ISSN: 0854-901X
ABSTRACT
Rabies is known as a vaccine preventable disease, meaning the disease can be prevented
by vaccination. It has been generally accepted, that to eradicate rabies in dogs in an area is
by doing vaccination at least 70% of the population of dogs. Vaccination program is one of
the important programs, from other programs, to eliminate rabies from Bali Province. This
paper aims to evaluate the results of the vaccination program, especially during or after the
first island-wide dog mass vaccination program in Bali, using indicators; number and status
of infected villages, incidence of rabies in animals, dog bites and human deaths with a
history of ever being bitten by a dog.
The results of the analysis indicated that the first island-wide dog mass vaccination program
in Bali, has reduced the number of infected villages from 19.4% to 6.6%, assuming villages
56
ISSN: 0854-901X
with no detected cases for at least 6 months to be rabies-free. In addition, it appears also
that the average number of rabies cases in animals has declined, from 44.7 cases per month
before mass vaccination, to 10.8 cases per month after mass vaccination. A significant
reduction was also observed in the average monthly attack rate, from 0.027% before the
campaign down to 0.014% during and after the campaign. Human rabies deaths, which are a
source of panic within communities that trigger dog culling, also declined. However,
incidence of dog bites remains very high with an average of 4,500 per month, highlighting
ongoing risks and the need for targeted PEP administration. It is concluded, that with the
continued implementation of mass vaccination across the island, with coverage of a
minimum of 70% or more has a great potential to eliminate rabies from Bali Province.
Keywords: rabies, rabies incidence, mass vaccination, infected villages, human death, dog
bites, Bali.
PENDAHULUAN
ISSN: 0854-901X
kejadian
3. Analysis Data
Cakupan
vaksinasi
dihitung
berdasarkan estimasi populasi
anjing yang ada di tingkat
banjar/desa atau kabupaten. Pada
awalnya estimasi populasi anjing
menggunakan hasil survey yang
dilaksanakan
di
Kabupaten
Badung pada awal tahun 2009
yang menemukan bahwa rasio
manusia : anjing adalah 8,27 : 1.
Estimasi
populasi
anjing
selanjutnya menggunakan metode
mark-capture survey mengikuti
vaksinasi
massal
(Caughley,
1977).
menurut
di setiap
5).
6).
ISSN: 0854-901X
1. Cakupan Vaksinasi
Dalam kurun waktu Desember
2008 sampai dengan September
2010 diperkirakan sekitar 40% dari
estimasi populasi anjing telah
divaksinasi. Akan tetapi, selama
program vaksinasi massal di
seluruh
Bali,
diperkirakan
sekurang-kurangnya 70% anjing
telah divaksin (Tabel 1).
2. Efikasi Vaksin
Selama tahun 2010 tercatat 417
ekor anjing rabies (dan 2 ekor
pada kucing dan 3 ekor pada sapi),
berdasarkan
hasil
pengujian
laboratorium.
Sebanyak 85% (353/417) anjing
rabies tidak diketahui status
vaksinasinya, dan diduga kuat
belum divaksin rabies. Sebanyak
34 ekor anjing belum divaksin,
sebagaimana tertera dalam surat
pengantar
spesimen
ke
laboratorium. Ada 30 ekor anjing
yang dilaporkan telah divaksin,
59
ISSN: 0854-901X
Tabel 1
Estimasi cakupan vaksinasi selama vaksinasi massal rabies pertama di
Provinsi Bali yang diselenggarakan dari Oktober 2010 sampai Maret 2011.
Kabupaten /
Kota
Estimasi populasi
anjing
(Oktober 2010 Maret 2011)
Denpasar
Badung
Gianyar
Klungkung
Karangasem
Bangli
Buleleng
Jembrana
Tabanan
Total:
55.183
49.123
48.837
8.050
30.908
26.562
50.439
27.975
26.481
323.558
Pemerintah
Kabupaten /
Kota
1.053
6.874
1.485
564
Jumlah
Cakupan
vaksinasi
(%)
41.293
30.451
48.293
6.874
27.641
22.025
26.657
19.714
26.481
249.429
74,8
61,9
98,8
85,4
89,4
82,9
52,8
70,4
100,0
77,00
Tabel 2
Status vaksinasi anjing rabies.
Status vaksinasi
Tidak divaksin
Data tidak tersedia
Divaksinasi rabies
Jumlah
34
353
30
Keterangan
-
Total:
417
ISSN: 0854-901X
Tabel 3
Jumlah kasus rabies yang telah dikonfirmasi laboratorium, sebelum dan
selama program vaksinasi massal rabies pertama di seluruh Bali.
Kabupaten /
Kota
Rabies
pertama
kali
ditemu
kan
Lama
(bulan)
Selama/sesudah vaksinasi
massal (Okt10-Apr11)
La
Jumlah
Rata-rata
ma
kasus
kasus
(bu
rabies
rabies/
lan)
bulan
7
5
0,7
7
9
1,3
7
4
0,6
7
27
3,8
7
2
0,3
7
7
1,0
7
4
0,7
7
9
1,3
7
8
1,1
96
10,8
1,2
Tabel 4
Rata-rata monthly attack rates rabies, sebelum dan selama program
vaksinasi massal rabies pertama di seluruh Bali.
Kabupaten /
Kota
Badung
Denpasar
Tabanan
Gianyar
Karangasem
Bangli
Buleleng
Kelungkung
Jembrana
Total Bali
Selama/sesudah vaksinasi
massal (Okt10-Apr11)
Estimasi
RataRatapopulasi
rata
rata
anjing
kasus
monthly
peka
rabies/
attack
bulan
rate (%)
18.672
0,7
0,004
13.890
1,3
0,009
0
0,6
0,017
544
3,8
0,698
3.267
0,3
0,009
4.537
1,0
0,022
23.782
0,7
0,003
1.176
1,3
0,110
8.261
1,1
0,013
10,8
0,014
74.129
Sebelum
vaksinasi
massal
pertama rabies di seluruh Bali
61
Total
kasus
rabies
74
55
29
133
72
55
71
35
28
552
ISSN: 0854-901X
Sebelum
vaksinasi
massal
pertama (selama 22 bulan) jumlah
desa yang pernah tertular 221 atau
rata-rata penyebaran setiap bulan
sebanyak 10 desa. Sementara
selama vaksinasi massal (7 bulan)
bertambah 48 desa atau dengan
rata-rata penyebaran 6,8 desa per
bulan.
Tabel 5
Status desa berdasarkan siklus rabies, sebelum program vaksinasi massal di
seluruh Bali dilaksanakan, data per 30 September 2010.
Kabupaten /
Kota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Badung
Denpasar
Tabanan
Gianyar
Karangasem
Bangli
Buleleng
Kelungkung
Jembrana
Total:
Kasus Aktif
baru
6
6
8
15
13
14
21
8
6
87
7
9
0
12
5
3
7
2
1
43
Sangat
aktif
1
0
0
5
1
1
1
1
0
10
Total
26
21
17
39
29
22
49
11
7
221
Tabel 6
Status desa berdasarkan siklus rabies, selama/sesudah program vaksinasi
massal di seluruh Bali dilaksanakan, data per 30 April 2011.
Kabupaten /
Kota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Badung
Denpasar
Tabanan
Gianyar
Karangasem
Bangli
Kasus
baru
Aktif
Sangat
aktif
3
1
4
7
1
1
1
1
0
6
0
2
0
3
0
5
0
1
4
5
1
12
7
4
62
6
4
6
9
6
7
>12 bulan
tidak ada
kasus
Total
13
11
11
12
18
9
27
25
22
51
32
24
Buleleng
Kelungkung
Jembrana
Total:
2
4
6
29
0
0
0
10
0
0
0
9
2
11
4
50
ISSN: 0854-901X
19
9
4
70
27
0
0
101
50
24
14
269
PEMBAHASAN
Sejak dideteksi pertama kali pada
bulan November 2008, rabies
secara perlahan menyebar ke
seluruh Bali, dan sampai dengan
Juni 2010 seluruh kabupaten/kota
telah tertular rabies. Upaya awal
untuk memberantas rabies, saat ia
masih berada di Semenanjung
Bukit Kabupaten Badung, tidak
berhasil.
Upaya-upaya
yang
dilakukan
saat
itu
adalah;
vaksinasi massal, eliminasi selektif
dan targeted, pengawasan lalu
lintas anjing, dan lain-lain (Putra
dkk., 2008). Kekurang berhasilan
tersebut diakibatkan oleh multifaktor,
diantaranya;
tidak
tersedianya dana tanggap darurat
yang efektif, belum optimalnya
koordinasi kepemimpinan dan
pengambilan keputusan, populasi
anjing di Bali yang cukup padat
ISSN: 0854-901X
vaksinasi
baru
diperkirakan
mencapai sekitar 40%. Hal ini erat
kaitannya dengan ekologi anjing
dan budaya masyarakat Bali
dimana lebih dari 90% anjing
berpemilik
dipelihara
secara
dilepas
sehingga
menyulitkan
pemberian
vaksinasi
lewat
suntikan (Putra dan Gunata, 2009,
Putra dkk., 2009a,b). Vaksin lokal
yang
digunakan
saat
itu
membutuhkan booster tiga bulan
kemudian, dan anjing yang dapat
dibooster hanya sekitar 25% dan
hal
ini
sangat
menyulitkan
pendataan.
ISSN: 0854-901X
Island-wide
mass
vaccination
program
juga
membuktikan
mampu menghambat penyebaran
rabies, dan membebaskan desa
tertular dari ancaman rabies,
dengan asumsi suatu desa yang
lebih dari enam bulan tidak
ditemukan kasus rabies lagi
dipandang sebagai desa yang
telah bebas dari rabies. Hal ini juga
telah
memberikan
kontribusi
menurunkan
kepanikan
di
masyarakat.
ISSN: 0854-901X
rabies.
Dalam
konteks
ini,
penyuluhan yang gencar dilakukan
dapat dinilai sudah berhasil. Untuk
membedakan apakah
gigitan
tersebut sebagai gigitan anjing
rabies atau gigitan anjing normal,
perlu dibedakan apakah gigitan
tersebut karena provoksi atau
bukan
provokasi
(Tepsumethanon etal., 2004, 2005,
2008). Umumnya, anjing rabies,
tanpa provokasi ia akan menggigit.
Selanjutnya,
masa
observasi
pasca menggigit, selama 14 hari,
yang akan menentukan. Apabila
anjing mati dalam masa observasi
14 hari, kemungkinan besar ia
menderita
rabies,
demikian
sebaliknya jika masih hidup,
kemungkinan
besar
bukanlah
anjing rabies (Hardjosworo, 1984;
Soenardi, 1984).
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis
sampaikan
ucapan
terimakasih
kepada
semua
Instansi dan staf yang terlibat
dalam progam pemberantasan
rabies di Bali, antara lain: Dinas
Peternakan Provinsi Bali; Dinas
Kesehatan Provinsi Bali; Dinas
Peternakan
/
Kesehatan
Kabupaten/Kota di seluruh Bali;
dan
Balai
Besar
Veteriner
Denpasar.
Caughley, G. (1977) Analysis of
vertebrate populations. The Balckburn
Press, New Yersey, USA, pp 141-145.
DAFTAR PUSTAKA
Butler, J.R.A. and Bingham J (2000)
Demography
and
dog-human
relationships of the dog population in
Zimbabwean communal lands. Veterinary
Record, 147: 442-446.
66
ISSN: 0854-901X
67
ACIAR
AH-2006-166
Improving
Veterinary
Services
Delivery
in
Decentralized Indonesia dan Balai Besar
Veteriner Denpasar, di Hotel Puri Ayu
Denpasar, pada tanggal 22-24 Februari
2009.
ISSN: 0854-901X
Putra,
AAG dan Gunata, IK (2009)
Epidemiologi Rabies: Suatu Kajian
Terhadap Wabah Rabies di Bali. Makalah
disajikan dalam Workshop Kesehatan
Hewan
Regional
VI,
yang
diselenggarakan
oleh
Balai
Besar
Veteriner Denpasar bekerjasama dengan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi NTB, di Mataram pada tanggal 9
Juni 2009.
68
ISSN: 0854-901X