Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Dampak Hasil
Pengolahan Minyak Bumi Terhadap Lingkungan dan Kesehatan”.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada
penulis, semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Medan, November 2014


DAFTAR ISI

Halaman.

KATA PENGANTAR .............................................................................  i


DAFTAR ISI ...........................................................................................  ii
BAB     I
 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang................................................................................... iii
1.2.Tujuan Penulisan................................................................................. iv
1.3.Manfa’at.............................................................................................. iv
BAB    II   PEMBAHASAN
2.1.Minyak Bumi....................................................................................... 1
2.2.Komposisi Minyak Bumi..................................................................... 2 
2.3.Dampak Negatif  Penggunaan Minyak Bumi....................................... 4
2.4.Dampak Pembakaran Bensin yang tidak Sempurna ...........................  6
2.5.Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil.......................... 7
BAB    III   PENUTUP
3.1.Kesimpulan........................................................................................... 11
3.2.Saran...................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang


Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon.
Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang
beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan
karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya
bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan
mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), permintaan
minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan
meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh
rata-rata 1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020),
permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita
ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang
tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam
kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan
penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi
dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk
memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal
dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan
bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil
ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a.       Dapat mengetahui serta mendalami pengetahuan penulis terkait minyak
bumi.
b.      Dapat mengetahui Produk dari hasil pengolahan minyak bumi
c.       Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi
yang tidak sempurna

1.3 Manfaat
       Produk hasil pengolahan minyak bumi bermanfaat untuk kebutuhan hidup
manusia misalnya bensin, solar, minyak, pelumas dan lain sebagainya.  Dan
pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi akan mengakibatkan dampak
yang buruk bagi lingkungan dan tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Minyak Bumi


Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon,
jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus
maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks
seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-
masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai
lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan
hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi
mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul
dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam
campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi
bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan
disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom
karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah
atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon,
dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom
karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai
elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C 4H10), digunakan sebagai bahan
campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu
mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai
pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah
tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi
maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi
yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus
umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi
memiliki titik didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu
atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom
hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi
fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar
jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana
(isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus
kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:[14]
2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di
laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut,
kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi
dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya
akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit
oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena
suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang
dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang
dapat menimbulkan asbut.

2.2    Komposisi Minyak Bumi


Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1.      Hidrokarbon Jenuh (alkana)
-          Dikenal dengan alkana atau parafin
-          Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan
rantai bercabang lebih sedikit
-          Senyawa penyusun diantaranya:
a.       Metana CH4
b.      etana CH3 CH3
c.       propana CH3 CH2 CH3
d.      butana CH3 (CH2)2 CH3
e.       n-heptana CH3 (CH2)5 CH3
f.       iso oktana CH3 - C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2
2.      Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
-          Dikenal dengan alkena
-          Keberadaannya hanya sedikit
-          Senyawa penyusunnya:
a.       Etena, CH2 CH2
b.      Propena, CH2 CH CH3
c.       Butena, CH2 CH CH2 CH3
3.      Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
-          Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
-          Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
-          Senyawa penyusunnya :
4.      Hidrokarbon aromatik
-          Dikenal sebagai seri aromatik
-          Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
-          Senyawa penyusunannya:
a.      Naftalena                                                                 b.  Benzena
b.      Antrasena                                                                d. Toluena      
5.      Senyawa Lain
-          Keberadaannya sangat sedikit sekali
-          Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen,
oksigen dan organo logam (kecil sekali)
2.3  Dampak Negatif Penggunaan Minyak Bumi

  Karbo Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit
dideteksi. Padahal gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena pada kadar
rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat. Pada kadar yang lebih tinggi
dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm dapat
menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa
dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah.

Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih


kuat ikatannya dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas
HbCO lebih kuat 250 kali dibandingkan dengan HbO. Akibatnya Hb sulit melepas
CO, sehingga tubuh bahkan otak akan mengalami kekurangan oksigen.
Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan menyebabkan terjadinya sesak
napas, pingsan, atau bahkan kematian. Sumber keberadaan gas CO ini adalah
pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi.
  Karbon Dioksida (CO2)

Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil
pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan
semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah
pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita

Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada
manusia, sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2
menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan benda-benda
di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali ke atmosfer
karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi
menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun
malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat
dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini
dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect.

  Oksida Belerang (SO2 dan SO3)

Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau
sangat menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah.
Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran belerang yang terlarut dalam
bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang yang terkandung dalam
bijih logam yang diproses pada industri pertambangan. Penyebab terbesar
berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu bara.
Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara
langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan
asam.
Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga
menyebabkan sangat korosif terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di
samping menyebabkan hujan asam, oksida belerang baik SO2 maupun SO3 yang
terserap ke dalam alat pernapasan masuk ke paru-paru juga akan membentuk asam
sulfit dan asam sulfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan,
khususnya paru-paru.

   Oksida Nitrogen (NO dan NO2)

Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi
tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen
juga dapat menjadi penyebab hujan asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida di
udara disebabkan karena gas nitrogen ikut terbakar bersama dengan oksigen, yang
terjadi pada suhu tinggi.
Pada saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas NO2. Gas
NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam
nitrat yang sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1
ppm dapat menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab
terjadinya kanker. Jika menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat
menyebabkan kematian. Sebagai pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian
pembuangan asap ditambahkan katalis logam nikel yang berfungsi sebagai
konverter. Prinsip kerjanya adalah mengubah gas buang yang mencemari menjadi
gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.

2.4   Dampak Pembakaran Bensin Yang Tidak Sempurna Terhadap


Lingkungan
Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-
senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang
mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh
manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga emampuan
darah mengikat oksigen menjadi menurun.
-  Dampak terhadap lingkungan
 Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh
sistem transportasi yang tidak "sustainable"
dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu
dampak terhadap lingkungan udara dan dampak
terhadap lingkungan air.
 Kualitas udara perkotaan sangat menurun akibat tingginya aktivitas transportasi.
Dampak yang timbul meliputi meningkatnya konsentrasi pencemar konservatif
yang meliputi: · Karbon monoksida (CO) · Oksida sulfur (SOx) · Oksida nitrogen
(NOx) · Hidrokarbon (HC) · Timbal (Pb) · Ozon perkotaan (O3) · Partikulat
(debu) Perubahan kualitas udara perkotaan telah diamati secara menerus di
beberapa kota baik oleh Bapedalda maupun oleh BMG.
Secara tidak langsung, kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadap
lingkungan air terutama melalui air buangan dari jalan raya. Air yang terbuang
dari jalan raya, terutama terbawa oleh air hujan, akan mengandung bocoran bahan
bakar dan juga larutan dari pencemar udara yang tercampur dengan air tersebut.
- Dampak terhadap kesehatan
  Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan dari dampak terhadap
lingkungan udara. Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan telah
mengakibatkan tingginya kadar timbal dalam darah.
- Dampak terhadap ekonomi
 Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama
dari adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin
bertambah dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan
dalam perjalanan sehari-hari. Akibat dari tingginya kemacetan dan waktu yang
dihabiskan di perjalanan, maka waktu kerja semakin menurun dan akibatnya
produktivitas juga berkurang.

2.5. Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil


1. Sumber Bahan Pencemaran
a.    Pembakaran Tidak Sempurna
b.    Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel
karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
c.    Pengotor dalam Bahan Bakar
d.   Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan
oksida belerang (SO2 atau SO3).
e.    Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
f.     Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul
Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
  Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida
tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di
udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut
pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
   Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak
diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit
pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui
pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah,
membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin
(O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb

      Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali
lebih besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen
dapat diserang oleh gas karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2

    Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk
membawa oksigen bagi tubuh.
 Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan
mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik
pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
    Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam
saluran pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan
menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat
(lebih berbahaya). Oksida belerang dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan
terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
   Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang
NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun
(secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan
pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut
menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran
pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.

e. Partikel Timah Hitam


   Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan
makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan
gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan
depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan
hati.
3. Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap
kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan.
Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur
berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh
bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan
nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gasnitrogen.
     katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas racun gas tak beracun Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon
monoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air.
Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin
tanpa timbel.

4.Efek Rumah Kaca


Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan
senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan
ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari
sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan
permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan
terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi
rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata
permukaan bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah
kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi,
peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan
bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam
kerugian.
5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air
hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara,
membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Asam Karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat
larut dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC 2
(dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan
asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan
tinggi.
Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting
dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline,
kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu.
Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna
Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-
senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang
mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh
manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga
kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun.

3.2  Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus
berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan
penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan alam sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill


Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai
Pusaka
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV
Media Karya Putra.
Mc.Duell,Bob.1995.A level chemistry. Edisi Revisi. London:Letts Educational
Mc.Murry. john dan Robert C.Fay.1998.Chemistry Edisi ke-2. New Jersey:
Prentice.Hall International
Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai