Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih
sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar. kerugian lain
dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon monoksida (CO), yang
bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara.
2. Pelarut
Rantai karbon dengan C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih. Senyawaan
tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk cepatkering lainnya. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air.
Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur
dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada
1. Petroleum ether atau heksan adalah bahan pelarut lemak nonpolar yang paling banyak
digunakan karena harganya relatif murah, kurang berbahaya terhadap risiko kebakaran dan
ledakan, serta lebih selektif untuk lemak nonpolar.
Sumber Hidrogen dan Bahan Mentah Industri
Gas alam dan gas petroleum merupakan sumber hidrogen dalam industri, misalnya industri
amonia dan pupuk. Ketika alkana dipanaskan sampai temperatur tinggi dalam udara vakum,
alkana akan pecah atau terpecah menjadi molekul yang lebih kecil. Perengkahan
metana (CH4) menghasilkan serbuk karbon murni, seperti yang digunakan pada ban mobil;
pembentukan pelapis intan buatan; dan menghasilkan hidrogen, sebagai bahan mentah untuk
industri kimia.
CH4(g) C(s) + 2H2(g)
Perengkahan etana menghasilkan etena, salah satu bahan mentah yang penting dalam industri
kimia (terutama dalam pembuatan plastik) sama halnya seperti hidrogen.
C2H6(g) CH2=CH2(g) + H2(g)
Pelumas
Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Pelumas adalah
alkana suhu tinggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup besar, misalnya
C18H38. Proses cracking atau alkilasi penting untuk minyak bumi dalam mencari senyawa
yang lebih dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk mendapatkan bensin lebih banyak dari
minyak pelumas. Contoh cracking adalah minyak diesel (C16-C24) dan minyak pelumas (C20C30) yang dipecah menjadi bensin (C4-C10) dan senyawa lain yang lebih banyak digunakan.
5. Bahan baku untuk senyawa organik lain
Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku utama untuk sintesis berbagai senyawa
organik seperti alkohol, asam cuka dan lain-lain.
6. Pendingin Kulkas
Seiring dengan kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas freon yang sudah tidak
ramah lingkungan lagi, muncul yang namanya Metil Klorida atau Monoklor metana.
Senyawa yang dihasilkan dari reaksi subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan
sebagai pada pendingan kulkas. Zat ini lebih ramah lingkungan karena tidak merusak ozon.
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
7. Obat Bius
Kegunaan senyawa alkana berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan hasil reaksi
subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan yang dahulu digunakan
sebagai bahan anestesi, pemati rasa atau lebih dikenal dengan nama obat bius. Dalam dunia
medis zat ini sangat penting guna membantu mengurangi rasa sakit saat operasi tetapi karena
sifatnya yang toksik terhadap hati, maka senyawa ini tidak lagi digunakan sebagai bahan
anestesi. International Agency for Research on Cancer (IARC) menggolongkan kloroform ke
dalam Grup 2B, kemungkinan karsinogenik terhadap manusia. Selain itu, kloroform pada
suhu kamar punya wujud cair sering digunakan sebagai bahan pelarut organik.
8. Memadamkan Api
Alkana terhalogenasi sempurna, seperti karbon tetraklorida (CCl4),
dani.bromoklorodifluorometana (BCF) dapat memadamkan api. Zat-zat tersebut mempunyai
massa jenis yang cukup besar sehingga dapat mengusir udara dan memadamkan api, dimana
cairan menguap dan memadamkan api dengan cara menghambat reaksi berantai kimia dari
proses pembakaran. Tetapi pada suhu tinggi CCl4 dapat bereaksi dengan air membentuk
fosgen (COCl2), suatu gas yang sangat beracun sehingga ditarik dan dilarang. BCF juga
dapat merusak ozon dilapisi statosfir sehingga penggunakan bahan tersebut dilarang.
DAFTAR PUSTAKA
Heinemann Advanced Science: Chemistry, 2000
Permana, I. 2009. Memahami Kimia 1 : SMA/MA untuk Kelas Semester 1 dan 2. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 175
Rahayu, Yeti. Minyak Bumi. http://yettirahayu.blogspot.com/2012/10/minyakbumi.html. (25 Feb. 2014)