DISUSUN OLEH:
1505117014
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang Metode Pengolahan Limbah Minyak Bumi Secara Fisika, Kimia dan
Biologi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
PENDAHULUAN
Masalah lingkungan hidup tidak bisa lepas dari kegiatan usaha hulu minyak dan gas
bumi (migas). Salah satu isu yang saat ini tengah mengemuka adalah masalah
pengelolaan limbah kegiatan pengeboran. Masalah tersebut mendapat sorotan tajam
dari Kementerian Lingkungan Hidup karena jumlah limbah dari industri hulu migas
menempati urutan kedua terbanyak di Indonesia.
Supaya kegiatan pengeboran tetap bisa berjalan tanpa menimbulkan dampak yang bisa
membahayakan lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup menyarankan
digunakannya Peraturan Menteri ESDM Nomor 45 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Lumpur Bor, Limbah Lumpur dan Serbuk Bor pada Kegiatan Pengeboran Minyak dan
Gas Bumi sebagai acuan dalam pengelolaan limbah. Peraturan tersebut juga digunakan
sebagai referensi izin pembuangan limbah kegiatan pengeboran lepas pantai.
Oleh karena itu harus dilakukan pengolahan yang dapat mengurangi dampak
pencemaran pada lingkungan yang dihasilkan dari pengeboran minyak dan gas ini.
Pengolahan limbah minyak bumi bisa dilakukan secara fisika, kimia dan biologi
1.3 Tujuan
BAB II
ISI
Minyak bumi atau minyak mentah (crude oil) menurut Muhtar (2001)
merupakaan campuran yang komplek dari senyawaan kimia, yang terdiri dari unsur
unsur karbon (C), hidrogen (H), sulfur (S), oksigen (O), nitrogen (N) dan logam
(Cu, Fe, Ni dan lain-lain). Senyawaan yang hanya terdiri dari unsur karbon dan
hydrogen dikelompokkan sebagai senyawaan hidrokarbon. Senyawaan
hidrokarbon diklasikasikan atas hidrokarbon parain, olein, naften dan aromat.
Sedangkan senyawaan campuran antara unsur karbon, hidrogen dan salah satu
unsur atau lebih dari sulfur, oksigen, nitrogen dan logam dikelompokkan sebagai
senyawaan non hidrokarbon.
Berdasarkan buku Pertamina (1986), sumber limbah cair minyak bumi berasal dari
kegiatan-kegiatan antara lain:
1. Air pendingin di kilang minyak, dimana bila terjadi kebocoran pada pipa
pendingin, bocoran minyak akan terbawa air.
2. Air sisa umpan boiler untuk pembangkit uap air.
3. Air sisa dari lumpur pembocoran.
4. Air bekas mencuci peralatan-peralatan dan tumpahan-tumpahan/ ceceran
minyak di tempat kerja.
5. Air hujan.
Perusahaan minyak menghasilkan limbah minyak dalam bentuk lumpur dari berbagai
lapangan produksi. Menurut Damanhuri (1996), lumpur adalah bahan berfase solid
yang bercampur dengan media air (liquid), namun tidak dapat disebut atau disamakan
dengan air. Sedangkan limbah lumpur minyak (oil sludge) adalah kotoran minyak yang
terbentuk dari proses pengumpulan dan pengendapan kontaminan minyak yang tidak
dapat digunakan atau diproses kembali dalam proses produksi. Kandungan terbesar
dalam oil sludge adalah petroleum hydrocarbon (Pertamina, 2001), yang dapat diolah
dengan proses bioremediasi.
Limbah minyak yang berasal dari minyak mentah (crude oil) terdiri dari ribuan
konstituen pembentuk yang secara struktur kimia dapat dibagi menjadi lima family :
e. Porphyrine. Senyawa ini berasal dari degradasi klorofil yang berbentuk komplek
Vanadium (V) dan Nikel (Ni).
3.1 Kesimpulan
Pengelolaan limbah secara biologi dilakukan dengan biodegradasi dan
fitoremediasi.
Pengelolaan limbah secara kimia dilakukan dengan dispersan kimiawi, dilution
(Liquid Waste Dispersion), deep well disposaldan emulsi.
Pengelolaan limbah secara fisika dilakukan dengan in-situ burning, penyisihan
minyak secara mekanis, penggunaan sorbent, dan washing oil
Pengolahan limbah minyak bumi yang efektif dan murah adalah dengan
pendekatan secara biologi, karena dengan cara fisika dan kimia biayanya lebih
mahal dan dapat menimbulkan pencemaran baru.
Daftar Pustaka
Godleads Omokhagbor Adams, Prekeyi Tawari Fufeyin, Samson Eruke Okoro,
Igelenyah Ehinomen. 2015. Bioremediation, Biostimulation and Bioaugmention:
A Review .International Journal of Environmental Bioremediation &
Biodegradation, 2015, Vol. 3, No. 1, 28-39 Available online at
http://pubs.sciepub.com/ijebb/3/1/5
Talat Yasmeen Mujahid, Abdul Wahab, Safia Hashim Padhiar, Syed Abdus Subhan,
Muneera Naz Baloch and Zaid A. Pirzada. 2015. Isolation and Characterization of
Hydrocarbon Degrading Bacteria from Petrol Contaminated Soil. Journal of Basic &
Applied Sciences, 2015, 11, 223-231
Dede Heri Yuli Yanto dan Sanro Tachibana. 2016. Utilization of kapok fiber as a
natural sorbent in petroleum hydrocarbon biodegradation by Pestalotiopsis sp. J.
Lignocellulose Technol. 01 (2016), 66-71
Wica Elvina, Erliza Hambali dan Mohamad Yani. 2015.Formulation Of Oil Spill
Dispersant (Osd) From Diethanolamide (Dea) And Methyl Ester Sulfonate (Mes)
Surfactants. FoJurnal Teknologi Industri Pertanian 2 6 (mulasi Dispersan Minyak
Bumi dari Surfaktan1):104-110 (2016)
Nita Aryanti, Indah Prihatiningtya, Diyono Ikhsan, dan Dyah Hesti Wardhani. 2013.
Kinerja Membran Ultrafiltrasi Untuk Pengolahan Limbah Emulsi Minyak-Air
Sintetis. Reaktor, Vol. 14 No. 4, Oktober 2013, Hal. 277-283
Nindy Wulandari Igirisa, Jamal Rauf Husain, Hasbi Bakri. 2016. Pengelolaan limbah
minyak bumi pada JOB PERTAMINA-MEDCO E & P TOMORI SULAWESI
KABUPATEN MOROWALI UTARA PROVINSI SULAWESI TENGAH. Jurnal
Geomine, Vol 04, No 1: April 2016