Anda di halaman 1dari 27

Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Kewaspadaan Dini


dan Respon Cepat
(EWARS)
Oleh: Kelompok 11
Suciati Marlianasyam
(1311211010)
Sari Wahyuni
(1311211014)
Yulia Fanesis
(1311211018)
Andiani Putri Utami (1311211020)
Siska Henzayana
(1311211037)
Husna Tri Marseli
(1311211053)
Ravicha Meisyora
(1311211027)

EWARS
merupakan sistem yangdirintis dan
dikembangkan sejak 2007 oleh
Departemen Kesehatan RI yang
diadopsi dari Badan Kesehatan Dunia
(WHO) yang dimodifikasi sesuai
dengan karakter Indonesia dalam
upaya mewujudkan tindakan atau
respon cepat terhadap adanya
potensi atau munculnya KLB

Pengertian
Sistem Kewaspadaan Dini
kewaspadaan terhadap penyakit
berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dengan menerapkan
teknologi surveilans epidemiologi dan
dimanfaatkan untuk meningkatkan sikap
tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya
pencegahan dan tindakan penanggulangan
kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.

Pengertian
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
suatu sistem yang dapat memantau
perkembangan trend suatu penyakit
menular potensial KLB/wabah dari waktu ke
waktu (periode mingguan) dan
memberikan sinyal peringatan (alert)
kepada pengelola program bila kasus
tersebut melebihi nilai ambang batasnya
sehingga mendorong program untuk
melakukan respons.

Tujuan Sistem Kewaspadaan


Dini dan Respon
Menyelenggarakan Deteksi Dini KLB bagi
penyakit menular
Stimulasi dalam melakukan pengendalian
KLB penyakit menular
Meminimalkan kesakitan/kematian yang
berhubungan dengan KLB
Memonitor kecenderungan penyakit
menular
Menilai dampak program pengendalian
penyakit yang spesifik
Adanya respon cepat terhadap potensi
Kejadian Luar Biasa

Sistem Pelaporan Data


Sistem didasarkan pada pelaporan kasus di lapangan.
Para petugas kesehatan seperti bidan, mantri dan
puskesmas pembantu (pustu) melakukan pelaporan
kepada petugas surveilans di Puskesmas melalui
SMS/HT.
Petugas surveilans puskesmas akan mengirimkan
data yang diterima ke kabupaten juga melalui SMS.
Data akan dientri dan dianalisa oleh kabupaten, lalu
dikirim melalui e-mail ke provinsi dan pusat dengan
menggunakan software khusus yang dapat
menghasilkan peringatan dini (sinyal kewaspadaan)
menurut tempat, waktu dan jenis penyakitnya.

Bila dalam analisis muncul alert atau


signal maka kabupaten segera lakukan
respons (verifikasi data, penyelidikan
epidemiologi, konfirmasi laboratorium dan
penanggulangan) sesuai dengan situasi
dan kondisi.
Software khusus sistem EWARS ini juga
dapatmenghasilkan peringatan dini (sinyal
kewaspadaan) menurut tempat, waktu dan
jenis penyakitnya.
Respons juga dapat dilakukan secara
bersama dengan puskesmas.

Penyakit dan syndrome yang dilaporkan


dalam system ini adalah:
Diare Akut
Malaria Konfirmasi
Tersangka Demam Dengue
Pneumonia
Diare Berdarah
Tersangka Demam Tifoid
Jaundice Akut
Tersangka DBD
Tersangka Flu Burung pada Manusia
Tersangka Campak

Tersangka Difteri
AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
Tersangka Antrax
Demam yg tidak diketahui sebabnya
Tersangka Kolera
Kluster Penyakit yg tidak diketahui
Tersangka Meningitis/Encephalitis
Tersangka Tetanus Neaonatorum
Tersangka Tetanus
Tersangka Pertussis
ILI

Kewaspadaan Dini dan Response


adalahkasus baru dengan kriteria:
Pasien yang datang berobat dengan
diagnosis penyakit yang tidak sama
dengan diagnosa penyakit pada
kunjungan sebelumnya atau pasien
datang berobat dengan diagnosis
penyakit yang sama dengan kunjungan
sebelumnya tetapi sudah pernah
sembuh.

Dengan adanya system kewaspadaan


dini (EWARS) sebaiknya digunakan dalam
upaya untuk mencapai tindakan atau
respon cepat terhadap adanya potensi
munculnya KLB. Dengan menggunakan
system tersebut juga akan mempercepat
mengambil keputusan dari kejadian luar
biasa. Dengan begitu pemerintah
daerah,kota dan provinsi akan melakukan
tindakan cepat tanggap yang sesuai
sehingga akan mengurangi angka
kesakitan dan kematian dari masyarakat

Pelaksanaan Program Early


Warning Alert And Respon System
(Ewars) Di Puskesmas Kabupaten
Gowa Tahun 2012

Data KLB selama 3 (tiga) tahun


terakhir dan laporan evaluasi program
EWARS tahun 2011 oleh Dinas Provinsi
Sulawesi Selatan terlihat bahwa masih
banyaknya permasalahan dalam
pelaksanaan program EWARS
Dari tahun 2010 ke tahun 2011 terjadi
peningkatan ketepatan pelaporan
sebesar 29,3% dan kelengkapan
laporan sebesar 16,3%.

Dari tahun 2011 hingga bulan Juni tahun


2012 mengalami penurunan dalam hal
ketepatan sebesar 3,7% dan
kelengkapan laporan sebesar 1% (Dinkes
Prov. Sulsel, 2010-2012).
Untuk pelaporan mingguan dari tingkat
puskesmas ke dinas kesehatan Kabupaten
di Gowa dari tahun 2010 hingga 2012
masih dibawah angka pelaporan minimal
(Dinkes Kab. Gowa, 2010-2012).

Komponen input : sumber daya manusia


Segi keikutsertaan dalam pelatihan masih
terdapat puskesmas yang belum mengikuti
pelatihan serta 100% petugas surveilans masih
memiliki tugas rangkap selain petugas surveilans.
Sarana penunjang yaitu blangko pelaporan
mingguan W2 telah dimiliki oleh semua
puskesmas.
Tidak adanya sarana penunjang yang memadai
seperti handphone dan HT setelah
dilaksanakannya program EWARS.
Tidak adanya alokasi dana khusus untuk pelaporan
mingguan, namun terdapat dana untuk pelacakan
KLB pada pelaksanaan program EWARS.

Komponen proses
Surveilans penyakit sudah dilaksanakan
dengan cukup baik.
Pelaporan data penyakit sesuai format
pelaporan pada buku pedoman program
EWARS dilaksanakan cukup baik.
Pelaksanaan feedback masih sangat kurang
dikarenakan petugas dinas kesehatan masih
belum mengirimkan bulletin mingguan
secara fisik kepada seluruh petugas
puskesmas.

Komponen output
Ketepatan dan kelengkapan laporan
belum maksimal oleh karena masih
berada dibawah standar Depkes RI.

Penerapan sistem
kewaspadaan dini dan
respon (EWARS) dalam
bidang kesehatan
masyarakat

Pencegahan dan pengendalian


penyakit menular tergantung pada
keefektifan sistem respon yang
dijalankan secara sukses dengan
bantuan kegiatan surveilans
penyakit.

Di semua negara, pengawasan


kegiatan penyakit menular
dilaksanakan melalui sistem
informasi surveilans yang
menyediakan informasi yang
diperlukan.

Informasi surveilans yang disajikan


haruslah akurat, tepat waktu dan
lengkap sehingga mampu
memainkan peran penting dalam
pengambilan keputusan untuk
kesehatan masyarakat dengan
mendayagunakan teknologi informasi
dan telekomunikasi

Keterlambatan dalam mendeteksi


wabah dan respon terhadap penyakit
menular yang potensial KLB
menyebabkan meningkatnya jumlah
kasus, meningkatnya durasi wabah
dan kematian serta potensi untuk
menyebar ke daerah lain secara
nasional, regional maupun global.

Sejak pertengahan 2009, Kementrian


Kesehatan khususnya Subdit
Surveilans dan Respons KLB (Ditjen
PP dan PL) telah melakukan
optimalisasi PWS KLB melalui EWARS
untuk puskesmas dengan provinsi
pilot project Lampung dan Bali

Departemen Pengawasan Penyakit


Menular dan Respon WHO sedang
merevisi peraturan kesehatan
internasional untuk menyertakan
persyaratan kepada negara-negara
anggota untuk mempunyai kapasitas
yang memadai dalam mendeteksi dan
merespon ancaman yang signifikan
terhadap kesehatan masyarakat

Hal ini mengharuskan negara-negara


anggota mengembangkan sistem
peringatan dini yang efektif yaitu
EWARS dan memperkuat penyelidikan
dan respon terhadap KLB (WHO,
2004).

Terima Kasih

1. seberapa jauh penerapan yang


sudah di laksnnkan oleh GOWA, apa
target yang di tentukan EWARS...??
2. bagaimana penerapan ewars di
lapangan dan apa peran kesehatan
masyarakat di dalam nya... ???

Anda mungkin juga menyukai