Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KIMIA

MINYAK BUMI

Guru Pembimbing : Fitriah Riva’i, S.Pd


Kelompok :2
Disusun oleh : Hadi Iswanto
Febby Anggriani
Farraz Hafizah
Hani Musliha Filianggy
Muhammad Fadlan Nur
M. Faliando Asyraf
Rizki Ibnu Feriyandi
Dari kelas : XI.1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SIAK


TAHUN AJARAN: 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang maha esa karena atas
kehendaknya lah laporan penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun
pokok pembahasan dalam makalah ini berisi tentang "Minyak Bumi". Penulisan laporan
penelitian ini didasarkan pada materi-materi yang penulis dapat dari berbagai sumber.
Penulisan materi penulis buat dengan langkah-langkah dan metode yang sistematis sehingga
dapat dengan mudah dipahami. Dalam penyelesaian makalah, penulis banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat guru
pembimbing, akhirnya laporan penelitian ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak
kekurangannya. Penulis menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum
seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan laporan penelitian, bahwa laporan
penelitian ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar laporan penelitian ini dapat menjadi
lebih baik dan berdaya guna pada masa yang akan datang.

Akhir kata kami berharap makalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu sebagai
sarana pembahasan yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir. Semoga kita semua
selalu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan
langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan
pada umumnya.

Siak, 8 November 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................... 1
Daftar isi.................................................................................................................................. 2
1.1 Minyak bumi dan fraksi penting minyak bumi.............................................................. 3
1.2 Mutu Bensin......................................................................................................................9
1.3 Dampak pembakaran bahan bakar...............................................................................12
1.4 Proses lanjutan pengolahan minyak bumi.................................................................. 15
1.5 Alternatif pengganti minyak bumi................................................................................ 18
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 22

2
1.1 Minyak bumi dan fraksi penting minyak bumi

Gambar 1.1 Pengeboran minyak lepas pantai

Minyak bumi dikenal dengan sebutan bahan bakar fosil. Minyak bumi merupakan bahan
bakar yang berasal dari fosil. Jasad renik organisme yang hidup di lautan. Ketika organisme
tersebut mati, sisa-sisa tubuhnya akan akan mengendap di dasar lautan & tertutupi lumpur.
Pengaruh tekanan dan temperatur tinggi mengubah lumpur menjadi lapisan bebatuan. Setelah
jutaan tahun, bakteri anaerob akan menguraikan sisa-sisa organisme tersebut dan
mengubahnya menjadi minyak bumi. Seiring dengan terjadinya reaksi penguraian, gas alam
pun terbentuk. Gas alam terletak diatas lapisan minyak bumi. Minyak bumi tersebut
terperangkap diantara lapisan batuan di dasar lautan. Lumpur yang bercampur dengan jasad
renik tersebut kemudian berubah menjadi batuan sedimen yang berpori, sedangkan bintik
minyak dan gas bergerak ke tempat yang tekanannya rendah dan terakumulasi pada daerah
perangkap (trap) yang merupakan batuan kedap.

Pada daerah perangkap tersebut, gas alam, minyak, dan air terakumulasi sebagai deposit
minyak bumi. Rongga bagian atas merupakan gas alam, sedangkan cairan minyak
mengambang diatas deposit air. Proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang
sangatlah lama. Maka dari itu, minyak bumi dikelompokkan sebagai sumber daya alam yang
tidak dapat diperbarui sehingga harus digunakan secara tepat dan hemat. Indonesia memiliki
berbagai wilayah yang menjadi sumber (deposit) minyak bumi, umumnya berada di daerah
pantai atau daerah lepas pantai.

> Komposisi dalam minyak bumi

Minyak bumi hasil eksplorasi (pengeboran) masih berupa minyak mentah atau crude oil.
Minyak mentah ini mengandung berbagai zat kimia berwujud gas, cair, dan padat. Minyak
bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi hasil pengeboran masih
berupa minyak mentah (crude oil) yang kental dan hitam. Crude oil ini terdiri dari campuran
hidrokarbon yaitu: Alkana merupakan merupakan fraksi yang terbesar di dalam minyak
mentah. Senyawa alkana yang paling banyak ditemukan adalah n-oktana dan isooktana

3
(2,2,4-trimetil pentana) Hidrokarbon aromatis 𝐶𝑛𝐻2𝑛−6 diantaranya adalah etil benzene yang
memiliki cincin 6 (enam).

TABEL 1.1 KOMPOSISI MINYAK BUMI.

Jenis Senyawa Jumlah (Persentase) Contoh

Hidrokarbon 90% - 99% Alkana, Sikloalkana, dan


aromatis

Senyawa Belerang 0,1% - 7% Tioalkana (R-S-R)


Alkanatiol (R-S-H)

Senyawa Nitrogen 0,01% - 0,9% Pirol (𝐶4𝐻5𝑁)

Senyawa Oksigen 0,01% - 0,4% Asam karboksilat (RCOOH)

Organologam Sangat kecil Senyawa logam nikel

Minyak bumi dari hasil pengeboran disebut sebagai minyak mentah. Wujudnya seperti
lumpur kental dan berisi campuran dari berbagai jenis senyawa. Untuk dapat dimanfaatkan
harus melalui proses pemisahan dan pemurnian (refinery).

Gambar 1.2 Wilayah sumber minyak bumi Indonesia

Harus disyukuri bahwa Indonesia mempunyai cadangan (deposit) minyak bumi yang cukup
besar dengan kualitas yang baik. Akan tetapi, apabila tidak dikelola dengan baik dan tidak
dilakukan penghematan, cadangan minyak bumi yang besar tersebut akan cepat habis.
Pengelolaan minyak bumi yang tidak tepat dan konsumsi bahan bakar minyak yang tidak
terkendali mengakibatkan Indonesia yang dahulu merupakan pengekspor, saat ini menjadi
pengimpor minyak bumi.

Berdasarkan perhitungan rasio cadangan minyak bumi dengan produksi serta konsumsi
minyak bumi di Indonesia, minyak bumi Indonesia akan habis sekitar tahun 2027. Oleh

4
karena itu, pola perilaku konsumsi bahan bakar minyak masyarakat Indonesia perlu diubah.
Sebagai contoh, dengan memanfaatkan LNG (Liquefied Natural Gas) dan LPG (Liquefied
Petroleum Gas) untuk bahan bakar kendaraan bermotor dan bahan bakar rumah tangga.

> Fraksi penting Minyak bumi

Minyak bumi merupakan campuran senyawa-senyawa hidrokarbon. Untuk dapat


dimanfaatkan perlu dipisahkan melalui distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya pada kolom bertingkat. Komponen utama
minyak bumi dan gas alam adalah alkana. Gas alam mengandung 80% metana, 7% etana, 6%
propana, 4% butana dan isobutana, sisanya pentana. Untuk dapat dimanfaatkan gas propana
dan butana dicairkan yang dikenal sebagai LNG (Liquid Natural Gas). Karena pembakaran
gas alam murni lebih efisien dan sedikit polutan, maka gas alam banyak digunakan untuk
bahan bakar industri dan rumah tangga. Senyawa penyusun minyak bumi: alkana,
sikloalkana, dan senyawa aromatik. Disamping itu terdapat pengotor berupa senyawa organik
yang mengandung S, N, O, dan organologam. Dari hasil distilasi bertingkat diperoleh
fraksi-fraksi LNG, LPG, petroleum eter, bensin, kerosin, oli, dan aspal.

Senyawa hidrokarbon parafinik dan aromatik mempunyai trayek didih masing-masing,


dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya.
Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar.
Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi.

Gambar 1.3 Fraksinasi Minyak Bumi

Pada dasarnya, sebelum didapatkan fraksi-fraksi minyak bumi yang dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan. Minyak mentah telah mengalami proses pemisahan dan cracking. Dalam
proses pemisahan ini, pada prinsipnya minyak mentah yang merupakan campuran semua
komponen akan dipisahkan masing masing komponennya yang berupa hidrokarbon
berdasarkan perbedaan titik didih. Minyak mentah dipanaskan dengan suhu tertentu sehingga
komponen yang diinginkan menguap pada suhu didihnya. Ketika komponen telah menguap,

5
maka uap akan masuk ke pipa kondensasi sehingga akan mengalami pendinginan. Dalam
pipa kondensasi, uap dingin akan berubah menjadi fase cair kembali dan dihasilkan minyak
yang lebih murni. Pada hasil pemanasan didapatkan residu yang juga merupakan produk dari
pengolahan minyak bumi itu sendiri.

TABEL 1.2 Fraksi Hidrokarbon yang didapatkan dari distilasi bertingkat

Nama Rantai C Jarak Titik didih Kegunaan

Gas 𝐶1− 𝐶4 <25°C Gas LPG

Gasolin 𝐶4− 𝐶12 20-200°C Bahan bakar sepeda


motor

Kerosin 𝐶10− 𝐶14 174-275°C Bahan bakar kompor

Minyak disel 𝐶14− 𝐶19 200-400°C Bahan bakar mesin


disel atau solar

Minyak mineral 𝐶19− 𝐶35 350°C Minyak pelumas


atau oli

Minyak bakar >𝐶20 >400°C Bahan bakar untuk


industri, kapal laut

Parafin >𝐶35 padat lilin

Bitumen >𝐶35 padat Aspal jalan, atap


rumah

Fraksi - fraksi dalam Minyak Bumi, yaitu :


1. Fraksi Gas
Memiliki titik didih terendah yaitu dibawah 20°C dengan jumlah atom C1-C4, seperti
metana, etana, propana dan butana.

2. Fraksi Cair
Memiliki titik didih antara 30-300°C, dengan jumlah rantai karbon, mulai dari C5-C20.
- C5-C7 yang dihasilkan pada kisaran 30°C
Misalkan pentana dan heptana, digunakan sebagai pelarut organik seperti petroleum ether
yang dimanfaatkan untuk dry cleaning di usaha laundry.
- C5-C12 dengan rentang suhu distilasi 40- 150°C
Yaitu bensin dan nafta. Bensin utamanya digunakan sebagai bahan bakar kendaraan,
sedangkan nafta banyak digunakan untuk bahan pembuat pernis dan tiner cat.
- C13-C16 dengan suhu distilasi 150-200°C
Yaitu kerosin, avtur dan solar pada Kerosin dahulunya sering dipakai sebagai anti serangga
dan bahan bakar kompor minyak. Namun sekarang kerosin digunakan sebagai bahan bakar

6
pesawat seperti halnya avtur. Sedangkan solar banyak dimanfaatkan untuk kendaraan dan
pembangkit listrik tenaga diesel.
- C17-C20 dengan suhu distilasi 200 - 300°C
Didapatkan minyak pelumas dimanfaatkan sebagai pelumas atau pelicin mesin untuk
memperlambat keausan mesin.
3. Fraksi Padat
Suhu distilasinya di atas 300°C dengan jumlah rantai karbon diatas 20 atom.
- Parafin yang didestilasi pada suhu 300-370°C ini memiliki jumlah C antara 20-25 banyak
dimanfaatkan untuk lilin dan korek api.
- Sedang dibawahnya pada suhu diatas 370°C, didapatkan aspal yang dimanfaatkan untuk
bahan pengeras jalan dengan jumlah atom C lebih dari 25.

Adapun beberapa jenis fraksi minyak bumi dan kegunaannya secara umum, antara lain
sebagai berikut :
a. Fraksi Ringan Gas
Fraksi pertama pada minyak bumi yaitu berwujud gas dimana fraksi ini berupa senyawa
dengan berat molekul yang ringan sehingga volatil atau mudah menguap dan pada saat proses
pemanasan akan menguap terlebih dahulu dibandingkan fraksi lain. Contohnya gas propana
dan gas butana. Kegunaan fraksi gas ini yaitu digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak
(LPG) yang tersusun dari propana dan butana.

b. Petroleum Eter (PE)


Petroleum eter merupakan fraksi hasil pengolahan minyak bumi yang banyak digunakan
sebagai pelarut yang bersifat non-polar dalam reaksi kimia. Pada umumnya, pelarut ini
digunakan dalam proses ekstraksi senyawa organik tertentu ataupun sebagai media reaksi
menggunakan reagen tertentu.

c. Bensin (Gasoline)
Fraksi ini menjadi hasil olahan minyak bumi yang paling besar dan paling banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Bensin merupakan senyawa olahan minyak bumi dengan
struktur senyawa hidrokarbon alkana dengan jumlah rantai karbon sebanyak 6-9 karbon.

d. Nafta
Hasil olahan minyak bumi yang lain yaitu nafta yang merupakan senyawa dengan titik
didih 175-200 sehingga senyawa ini bisa didapatkan setelah memisahkan kandungan bensin
atau gasolin dalam minyak mentah. Secara struktur, nafta merupakan hidrokarbon alkana
dengan panjang rantai karbon 9-12 yang berupa campuran.

e. Minyak Tanah (Kerosin)


Fraksi olahan minyak bumi di atasnya lagi yaitu kerosin atau yang kita kenal dengan
minyak tanah. Minyak tanah memiliki titik didih 175- 275 sehingga suhunya relatif cukup
dekat dengan titik didih dari nafta sehingga kedua fraksi ini memang membutuhkan proses
yang lebih kompleks untuk memisahkannya.

7
f. Solar
Solar menjadi fraksi lain dari minyak bumi yang juga digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan. Fraksi solar ini memiliki titik didih 250-375 sehingga fraksi ini hanya bisa
didapatkan dan dipisahkan dari minyak mentah melalui pemanasan pada suhu tersebut.

g. Aspal
Aspal merupakan hasil residu dari pengolahan minyak bumi dimana residu ini dihasilkan
dari sisa distilasi minyak mentah. Setelah melalui proses pemisahan dengan pemanasan pada
titik didihnya, Lalu sisa komponen yang tidak menguap pada suhu tersebut akan menjadi
residu. Salah satunya yaitu aspal yang memiliki titik didih sangat tinggi yaitu diatas 500
sehingga pada pemanasan dibawah suhu tersebut aspal akan tetap tidak menguap. Aspal
banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan jalan raya, selain itu juga dapat
digunakan sebagai isolator.

h. Pelumas (Oli)
Jika kita sering menggunakan pelumas pada kendaraan, ternyata pelumas tersebut juga
merupakan salah satu hasil fraksi pengolahan minyak bumi. Pelumas menjadi fraksi minyak
bumi dengan komponen berupa hidrokarbon alkana dengan panjang rantai karbon 18-20
atom. Pelumas memiliki sifat yang licin dan dapat melumasi sehingga pemanfaatan senyawa
ini yaitu digunakan sebagai pelumas atau oli dalam berbagai mesin kendaraan, selain itu juga
banyak digunakan untuk melindungi komponen yang berasal dari logam saat terjadinya
gesekan.

Hasil pengolahan minyak bumi yang banyak digunakan dalam kehidupan manusia.
Mungkin kita sangat sering menemukan istilah beberapa fraksi di atas yang lekat dalam
kehidupan sehari hari namun tidak kita ketahui kalau bahan itu merupakan salah satu fraksi
minyak bumi, seperti bensin, minyak, pelumas, aspal, dan lain lain.

8
1.2 Mutu bensin

Gambar 2.1 Bensin digunakan untuk sebagai bahan bakar kendaraan

Dalam kehidupan sehari-hari menggunakan untuk aktivitas diluar seperti ke sekolah,


kantor, pertemuan dan lainnya dengan kendaraan sepeda motor, mobil, bus, kapal dan dengan
lainnya. Kendaraan tersebut harus digunakan bahan bakar bensin sebagai bahan kendaraan
untuk berjalan. Saat berkunjung ke pom bensin, banyak sekali bahan bakar bensin yang
ditawarkan seperti Pertalite, Pertamax, Pertamax turbo, Premium, dan lain-lainnya. Lalu
terbingung-bingung memilih bahan bakar ditawarkan, bagaimana harus memecah masalah
tersebut? maka alangkah dapat memahami tersebut, harus mengetahui kegunaan, fungsi,
efektivitas dan asalnya.

Bensin atau gasoline atau petrol merupakan salah satu bahan bakar hasil pengolahan
minyak bumi yang penting dan digunakan oleh kendaraan seperti roda dua, roda tiga dan roda
empat. Bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari 𝐶7(heptana) sampai dengan
𝐶11(undekana). Bensin standar yang mengandung 100% isooktana diberi angka oktan 100.
Bensin standar yang mengandung 100% n-heptana diberi angka oktan 0. Jadi, bensin standar
yang mengandung 60% isooktana dan 40% n-heptana diberi angka oktan 60.

Bensin yang mempunyai nilai oktan yang rendah akan terbakar sebelum piston mencapai
titik puncak (pre-ignition). Hal ini dikenal dengan istilah knocking atau dalam bahasa bengkel
“ngelitik”. Hal tersebut sangat berbahaya untuk mesin, karena jika dibiarkan dapat merusak
seluruh komponen ruang pembakaran dan menyia-nyiakan tenaga yang terbuang karena
proses penyalaan serta pembakaran bensin yang tidak sempurna.

Mutu bahan bakar bensin ditentukan oleh efektivitas pembakarannya di dalam mesin.
Bahan bakar yang baik tidak menimbulkan ketukan (knocking) pada mesin. Ketukan pada
mesin terjadi apabila bensin terbakar tidak pada saat yang tepat sehingga akan mengganggu
gerakan piston pada mesin dan berpotensi dapat merusak komponen mesin.

Mutu bensin dinyatakan dalam angka RON (Research Octane Number). Angka RON
ditentukan dengan menjalankan bahan bakar dalam mesin uji dengan rasio kompresi di
bawah kondisi terkontrol, dan membandingkan hasilnya dengan bahan bakar (bensin) standar.

9
1. Komponen Utama Bensin
Bensin mengandung dua komponen utama, yaitu heptana (𝐶7𝐻16) dan isooktana (𝐶8𝐻18)
(2,2,4-trimetilpentana).

Gambar 2.2 Bentuk dari 2,2,4-trimetilpentana

2. Jenis-jenis Bensin
> Pertalite 90
Bensin jenis Pertalite mempunyai angka oktan (RON) 90, artinya hasil uji rasio kompresi
setara dengan bensin standar yang mengandung 90% isooktana dan 10% n-heptana.

> Pertamax 92
Pertamax adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina yang memiliki angka oktan
minimal 92. Angka oktan yang tinggi ini membuat pembakaran menjadi lebih sempurna dan
tidak meninggalkan residu, sangat direkomendasikan buat kendaraan sehari-hari saat ini.
Selain menghasilkan pembakaran yang sempurna, Pertamax juga memiliki kelebihan lainnya
berkat formula PERTATEC (Pertamina Technology), formula zat aditif yang memiliki
kemampuan untuk membersihkan endapan kotoran pada mesin sehingga mesin jadi lebih
awet, menjaga mesin dari karat serta pemakaian bahan bakar yang lebih efisien.

> Premium 88
Merupakan bahan bakar mesin bensin dengan angka oktan minimal 88. Premium dapat
digunakan pada kendaraan bermotor bensin dengan risiko kompresi rendah (dibawah 9:1).

3. Mutu Bensin
> Mutu bensin dapat ditentukan oleh efektifitas pembakarannya di dalam suatu mesin
kendaraan. Bensin yang baik itu nantinya tidak menimbulkan ketukan (knocking) pada
mesin.
> Mutu bensin semakin baik jika persentase isooktannya lebih tinggi dari n-heptana
dalam bensin yang terlibat saat proses pembakaran.
> Ketukan pada mesin ini terjadi bila bensin terbakar pada saat yang tidak tepat
sehingga akan mengganggu gerakan piston pada mesin.

4. Angka Oktan atau Bilangan Oktan


> Mutu bensin ditunjukkan oleh suatu angka oktan atau bilangan oktan.
> Bilangan oktan adalah ukuran kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan
saat proses pembakaran.
> Angka oktan 100 untuk bensin dengan 100% isooktana, karena paling sedikit
memberikan ketukan pada mesin.
> Angka oktan 0 untuk bensin dengan 100% n-heptana, karena paling banyak
memberikan ketukan pada mesin.

10
- Bensin jenis pertalite memiliki angka oktan 90. Artinya mengandung 90% isooktana dan
10% n-heptana.
- Bensin jenis pertamax memiliki angka oktan 98. Artinya, mengandung 98% isooktana dan
2% n-heptana.
- Perhitungan angka oktan, misal pada jenis bensin pertalite yang mengandung 90% sooktana
dan 10% n-heptana.
- (90/100 x 100)+(10/100 x 0) Sehingga : 90 + 0 = 90 Jadi angka oktan/bilangan oktannya
adalah 90 untuk pertalite.

* Catatan
Nilai bilangan 0 untuk n-heptana yang mudah terbakar.
Nai bilangan 100 untuk ooktana yang tidak mudah terbakar.

5. Cara meningkatkan Angka oktan atau bilangan Oktan


> Menambahkan zat aditif yaitu TEL (Tetra Ethyl Lead)

Gambar 2.3 Bentuk dari Tetra Ethyl Lead (TEL)

adalah senyawa organotimbal dengan rumus (CH₃CH₂)4Pb yang digunakan sebagai zat anti
ketuk pada bensin, walaupun mulai dilarang akibat bahaya racun yang disebabkan timbal.
Sesuai namanya, senyawa ini terdiri dari empat gugus etil yang terikat pada satu atom timbal.
Sebelum 1970, bahan yang banyak digunakan untuk menaikkan angka oktan adalah tetraetil
timbel atau TEL (tetra etil lead), Pb(CH). Namun, ternyata partikel timbel yang masuk ke
dalam tubuh dari sisa pembakaran bahan bakar dapat menyebabkan kerusakan otak dan saraf,
sehingga sejak tahun 1970-an dilarang digunakan.

> Penambahan zat aditif MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether)

Metil tersier butil eter (MTBE) merupakan suatu bahan sintetik kimia yang biasanya dipakai
sebagai suatu aditif di dalam bensin di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Praktek
penambahan MTBE mengalami peningkatan pesat pada era 1990-an dalam rangka untuk
meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi polusi udara.

11
1.3 Dampak pembakaran bahan bakar

Gambar 3.1 Pencemaran asap di kota besar

Dari kedua gambar tersebut, apa saja yang memberikan dampak pada kondisi tersebut?
Gambar 1 : Pembakaran bensin pada kendaraan bermotor menghasilkan polutan yang
mencemari lingkungan. Polutan tersebut antara lain gas 𝐶𝑂2 , gas CO, gas 𝑁𝑂𝑋 dan timbal.
Gambar 2 : Asap yang timbul dari cerobong pabrik berbahan baku batubara berbahaya bagi
lingkungan dan kesehatan. Asap mengandung sulfur penyebab hujan asam. Dari kedua
tersebut dapat memberikan dampak yang berbahaya pada kondisi makhluk hidup dan bumi.
Selain itu, apa saja dampak pembakaran bahan bakar?

Kandungan utama bahan bakar minyak adalah senyawa hidrokarbon, serta sedikit senyawa
belerang, nitrogen, oksigen dan juga timbal. Reaksi pembakaran hidrokarbon dibedakan
menjadi dua yaitu pembakaran yang sempurna dan pembakaran tidak sempurna. Reaksi
pembakaran hidrokarbon yang tidak sempurna akan menyebabkan terjadinya polusi udara.
Gas karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya
pemanasan global, sedangkan gas karbon monoksida akan berikatan dengan hemoglobin
sehingga mengganggu fungsi hemoglobin dalam mengikat oksigen. Akibatnya, pada kadar
tertentu dapat menyebabkan kematian. Sementara itu, jelaga merupakan serbuk halus dari
karbon (C) yang jika terhirup dapat merusak alat pernapasan.

1. Reaksi Pembakaran hidrokarbon


Bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam, kandungan utamanya
adalah hidrokarbon, belerang, nitrogen dan oksigen. Reaksi pembakaran hidrokarbon yang
tidak sempurna akan menyebabkan terjadinya polusi udara.

Jenis-jenis pembakaran hidrokarbon:


a. Reaksi pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon menghasilkan gas karbon dioksida
(CO₂) dan uap air (H₂O).
Contohnya pembakaran sempurna propana (gas dalam LPG)
reaksi : 𝐶3𝐻8(g) + 5𝑂2(g) → 3𝐶𝑂2(g) +4 𝐻2O(g)
b. Reaksi pembakaran tidak sempurna Proses pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas
karbon monoksida (CO) dan uap air (H₂O), hal ini terjadi karena kurangnya oksigen.
Contohnya pembakaran tidak sempurna propana (gas dalam LPG)

12
reaksi : 2𝐶3𝐻8(g) + 7𝑂2(g) → 2 C(s) + 2CO (g) + 2𝐶𝑂2(g) + 8𝐻2O(g)

2. Dampak bahaya pembakaran hidrokarbon


Penggunaan hidrokarbon di sektor transportasi dan industri memberikan dampak negatif
terhadap pencemaran lingkungan. Beberapa gas yang timbul pada pembakaran hidrokarbon
antara lain :
- Bahaya Oksida Belerang
Sulfur yang terdapat dalam bahan bakar, akan bereaksi dengan gas oksigen dan
menghasilkan gas sulfur dioksida (50), sesuai reaksi berikut:
𝑆5(g) + 𝑂2(g) → 𝑆𝑂2(g)
Gas SO, ini mudah terbakar, serta di udara mudah teroksidasi menjadi gas 50, sesuai reaksi
berikut:
𝑆𝑂2(g) + 𝑂2(g) → 𝑆𝑂3(g)
Gas 50, ini sangat reaktif (mudah bereaksi) dengan uap air (H,O) menghasilkan asam sulfat
(𝐻4𝑆𝑂4). Asam sulfat yang dihasilkan ini, jika turun ke bumi bersama hujan, maka akan
terjadi hujan asam Hujan asam ini dapat menyebabkan rusaknya tanaman maupun kesuburan
tanah. Asam sulfat ini sangat reaktif, sehingga mudah bereaksi dengan benda-benda berbahan
logam dan akan menimbulkan kerusakan akibat proses korosi (perkaratan), Udara yang
tercemar oksida belerang akan menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan. Hal ini
terjadi karena gas oksida belerang yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

- Bahaya Oksida Karbon


> Gas Karbon Dioksida (𝐶𝑂2)
Gas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global. Polutas gas CO2 yang melebihi
batas mengakibatkan gangguan pernapasan dan meningkatnya suhu bumi yang disebut efek
rumah kaca (global warming)

> Gas karbon monoksida (CO)


Bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, serta mengganggu saluran
pernafasan dan paru-paru. Gas CO mempunyai ambang batas di udara 32 ppn, dalam darah
bereaksi dengan hemoglobin membentuk COHb yang bersifat racun, menyebabkan kematian

- Bahaya Oksida Nitrogen


Pada suhu tinggi, di dalam mesin kendaraan bermotor dapat terjadi reaksi antara gas nitrogen
dengan gas oksigen, seperti ini reaksinya:
𝑁2(g) + 𝑂2(g) → 2𝑁𝑂𝑋(g)
> Gas Oksida Nitrogen (𝑁𝑂𝑋)
Salah satu gas penyebab timbulnya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang berdampak
pada pemanasan global (peningkatan suhu bumi). Jika terdapat dalam kadar tinggi, dapat
mengganggu kesehatan, seperti iritasi pada mata yang menyebabkan mata perih dan merah.

13
3. Mengurangi dampak pembakaran hidrokarbon
Langkah-langkah mengatasi dampak pembakaran hidrokarbon, antara lain:
- Penghijauan atau pembuatan taman
Penghijauan atau pembuatan taman untuk melindungi lingkungan dan mengubah gas buang
CO2 menjadi O2 melalui proses fotosintesis.

Gambar 3.2 Penghijauan pada taman

- Menggunakan bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui dan ramah lingkungan,
seperti tenaga surya dan sel bahan bakar(fuel cell)
Sel bahan bakar (fuel cell) melibatkan reaksi antara O2 dan H2 dengan produk reaksi yang
ramah lingkungan yaitu H2O.

Gambar 3.3 Modifikasi kendaraan mobil

- Penggunaan konverter katalitik pada sistem buangan kendaraan / knalpot


Konverter katalitik pada sistem buangan kendaraan bermotor dapat mengubah gas buang
seperti CO dan NOx menjadi gas yang lebih aman yaitu N2 dan CO2

- Penggunaan EFI (electronic fuel injection) sistem bahan bakar


EFI (electronic fuel injection) pada sistem bahan bakar kendaraan akan menghasilkan
pembakaran sempurna sehingga mengurangi emisi gas polutan.

14
1.4 Proses lanjutan pengolahan Minyak Bumi

Gambar 4.1 Proses pengolahan minyak bumi

Sumber daya alam terbagi menjadi dua, yang dapat diperbarukan dan yang tidak dapat
diperbarukan. SDA yang dapat diperbarukan itu seperti angin, air, sinar matahari, dan yang
tidak dapat diperbarui itu adalah minyak bumi. Nah, sedangkan minyak bumi itu yang paling
sering digunakan oleh manusia. Kira-kira seperti apa ya proses pengolahan minyak bumi itu?

Jadi begini, minyak bumi adalah minyak mentah (crude oil) berwujud cairan kental
berwarna hitam yang belum dapat dimanfaatkan. Kemudian agar dapat dimanfaatkan, minyak
bumi harus mengalami proses pengolahan dahulu. Pengolahan minyak bumi dilakukan
dengan kilang minyak yang melalui dua tahap. Pengolahan tahap pertama (primary
processing) dilakukan dengan cara distilasi bertingkat dan pengolahan tahap kedua
(secondary processing) dilakukan dengan berbagai cara.

1. Pengolahan minyak bumi tahap pertama

Gambar 4.2 Pengolahan minyak bumi - distilasi bertingkat minyak bumi

Daerah cekungan ini terdiri dari beberapa lapisan, lapisan bawah berisi air, lapisan atas
berisi minyak, dan di atas minyak rongga berisi gas alam. Jika cekungan tersebut
mengandung minyak dalam jumlah besar, maka akan dilakukan penggalian untuk
mengidentifikasi lokasi yang diperkirakan mengandung minyak, kemudian langkah
selanjutnya adalah eksploitasi.

Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan produksi minyak. Kegiatan ini

15
meliputi pengeboran dan penyelesaian sumur, transportasi untuk pemisahan dan pemurnian
minyak, penyimpanan dan pembangunan fasilitas pengolahan. Sumur pemboran
menghasilkan minyak mentah yang perlu diolah kembali, selain minyak mentah juga
menghasilkan air dan polutan lainnya.

Zat selain minyak mentah dipisahkan sebelum diproses lebih lanjut. Komponen utama
minyak mentah hasil galian adalah campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon. Senyawa
lain seperti belerang, nitrogen dan oksigen hadir dalam jumlah kecil. Berikut ini daftar
komponen yang menunjukkan persentase senyawa yang terkandung dalam minyak mentah
(crude oil).

Pengolahan minyak bumi tahap pertama dilakukan dengan distilasi bertingkat, yaitu proses
distilasi berulang-ulang, sehingga didapatkan berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Hasil pada proses distilasi bertingkat ini meliputi:

1. Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan
dikenal dengan nama elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG digunakan untuk
bahan bakar kompor gas dan mobil BBG, atau diolah lebih lanjut menjadi bahan kimia.
2. Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan, tetapi
diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi bensin (premium) atau bahan petrokimia yang
lain. Nafta sering disebut juga sebagai bensin berat.
3. Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak tanah)
dan avtur (bahan bakar pesawat jet).
4. Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin
diesel.
5. Fraksi kelima atau disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan
dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, dan
sisanya sebagai aspal dan lilin.

2. Pengolahan minyak bumi tahap kedua


Pada pengolahan minyak bumi tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil
penyulingan pada tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi:

1. Perengkahan (cracking): Proses pemotongan rantai fraksi minyak bumi yang


panjang menjadi lebih pendek. Cracking terbagi menjadi 2, yaitu:
> Thermal cracking
> Catalytic cracking
Selain fraksi minyak bumi yang lebih pendek, cracking juga menghasilkan produk
samping yang bernilai tinggi seperti etilen dan propilen yang digunakan sebagai bahan dasar
polimer sintetis. Pada proses perengkahan, dilakukan perubahan struktur kimia
senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi: pemecahan rantai, alkilasi (pembentukan
alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan
isomerisasi (perubahan isomer).

Dengan cara ini LPG, nafta, kerosin, avtur dan solar dapat dibuat dari minyak bumi. Jumlah
yang diperoleh lebih tinggi daripada perengkahan termal atau perengkahan katalitik saja dan
kualitasnya sangat baik. Selain itu, jumlah residu berkurang.

Alkilasi : Proses ikatan kimia dua hidrokarbon isoparafin untuk membentuk alkil oktan
tinggi. Alkylate ini dapat digunakan sebagai bensin atau avgas.

16
Polimerisasi : Ikatan dua atau lebih molekul menjadi satu molekul yang disebut polimer.
Tujuan dari polimerisasi ini adalah untuk mengikat molekul hidrokarbon berbentuk gas
(etilen, propena) dengan senyawa nafta ringan.

Modifikasi : Proses pirolisis nafta secara perlahan untuk mendapatkan produk yang lebih
mudah menguap seperti olefin dengan oktan yang lebih tinggi. Selain itu juga dapat berupa
konversi katalitik dari komponen nafta untuk menghasilkan senyawa aromatik dengan oktan
yang lebih tinggi.

Isomerisasi : Proses ini mengubah susunan dasar atom dalam molekul tanpa menambah
atau menghilangkan bagian aslinya. Hidrokarbon linier diubah menjadi hidrokarbon garis
cabang oktan tinggi. Proses ini memungkinkan konversi n-butana menjadi isobutana.
Isobutana dapat digunakan sebagai bahan baku untuk proses alkilasi.

2. Reforming: Reforming merupakan proses proses penataan ulang rantai fraksi


minyak bumi, contohnya adalah pembentukan isooktana dari normal oktana dengan reaksi
isomerisasi.

Reforming dilakukan pada suhu tinggi 495 hingga 525 °C dan tekanan sekitar 5
hingga 45 atm dengan katalis logam mulia seperti platina atau rhenium.

3. Blending: Blending merupakan proses pencampuran fraksi minyak bumi dengan


senyawa kimia untuk meningkatkan kualitas dan mutunya. Contohnya adalah mencampurkan
bensin dengan etanol yang akan meningkatkan efektifitas pembakarannya.

Bahan kimia lain yang digunakan dalam proses blending pada bensin adalah metanol,
MTBE dan TEL. Namun, TEL berbahaya karena dapat melepaskan senyawa timbal yang
merusak kesehatan.

4. Pembersihan dari kontaminasi (treating): Treating merupakan proses pembersihan


fraksi minyak bumi dari pengotor, yang dilakukan dengan 2 metode, yaitu ekstraksi dan
kristalisasi.

Ekstraksi ini adalah pemurnian fraksi minyak bumi dengan penambahan pelarut untuk
membuang pengotor yang ada dalam minyak bumi. Contoh dari ekstraksi adalah pemurnian
solar dari belerang menggunakan pelarut acetonitrile dengan bantuan sinar UV.

Kristalisasi merupakan proses penggumpalan residu yang terkandung pada minyak


bumi. Contohnya adalah kristalisasi wax (lilin) yang terkandung dalam solar. Pada proses
pengolahan tahap pertama dan tahap kedua sering terjadi kontaminasi (pengotoran).
Kotoran-kotoran ini harus dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH),
tanah liat atau hidrogenasi.

Hasil proses tahap kedua ini dapat dikelompokan berdasarkan titik didih dan jumlah atom
karbon membentuk rantai karbonnya.

17
1.5 Alternatif Pengganti Minyak Bumi

Apa yang kamu rasakan pada saat ini? cuaca yang panas sehingga membuat tubuh kamu
kepanasan dan gerah atau cuaca yang tidak tentu arah sehingga tubuhmu merasakan sakit?
Ini disebabkan penggalian minyak bumi yang terus menerus sehingga bumi terus mengalami
panas sepanjang hari walaupun bukan musim kemarau. Namun, dari semua itu kita tidak
hanya diam saja, tetapi kita harus mencari alternatif pengganti minyak bumi. Minyak bumi
akan habis berpuluh tahun, jika memaksa menggali minyak bumi maka akan merugikan
manusia itu sendiri.

Banyak sekali negara-negara yang masih menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar
utama nya. Negara mana saja yang mengonsumsi minyak bumi? Mari lihat data dibawah ini.

Gambar 5.1 Data negara konsumsi minyak bumi (2022)

Dari sini kita tahu kalau Amerika Serikat lah yang mengkonsumsi minyak bumi terbesar
dunia dan menguasai minyak bumi di dunia ini. Namun, saat ini Presiden Amerika Serikat
(Joe Biden) telah menyetujui Willow Project di Benua Alaska. Lalu apa itu Willow Project?
apa dampak tersebut?

Willow Project adalah proyek besar-besaran pengeboran minyak bumi yang diusung
ConocoPhillips di Alaska. ConocoPhillips adalah sebuah perusahaan multinasional yang
bergerak dalam eksplorasi dan produksi minyak bumi dan gas alam asal Amerika Serikat.
Proyek ini telah mendapatkan persetujuan untuk operasi dari Presiden Amerika Serikat, Joe
Biden. Proyek akan dibangun tepatnya di lereng utara Alaska. Alasan diloloskannya perijinan
proyek ini tentunya demi kepentingan perekonomian. Pembukaan proyek baru akan
menyerap banyak tenaga kerja dan minyak yang diproduksi akan mendatangkan keuntungan
materil yang besar.

Willow Project nantinya akan membuka 3 lokasi pengeboran dengan jumlah sumur paling
banyak 199 buah. Jumlah ini telah mengalami pengurangan dari yang diajukan ConocoPhillip
sebanyak 5 lokasi pengeboran.

Alaska dikenal sebagai wilayah yang memiliki potensi minyak bumi yang besar di Amerika
Serikat. Alaska bahkan mendapat julukan National Petroleum Reserve (NPR) yang artinya
Cadangan Minyak Nasional. Cekungan utara yang jadi lokasi Willow Project masih
menyimpan potensi minyak bumi lebih dari 1,2 miliar barel.

18
Gambar 5.2 Pengeboran minyak di Alaska

Willow Project diprediksi dapat menghasilkan 576 juta barel minyak bumi dalam kurun
waktu 30 tahun. Dengan jumlah produksi sebanyak itu, proyek ini diperkirakan akan
membuang 239 juta metrik ton karbon dioksida ke udara. Belum lagi, proyek ini akan
mengambil alih 499 hektar lahan untuk aktivitas pertambangan.

Lalu, apa dampak nyata dari emisi karbon yang mereka hasilkan? Dampak pertama yang
sangat krusial adalah mempercepat laju perubahan iklim. Padahal tiap tahunnya Alaska telah
menghadapi kenaikan suhu yang mencapai 4 kali lipat setiap tahunnya. Kenaikan suhu akan
mengakibatkan mencairnya es di kutub utara dan erosi pantai makin memburuk.

Selain itu, proyek pengeboran minyak ini juga akan merusak habitat dari berbagai satwa
seperti beruang kutub, paus kepala busur, burung loon, dan salmon. Kerusakan habitat akan
menyebabkan ketidakstabilan ekosistem. Hal tersebut dapat memicu penurunan populasi
satwa hingga kepunahan. Menyadari besarnya potensi kerusakan lingkungan yang terjadi,
banyak masyarakat dan aktivis lingkungan menjalankan kampanye untuk mengecam proyek
ini. Dan juga minyak bumi ini akan langka karena manusia terus menggali minyak bumi
setiap saat.

Gambar 5.3 Biodiesel dan energi Nuklir yang menjadi alternatif pengganti Minyak Bumi

Seiring waktu, banyak manusia berlomba-lomba menciptakan dan memberikan inovasi


baru untuk pengganti minyak bumi. Seperti gambar diatas yang merupakan hasil inovasi baru
untuk mengganti minyak bumi yang akan habis. Selain itu, apa saja yang dapat menggantikan
minyak bumi?

19
1. Batu Bara
Batu bara merupakan bahan bakar fosil yang berbentuk batuan sedimen yang dapat terbakar
yang terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan seperti alga,
tumbuhan paku dan tumbuhan berkayu yang telah melalui proses kimia dan fisika selama
jutaan tahun.

Kandungan utama dari baru bara ini adalah karbon yang kandunganya cukup tinggi di dalam
batubara, kemudian terdapat juga hidrogen, oksigen, belerang dan nitrogen. Batubara
memiliki 5 kelas yang tergantung dari kandungan karbon dan air, diantaranya adalah:

1. Antrasit, yang kelas batu bara. tertinggi, dengan warna hitam berkilauan, mengandung
antara 86%-98% unsur karbon(C) dengan kadar air kurang dari 8%.

2. Bituminus mengandung 68-86% unsur karbon dan berkadar air 8-10% dari beratnya.

3. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi
sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.

4. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air
35-75% dari beratnya.

5. Gambut strukturnya berpori dan memiliki kadar air diatas 75% serta nilai kalori yang
paling rendah.

Penggunaan batu bara jauh lebih murah dari pada LPG namun, pembakaran batu bara
memiliki banyak efek negatif karena kandungan belerang dan nitrogen didalam batu bara
ketika dibakar akan menghasilkan oksida belerang dan oksida nitrogen yang sangat
berbahaya bagi kesehatan.

Mulai dari ISPA (Infeksi saluran pernafasan atas), hingga kanker, karena pembakaran baru
bara ini menghasilkan partikel polutan yang sangat halus yaitu PM 2,5. Sedangkan LPG
meskipun lebih mahal, namun bersih dan proses memasak lebih cepat.

2. Bahan Bakar Nabati (Biofuel)


Bahan bakar nabati merupakan bahan bakar yang terbarukan yang berasal dari bahan
organik dari tanaman. Bahan Bakar Nabati ini dibagi menjadi dua, yaitu Biosolar dan
Bioetanol. Biosolar merupakan bahan bakar nabati sebagai pengganti solar yang lazim
menggunakan minyak sawit.

Secara kimiawi solar dan minyak sawit memiliki kemiripan struktur, meskipun ada
perbedaan, dimana solar merupakan golongan alkana dengan rumus CH sedangkan biosolar
merupakan ester yang mengandung gugus karboksil (-COO-), misalkan metil miristat dan
metil stearat. Minyak sawit mengandung asam organik yang dapat yang dapat diolah dengan
metode esterifikasi menjadi biosolar.

Biosolar biasanya disimbolkan dengan BXX, dimana XX adalah persentase biosolar,


sisanya adalah solar. Misal B20, artinya 20% adalah biosolar dan 80% adalah solar. Bioetanol
merupakan bahan bakar nabati yang didapatkan dari proses fermentasi dari bahan nabati yang
mengandung karbohidrat, seperti singkong dan tape.

20
Bioetanol biasa dicampurkan dengan bensin untuk meningkatkan angka oktan pada bensin.
Campuran ini disebut gasohol (gasoline alkohol) yang disimbolkan dengan EXX, XX adalah
persentase dari bioetanol. Misal E10, artinya bioetanolnya 10% dan 90% nya adalah bensin.

3. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah suatu bentuk energi yang dilepaskan dari nukleus, inti atom, terdiri
dari proton dan neutron. Sumber energi ini dapat dihasilkan dengan dua cara: fisi – ketika inti
atom terpecah menjadi beberapa bagian – atau fusi – ketika inti atom menyatu. Energi nuklir
yang dimanfaatkan di seluruh dunia saat ini untuk menghasilkan listrik adalah melalui fisi
nuklir, sedangkan teknologi untuk menghasilkan listrik dari fusi masih dalam tahap penelitian
dan pengembangan.

Disaat ini banyak negara yang telah menerapkan energi Nuklir seperti Amerika Serikat,
Perancis, Korea Selatan, China, dan lainnya. Di Indonesia sedang menentukan wilayah yang
menjadi potensi untuk membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) dan akan terus
dikembangkan, diperkirakan Indonesia akan menerima dan membangun PLTN di tahun 2030
yang pertama kalinya.

4. Biofuel

Gambar 5.3 Biofuel

Biofuel secara umum adalah bahan bakar dari biomassa (materi yang berasal dari tumbuhan
dan hewan). Setiap produk biofuel diproduksi secara berbeda. Misalnya ethanol diproduksi
dengan cara fermentasi jagung atau tebu, sedangkan biodiesel diproduksi dengan cara
menghancurkan lemak hewani atau tumbuhan dengan adanya methanol. Minyak sawit
mentah (Crude Palm Oil) melalui proses transesterifikasi, dimana secara kimia bereaksi
dengan alkohol seperti methanol atau ethanol untuk memproduksi biodiesel.

Ada dua jenis utama bahan baku biofuel: dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi.
Produk makanan manusia seperti gula, pati, atau minyak sayur dijadikan biofuel melalui
metode konvensional yakni transesterifikasi (seperti yang telah disebutkan di atas). Biofuel
juga dapat dihasilkan dari tanaman non pangan, limbah pertanian dan residu yang tidak dapat
dikonsumsi manusia dengan menggunakan teknologi maju seperti hydrocracking. Pada
proses ini bahan baku dipecah dengan adanya hidrogen dalam menghasilkan biofuel. Yang
menarik adalah bahan baku seperti minyak kelapa sawit dapat digunakan untuk menghasilkan
biofuel melalui metode konvensional dan lanjutan tergantung dari keadaannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Repositori Kemdikbud.Modul Kimia Kelas XI KD 3.2.2020.Diakses dari: Modul


Kimia Kelas XI KD 3.2

Ruangguru.Tahap-tahap proses pembentukan minyak bumi.22 Desember


2017.Diakses dari: Tahap-Tahap Proses Pembentukan Minyak Bumi | Kimia Kelas 11 -
Belajar Gratis di Rumah Kapan Pun! | Blog Ruangguru

Repositori Kemdikbud.Kelas XI Kimia KD 3.3.2020.Diakses dari:


https://repositori.kemdikbud.go.id/20656/1/Kelas%20XI_Kimia_KD%203.3.pdf

Ruangguru.Dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.4 Januari


2018.Diakses dari: Dampak Pembakaran Bahan Bakar Terhadap Lingkungan | Kimia Kelas
11 - Belajar Gratis di Rumah Kapan Pun! | Blog Ruangguru

Ruangguru.Proses pengolahan minyak bumi.4 Januari 2018.Diakses dari: Proses


Pengolahan Minyak Bumi | Kimia Kelas 11 - Belajar Gratis di Rumah Kapan Pun! | Blog
Ruangguru

Greeneration Foundation.Willow project disetujui, apa kabar masa depan Alaska?.27


Maret 2023.Diakses dari: Willow Project di Alaska Disetujui - Green Info

Smart.Biofuel - sumber energi alternatif.7 Juli 2017.Diakses dari: Biofuel - sumber


energi alternatif - PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (PT SMART Tbk)

22

Anda mungkin juga menyukai