Setidaknya ada 5 kebijakan yang terkait dengan penilaian yang perlu dipahami oleh guru/ calon guru, yaitu:
4b. Permendikbud No. 81a Th 2013 ttg IMPLEMENTASI KURIKULUM - Khusus KONSEP DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Standar
diselaraskan
masyarakat,
Nasional
dengan
lokal,
Pendidikan
dinamika
nasional,
perlu
perkembangan
dan
global
guna
proses,
dan
standar
penilaian,
serta
berdasarkan
dimaksud
dalam
pertimbangan
huruf
dan
sebagaimana
huruf
perlu
: 1. Pasal
ayat
(2)
Undang-Undang
Dasar
Negara
MEMUTUSKAN . . .
-2MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19
TAHUN
2005
TENTANG
STANDAR
NASIONAL
Peraturan
Pemerintah
PENDIDIKAN.
PASAL I
Beberapa
Nomor
ketentuan
19
Tahun
dalam
2005
tentang
Standar
Nasional
Nasional
Pendidikan
adalah
kriteria
hukum
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.
2. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
3. Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang.
4. Kompetensi . . .
-34. Kompetensi
adalah
pengetahuan,
dan
seperangkat
keterampilan
sikap,
yang
harus
Kompetensi
Lulusan
adalah
kriteria
Isi
adalah
kriteria
mengenai
ruang
Proses
pelaksanaan
adalah
kriteria
pembelajaran
pada
mengenai
satu
satuan
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan
ruang
belajar,
tempat
berolahraga,
untuk
menunjang
proses
10. Standar . . .
pelaksanaan,
pendidikan
pendidikan,
dan
pada
pengawasan
tingkat
kabupaten/kota,
satuan
provinsi,
atau
Penilaian
Pendidikan
adalah
kriteria
Inti
adalah
tingkat
kemampuan
adalah
seperangkat
rencana
dan
Dasar
Kurikulum
Kurikulum
yang
adalah
tatanan
dikembangkan
dan/atau
satuan
pendidikan
Standar
Nasional
Pendidikan
yang
pelaksanaan,
dan
mengevaluasi
adalah
kementerian
yang
Penjaminan
Mutu
Pendidikan
yang
Kementerian
provinsi
dan
Pemerintah
yang
bertugas
Daerah
berkedudukan
untuk
dalam
di
membantu
bentuk
supervisi,
Pendidikan
penjaminan
Nonformal,
mutu
dalam
satuan
berbagai
pendidikan
32. Badan . . .
-732. Badan
Akreditasi
Nasional
Sekolah/Madrasah
mengacu
pada
Standar
Nasional
Pendidikan.
33. Badan
Akreditasi
Nasional
Pendidikan
Non
evaluasi
mandiri
yang
menetapkan
disebut
BAN-PT
adalah
badan
dan/atau
satuan
pendidikan
pada
2.
Standar
Pendidik
dan
Tenaga
Pengembangan
kurikulum
untuk
penjaminan
pendidikan
sesuai
dan
pengendalian
dengan
Standar
mutu
Nasional
Nasional
Pendidikan
disempurnakan
3.
4.
5.
b. tingkat . . .
6.
7. Ketentuan . . .
- 10 -
7.
8.
Ketentuan
Pasal
19
ayat
(2)
dihapus
sehingga
secara
interaktif,
inspiratif,
untuk
berpartisipasi
aktif,
serta
satuan
pendidikan
melakukan
Pembelajaran,
Pembelajaran,
Pembelajaran
dan
untuk
penilaian
hasil
pengawasan
proses
terlaksananya
proses
9.
untuk setiap
muatan Pembelajaran.
10. Ketentuan . . .
- 11 10. Ketentuan
Pasal
22
ayat
(3)
dihapus
sehingga
hasil
Pembelajaran
sebagaimana
teknik
penilaian
sesuai
dengan
dan
penugasan
perseorangan
atau
kelompok.
(3) Dihapus.
11. Ketentuan Pasal 25 ayat (2) dan ayat (4) diubah serta
ayat (3) dihapus sehingga Pasal 25 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 25
(1) Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
Peserta Didik dari satuan pendidikan.
(2) Standar
Kompetensi
Lulusan
sebagaimana
Kompetensi
Lulusan
sebagaimana
12. Ketentuan . . .
pengetahuan
alam
(IPA),
laboratorium
lain
pada
satuan
pendidikan
jumlah
Buku
Teks
Pelajaran
di
Buku
Teks
Pelajaran untuk
masing-
hal
pengadaan
Buku
Teks
Pelajaran
sebagai
sumber
utama
belajar
dan
(6) Standar . . .
(1) butir a
Didik
oleh
pendidik
sebagaimana
ujian
sekolah/madrasah
diatur
dengan
Peraturan Menteri.
Pasal 67 . . .
- 15 Pasal 67
(1) Pemerintah
menugaskan
BSNP
untuk
sama
lingkungan
Pemerintah
dengan
Pemerintah,
instansi
terkait
Pemerintah
Kabupaten/Kota,
di
Provinsi,
dan
satuan
pendidikan.
(3) Ketentuan mengenai Ujian Nasional diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 69
(1) Setiap Peserta Didik jalur pendidikan formal
pendidikan
pendidikan
mengikuti
dasar
dan
nonformal
Ujian
menengah
kesetaraan
Nasional
dan
dan
jalur
berhak
berhak
(2) Setiap . . .
(2)
dikecualikan
untuk
Peserta
Didik
Didik
mengikuti
pendidikan
Ujian
Nasional
informal
setelah
dapat
memenuhi
Ujian
Nasional
memperoleh
surat
satuan
pendidikan
penyelenggara
Ujian
Nasional.
17. Ketentuan Pasal 70 ayat (1) dan ayat (2) dihapus serta
ayat (4) diubah sehingga Pasal 70 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 70
(1) Dihapus.
(2) Dihapus.
(3) Pada jenjang SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain
yang
sederajat,
pelajaran
Bahasa
Ujian
Nasional
Indonesia,
mencakup
Bahasa
Inggris,
Sosial
(IPS)
dan
Pendidikan
Ujian
pelajaran
Bahasa
Nasional
mencakup
Indonesia,
Bahasa
mata
Inggris,
Didik
dinyatakan
lulus
dari
satuan
menyelesaikan
seluruh
program
Pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian
akhir untuk seluruh mata pelajaran;
c.
(1a) Khusus . . .
memenuhi
ketentuan
pada
ayat
(1)
oleh
bersangkutan
satuan
sesuai
pendidikan
dengan
yang
kriteria
yang
bertugas
membantu
Menteri
dalam
nasional
setelah
ditetapkan
dengan
Peraturan Menteri.
(3) Untuk
melaksanakan
tugas
sebagaimana
Standar
Nasional
Pendidikan;
b. menyelenggarakan ujian nasional;
c. memberikan rekomendasi kepada Pemerintah
dan pemerintah daerah dalam penjaminan dan
pengendalian mutu pendidikan;
d. merumuskan kriteria kelulusan dari satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah; dan
e. menelaah . . .
- 19 e. menelaah
dan/atau
menilai
Buku
Teks
Pelajaran.
Bagian Kesatu
Kerangka Dasar
Pasal 77A
(1) Kerangka
Dasar
Kurikulum
berisi
landasan
Dasar
Kurikulum
sebagaimana
dalam
Pengembangan
Struktur
Bagian Kedua . . .
- 20 Bagian Kedua
Struktur Kurikulum
Paragraf 1
Umum
Pasal 77B
(1) Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian
Kompetensi
Inti,
Kompetensi
Dasar,
muatan
Standar
Kompetensi
Lulusan
yang
a. muatan . . .
- 21 a. muatan umum;
b. muatan peminatan akademik;
c. muatan peminatan kejuruan; dan
d. muatan
minat.
pilihan
lintas
minat/pendalaman
pada
Paragraf 3 . . .
- 22 Paragraf 3
Kompetensi Dasar
Pasal 77D
(1) Kompetensi
sikap
Dasar
sosial,
mencakup
pengetahuan,
sikap
dan
spiritual,
keterampilan
atau
mata
kuliah
sesuai
dengan
Kompetensi inti.
(3) Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
Kompetensi
kegiatan
yang
harus
diikuti
belajar
sebagaimana
dimaksud
pada
pelajaran
atau
tema
tertentu
dalam
pelaksanaan kurikulum.
(2) Silabus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. Kompetensi inti;
b. Kompetensi dasar;
c. materi pembelajaran;
d. kegiatan pembelajaran;
e. penilaian;
f.
g. sumber belajar.
(3) Silabus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikembangkan
oleh
Pemerintah,
pemerintah
lebih
lanjut
mengenai
silabus
Bagian Keempat . . .
- 24 Bagian Keempat
Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan dan Program Pendidikan
Paragraf 1
Struktur Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Formal
Pasal 77G
(1) Struktur Kurikulum pendidikan anak usia dini
formal
berisi
program-program
Pengembangan
lebih
lanjut
mengenai
Struktur
Kurikulum
pendidikan
dasar
berisi
Pasal 77I . . .
- 25 Pasal 77I
(1) Struktur Kurikulum SD/MI, SDLB atau bentuk
lain yang sederajat terdiri atas muatan:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan;
c. bahasa;
d. matematika;
e. ilmu pengetahuan alam;
f.
keterampilan/kejuruan; dan
j.
muatan lokal.
sesuai
dengan
kebutuhan
satuan
lebih
lanjut
mengenai
struktur
Pasal 77J
(1) Struktur
Kurikulum
SMP/MTs/SMPLB
atau
keterampilan/kejuruan; dan
j.
muatan lokal.
sesuai
dengan
kebutuhan
satuan
lebih
lanjut
mengenai
Struktur
peminatan
kejuruan
untuk
SMK/MAK; dan
e. muatan pilihan lintas minat atau pendalaman
minat untuk SMK/MAK.
(2) Muatan . . .
- 27 (2) Muatan
umum
sebagaimana
dimaksud
pada
keterampilan/kejuruan; dan
j.
muatan lokal.
sesuai
dengan
kebutuhan
satuan
peminatan
akademik
SMA/MA
atau
peminatan
kejuruan
SMK/MAK
atau
lebih
lanjut
mengenai
muatan
minat
atau
pendalaman
minat
untuk
profesional,
dan
jiwa
wirausaha
lebih
lanjut
mengenai
Struktur
Bagian Kelima . . .
- 29 Bagian Kelima
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pasal 77M
(1) Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
Kurikulum
Pendidikan
jenjang
menengah
mengacu
Pendidikan,
Kurikulum,
pendidikan
pada
Kerangka
dan
Tingkat
dasar
Standar
Dasar
pedoman
Satuan
dan
Nasional
dan
Struktur
implementasi
Kurikulum.
(3) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditetapkan
oleh kepala satuan pendidikan.
(4) Ketentuan
Tingkat
lebih
lanjut
Satuan
mengenai
Pendidikan
Kurikulum
diatur
dengan
Peraturan Menteri.
Bagian Keenam
Muatan Lokal
Pasal 77N
(1) Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan
berisi muatan dan proses Pembelajaran tentang
potensi dan keunikan lokal.
(2) Muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan
pada setiap satuan pendidikan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai muatan lokal
diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Ketujuh . . .
- 30 Bagian Ketujuh
Dokumen Kurikulum
Pasal 77O
(1) Dokumen
Kurikulum
merupakan
perangkat
Kurikulum
sebagaimana
dimaksud
f.
pendidikan
dalam
perencanaan,
melaksanakan
pengelolaan
Kurikulum
menyiapkan,
menyusun,
dan
mengevaluasi :
a. dokumen Kurikulum setiap satuan pendidikan
atau program pendidikan;
b. dokumen . . .
dan
(8) Rencana
pelaksanaan
Pembelajaran
dan
pelaksanaan
Pembelajaran
sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) huruf c disusun sesuai
dengan potensi, minat, bakat, dan kemampuan
Peserta Didik dalam lingkungan belajar.
Bagian Kesembilan . . .
- 32 Bagian Kesembilan
Evaluasi Kurikulum
Pasal 77Q
(1) Evaluasi
Kurikulum
merupakan
upaya
meningkatkan
efektifitas
pelaksanaan
oleh
satuan
pendidikan
yang
Tingkat
Satuan
Pendidikan
dapat
(1)
digunakan
untuk
penyempurnaan
Kurikulum.
(8) Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
evaluasi
21. Di antara . . .
Pasal 89
(1) Pencapaian
dinyatakan
Kompetensi
dalam
akhir
dokumen
Peserta
ijazah
Didik
dan/atau
sertifikat Kompetensi.
(2) Ijazah
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2)
sekurang-kurangnya berisi:
a. Identitas Peserta Didik;
b. Pernyataan
bahwa
Peserta
Didik
yang
bahwa
Peserta
Didik
yang
SD/MI/SDLB
sederajat
atau
bentuk
sekurang-kurangnya
lain
berisi
yang
unsur
- 34 (4) Pada
jenjang
pendidikan
tinggi
ijazah
Kompetensi
sebagaimana
dimaksud
Kompetensi
sebagaimana
dimaksud
bahwa
bersangkutan
telah
Peserta
lulus
uji
Didik
yang
Kompetensi
yang
telah
ditempuh
uji
22. Ketentuan . . .
dengan
ketentuan
Peraturan
kualifikasi
dimaksud
dalam
pendidik
Pasal
29
sebagaimana
berlaku
efektif
PASAL II
1. Ketentuan pengecualian Ujian Nasional SD/MI/SDLB
atau
bentuk
lain
yang
sederajat
sebagaimana
Agar . . .
- 36 Agar
setiap
pengundangan
menempatkannya
orang
mengetahui,
Peraturan
dalam
memerintahkan
Pemerintah
Lembaran
ini
Negara
dengan
Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Mei 2013
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Wisnu Setiawan
Wisnu Setiawan
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 32 TAHUN 2013
TENTANG
UMUM
Peningkatan mutu dan daya saing sumberdaya manusia Indonesia
hasil
pendidikan
telah
menjadi
komitmen
nasional.
Rencana
Nasional
Pendidikan,
yang
diatur
dalam
Peraturan
Penilaian;
yang
bersama-sama
membangun
kurikulum
Mempertimbangkan . . .
-3Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Angka 6
Pasal 5A
Cukup jelas.
Pasal 5B
Cukup jelas.
Angka 7
Cukup jelas.
Angka 8
Pasal 19
Cukup jelas.
Angka 9
Pasal 20
Cukup jelas.
Angka 10
Pasal 22
Cukup jelas.
Angka 11 . . .
-4Angka 11
Pasal 25
Cukup jelas.
Angka 12
Pasal 43
Cukup jelas.
Angka 13
Pasal 64
Cukup jelas.
Angka 14
Pasal 65
Cukup jelas.
Angka 15
Pasal 67
Cukup jelas.
Angka 16
Pasal 69
Cukup jelas.
Angka 17
Pasal 70
Cukup jelas.
Angka 18
Pasal 72
Cukup jelas.
Angka 19 . . .
-5Angka 19
Pasal 76
Cukup jelas.
Angka 20
Pasal 77A
Cukup jelas.
Pasal 77B
Cukup jelas.
Pasal 77C
Cukup jelas.
Pasal 77D
Cukup jelas.
Pasal 77E
Cukup jelas.
Pasal 77F
Cukup jelas.
Pasal 77G
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan Pengembangan nilai agama dan
moral mencakup perwujudan suasana belajar untuk
tumbuh-kembangnya perilaku baik yang bersumber dari
nilai agama dan moralita dalam konteks bermain.
Yang
dimaksud
mencakup
kembangnya
dengan
perwujudan
kematangan
Pengembangan
suasana
kinestetik
untuk
dalam
motorik
tumbuhkonteks
bermain.
Yang . . .
-6Yang
dimaksud
mencakup
dengan
perwujudan
Pengembangan
suasana
untuk
kognitif
tumbuh-
dimaksud
mencakup
dengan
perwujudan
Pengembangan
suasana
untuk
bahasa
tumbuh-
perwujudan
suasana
untuk
tumbuh-
suasana
untuk
tumbuh-kembangnya
dimaksud
dengan
Pengembangan
Kompetensi
sosial
mencakup
perwujudan
suasana
untuk
nilai
berkonstitusi
Republik
dan
moral
Undang
Indonesia
Pancasila,
Undang
1945,
nilai
kesadaran
Dasar
dan
Negara
semangat
daerah,
dan
bahasa
asing
dengan
pertimbangan:
1. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional;
2. Bahasa daerah merupakan bahasa ibu Peserta
Didik; dan
3. Bahasa . . .
-83. Bahasa
asing
terutama
bahasa
Inggris
ukur,
dan
aljabar
dimaksudkan
untuk
biologi,
dan
kimia
dimaksudkan
untuk
analisis
Peserta
Didik
terhadap
bumi,
sejarah,
ekonomi,
kesehatan,
dan
kajian
seni
mencakup
menulis,
Huruf h . . .
-9Huruf h
Bahan kajian pendidikan jasmani dan olah raga
dimaksudkan untuk membentuk karakter Peserta
Didik
agar
sehat
jasmani
dan
rohani,
dan
Huruf b . . .
- 10 Huruf b
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam
konteks
nilai
berkonstitusi
Republik
dan
moral
Undang
Indonesia
Pancasila,
Undang
1945,
nilai
kesadaran
Dasar
dan
Negara
semangat
daerah,
dan
bahasa
asing
dengan
pertimbangan:
1. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional;
2. Bahasa daerah merupakan bahasa ibu Peserta
Didik; dan
3. Bahasa
asing
terutama
bahasa
Inggris
ukur,
dan
aljabar
dimaksudkan
untuk
biologi,
dan
kimia
dimaksudkan
untuk
analisis
Peserta
Didik
terhadap
- 11 Huruf f
Bahan kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain,
ilmu
bumi,
sejarah,
ekonomi,
kesehatan,
dan
kajian
seni
mencakup
menulis,
agar
sehat
jasmani
dan
rohani,
dan
- 12 Pasal 77K
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk
Peserta Didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia termasuk budi pekerti.
Huruf b
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam
konteks
nilai
berkonstitusi
Republik
dan
moral
Undang
Indonesia
Pancasila,
Undang
1945,
nilai
kesadaran
Dasar
dan
Negara
semangat
daerah,
dan
bahasa
asing
dengan
pertimbangan:
1. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional;
2. Bahasa daerah merupakan bahasa ibu Peserta
Didik; dan
3. Bahasa
asing
terutama
bahasa
Inggris
Huruf d . . .
- 13 Huruf d
Bahan kajian matematika, antara lain, berhitung,
ilmu
ukur,
dan
aljabar
dimaksudkan
untuk
biologi,
dan
kimia
dimaksudkan
untuk
analisis
Peserta
Didik
terhadap
bumi,
sejarah,
ekonomi,
kesehatan,
dan
kajian
seni
mencakup
menulis,
agar
sehat
jasmani
dan
rohani,
dan
Huruf i . . .
- 14 Huruf i
Bahan kajian keterampilan dimaksudkan untuk
membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang
memiliki keterampilan atau prakarya.
Huruf j
Bahan kajian muatan lokal dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah
tempat tinggalnya.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 77L
Cukup jelas.
Pasal 77M
Cukup jelas.
Pasal 77N
Cukup jelas.
Pasal 77O
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) . . .
- 15 Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan dokumen kurikulum setiap
satuan
pendidikan
berisikan
atau
kerangka
program
dasar
pendidikan
kurikulum,
struktur
pelajaran
berisikan
karakteristik
mata
berisikan
pedoman
penyusunan
umum
pembelajaran,
pedoman
Pasal 77Q . . .
- 16 Pasal 77Q
Cukup jelas.
Angka 21
Pasal 89
Cukup jelas.
Angka 22
Pasal 94
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5410
2
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN
MENTERI
PENDIDIKAN
DAN
TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN.
KEBUDAYAAN
Pasal 1
(1) Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang
berlaku secara nasional.
(2) Standar penilaian pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Juni 2013
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 66 TAHUN 2013
TENTANG
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Selanjutnya, Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama
untuk merumuskan Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional
Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas 8 (delapan) standar, salah
satunya adalah Standar Penilaian yang bertujuan untuk menjamin:
a. perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;
b. pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,
efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan
c. pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.
Standar Penilaian Pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi
pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada satuan pendidikan untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
BAB II
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
A. Pengertian
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik
termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam
dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam
proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
2
j.
MOHAMMAD NUH
8
2
4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun
2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 142);
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun
2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan
Presiden Nomor 5/P Tahun 2013;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH.
Pasal 1
(1) Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan
sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
(2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A;
b. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan
c. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
3
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Mei 2013
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 712
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Muslikh, S.H.
NIP 195809151985031001
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 54 TAHUN 2013
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
ayat(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan
satu
sistem
pendidikan
nasional,
yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undangundang. Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan
profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar
kompetensi lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya
atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
B. Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
C. Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
D. Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
E. Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar
Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan
pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan
tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan
berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari
monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi
penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan
datang.
II. KOMPETENSI LULUSAN SD/MI/SDLB/Paket A
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket
keterampilan sebagai berikut.
memiliki
sikap,
pengetahuan,
dan
SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi
Kualifikasi Kemampuan
Sikap
Pengetahuan
Memiliki
pengetahuan
faktual
dan
konseptual
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan
Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
2
SMP/MTs/SMPLB/Paket B
Dimensi
Kualifikasi Kemampuan
Pengetahuan
Keterampilan
memiliki
sikap,
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Dimensi
Kualifikasi Kemampuan
Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
Muslikh, S.H.
NIP 195809151985031001
3
data
yang
23
pada
Nilai Kompetensi
Pengetahuan Keterampilan
4
4
3.66
3.66
3.33
3.33
3
3
2.66
2.66
2.33
2.33
2
2
1.66
1.66
1.33
1.33
1
1
Sikap
SB
B
C
K
24
Merangkai alat
Pengamatan
27
Penilaian
2
3
No
Kesimpulan
Penilaian
1
2
3
Rubrik:
Aspek
yang dinilai
Merangkai
alat
1
Rangkaian
alat tidak
benar
Pengamatan
Pengamatan
tidak
cermat
Data yang
diperoleh
Data tidak
lengkap
Kesimpulan
Tidak benar
atau tidak
sesuai
tujuan
Penilaian
2
Rangkaian alat
benar, tetapi
tidak rapi atau
tidak
memperhatikan
keselamatan
kerja
Pengamatan
cermat, tetapi
mengandung
interpretasi
Data lengkap,
tetapi tidak
terorganisir,
atau ada yang
salah tulis
Sebagian
kesimpulan ada
yang salah atau
tidak sesuai
tujuan
3
Rangkaian alat
benar, rapi, dan
memperhatikan
keselamatan
kerja
Pengamatan
cermat dan
bebas
interpretasi
Data lengkap,
terorganisir,
dan ditulis
dengan benar
Semua benar
atau sesuai
tujuan
Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan
kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Guru
dapat melakukan observasi terhadap peserta
didiknya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai
umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku
di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan
buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian
berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
Tanggung jawab
Kepedulian
Menepati janji
Kejujuran
Hormat pada
orang tua
Ramah dengan
teman
Kerjasama
Kedisiplinan
Tenggang rasa
Nama
Kerajinan
No.
Keterbukaan
Sikap
Ketekunan belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1 = sangat kurang;
2 = kurang konsisten;
3 = mulai konsisten;
4 = konsisten; dan
5 = selalu konsisten.
(3) Tes Tertulis
1. Pengertian
Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban
yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu
merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat
juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda,
mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.
2. Teknik Tes Tertulis
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
i.
30
tertulis
perlu
Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari
informasi
dan
mengelola
waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
ii. Relevansi
Kesesuaian
dengan
mata
pelajaran,
dengan
mempertimbangkan
tahap
pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
iii. Keaslian
Projek yang dilakukan peserta didik harus
merupakan
hasil
karyanya,
dengan
mempertimbangkan
kontribusi
guru
berupa
petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta
didik.
2. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan,
proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk
itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan
data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.
31
: _________________________________________________________
Nama Proyek
: _________________________________________________________
Alokasi Waktu
: _________________________________________________________
: ___________________________________________
Kelas : ___________________________________________
No
1
2
ASPEK
SKOR (1 - 5)
2
3
4
PERENCANAAN :
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
PELAKSANAAN :
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data / Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
LAPORAN PROYEK :
a. Performans
b. Presentasi / Penguasaan
TOTAL SKOR
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan,
proses pengerjaan sampai dengan akhir proyek. Untuk
itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga
menggunakan skala penilaian dan daftar cek
(5) Penilaian Produk
1.Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian
produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan,
gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik,
plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3
(tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian
yaitu:
32
i.
: _____________________________________________________
Nama Proyek
: ______________________________________________________
Alokasi Waktu
: ______________________________________________________
: ______________________________________________________
No
Tahapan
1
2
Skor ( 1 5 )*
Catatan :
*)
33
benar-benar
karya
34
v. Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan
dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta
didik untuk lebih meningkatkan diri.
vi. Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja
yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum
dalam kurikulum.
vii. Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan
hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh
dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta
didik.
viii. Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak
terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat
utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat
berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan
kekurangan peserta didik.
2 Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan
langkah-langkah sebagai berikut:
i.
: ________________________________________________________
Matapelajaran
: ________________________________________________________
Durasi Waktu
: ________________________________________________________
: ________________________________________________________
Pengenalan
Penulisan
Ingatan Terhadap
Kosakata
Ucapan
Waktu
Kosa
Kata
KI / KD / PI
Tata
Bahasa
No
Berbicara
KRITERIA
Ket
16/07/07
24/07/07
17/08/07
Dst....
12/09/07
22/09/07
15/10/07
15/11/07
12/12/07
Catatan:
PI = Pencapaian Indikator
Untuk setiap karya peserta didik dikumpulkan dalam
satu file sebagai bukti pekerjaan yang masuk dalam
portofolio. Skor yang digunakan dalam penilaian
portofolio menggunakan rentang antara 0 -10 atau 10
100. Kolom keterangan diisi oleh guru untuk
menggambarkan karakteristik yang menonjol dari hasil
kerja tersebut.
(7) Penilaian Diri
1. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana
peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri
berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik
36
kriteria
penilaian
yang
akan
didik
untuk
melakukan
4b. Permendikbud No. 81a Th 2013 ttg IMPLEMENTASI KURIKULUM Khusus KONSEP DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Berikut ini saya sertakan juga salah satu Permendikbud No. 81a Th 2013 ttg
IMPLEMENTASI KURIKULUM yang juga penting yaitu:
KONSEP DAN STRATEGI PEMBELAJARAN. Bahasan ini mengapa penting ?
Oleh karena dalam menyusun RPP kita harus mengacu pada format yang
ditetapkan dalam Permendikbud ini.
V.
-34mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benarbenar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik
perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan
segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ideidenya.
Guru
memberikan
kemudahan
untuk
proses
ini,
dengan
mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta
didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi
sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar kepada peserta
didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik
kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan
bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta
didik, pembelajaran harus bergeser dari diberi tahu menjadi aktif
mencari tahu.
Di dalam pembelajaran, peserta didik mengkonstruksi pengetahuan
bagi dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat
dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang
lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih
luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai manusia
yang sedang berkembang, peserta didik telah, sedang, dan/atau akan
mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni sensori
motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal.
Secara umum jenjang pertama terjadi sebelum seseorang memasuki
usia sekolah, jejang kedua dan ketiga dimulai ketika seseorang
menjadi peserta didik di jenjang pendidikan dasar, sedangkan jenjang
keempat dimulai sejak tahun kelima dan keenam sekolah dasar.
Proses pembelajaran terjadi secara internal pada diri peserta didik.
Proses tersebut mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang
diberikan guru, teman, lingkungan. Proses tersebut mungkin pula
terjadi akibat dari stimulus dalam diri peserta didik yang terutama
disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran dapat pula
terjadi sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam proses
pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua stimulus pada diri
setiap peserta didik.
Di dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara
aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru
menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan
berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan
potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang ditetapkan
dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman belajar tersebut
semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri
dan ajeg sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.
Dalam suatu kegiatan belajar dapat terjadi pengembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dalam kombinasi dan penekanan yang
bervariasi. Setiap kegiatan belajar memiliki kombinasi dan penekanan
yang berbeda dari kegiatan belajar lain tergantung dari sifat muatan
yang dipelajari. Meskipun demikian, pengetahuan selalu menjadi
unsur penggerak untuk pengembangan kemampuan lain.
B. Pembelajaran langsung dan tidak langsung
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran
yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak
KEGIATAN BELAJAR
Membaca, mendengar,
menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat)
KOMPETENSI
YANG
DIKEMBANGKAN
Melatih
kesungguhan,
ketelitian, mencari
informasi
-36-
LANGKAH
PEMBELAJARAN
Menanya
KEGIATAN BELAJAR
Mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa
yang diamati atau
pertanyaan untuk
mendapatkan informasi
tambahan tentang apa
yang diamati
(dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat
hipotetik)
Mengumpulkan
informasi/
eksperimen
- melakukan eksperimen
Mengasosiasikan/
- mengolah informasi
yang sudah
dikumpulkan baik
terbatas dari hasil
kegiatan
mengumpulkan/eksperi
men mau pun hasil dari
kegiatan mengamati
dan kegiatan
mengumpulkan
informasi.
mengolah informasi
KOMPETENSI
YANG
DIKEMBANGKAN
Mengembangkan
kreativitas, rasa
ingin tahu,
kemampuan
merumuskan
pertanyaan untuk
membentuk pikiran
kritis yang perlu
untuk hidup cerdas
dan belajar
sepanjang hayat
Mengembangkan
sikap teliti,
- membaca sumber lain
jujur,sopan,
selain buku teks
menghargai
- mengamati objek/
pendapat orang
kejadian/
lain, kemampuan
berkomunikasi,
- aktivitas
menerapkan
- wawancara dengan nara kemampuan
sumber
mengumpulkan
informasi melalui
berbagai cara yang
dipelajari,
mengembangkan
kebiasaan belajar
dan belajar
sepanjang hayat.
- Pengolahan informasi
yang dikumpulkan dari
yang bersifat
menambah keluasan
dan kedalaman sampai
kepada pengolahan
informasi yang bersifat
mencari solusi dari
berbagai sumber yang
Mengembangkan
sikap jujur, teliti,
disiplin, taat
aturan, kerja keras,
kemampuan
menerapkan
prosedur dan
kemampuan
berpikir induktif
serta deduktif
dalam
menyimpulkan .
-37-
LANGKAH
PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI
YANG
DIKEMBANGKAN
Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil
analisis secara lisan,
tertulis, atau media
lainnya
Mengembangkan
sikap jujur, teliti,
toleransi,
kemampuan
berpikir sistematis,
mengungkapkan
pendapat dengan
singkat dan jelas,
dan
mengembangkan
kemampuan
berbahasa yang
baik dan benar.
C. Perencanaan pembelajaran
Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
1. Hakikat RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran
yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau
tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data
sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3)
alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator
pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode
pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkahlangkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di
SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat
dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran,
dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam
setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat
dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri
dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru MATA
pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan
disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh
kepala sekolah.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok
melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan
dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
2. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
Proses
pembelajaran
dalam
RPP
dirancang
untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
j.
Sekolah
Matapelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Catatan:
KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator
karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung.
Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui
proses pembelajaran langsung.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (menit), dan seterusnya.
-40H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
menunjang
pencapaian
1. Uraian Materi
Acuan penilaian pada kurikulum 2013 adalah berbasis kriteria. Hal ini berarti bahwa penilaian
didasarkan pada ketuntasan pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Kriteria paling rendah
untuk menyatakan siswa mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi yang dinyatakan dengan
angka maksimal 100 (seratus). Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator
75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Sekolah diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal (BSNP, 2006). Angka maksimal 100 merupakan kriteria
ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Sekolah dapat
memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara
bertahap.
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebagai ukuran untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar dan standar kompetensi dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada
setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa ( Pusat
Kurikulum, 2008 ).
1. Kompleksitas. Kompleksitas merupakan kesulitan/ kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar,
dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitast inggi, apabila untuk mencapai
ketuntasan belajar didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
a. segi guru: (1) guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada
siswa; (2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi; (3) guru
yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;
b. segi siswa: (1) siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi ; (2) siswa yang cakap/
terampil menerapkan konsep; (3) siswa yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian
tugas/ pekerjaan;
c. segi waktu: membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena
memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya
memerlukan pengulangan/ latihan;
Contoh 1.
SK2.
: Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
Perhitungan kimia (stoikiometri).
KD2.2. : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia
melalui percobaan serta menerapkan konsep Mol dalam menyelesaikan perhitungan
kimia.
Indikator : Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan pereaksi pembatas
diperlukan beberapa tahap pemahaman/ penalaran peserta didik dalam perhitungan kimia.
Contoh2.
KI 3.
: Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
KD
: Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom
relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari
keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron
Indikator : Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik atau nomor atom unsur.
Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan tahapan berpikir/
penalaran yang tinggi.
2. Daya dukung. Daya dukung merupakan kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah. Sebagai contoh (a) sarana dan
prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik
seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/ bahan untuk proses pembelajaran; (b) ketersediaan
tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.
Contoh:
KI 3.
Aspek
1.Kompleksitas
2.Daya dukung
3.Intake siswa
Kriteria penskoran
Tingkatan
Poin
Tinggi
1
Sedang
2
Rendah
3
Tinggi
3
Sedang
2
Rendah
1
Tinggi
3
Sedang
2
Rendah
1
Skala
50 - 64
65 - 79
80 -100
80 -100
65 - 79
50 - 64
80 -100
65 - 79
50 - 64
Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas rendah, daya dukung sedang dan
intake siswa sedang, maka nilai KKM-nya adalah:
3+2+2
Cara 1.
------------ x 100 = 77,8
9
Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 78.
Cara 2.
85 + 70 + 65
---------------- = 76,7
3
Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 77.
Contoh Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tiap KD dan Indikator
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Kompetensi
:
: KIMIA
: X/2
Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi
Kriteria Pencapaian
Ketuntasan Belajar siswa
KKM
(KD/
Indikator)
Kompetensi dasar/ Indikator
Komplek- Daya Intake Teori Praktik
sitas
dukung
3.1. Mengidentifikasi sifat larutan
74
74
non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan
a.Menyimpulkan gejala-gejala
Rendah Tinggi Sedang
hantaran arus listrik dalam
(80)
(85)
(70) 78,33
berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
b.Mengelompokkan larutan
ke dalam larutan elektrolit dan
non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
Sedang
(70)
Tinggi Sedang
(85)
(70)
75,00
c.Menjelaskan penyebab
kemampuan larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik.
d.Menjelaskan bahwa larutan
elektrolit dapat berupa senyawa
ion dan senyawa kovalen polar
Tinggi
(55)
Tinggi
(60)
ternyata tidak efektif dalam membantu siswa mencapai penguasaan kompetensi. Perbaikan program
tidak perlu menunggu sampai akhir semester, karena bila dilakukan pada akhir semester bisa saja
perbaikan itu akan sangat terlambat. Hasil penilaian dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk
menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan siswa.
Salah satu unsur penting dalam manajemen berbasis sekolah adalah partisipasi masyarakat,
transparansi dan akuntabilitas publik. Atas dasar itu, laporan kemajuan hasil belajar siswa dibuat
sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada wali murid, komite sekolah, masyarakat, dan
instansi terkait lainnya. Laporan tersebut merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara
sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar siswa maupun
pengembangan sekolah. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi tentang pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Selain itu hasil penilaian yang merupakan
gambaran pencapaian kemampuan siswa dalam satu semestar digunakan juga untuk mengisi nilai
pada rapor dan kenaikan kelas.
Rangkuman
1. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru
mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa sekolah (misalnya yang tergabung dalam
MGMP) yang memiliki karakteristik yang hampir sama.
2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebagai ukuran untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar dan standar kompetensi dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal
pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa.
3. Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat penguasaan kompetensi sehingga dinyatakan
dengan angka maksimal 100 (seratus), yang merupakan penguasaan 100% terhadap kompetensi.
4. Penilaian hasil belajar memberikan informasi pencapaian kompetensi siswa yang dapat digunakan
untuk (1) perbaikan (remedial) bagi siswa yang belum mencapai KKM, (2) pengayaan bagi siswa
yang mencapai KKM lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3) perbaikan program dan proses
pembelajaran, (4) pelaporan (wali murid, komite sekolah, masyarakat), dan (5) penentuan kenaikan
kelas
Tugas
1. Jelaskan cara menyusun KKM!
2. Seorang siswa dapat menjawab dengan benar 25 soal dari 40 soal tes. Diketahui bahwa 40 soal
tersebut indikator dari 1 KD. Bagaimana ketuntasan jika ditentukan batas minimal ketuntasan
adalah 75%?
3. Tentukan KKM dari KD yang telah Anda kembangkan indikatornya!
a. Berapa KKM jika kondisi sekolah cukup baik dan siswa memiliki prestasi yang baik
b. Berapa KKM jika kondisi sekolah optimal dan prestasi siswa optimal.