyakit sekual menular mempunyai efek yang cepat seperti keluarnya rabas,
ketidaknyamanan dan infeksi. PMS juga memicu gangguan kronis yang diakibatkan penyakit
herpes genital, infertilitas yang diakibatkan gonore atau bahkan kematian yang disebabkan

13
AIDS. Penyakit ini dapat terjadi pada orang yang aktif secara seksual dan diperkirakan hampir
dua pertiga kasus PMS terjadi pada individu berusia antara 15-24 tahun (Killion,1994).
Ø Faktor Lingkungan dan Pekerjaan
Faktor lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu : paparan terhadap partikel udara
yang dapat menyebabkan penyakit paru dan kanker. Penyakit paru yang termasuk silikosis
berasal dari inhalasi bedak atau debu silikon dan emfisema karena kanker disebabkan paparan
tentang pekarjaan dapat menyerang paru, hati, otak, darah atau kulit. Pertanyaan tentang
paparan pekerjaan terhadap bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian rutin pengkajian
perawat.

2.) Gaya Hidup


Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene personal yang
buruk meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat penyakit dalam keluarga seperti
kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik meningkatkan risiko penyakit juga. Peran
perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi faktor yang meningkatkan
risiko masalah kesehatan pada dewasa awal.
Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular yang diketahui
dengan baik pada perokok dan orang yang menghisap asap rokok. Inhalasi polutan rokok
meningkatkan risiko kanker paru-paru, emfisema dan bronkhitis kronis. Nikotin pada
tembakau adalah vasokontriktor yang bekerja pada arteri koroner, darah meningkatkan risiko
penyakit angina, infark miokard dan arteri koroner. Nikotin juga menyebabkan penyempitan
vasokonstriksi perifer dan memicu masalah vaskular.
Stres lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif tubuh. Pola latihan dapat
mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang dilakukan terus-menerus meningkatkan
frekuensi nadi selama 15 sampai 20 menit 3 kali seminggu meningkatkan fungsi
kardiopulmonal dengan menurunkan rata-rata tekanan darah dan denyut jantung. Selain itu
latihan menurunkan kecenderungan mudah lelah insomnia, ketegangan dan iritabilitas. Perawat
harus melakukan pengkajian muskuloskletal secara menyeluruh, termasuk mobilitas sendi dan
tonus otot, dan pengkajian psikososial untuk meningkatkan toleransi terhadap stres dalam
menentukan efek-efek latihan.
Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal dapat
menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan seseorang yang mempunyai
penyakit yang mudah menular meningkatkan risiko penyakit. Higiene gigi yang buruk
meningkatkan risiko penyakit periodontal.

14
Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko
berkembangnya penyakit pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir. Contohnya, seorang
pria muda yang ayah dan kakek dari ayahnya yang mempunyai infark miokard (serangan
jantung), pada usia 50-an mempunyai risiko infark miokard di masa depan. Adanya penyakit
kronik tertentu dalam keluarga meningkatkan risiko bagi anggota keluarga terhadap
perkembangan penyakit itu. Risiko penyakit keluarga jelas merupakan penyakit herediter.
Kurangnya kepatuhan untuk pemeriksaan skrining rutin dapat menempatkan klien pada risiko
penyakit berat karena kegagalan deteksi dini.

3.) Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada pria, wanita atau
pasangan.

15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEHAT
DENGAN TAHAP ANAK USIA DEWASA AWAL

3.1 Pengkajian
3.1.1 Indentitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMK
Perkerjaan : Polri
Alamat : Jln. Ya’m Sabran Komp.Villa Elektrik Permai No D1.61
No. Telpon :-

3.1.2 komposisi keluarga


No Nama L/P Umur Hub. Klg Perkerjaan Pendidikan
1 Tn. S L 49 Suami Polri SMK
2 Ny. L P 45 Istri BUMN S1
3 An. N P 19 Anak Mahasiswa SMA
4 An. I L 14 Anak Pelajar SD

3.1.4 Type Keluarga


1) Jenis Type Keluarga : keluarga “Nuclear Family”
2) Masalah Yang terjadi dg type tersebut : masalah hubungan komunikasi dan interasksi
antara orang tua dan anak dewasa awal, bingung dalam tugas perkembangan keluarga
saat ini

3.1.5 Suku Bangsa


1. Asal Suku Bangsa : Tn. S berasala dari suku Jawa dan Ny. L berasal dari suku Melayu.
Keduanya tidak mempunyai masalah dengan perbeadaan suku.
2. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan : Tidak ada

16
3.1.6 Agama Dan Kepercayaan Yang Memepengaruhi Kesehatan
Agama Tn. S adalah Islam, begitu pula dengan Ny.L. Tn. S dan Ny. L selalu berusaha
untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah kecuali jika Tn. S dan
Ny. L sedang kerja, mereka melakukan shalat sendiri-sendiri di tempat kerja.

3.1.7 Status Sosial Ekonomi Keluarga


1) Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. S dan Ny. L
1 Penghasilan Tn. S : Rp. 3.000.000,00
2 Penghasilan Ny .L: Rp. 5.000.000,00
2) Upaya lain : tidak ada
3) Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : Mobil 1 buah, motor 4 buah, dan
perabotan rumah tangga lengkap
4) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan yang di keluarkan keluarga dalam seyiap
bulannya sekitar Rp. 3.000.000,00 – 4.000.000,00

3.1.8 Aktivitas Rekreasi Keluarga


Setiap liburan keluarga pergi liburan ke luar kota, dan biasanya akhir pekan olahraga.

3.2 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. S dan Ny. L berada pada tahap
perkembangan keluarga anak usia dewasa awal
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini keluarga Tn.
S dan Ny. L sebagai keluarga yang dalam tahap dengan perkembangan anak dewasa awal..
Menurut Tn. S saat ini dia dengan istrinya berusaha untuk lebih membina hubungan dengan
keluarga keluarganya, teman dan masyarakat sekitar. Menurut Tn.S pula bahwa dirinya dan
istrinya saat ini hanya berfokus mencari uang untuk membiayai kuliah maupun sekolah
anak- anaknya . Saat ini keluarga Tn. S dan Ny. L tinggal dirumah sendiri.
3) Riwayat kesehatan keluarga inti
1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Keluarga Tn. A dan Ny. F terbentuk karena hubungan
pacaran di antara keduanya.
Ny. L : Menurut Ny. F pernah mengalami kanker payudara tetapi sudah di operasi dan masih
sering melakukan check up.
Tn. S : Menurutnya Tn S dirinya pernah menderita usus buntu tetapi sudah di operasi, dan
sekarang yang masih sering di alami adalah gastritis.

17
An. N : An. N sampai saat ini tidak ada penyakit yang di derita, dan An. N juga jarang sakit.
An. I : tidak punya riwayat penyakit berbahaya dan jarang sakit.

2. Riwayat penyakit keturunan


Menurut Ny. L, keluarga pernah mengalami penyakit yang berbahaya dan pernah di rawat
di rumah sakit. Dan tidak punya riwayat penyakit keturunan sebelumnya.

3 Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga


No Nama BB Umur Keadaan kesehatan Imunisasi ( Masalah Tindakan
Bcg/polio kesehatan yang telah
/DPT/HB/c dilakukan
ampak
1 Tn. S 75 kg 49 Tn. S mengatakan - - Berobat ke
bahwa biasanya dia praktik
merasa lelah dan lesu dokter
pada saat setelah
berkerja,
Tn. S mengatakan
bahwa dia merokok
Dia merokok dalam
sehari dulunya 1
bungkus dalam 2 hari
dan sekarang sudah
mulai berkurang.
Tn. A mengatakan
sudah merokok sejak
selesai menempuh
pendidikan kepolisian
 Pada saat dikaji Tn.
A tampak merokok
2 Ny. L 55 kg 46 Ny. S mengatakan - - Berobat ke
bahwa dia pernah praktik
mengalami kanker dokter

18
payudara tapi sudah
melakukan operasi
dan masih sering
melakukan check up
3 An. N 70 kg 19 Sering mengalami - - Berobat ke
batuk pilek praktik
dokter
4 An. I 14 Sering mengalami - - Berobat ke
demam praktik
dokter

4. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn. S jika keluarganya sakit
biasanya berobat ke praktik dokter

5. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Ny. L : Ny. L pernah mengalami kanker payudara dan sudah di operasi
Tn. S : Tn.S pernah mengalami usus buntu tetapi juga sudah di operasi

3.3 Pengkajian Lingkungan


1) Karakteristik rumah
1. Luas rumah : 25 x 20 meter
2. Type rumah : permanen
3. Kepemilikan : pribadi
4. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 5 buah kamar tidur, ruang tamu 1 buah, ruang makan,
dapur 1 buah, kamar mandi dan toilet masing masing 1 buah,
5. Ventilasi/jendela : Ada 14 ventilasi yang terdapat di dalam rumah
6. Pemanfaatan ruangan ruangan di gunakan sebagaimana fungsi dari ruangan tersebut
7. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 10 meter dari rumah
8. Sumber air minum : air galon
9. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu buah kamar mandi
10. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 1 km
11. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga karena setiap
bulannya masyarakat selalu mengadakan gotong royong untuk membersihkan lingkungan

19
12. Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Ny. L dan Tn. S tinggal dirumah sendiri.
Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan status kepemilikan milik
pribadi Tn. S. Luas rumah kurang lebih 500 m2. Lantai rumah menggunakan porselen.
Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam rumah seperti kamar,
dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendela-jendelanya tidak dibuka setiap hari, hanya
waktu-waktu tertentu saja jika ada orang di rumah. Menurut Ny. L karena mereka sering
keluar kerja sampai sore jadi jendela jarang dibuka. Penerangan di malam hari
menggunakan listrik dan kadang dipergunakan juga untuk siang hari karena dalam ruangan
tampak gelap. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah kurang akibat
ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Secara umum kebersihan rumah baik.
13. Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang agak sempit dan ditanami
bunga-bunga . Kebersihan pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan air
ledeng dengan pompa listrik untuk sumber air bersih. Keluarga memiliki kamar mandi
dengan saluran pembuangan ke tempat saluran pembuangan melalui pipa paralon. Keluarga
juga telah memiliki jamban jenis leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic
tank di ujung rumah dengan jarak lebih dari 10 m dari rumah. Kebersihan kamar mandi dan
jamban cukup.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
1. Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT.
2. Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang menginap harus lapor RT / RW
3. Budaya : budaya yang mayoritas merata.
3) Mobilitas geografis keluarga :Menurut Ny. L selama ini keluarganya tinggal di rumah ini
sejak mereka menikah.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Menurut Ny. L dalam
keluarganya ataupun keluarga suaminya terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan
khusus dan biasanya berkumpul di waktu-waktu tertentu seperti lebaran atau seperti acara
pernikahann semua keluarga berkumpul. Interaksi keluarga besarnya dengan masyarakat
sekitar cukup baik dan di wilayahnya sudah menjadi kebiasaan untuk saling membantu.
Keluarga Ny. L dan Tn. S sendiri sudah banyak bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
rumah.
5) System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga
yang sakit, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah
terbiasa saling tolong menolong.

20
3.4 Struktur Keluarga
1) Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. L dalam keluarganya berkomunikasi biasa
menggunakan bahasa melayu.
2) Struktur kekuatan keluarga :Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. S dan Ny. L selalu
memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada
selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah
3) Struktur peran ( peran masng – masing anggota keluarga ) :Dalam keluarga Ny. L, Tn. S
sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny. F
yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai
isteri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya dan anak-anaknya di rumah
4) Nilai dan norma keluarga :: sebagai umat islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma
yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya
dan suaminya makan bersama kalau malam hari, karena siang hari suaminya kerja sampai sore.

3.5 Fungsi Keluarga


1) Fungsi Afektif : Menurut An.N kasih sayang orang tuanya lebih kepada adiknya sehingga
antara An. N dan orang tua jarang berkomunikasi secara langsung.
2) Fungsi sosialisasi : hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik, dan hubungan
dengan anggota keluarganya kurang baik terutama dengan anggota keluarga dari ibu
3) Fungsi perawatan kesehatan:
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga (pengertian,
tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah) : Menurut Ny. L di
dalam keluarganya mengetahui penyakit yang diderita oleh dirinya maupun anggota
keluarga yang lain.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami
: Ny. L sudah melakukan pengobata berbagai cara, Tn. S selalu kedokter jika mengalami
masalah kesehatannya begitu juga pada Anaknya
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan : Ke dokter prakter keluarga.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan :
Menurut keluarga menjalankan perintah dokter, mengkonsumsi obat yang sudah
diberikan,makan teratur dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam menjaga
kesehatan.
4) Fungsi reproduksi:

21
1. Perencanaan jumlah anak : 2 anak lebih baik
2. Akseptor : ya.
5) Keterangan lain : Saat ini Ny. L menggunakan alat kontrasepsi spiral. Dan tidak
merencanakan utntuk memiliki anak lagi
6) Fungsi ekonomi
Ny. L mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan keluarga Tn. S dan Ny. L tersebut.

3.6 Stress Dan Koping Keluarga


1) Stressor jangka pendek : Menurut Ny. L stressor pada dirinya yaitu pada pekerjaan di
kantornya. Sedangkan Tn. S stressor jangka pendeknya yaitu permasalahan yang berhubungan
dengan pekerjaannya.
2) Stressor jangka panjang : Menurut Tn. S dan An. N stressor jangka panjangnya yaitu kondisi
kesehatan Ny. L yang selalu di khawatirkan
3) Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan dengan
diskusi. Tetapi berbeda dengan An. N jarang mendiskusikan masalahnya kepada keluarga
4) Strategi koping : Untuk menghadapi stressor Ny. L banyak konsultasi kerjaanya kepada
suaminya,begitu juga Tn. S. Mengenai kesehatan Ny. L, bersama Tn. S berkonsultasi pada
dokter spesialis
5) Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada

3.7 Keadaaan Gizi Keluarga


Pemenuhan gizi : biasanya Ny L selalu memasak sayur dan lauk – pauk serta tidak
mengkonsumsi makanan yang berpengawet
Upaya lain : -

3.8 Harapan Keluarga


1) Terhadap masalah kesehatan : keluarga berharap penyakit yang di alami Ny. L bisa sembuh
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada : Dengan adanya petugas kesehatan yang datang ke
rumahnya menurutnya mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan
kepada keluarganya dengan penyuluhan-penyuluhan seperti saat ini.

22
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
No
Fisik Tn. S Ny. L An. N An. I
1 Keadaan
Umum
75 kg 55 kg 70 kg 55 kg
BB
170 cm 162 cm 160 cm 160 cm
TB
2 Kepala :
Rambut lurus, hitam, Lurus, hitam, Lurus, hitam, Lurus, hitam,
dan bersih halus dan tebal dan bersih bersih
Mata konjungtiva bersih Komjumgtiva Konjungtiva
baik, Konjungtiva baik, sclera baik, sclera
penglihatan baik, sclera bersih, bersih
kurang baik, bersih, penglihatan baik
Tn. S penglihatan
menggunakan kurang baik, sinusitis (-),
kacamata menggunakan polip (-),
Hidung silinder kacamata penciuman baik
minus mulut bersih, sinusitis (-),
sinusitis (-), mukosa lembab, polip (-),
sinusitis (-), polip (-), lidah bersih, gigi penciuman
Mulut polip (-), penciuman cukup. baik
penciuman baik Pendengaran
baik baik, serumen (-) mulut bersih,
mulut bersih, mukosa
mulut bersih, mukosa lembab, lidah
Telinga mukosa lembab, lidah bersih, gigi
lembab, lidah bersih, gigi cukup.
bersih, gigi cukup.
cukup. Pendengaran
Pendengaran baik, serumen
baik, serumen (-)
(-)

23
Pendengaran
baik, serumen
(-)
3 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
JVP pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
Kelenjar vena jugularis vena jugularis vena jugularis vena jugularis
Tiroid Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkaka pembengkaka
n
4 Dada
Mamae
 Inspeksi Perubahan Tidak ada Tidak ada
idak ada bentuk mamae pembengkakan,s pembengkaka
pembengkakan pasca operasi imetris antara n,simetris
,simetris antara pada bagian kiri dan kanan antara kiri
kiri dan kanan kiri dan kanan dan kanan
 Palpasi Tidak ada
Tidak ada Tidak ada pembengkakan
pembengkakan pembengkakan Saat bernafas Tidak ada
Paru pasca operasi tidak pembengkaka

 Inspeksi Saat bernafas Saat bernafas menggunakan n


tidak tidak otot bantuan
menggunakan menggunakan pernafasan. Saat bernafas
otot bantuan otot bantuan Pengembangan tidak
pernafasan. pernafasan. paru simetris. menggunaka
Pengembangan Pengembangan Tidak ada n otot bantuan

 Palpasi paru simetris. paru simetris. bengkak, pernafasan.


fremitus normal. Pengembang
Tidak ada Tidak ada RR 24x/menit an paru
bengkak, bengkak, Tidak ada simetris.
fremitus fremitus penimbunan
normal. RR normal. RR cairan, dan tidak Tidak ada
 Perkusi
22x/menit 20x/menit bengkak,

24
ada pembesaran fremitus
Tidak ada Tidak ada paru. normal. RR
penimbunan penimbunan 25x/menit
cairan, dan cairan, dan Bunyi nafas
 Auskulta tidak ada tidak ada normal, tidak Tidak ada
si pembesaran pembesaran terdengar suara penimbunan
paru. paru. ronchi maupun cairan, dan
mengi. tidak ada
Ictus cordis pembesaran
Bunyi nafas Bunyi nafas normal yaitu ics paru.
Jantung normal, tidak normal, tidak 5 dan 6
 Palpasi terdengar suara terdengar suara
ronchi maupun ronchi maupun Letak normal ics Bunyi nafas
mengi. mengi. 2 dan 3 – 5dan 6 normal, tidak
terdengar

 Perkusi Ictus cordis Ictus cordis Irama teratur, suara ronchi


normal yaitu normal yaitu sura tambahan maupun
ics 5 dan 6 ics 5 dan 6 tidak ada mengi.

 Auskulta TD : 110/80

si Letak normal mmHg Ictus cordis


Letak normal ics 2 dan 3 – normal yaitu
ics 2 dan 3 – 5dan 6 ics 5 dan 6
5dan 6
Letak normal
Irama teratur, ics 2 dan 3 –
Irama teratur, sura tambahan 5dan 6
suara tambahan tidak ada
tidak ada TD : 110/80
TD : 120/90 mmHg Irama teratur,
mmHg sura
tambahan
tidak ada

25
TD : 110/80
mmHg
5 Abdomen
 Inspeksi Simetris, Simetris, Simetris, warna Simetris,
warna normal, warna normal, normal, asites (- warna
asites (-), ada asites (-). ). normal, asites
bekas luka (-).
pasca operasi
usus buntu.
 Palpasi
Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan, dan tekan, dan tekan, dan tidak Tidak ada
tidak ada tidak ada ada benjolan. nyeri tekan,

 Auskulta benjolan. benjolan. dan tidak ada

si Bising usus (+) benjolan.

 Perkusi Organ pada


Bising usus (+) Bising usus (+) abdomen
normal. Bising usus
Organ pada Organ pada (+)
abdomen abdomen
normal. normal. Organ pada
abdomen
normal.
6 Genetalia - - - -
7 Eksremitas
atas dan
bawah

inspeksi
Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi
dengan baik. dengan baik. dengan baik. dengan baik.
 Perkusi

26
Reflek patella Reflek patella Reflek patella Reflek patella
(+) (+) (+) (+)

4) Tipologi Masalah Kesehatan


NO DAFTAR MASALAH KESEHATAN
1 ANCAMAN :
 Perilaku kesehatan berisiko
2 KURANG/TIDAK SEHAT :
 Tn. S merokok
 Riwayat kanker Ny. L
3 DIFISIT :
 Tidak ada.

5) Daftar Masalah Pengkajiaan Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga Dengan Diagnosa


Perilaku Kesehatan Beresiko Yang Berhubungan Dengan Stressor Yang Banyak
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah - Keluarga sudah mengenal masalah
2 Mengambil Keputusan yang - Tn. S tidak ada rencana untuk berubah, hanya saja
tepat terkadang kuantitas merokoknya dikurangi.
3 Merawat anggota keluarga - Jika dalam keluarga ada salah seorang anggota
yang sakit ataupun punya keluarga yang sakit, Ny. L yang lebih banyak
masalah berperan.
4 Memodifikasi lingkungan - Tn. S jika ingin merokok, ia keluar rumah dan
menghindari anggota keluarga yang lain.
5 Memanfaatkan sarana - Keluarga menggunakan dokter praktek.
kesehatan

6) Daftar Masalah Pengkajian Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga Dengan Diagnosa


Ansietas Yang Berhubungan Dengan Perubahan Status Kesehatan Ny. L
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah - Ny. L dan keluarga sudah mengetahui masalah yang
dihadapi oleh Ny. L

27
2 Mengambil Keputusan yang - Ny. L sudah mengambil keputusan yang tepat
tepat
3 Merawat anggota keluarga - Ny. L sudah melakukan pengobatan berbagai cara.
yang sakit ataupun punya
masalah
4 Memodifikasi lingkungan -
5 Memanfaatkan sarana - Keluarga memanfaat kan tenaga kesehatan spesialis.
kesehatan

7) Daftar Masalah Pengkajiaan Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga Dengan Diagnosa Resti
Ketakutan Orang Tua Berhubungan Dengan Perpisahan Dengan Anaknya
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah - Keluarga sudah mengenal masalah tapi tidak
melakukan tugas tersebut.
2 Mengambil Keputusan yang - Keluarga mengambil keputusan untuk tidak
tepat melepas anaknya jauh dari orang tua
3 Merawat anggota keluarga - Keluarga merawat sendiri keluarga yang sakit
yang sakit ataupun punya dan berusaha untuk memecahkan masalah dengan
masalah bermusyawara

4 Memodifikasi lingkungan - Keluarga memfasilitasi semua keperluan anak,


sehingga anak tidak perlu untuk berpisah dari orang
tua.
5 Memanfaatkan sarana - keluarga menggunakan sarana kesehatan hanya
kesehatan ketika ada yang keluarga yang sakit

3.9 Daftar Masalah


NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. Ds : Perilaku Kesehatan Stressor yang banyak
Tn. S mengatakan bahwa ia berisiko
perokok aktif, terutama saat
dia mengalami stress.

28
Dia merokok dalam sehari
dulunya 1 bungkus dalam
sehari
Tn. S merokok sejak sekitar
5 tahun yang lalu
Do :
Tn. S tampak merokok pada
saat pengkajian.
2. DS: Ansietas Perubahan status
Keluarga mengatakan kesehatan Ny. L
sangat cemas dengan kondisi
kesehatan Ny. L sekarang
 Ny. L mengatakan merasa
khawatir jikalau penyakitnya
kambuh kembali.
DO :
Ketika dilakukan
pengkajian, keluarga tampak
mengkhawatirkan keadaan
Ny. L
3. DS : Resti ketakutan orang tua Perpisahan dengan
Keluarga mengatakan tidak anaknya
bisa berpisah jauh dari anak-
anaknya.
 Ny. L mengatakan tidak
pernah melepaskan anaknya
untuk bepergian jauh tanpa
Ny. L dan Tn. S
DO :
Tampak An. N melanjutkan
pendidikannya di kota tempat
tinggal orang tuanya.

29
3.10 Skoring
1. Perilaku kesehatan berisiko bd. stressor yang banyak
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
SIFAT MASALAH 1 2/3X1= 2/3 Sifat masalah ini
o Tidak sehat 3 adalah ancaman
o Ancaman kesehatan 2 kesehatan karena Tn.
o Krisis atau keadaan 1 S memiliki riwayat
sejahtera kesehatan pasca
operasi yang menjaga
kesehatan.
KEMUNGKINAN 2 1/2x2= 1 Sifat masalah ini
MASALAH DAPAT adalah hanya
DIUBAH sebagian karena Tn. S
o Dengan Mudah 2 belum ada rencana
o Hanya Sebagian 1 untuk berubah, tetapi
o Tidak dapat 0 sangat mudah untuk
berubah.
PONTISIAL MASALAHA 1 3/3x1= 1 Sifat masalah ini
DAPAT DICEGAH adalah tinggi karena
o Tinggi Tn. S bisa saja dengan
o Cukup 3 mudah untuk berubah
o Rendah 2 tidak merokok, tetapi
1 belum merencanakan
untuk tidak merokok.
MENONJOLNYA 1 1/2x1= 1/2 Sifat masalah ini
MASALAH adalah ada masalah
o Masalah berat, harus segera 2 tapi tidak perlu segera
ditangani ditangani karena Tn.
o Ada masalah, tapi tidak 1 S merasa belum
perlu segera ditangani mengganggu aktivitas
o Masalah tidak dirasakan 0 kesehariannya.

30
2. Ansietas b.d ancaman/perubahan status kesehatan Ny. L
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
SIFAT MASALAH 1 2/3X1= 2/3 Sifat masalah ini
o Tidak sehat 3 adalah ancaman
o Ancaman kesehatan 2 kesehatan karena
o Krisis atau keadaan 1 kondisi Ny. L sudah
sejahtera sembuh namun
memiliki resiko untuk
kambuh kembali.
KEMUNGKINAN 2 1/2x2= 1 Sifat masalah ini
MASALAH DAPAT adalah hanya
DIUBAH sebagian karena
o Dengan Mudah 2 penyakit Ny. L belum
o Hanya Sebagian 1 positif sembuh dari
o Tidak dapat 0 kanker, msekipun
sudah dilakukan
pengobatan.
PONTISIAL MASALAHA 1 2/3x1= 2/3 Sifat masalah ini
DAPAT DICEGAH adalah tinggi karena
o Tinggi keluarga Tn. S masih
o Cukup 3 dapat mengendalikan
o Rendah 2 kecemasannya di saat
1 kondisi Ny. L
membaik atau sehat.
MENONJOLNYA 1 2/2x1= 1 Sifat masalah ini
MASALAH adalah ada masalah
o Masalah berat, harus 2 berat, harus segera
segera ditangani ditangani karena
o Ada masalah, tapi tidak 1 penyakit Ny. L sangat
perlu segera ditangani berbahaya dan
o Masalah tidak dirasakan 0 mengancam
kesehatan.

31
3. Resti ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
SIFAT MASALAH 1 1/3X1= 1/3 Sifat masalah ini
o Tidak sehat 3 adalah krisis atau
o Ancaman kesehatan 2 keadaan sejahtera
o Krisis atau keadaan 1 karena keluarga
sejahtera masih belum mampu
untuk melakukan
tugas perkembangan
keluarga dengah
dewasa awal, namun
sudah
mengetahuinya.
KEMUNGKINAN 2 2/2x2= 2 Sifat masalah ini
MASALAH DAPAT adalah dengan mudah
DIUBAH karena keluarga sudah
o Dengan Mudah 2 mengetahui tugas
o Hanya Sebagian 1 perkembangan dari
o Tidak dapat 0 keluarga dewasa awal
hanya saja kleuarga
kurang pemahaman.
PONTISIAL MASALAH 1 3/3x1= 1 Sifat masalah ini
DAPAT DICEGAH adalah tinggi karena
o Tinggi keluarga sudah
o Cukup 3 mengetahui hanya
o Rendah 2 perlu diberikan
1 pemahaman.
MENONJOLNYA 1 0/2x1= 0 Sifat masalah ini
MASALAH adalah masalah tidak
o Masalah berat, harus segera 2 dirasakan karena
ditangani tidak terjadi
o Ada masalah, tapi tidak 1 disfungsional dalam
perlu segera ditangani proses keluarga.

32
o Masalah tidak dirasakan
0

3.11 Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas


1. Perilaku kesehatan berisiko b.d. stressor yang banyak
2. Ansietas b.d ancaman/perubahan status kesehatan Ny. L
3.Resiko tinggi ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya.

3.12 Rencana Tindakan


No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan dan kriteria Tindakan Rasional
hasil keperawatan
1 Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan Berikan Agar Tn. S lebih
berisiko b.d stressor berisiko berkurang pendidikan memahami tentang
yang banyak yang di dengan KH : kesehatan terkait bahaya merokok
tandai dengan : Tn. S mengetahui dengan dan berencana
DS : semua tentang merokok. untuk berhenti
Tn. S mengatakan bahaya Berikan merokok.
bahwa ia perokok merokok,baik motivasi pada Menumbuhkan
aktif, terutama saat untuk dirinya Tn. S untuk motivasi dalam diri
dia mengalami maupun untuk berhenti Tn. S agar benar-
stress. orang disekitarnya. merokok. benar dapat
Dia merokok Klien mulai Berikan terapi berhenti merokok.
dalam sehari mnegurangi anti merokok Mengannti rokok
dulunya 1 bungkus intensitas seperti dengan permen
dalam sehari merokonya 1 mengganti rokok mengurangi
Tn. S merokok bungkus bisa untuk dengan permen. kecanduan Tn. S
sejak sekitar 5 tahun 2 hari dengan rokok.
yang lalu
DO :
Tn. S tampak
merokok pada saat
pengkajian.

33
2. Ansietas b.d Ansietas berkurang Kaji kecemasan  Untuk menetukan
ancaman/perubahan dengan KH : Ny. L dan intervensi
status kesehatan Ny. Manunjukkan keluarga. selanjutnya.
L yang di tandai kontrol ansietas Berikan informasi yang
dengan : Keluarga pendidikan cukup dan aktual
DS: mengatakan tidak kesehatan terkait dapat mengurangi
Keluarga terlalu dengan penyakit kecemasan
mengatakan sangat mengkhawatirkan Ny. L keluarga maupun
cemas dengan lagi kondisi Ny. L Bantu klien Ny. L
kondisi kesehatan yang sudah mulai untuk Sebagai alat untuk
Ny. L sekarang membaik. memfokuskan mengidentifikasi
Ny. L mengatakan pada situasi saat mekanisme koping
merasa khawatir ini yang diperlukan
jikalau penyakitnya mengatasi cemas.
kambuh kembali.
DO :
Ketika dilakukan
pengkajian,
keluarga tampak
mengkhawatirkan
keadaan Ny. L
3. Resti ketakutan Kecemasan Tn. S Berikan Agar keluarga
orang tua b.d dan Ny. L penyuluhan dapat memahami
perpisahan dengan berkurang dengan kepada keluarga bahwa anak dewasa
anaknya yang KH : tentang awal sudah harus
ditandai dengan : Keluarga mampu pentingnya mampu untuk hidup
DS : mengurangi memandirikan mandiri.
Keluarga kecemasan dan anak.
mengatakan tidak ketakutan untuk Berikan Menjelaskan
bisa berpisah jauh melepaskan anak- penyuluhan kepada keluarga
dari anak-anaknya. anaknya keluar. tentang bahwa kecemasan
Ny. L Keluarga kecemasan dan mereka dapat
mengatakan tidak mengetahui bahwa diatasi dengan

34
pernah melepaskan melepas anak ketakutan yang informasi yang
anaknya untuk dewasa awal adalah dapat di atasi. cukup.
bepergian jauh tugas dari Ajarkan kepada Memberi
tanpa Ny. L dan Tn. perkembangan keluarga untuk kesempatan
S keluarga. dapat keluarga untuk
DO : melepaskan dapat mengizinkan
Tampak An. N anaknya keluar anaknya bepergian
melanjutkan namun masih tanpa mereka,
pendidikannya di dapat untuk sebagai bentuk
kota tempat tinggal dipantau, seperti awal untuk
orang tuanya. mengizinkan mengurangi
anak dewasa ketakutan keluarga
awal untuk pergi yang berlebihan.
bersama teman-
temannya.

3.13 Implementasi Dan Evaluasi


Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
( soap)
Perilaku Kesehatan 20 Febuari 2015 memberikan S : keluarga
berisiko b.d stressor 8.30 wib pendidikan terutama Tn.S sudah
yang banyak yang di kesehatan terkait mengerti bahaya
tandai dengan : dengan merokok. rokok
DS : memberikan O :- terlihat
Tn. S mengatakan motivasi pada Tn. S keluarga
bahwa ia perokok untuk berhenti memperhatikan
aktif, terutama saat merokok. pada saat diberikan
dia mengalami  memberikan terapi pendidikan
stress. anti merokok seperti - Tn. S langsung
Dia merokok mengganti rokok membeli permen
dalam sehari dengan permen. untuk sebagai ganti
dulunya 1 bungkus rokok
dalam sehari A : masalah teratasi

35
Tn. S merokok P : hentikan
sejak sekitar 5 tahun intervensi
yang lalu
DO :
Tn. S tampak
merokok pada saat
pengkajian.
Ansietas b.d 20 febuari 2015 mengkaji S : keluarga
ancaman/perubahan 11.00 WIB kecemasan Ny. L terutama Ny. L
status kesehatan Ny. dan keluarga. mengatakan lebih
L yang di tandai memberikan memahami tentang
dengan : pendidikan penyakitnya setelah
DS: kesehatan terkait diberikan
Keluarga dengan penyakit Ny. pendidikan
mengatakan sangat L O : terlihat Ny. L
cemas dengan membantu klien meperhatikan
kondisi kesehatan untuk memfokuskan kesehatan dengan
Ny. L sekarang pada situasi saat ini olahraga teratur
Ny. L A : masalah teratasi
mengatakan merasa P : hentikan
khawatir jikalau intervensi
penyakitnya
kambuh kembali.
DO :
Ketika dilakukan
pengkajian,
keluarga tampak
mengkhawatirkan
keadaan Ny. L
Resti ketakutan 21 febuari 2015 memberikan S : keluarga
orang tua b.d 08.30 WIB penyuluhan kepada mengatakan baru
perpisahan dengan keluarga tentang mengatahui bahwa
betapa pentingnya

36
anaknya yang pentingnya memandirikan anak
ditandai dengan : memandirikan anak. usia dewasa muda
DS : memberikan O : terlihat anak dari
Keluarga penyuluhan tentang Tn. S dan Ny. L
mengatakan tidak kecemasan dan bermain bersama
bisa berpisah jauh ketakutan yang temen2nya
dari anak-anaknya. dapat di atasi. A: masalah teratasi
Ny. L mengatakan mengajarkan P : hentikan
tidak pernah kepada keluarga intervensi
melepaskan untuk dapat
anaknya untuk melepaskan
bepergian jauh anaknya keluar
tanpa Ny. L dan Tn. namun masih dapat
S untuk dipantau,
DO : seperti mengizinkan
Tampak An. N anak dewasa awal
melanjutkan untuk pergi bersama
pendidikannya di teman-temannya.
kota tempat tinggal
orang tuanya.

37
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
4.1.1 Depkes RI ( 1988 ) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
4.1.2 Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga
dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri deari bermacam-macam menurut Setiadi, 2008
hal. 6, diantaranya :Patrilineal, Matrilineal, Matrilokal, Patrilokal dan Keluarga kawin.
4.1.3 Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi keluarga adalah
sebagai berikut : Fungsi afektif, Fungsi sosialisasi, Fungsi reproduksi, Fungsi ekonomi,
dan Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
4.1.4 Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai pada saat anak pertama
mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap
berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri. Keluarga mempersipakan anaknya
yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantuk anak terakhir untuk
lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2006).
4.1.5 Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda adalah Masalah
utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua
mereka : masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah orang yang
memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan
kronis dan faktor-faktor yang berpengaruh seperti kolestrol tinggi, obesitas, dan tekanan
darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dalam mata ajar keperawatan komunitas
makalah ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pembelajaran.
4.2.2 Keluarga

38
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami tahap
perkembangan keluarga tahap anak usia dewasa awal , memahami tugas-tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi
pada tahap ini, peran dan tanggung jawab orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas
perawatan keluarganya. Serta dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan tahap
perkembnagan keluarga dengan anak usia dewasa awal.
4.2.3 Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan asuhan
keperawatan keluarga dengan anak usia dewasa awal agar dapat menerapkan dan
memberikan pelayanan yang efektif kepada anak dan keluarga yang mungkin mengalami
masalah yang ditimbulkan oleh kebutuhan akan tugas dan perkembangan keluarga
dengan anak usia dewasa awal ini.

39
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi.2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu


Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika
Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta:EGC
Ali, Zaidin.1999.Pengantar Perawatan Kesehatan Keluarga.Depok:Akademik Keperawatan
Raflesia
Carpenito, Linda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC : Jakarta
Perry and Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan I: konsep, proses, dan
praktik Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa, Yasmin Asih [et all]; editor
edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. Jakarta : EGC.
Perry and Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan II: konsep, proses, dan
praktik Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa, Yasmin Asih [et all]; editor
edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, EGC : Jakarta
Suprayitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik. EGC : Jakarta

40

Anda mungkin juga menyukai