LP Post Natal
LP Post Natal
Post partum atau puerpurium (masa nifas) adalah masa penyesuaian fisik dan
fisiologis tubuh kembali mendekati sebelum hamil.
Masa puerpurium atau masa nifas dimulai setelah selesainya partus dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu atau 40 hari, pada periode ini tubuh terus
mengalami perubahan dan pemulihan kembali ke keadaan sebelum hamil.
Periode dibagi menjadi 3 periode yaitu :
1. Immediately Post Partum
: 4 jam pertama
: minggu pertama
keenam
B. Tujuan
1. Memantau adaptasi fisiologis dan psikologis
2. Meningkatkan pemulihan punksi tubuh
3. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan
4. Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi
5. Meningkatkan peluang merawat bayi
6. Teaching self care dan bayi.
Dalam masa nifas alat-alat genitalia interna maupum eksterna akan berangsur
-angsur pulih kembali. Perubahan-perubahan alat genitalia ini dalam
keseluruhannya disebut Involusi. Disamping involusi ini juga terjadi
perubahan-perubahan lainnya yakni hemokonsentrasi dan proses laktasi.
C. Involusi
Setelah bayi dihirkan kemudian placenta uterus menjadi keras karena
kontraksi dan relaksasi otot-ototnya.
1. Tinggi funsus uteri
Involusi
Berat Uteri
Bayi lahir
Setinggi pusat
gram
Placenta lahir
750 gram
2 minggu
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 minggu
Sebesar normal
80 gram
1 minggu
500 gram
segera
mengadakan kontraksi,
Setelah 1 minggu
: 1 jari pemeriksa
Pada saat post partum pinggir ostium eksternum tidak rata tapi retak-retak
karena robekan pada saat persalinan. Pada akhir minggu pertama
lingkaran retraksi berhubungan bagian atas dari canalis servikalis, oleh
karena hyperplasia dan retraksi serviks, robekan serviks menjadi sembuh,
tapi masih terdapat retakan pada pinggir ostium eksternum. Vagina pada
minggu ke-3 post partum mulai kembali normal.
3. Endometrium
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis terutama ditempat implantasi placenta.
Pada hari I tebalnya 2 5 mm, pemukaan kasar akibat pelepasan
desidua dan selaput janin.
Setelah 3 hari permukaan mulai rata akibat lepasnya sel-sel dan bagian
yang mengalami degenerasi sebagian besar endometrium terlepas.
Regenerasi endometrium terjadi dan sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakan waktu 2 3 minggu, jaringan-jaringan di tempat implantasi
placenta mengalami proses yang sama ialah degenerasi dan kemudian
terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung lengkap.
Dengan demikian tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas
impalntasi placenta.
4. Ligamentum-ligamentum, diafragma pelvis, fascia berangsur-angsur
Cepat kembali seperti semula. Tidak jarang ligamentum rotundum
menjadi kendur mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak jarang
pula wanita mengeluh kandungannya turun, setelah melahirkan oleh
karena ligamentum fascia jaringan penunjang alat desidua tersebut juga
otot-otot dinding perut dengan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan
latihan-latihan tertentu. Pada hari ke-2 post partum setelah dapat diberikan
fisioterapi.
5. Luka-luka jalan lahir
Luka-luka jalan lahir seperti episiotomi yang telah dijahit, luka pada
vagina dan serviks umumnya bila tidak seberapa luas akan sembuh
permanent, kecuali bila terdapat infeksi, infeksi mungkin mengakibatkan
salulitis yang dapat menjalar ke sentral terjadi keadaan sepsis.
D. Hemokonsentrasi
Pada masa hamil didapt hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt antara
sirkulasi ibu dan plasenta, setelah melahirkan, shunt akan hilang dengan tibatiba. Volume darah pada ibu relative akan bertambah, keadaan ini
menimbulkan
beban
pada
jantung,
sehingga
dapat
menimbulkan
dekompensasi kordis pada penderita vitium kordis, keadaan ini dapat diatasi
dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga
volume darah kembali seperti sedia kala. Hal ini terjadi pada hari-hari ke-3
sampai 15 hari post partum.
E. Laktasi
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjarkelenjar mamma untuk menghadapi laktasi ini, perubahan yang terdapat pada
kedua mammae antara lain sebagai berikut.
1. Proliferasi jaringan terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mammae dan
lemak.
2. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum).
3. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam
mammae, pembuluh vena berdilatasi dan tampak dengan jelas.
4. Setelah partus, permukaan menekan estrogen dan progesterone terhadap
hipofisis hilang, timbul pengaruh hormone-hormon hipofisis kembali,
antara lain laktogenik hormone (prolaktin) yang akan mengakibatkan
kelenjar-kelenjar
terisi
air
susu
pengaruh
hormone
oksitosin
2.
Vital Sign
Suhu
a. Saat partus lebih 37,2 C
b. Sesudah partus naik 0,5 C
c. 12 jari pertama suhu kembali normal
d. suhu lebih 38 C mungkin ada infeksi.
Nadi
a. 60 80 kali/menit
b. segera setelah partus bradikardi.
Tekanan darah
3.
4.
Temperature
Selama 24 jam pertama mungkin kenaikan menjadi 38 C (100,4F)
disebabkan oleh efek dehidrasi dari persalinan, kerja otot yang
berlebihan selama kala II dan fluktuasi hormone. Setelah 24 jam
wanita keluara dari febris.
Nadi
Nadi panjang dengan stroke volume dan cardiac output, sisa kenaikan
pada jam pertama atau demikian setelah melahirkan anak. Kemudian
mulai berkurang rata-rata yang tidak diketahui. Dalam 8 sampai 10
minggu setelah kelahiran anak, harus turun ke rata-rata sebelum hamil.
Pernapasan
Pernapasan akan jauh ke dalam keadaan normal wanita sebelum
persalinan.
Tekanan darah
Tekanan darah berubah rendah semua. Atosiatik hipotensi adalah
indikasi merasa pusing atau pusing tiba-tiba setelah bangun, dapat
terjadi 48 jam pertama dihasilkan oleh spraichnic engorgement yang
mungkin terjadi setelah persalinan.
Penyimpangan dan Kondisi Normal dan Penyebab Masalah :
Diagnosis sepsis puepuralis adalah jika kenaikan pada maternal suhu
mancepai 38C (100,4F) catatan setelah 24 jam pertama setelah kelahiran
anak dan berulang-ulang atau berlangsung dalam 2 hari. Kemungkinan
lain adalah mastitis endometritis, infeksi traktus urinarius dan infeksi
sitemik lainnya, milk fever.
Kecepatan rata-rata nadi atau satu yang bertambah mungkin indikasi
hipovolemik akibat perdarahan.
Hipoventilasi mungkin mengikuti keadaan luar biasa tingginya sub
arakhnoid (spiral) block.
simulasi
uteroplasenta
mengurangi
ukuran
dasar
kadang-kadang
tidak
terjadi
dengan
normalnya
kehilangan darah.
Cardiac output
Rata-rata nadi, stroke volumedan cardiac output meningkat seluruhnya
pada kehamilan secara tiba-tiba setelah persalinantetap meningkat
mengalir terus ke utero placenta dan berkencing kemudian kembali
kesirkulasi umum.
yang teregang, penuh dua kali lipat cenderung lebih kendor daripada
uterus primipara dan demikian harus berkontraksi lebih kuat untuk
menghasilak involusi.
Gejala ini biasa terjadi ketika ibu sedang menyusui bayinya. Karena
pengisapan putting menimbulkan pelepasan oksitosin yang membuat
uterus kontraksi. Kontraksi postnatal yang terjadi ketika menyusui adalah
cara alami untuk mencegah pendarahan post natal. Pemberian obat-obatan
analgesic seperti kodein atau parasetamol sekitar 1 jam sebelum jam
menyusui tiba akan mengurangi rasa sakit pada serangan afterpains
tersebut.
G. Perawatan Post Partum
1.
Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Ibu harus istirahat ,
tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan kemudian boleh miringmiring kekiri dan kekanan untuk mencegah adanya trombosis dan
tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk dan latihan-latihan
senam, hari ke-3 jalan-jalan, hari ke-4 atau 5 boleh dipulangkan.
Mobolisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
2.
Diet
Makanan harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya
makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran
dan buah-buahan.
3.
Miksi
Berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang
wanita mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi m.sphincter ani selama persalinan, juga oleh
karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila
4.
Defekasi
Dorong air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih
sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak merah dapat
diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Bila masih belum bisa
dilakukan klisma.
5.
Perawatan
Mammae
Kedua mammae harus sudah dirawat selama kehamilan, areolam mammae
dan putting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau
cream, agar tetap lemas, jangan sampai mudah lecet atau pecah-pecah
sebelum menyusui mamae harus dibuat lemas dengan melakukan massage
secara menyeluruh. Setelah areola mammae dan putting susu dibersihkan,
barulah bayi dususui, bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan
cara :
Pembalutan mammae sampai tertekan
Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan
periodel, etomocryptin sehingga pengeluaran LH berlebihan
Pasif
Focus pada diri sendiri
Perlu tidur dan makan
taking in ini timbul pada jam pertama kelahiran sampai 1-2 hari
2. Taking Hold
Dependent
Independence
Focus melibatkan bayi
Melakukan perawatan diri sendiri
Waktu yang baik untuk penyuluhan
Dapat menerima tanggung jawab
3. Letting Go
Independent pada pecan yang baru
Letting go terganti pada hari-hari terakhir pada minggu pertama
persalinan
J. Diagnosa Keperawatan Intervensi dan Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan episiotomi, trauma jalan lahir, after pain,
ketidanyamanan payudara.
Tujuan :
Nyeri hilang/berkurang
Intervensi :
a. Kaji adanya lokasi dan sifat nyeri
R/ mengidentifikasi kebutuhan khusus dan intervensi yang tepat.
b. Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi, perhatikan edema,
ekimosis, nyeri tekan local, eksudat purulent.
pengetahuan
dan
pengalamam
klien
tentang
menyusui
sebelumnya
R/ membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan
mengembangkan rencana perawatan.
b. Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenal fisiologi dan
keuntungan menyusui, perawatan putting dan payudara, kebutuhan
diet khusus, dan factor-faktor yang memudahkan atau mengganggu
keberhasilan menyusui.
R/ membantu menjamin kandungan susu adekuat, mencegah putting
pecah dan luka, memberikan kenyamanan dan membuat peran ibu
menyusui.
c. Demonstrasikan dan tinjau ulang teknik-teknik menyusui
R/ posisi yang tepat biasanya mencegah luka putting tanpa
memperhatikan lamanya menyusui.
d. Kaji putting klien ; anjurkan klien melihat putting setiap habis
menyusui
R/ identifikasi dan intervensi dini dapat mencegah / membatasi
terjadinya luka atau pecah putting, yang dapat merusak proses
menyusui
c. Catat jumlah dan bau rabas lakhial atau perubahan pada kehilangan
normal dan rubra menjadi serosa
R/ lokhea secara normal mempunyai bau amis/daging, namun pada
endometritis, rabas mungkin purulen dan bau busuk, mungkin gagal
untuk menunjukkan kemajuan normal dari rubra menjadi serosa
sampai alba.
d. Anjurkan perawatan perineal dan mandi setiap hari dan ganti pembalut
perineal sedikitnya setiap 2 jam dari depan ke belakang.
R/ pembersihan sering dari depan ke belakang (simfisis pubis kearah
anal) membantu mencegah kontaminasi rectal memasuki vaginan atau
uretra.
e. Anjurkan
dan
gunakan
teknik
mencuci
tangan
cermat
dan
efek-efek hormonal
tidak
adekuat,
kehilangan
cairan
berlebihan
dehidrasi,
kelebihan
analgetik
atau
anstesia,
diare
Intervensi :
a. Kaji tingkat keleahan dan kebutuhan untuk istirahat, catat lama
persalinan dan jenis kelahiran.
R/ persalinan atau kelahitran yang lama dan askit khususnya bila ini
terjadi malam meningkatkan tingkat kelelahan
b. Kaji factor-faktor,bila ada yang mempengaruhi istirahat, minimalkan
gangguan dan beri istirahat serta periode tidur yang eksatra, berikan
lingkungan yang tenang.
R/ membantu meninfkatkan istirahat tidur dan relaksasi dan
menurunkan rangsang
c. Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas pada
suplai ASI..
R/ kelelahan dapat mempengaruhi penilaian psikologis, suplai ASI dan
penurunan refleks secara psikologis
d. Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat setelah
kembali ke rumah.
R/ rencana yang kreatif yang membolehkan untuk tidur dengan bayi
lebih awal serta tidur siang membantu untuk memenuhi kebutuhan
tubuh serta mengatasi kelelahan yang berlebihan
e. Berikan obat-obatan (analgetik)
R/ mungkin diperlukan untuk meningkatkan relaksasi dan tidur sesuai
kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA