Anda di halaman 1dari 5

ESSAY RABIES

Was-was tinggal di Bali, Rabies Kian Tinggi


Upaya One step for health:

Waspada Masyarakat Bali ditingkatkan mengingat Rabies kian melonjak dengan


Rentan

Bali adalah salah satu destinasi wisata yang populer di Indonesia dan di
dunia. Pulau ini terkenal dengan keindahan alamnya, budayanya yang kaya, dan
keramahannya terhadap wisatawan. Namun, seperti halnya tempat lain, Bali juga
memiliki beberapa risiko yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah tingginya
kasus rabies. Pemetaan suatu penyakit secara epidemiologi penyakit, umum
dilakukan untuk mengetahui persebaran suatu penyakit. Pemetaan tersebut
sangat membantu dalam mengendalikan penyakit, terutama penyakit yang
berbahaya dan manjadi perhatian public.

Penyakit rabies kini telah menyebar ke


seluruh Bali, memakan 160 korban
manusia dan ribuan
anjing. Upaya penanggulangan telah
diupayakan. Namun, dalam pelaksanaan
penanggulangan, banyak
desa yang tertular akhirnya bebas, dan ada
pula desa-desa yang tidak berhasil
dibebaskan diri dari
infeksi rabies.
Penyakit rabies kini telah menyebar ke
seluruh Bali, memakan 160 korban
manusia dan ribuan
anjing. Upaya penanggulangan telah
diupayakan. Namun, dalam pelaksanaan
penanggulangan, banyak
desa yang tertular akhirnya bebas, dan ada
pula desa-desa yang tidak berhasil
dibebaskan diri dari
infeksi rabies.
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat menular dari
hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran. Di Bali, anjing liar menjadi
sumber utama penyebaran rabies. Penyebab rabies adalah infeksi virus yang menular
melalui gigitan hewan. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh ketika air liur hewan yang
terinfeksi masuk melalui luka terbuka atau selaput lendir tubuh. Masa inkubasi rabies,
atau waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala,
bervariasi. Pada hewan, masa inkubasi penyakit ini adalah sekitar 3-8 minggu.
Sementara itu, pada manusia, masa inkubasi umumnya 2-8 minggu. Namun,
terkadang bisa 10 hari sampai 2 tahun. Sumber penularan yang utama adalah
anjing, kucing, dan kera. Setelah virus masuk ke dalam tubuh manusia, selama
sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau di dekat tempat
gigitan. Kemudian, virus akan bergerak ke ujung-ujung serabut saraf posterior,
tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. Selama proses perjalanan virus ke otak,
virus akan membelah diri atau bereplikasi. Jika virus sudah mencapai otak, virus
akan menyebar luas ke semua bagian neuron. Selain itu, virus juga akan masuk ke
sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak. Setelah bereplikasi pada neuron-
neuron sentral, virus rabies akan bergerak keseluruh organ dan jaringan tubuh.
Hingga akhirnya menyerang organ-organ dan jaringan tubuh yang penting.
Kasus rabies di Bali meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun
terakhir, sehingga penting bagi wisatawan dan penduduk setempat untuk berhati-
hati.Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat kasus gigitan anjing rabies di Bali sejak awal 2023 sampai Juni
terdata sebanyak 19.035 dengan rata-rata 126 gigitan per hari dan telah memakan korban jiwa. Mengutip dari
laman Okezone, Selasa (27/06/2023), kasus gigitan anjing rabies yang menyebabkan kemaanti tersebut terjadi
di Buleleng dan dua orang dari Kabupaten Jembrana, Bali. Tiga kasus tersebut disebabkan korban tidak
mendapatkan vaksin anti rabies (var) begitu juga dengan anjingnya. Di Bali sendiri terdapat 620 ribu populasi
anjing dan sebanyak 60 persennya telah divaksin rabies. Sementara itu, untuk mencapai kondisi aman harusnya
90 persen anjing harus sudah divaksin rabies.

Banyaknya korban yang jatuh di Bali karena rasio anjing yang merupakan
hewan penular rabies dengan manusia relative tinggi, yakni 1:16 (Mahardika et al.,
2009). Yayasan Yudistira melaporkan bahwa rasio anjing di Bali dengan manusia
sekitar 1:6, dan diperkirakan di Bali sedikitnya ada 540.000 ekor anjing. Dengan
kata lain kepadatan anjing sekitar 96 ekor/km2 . Padatnya populasi anjing dan
disertai kejadian rabies membuat interaksi anjing dan manusia sangat tinggi,
sehingga peluang tergigit meningkat, dan kejadian rabies menjadi relative tinggi
dibandingkan dengan daerah lainnya. Hal tersebut yang membuat korban rabies di
Bali pada manusia sangat tinggi, disamping kesadaran masyarakat belum
terbangun (Suartha et al., 2014), karena rabies merupakan penyakit yang baru
muncul di daerah Bali. Korban rabies di Bali telah meliputi korban manusia, anjing,
dan sapi. Kejadian rabies pada awal kejadian dilaporkan hanya terjadi di
semenanjung Badung, selanjutnya menyebar ke seluruh Bali (Putra et al., 2009).
Dalam upaya penanganan rabies ini ada keterlibatan antara
sektor kesehatan manusia dan kesehatan hewan. Pemerintah
Bali membangun Rabies Center di sejumlah rumah sakit dan
seluruh Puskesmas di Bali.Sebagai contoh, Rabies Center di
Puskesmas 1 Denpasar Selatan melakukan manajemen terhadap
pasien kasus gigitan anjing. Penatalaksanaan dilakukan mulai
dari mengobati luka gigitan hingga pemberian vaksin anti rabies
(VAR) dan serum anti rabies (SAR).

Adapun beberapa langkah yang dapat diambil untuk tetap aman dan
mengurangi risiko terkena rabies saat tinggal di Bali dapat dengan mengHindari
kontak dengan hewan liar dan Jauhi anjing liar dan hewan lain yang dapat
membawa rabies. Jangan memberi makan atau menyentuh mereka. Pemberian
Vaksinasi dan memastikan bahwa hewan peliharaan telah divaksinasi dengan baik.
Dan Jika tinggal di Bali untuk waktu yang lama, pertimbangan yang serius dalam
mendapatkan vaksin rabies sebagai tindakan pencegahan. Utama pencegahan
penyebaran rabies yakni dengan mengHindari keras gigitan atau cakaran, namun
apabila telah digigit atau dicakar oleh hewan harus disegerakan dan dibersihkan
luka dengan sabun dan air mengalir. Dan Upaya jitu Segera cari perawatan medis
untuk mendapatkan vaksinasi dan perawatan tambahan yang diperlukan. Dengan
mengKonsultasikan dengan dokter: Jika Anda mengalami gejala seperti demam,
sakit kepala, atau kesulitan menelan setelah kontak dengan hewan, segera temui
dokter untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut.
Edukasi diri pada masa menghindari kontak dekat dengan hewan rabies sangat
diutamakan, dengan mempelajari lebih lanjut tentang rabies, gejalanya, dan cara
penularannya. Mengetahui tanda-tanda awal dan langkah-langkah pencegahan
dapat membantu Anda menghindari risiko yang lebih tinggi.
Meskipun risiko rabies di Bali meningkat, dengan langkah-langkah pencegahan
yang tepat, Anda dapat tetap menikmati keindahan pulau ini dengan aman. Selalu
ingat untuk berhati-hati dan mengikuti pedoman kesehatan yang diberikan oleh
otoritas setempat.

Kebiasaan masyarakat Bali


memelihara
anjing dengan cara dilepas bebas, dan
adanya
anjing yang hidup di lingkungan
masyarakat
tanpa bertuan, kiranya perlu digunakan
vaksin
oral rabies untuk anjing. Hal tersebut
akan
meningkatkan cakupan vaksinasi, dan
lebih
memudahkan dalam melakukan
booster
vaksinasi rabies.

Anda mungkin juga menyukai