Geologis
Geologis
bersumber dari bumi. beberapa jenis bencana alam geologi yang sangat umum
terjadi di tanah air kita, yaitu :
Gempabumi dan tsunami; Teori Tektonik lempeng telah mengajarkan bahwa
bagian luar bumi kita terdiri dari berbagai lempeng kerak benua dan samudera,
yang saling bergerak satu terhadap lainnya, dengan kecepatan hingga bisa
mencapai 20 cm/tahun. Gerakan lempeng tersebut dapat saling mendekat, saling
menjauh, saling berpapasan dan menunjam satu terhadap yang lannya. Proses
pergerakan inilah yang lebih lanjut dapat mengakibatkan terbentuknya akumulasi
energy dan tegangan yang cukup tinggi pada kerak bumi, yang kemudian suatu
saat dapat terlepaskan secara tiba-tiba berupa kejutan gempabumi (earthquake)
yang dahsyat. Gempabumi jenis ini secara khusus dikenal gempabumi tektonik,
merupakan gempabumi yang paling berbahaya dibandingkan jenis gempabumi
lainnya (gempabumi vulkanik dan gempabumi indus). Selain mengakibatkan
goncangan yang dahsyat pada kulit bumi (ground-shaking) dan terjadinya
pergeseran pada kulit bumi (ground-faulting), gempabumi dapat pula
mengakibatkan adanya gelombang tsunami.
Letusan Gunungapi; Gunungapi (volcano) adalah suatu bentuk timbulan di
permukaan bumi, yang dapat berbentuk kerucut besar, kerucut terpancung, kubah
atau bukit, akibat oleh adanya penerobosan magma ke permukaan bumi. Di
Indonesia kurang lebih terdapat 80 buah dari 129 buah gunung aktif yang diamati
dan dipantau secara terus-menerus, termasuk tiga diantaranya terletak di Nusa
Tenggara Barat. Bahaya letusan gunungapi antara lain berupa aliran lava, lontaran
batuan pijar, hembusan awan panas, aliran lahar dan lumpur, hujan abu, hujan
pasir serta semburan gas beracun.
Tanah Longsor; Tanah longsor (landslide) merupakan pergerakan masa batuan
dan/atau tanah secara gravitasional yang dapat terjadi secara perlahan maupun
tiba-tiba. Dimensi tanah longsor sangat bervariasi, berkisar dari hanya beberapa
meter saja hingga ribuan (kilo) meter. Tanah longsor dapat terjadi secara alami
maupun dipicu oleh adanya ulah manusia. Jenis bencana alam karena distribusinya
yang merata hamper di seluruh wilayah tanah air, dan atas dasar catatan
kejadiannya, tanah longsor secara umum selalu menempati intensitas kejadian
yang paling banyak, serta dapat terjadi secara bersamaan dengan bencana alam
geologi lainnya, seperti gempabumi dan letusan gunungapi.
Penurunan Tanah; Ada beberapa faktor geologi yang menyebabkan terjadinya
penurunan tanah (land subsidence), antara lain yaitu pengambilan air tanah secara
berlebihan, kompresibilitas tanah/batuan yang sangat tinggi, konsolidasi alamiah
pada material lepas (tanah), rongga-rongga bawah permukaan akibat proses
pelarutan batuan, dan pergerakan struktur geologi sesar. Seperti halnya tanah
longsor, bencana alam akibat penurunan tanah secara umum lebih banyak dipicu
oleh aktivitas manusia, dapat berlangsung sangat lambat hingga cepat, dengan
dimensi yang sangat bervariasi. Bencana alam jenis ini akhir-akhir ini menjadi
sangat kritis karena banyak dijumpai di kota-kota besar di Indonesia, tetapi dapat
juga terjadi di daerah lain akibat proses alam yang dipicu kegiatan manusia.
Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan
energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu
pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur
dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di
mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh
observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua
skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian
besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di
daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya
telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0
atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan
itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada
modifikasi Skala Mercalli.
Berdasarkan Penyebab
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng
tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat
besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran
gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik
disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api
meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang
juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar
gunung api tersebut.
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis
gempa Bumi ini jarang terjadi
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,
gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti
peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah
permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai
300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan
kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari
permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di
tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat,
seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik.
Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Bangunan roboh
Kebakaran
Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat tidur.
Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan
reklame, pohon yang tinggi, dsb.
Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari dan jendela kaca dsb.
Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall:
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik
menggunakan tangga darurat
Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol
Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone
jika tersedia
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya
kereta dihentikan secara mendadak
Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan
Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman.
Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri pertolongan:
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempabumi besar.
Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke
tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang
berada di sekitar anda.
Evakuasi:
Dengarkan informasi:
Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
[1]
Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada
daratan yang biasanya tidak terendam air.[2] Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti
masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau
danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.[3]
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan
salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang
dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di
kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di
dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah
menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk
mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar
dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap
dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan oleh Tuhan untuk
menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan sering muncul dalam mitologi
berbagai kebudayaan di dunia.
Sungai
Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran sungai.
Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas
yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es,
atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.
Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau
pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor,
atau gletser.
[sunting] Muara
Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin badai.
Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.
[sunting] Pantai
Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir badai
akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.
[sunting] Malapetaka
Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain
seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi).
[sunting] Manusia
[sunting] Lumpur
[sunting] Lainnya
Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan
tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).
Dampak primer
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil,
bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.
Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan
panen.[4] Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat
banjir demi menambah mineral tanah setempat.
Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.[5]
Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orangorang yang membutuhkan.
[sunting] Pengendalian
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengendalian banjir
Di berbagai negara di seluruh dunia, sungai yang rawan banjir dikendalikan dengan hati-hati.
Pertahanan seperti bendungan,[6] bund, waduk, dan weir digunakan untuk mencegah sungai
meluap, peralatan darurat seperti karung pasir atau tabung apung portabel digunakan. Banjir
pantai telah dikendalikan di Eropa dan Amerika melalui pertahanan pantai, seperti tembok laut,
pengembalian pantai, dan pulau penghalang.
[sunting] Eropa
Mengingat penderitaan dan kehancuran yang diakibatkan Banjir Besar Paris 1910, pemerintah
Perancis membangun serangkaian waduk bernama Les Grands Lacs de Seine (atau Danau-Danau
Besar) yang membantu mengurangi tekanan dari Sungai Seine ketika terjadi banjir, khususnya
banjir rutin pada musim dingin.[7]
London terlindungi dari banjir laut oleh Thames Barrier, sebuah perintang mekanis besar
melintasi Sungai Thames yang dinaikkan ketika permukaan air laut mencapai ketinggian
tertentu.
Venesia memiliki perintang sejenis, namun kota ini sudah tidak mampu menangani pasang laut
yang sangat tinggi; sistem tanggul baru sedang dibangun. Pertahanan banjir London dan Venesia
dapat dianggap tidak berguna jika permukaan laut terus naik.
Sungai Adige di Italia Utara memiliki kanal bawah tanah yang memungkinkan sebagian
alirannya dialihkan ke Danau Garda (di daerah aliran sungai Po) untuk mengurangi risiko banjir
muara. Kanal bawah tanah ini digunakan dua kali, pada 1966 dan 2000.
Pertahanan banjir terbesar dan tercanggih di dunia dapat ditemukan di Belanda yang disebut
Delta Works dengan bendungan Oosterschelde yang menjadi pencapaian terbesar dalam
pembangunan sistem pengendalian banjir ini. Sistem ini dibangun sebagai tanggapan terhadap
banjir Laut Utara 1953 di bagian barat daya Belanda. Belanda telah membangun salah satu
bendungan terbesar di dunia di utara negara ini, yaitu Afsluitdijk (ditutup tahun 1932).
Komplek Fasilitas Pencegahan Banjir Saint Petersburg di Rusia selesai dibangun tahun 2008
untuk melindungi Saint Petersburg dari banjir badai. Komplek ini juga memiliki fungsi lalu
lintas, yaitu melengkapi jalan lingkar yang mengelilingi kota ini. Sebelas bendungan
membentang sepanjang 25,4 kilometer dan berdiri delapan meter di atas permukaan laut.
Di Austria, banjir selama 150 tahun dikendalikan melalui berbagai tindakan sesuai regulasi
Danube Wina, termasuk pengerukan sungai utama Danube pada 187075 dan pembentukan
Danube Baru pada 19721988.
Pengelolaan risiko banjir di Irlandia Utara dilakukan oleh Rivers Agency.
[sunting] Amerika Utara
Sistem pertahanan banjir dapat ditemukan di provinsi Manitoba, Kanada. Sungai Red mengalir
ke utara dari Amerika Serikat, melintasi kota Winnipeg (sungai ini kemudian bertemu dengan
Sungai Assinibone) menuju Danau Winnipeg. Sebagaimana semua sungai yang mengalir ke utara
di zona sedang belahan Bumi utara, pencairan salju di bagian selatan dapat mengakibatkan
permukaan sungai naik sebelum bagian utara mencair sepenuhnya. Ini dapat menyebabkan banjir
bandang, seperti yang terjadi di Winnipeg selama musim semi 1950. Untuk melindungi kota ini
dari banjir masa depan, pemerintah Manitoba melakukan pembangunan sistem pengalihan
sungai, tanggul, dan jalur banjir massal (termasuk Red River Floodway dan Portage Diversion).
Sistem ini melindungi Winnipeg dari banjir 1997 yang merendam banyak permukiman di hulu
Winnipeg, termasuk Grand Forks, North Dakota dan Ste. Agathe, Manitoba. Sistem ini juga
melindungi Winnipeg dari banjir 2009.
Di AS, 35% Wilayah Metropolitan New Orleans yang berada di bawah permukaan laut
dilindungi oleh bendungan dan pintu banjir sepanjang ratusan mil. Sistem ini gagal sepenuhnya
di beberapa bagian ketika Badai Katrina menerjang kota dan bagian timur wilayah metropolitan.
Akibatnya sekitar 50% wilayah metropolitan terendam, mulai dari beberapa sentimeter hingga
8,2 meter (beberapa inci hingga 27 kaki) di permukiman pesisir.[8] Dalam upaya pencegahan
banjir, pemerintah federal Amerika Serikat menawarkan pembelian properti rawan banjir di
Amerika Serikat untuk mencegah bencana terulang setelah banjir 1993 di seluruh Midwest.
Beberapa permukiman menerima tawaran ini dan pemerintah federal bekerjasama dengan
pemerintah negara bagian membeli 25.000 properti yang diubah menjadi lahan basah. Lahan
basah ini berperan sebagai penyerap air ketika badai terjadi dan pada 1995, banjir terjadi dan
pemerintah tidak perlu mengerahkan sumber daya di daerah-daerah tersebut.[9]:)
[sunting] Asia
Di India, Bangladesh dan Cina (tepatnya di kawasan Kanal Besar Cina), daerah pengalihan
banjir adalah kawasan pedesaan yang sengaja ditenggelamkan ketika keadaan darurat untuk
melindungi wilayah perkotaan.[10]
Banyak pihak mengatakan bahwa kehilangan vegetasi (deforestasi) akan mendorong peningkatan
risiko. Dengan hutan alami yang mencegah banjir, durasi banjir akan berkurang. Mengurangi
tingkat penebangan hutan akan mengurangi pula insiden dan tingkat keparahan banjir.[11]
Afrika
Di Mesir, Bendungan Aswan (1902) dan Bendungan Tinggi Aswan (1976) telah mengendalikan
berbagai banjir di sepanjang Sungai Nil.
[sunting] Keselamatan pembersihan
Aktivitas pembersihan setelah banjir biasanya mengancam pekerja dan relawan yang terlibat.
Bahaya-bahaya mengancam tersebut yaitu air berpolusi yang tercampur dengan selokan bawah
tanah, bahaya listrik, terpapar karbon monoksida, bahaya otot tengkorak, hipertermia atau
hipotermia, bahaya kendaraan bermotor, kebakaran, tenggelam, dan terpapar bahan berbahaya.[12]
Karena daerah banjir tidak stabil, pekerja pembersih bisa saja menemukan puing-puing tajam,
bahan biologis dalam air banjir, kabel listrik, darah atau cairan tubuh lain, dan sisa-sisa hewan
dan manusia. Dalam merencanakan dan merespon bencana banjir, manajer harus menyediakan
helm keras, kacamata, sarung tangan kerja, jaket keselamatan, dan sepatu bot kedap air berlapis
besi kepada para pekerja.[13]
Keuntungan
Ada berbagai dampak negatif banjir terhadap permukiman manusia dan aktivitas ekonomi.
Namun, banjir (khususnya banjir rutin/kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti
mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir
menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah hujannya tidak
menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran penting dalam menyeimbangkan
ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama dalam penyeimbangan keragaman
makhluk hidup di dataran banjir.[14] Banjir menambahkan banyak sekali nutrisi untuk danau dan
sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain itu juga
karena kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak
nutrisi).[15] Ikan seperti ikan cuaca memanfaatkan banjir untuk berenang mencari habitat baru.
Selain itu, burung juga mendapatkan manfaat dari produksi pangan yang meledak setelah banjir
surut.[16]
Banjir rutin biasa terjadi di permukiman-permukiman kuno sepanjang Sungai Tigris-Eufrat, Nil,
Indus, Gangga, dan Sungai Kuning. Kelangsungan sumber energi air terbarukan sangat tinggi di
daerah rawan banjir.
Meski pemodelan banjir merupakan praktik yang baru diterapkan, upaya untuk memahami dan
mengelola mekanisme kerja di dataran banjir telah dilakukan selama enam milenium.[17]
Pengembangan terkini dalam pemodelan banjir melalui komputer telah membantu para insinyur
menghentikan uji coba pendekatan "tahan atau biarkan" dan kecenderungannya memperkenalkan
struktur tahan banjir. Berbagai model banjir melalui komputer telah dikembangkan dalam
beberapa tahun terakhir, yaitu model 1D (permukaan banjir yang diukur di saluran) dan model
2D (kedalaman banjir yang diukur sepanjang dataran banjir). HEC-RAS,[18] model Hydraulic
Engineering Centre, saat ini merupakan pemodelan banjir yang paling terkenal karena gratis.
Model lain seperti TUFLOW[19] menggabungkan komponen 1D dan 2D untuk mendapatkan
informasi kedalaman banjir di dataran banjir. Sejauh ini, pemodelan lebih difokuskan pada
pemetaan banjir pasang dan banjir sungai, namun karena banjir 2007 di Britania Raya pemodelan
lebih diutamakan pada dampak yang muncul akibat banjir air permukaan.[20]
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi,
yakni diperkirakan lebih dari 1.000 C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava.
Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung berapi yang membawa
batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung
berapi aktif.
dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan,
tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan,
pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami
dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami
masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai
"gelombang laut seismik".
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang
disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut
normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski
sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini
pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang
mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling
Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang
akan berpusat di Indonesia.
Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan
beberapa pulau dapat tenggelam
Terminologi
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang.
Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 196 tsunami telah terjadi.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun
terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti,
karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer
karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke
daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama,
sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian
yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki kesamaan
karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas
pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan
untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak ini.
Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, i beuna atau aln buluk (menurut dialek) dalam Bahasa
Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama
di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra,
Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai,
emong berarti tsunami.
[sunting] Penyebab terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air,
seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun,
90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tibatiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang
besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi,
dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai,
kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai
yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa
meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena
terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh
dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa
kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi
di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan
gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak
lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor
yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami
yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem
peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami
dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses
terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau permukaan laut
yang terhubung dengan satelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy,
dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia
pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan
awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawaii pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem
yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April
1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun
1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di
pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest
Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih
banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan
kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil
memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan
penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh
rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti
kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik
tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman
tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.
Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit
dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di
Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat
gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke
BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui
peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan
apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan
jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat
mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan
dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge)
untuk memberikan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk.
Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami
melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media). Institusi
perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga
menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam
database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS,
Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas
RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).
Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan
canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan
Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan
Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita
peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar
Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia).
Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada
listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawabawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai.
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi
material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng
yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang
laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang
lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng
tersebut
gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debudebu
getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
Permukaan bumi yang kita diami ini disusun oleh kepingan kepingan tektonik yang
berbentuk lempeng yang sering disebut dengan lempeng tektonik. Berdasarkan
komposisinya, lempeng tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu lempeng benua
dan lempeng samudera. Lempeng benua adalah lempeng bumi yang mempunyai sifat
asam dengan berat jenis rendah, sedangkan lempeng samudera bersifat basa dengan
berat jenis yang tinggi. Perbedaan ini disebabkan oleh kandungan batuan, dimana
lempeng benua disusun oleh jenis batuan yang banyak mengandung potassium dan
sodium, sedangkan lempeng samudera lebih cenderung mengandung batuan dengan
komposisi utama magnesium dan besi. Kepingan lempeng tersebut bergerak satu sama
lain dan saling berinteraksi akibat adanya gaya endogen dari inti bumi yang ditrigger
oleh sebuah arus panas dikenal dengan istilah arus konveksi didalam bumi. Disatu sisi
ada lempeng yang bertemu kemudian saling menunjam yang dikenal dengan istilah
konvergen, menyebabkan disisi bumi lainnya terjadi pemisahan lempeng yang dikenal
dengan istilah divergen. Interaksi lempeng tersebut sangat berperan penting bagi
terbentuknya kehidupan dimuka bumi ini.
Akibat interaksi tersebut, terbentuklah jajaran pegunungan (mountain belt) apabila
yang saling berinterkasi berupa lempeng benua dengan benua seperti apa yang kita lihat
sebagai Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Alpen. Tidak bisa dibayangkan
bagaimana kehidupan dimuka bumi ini apabila permukaan bumi berupa hanya
hamparan pedataran tanpa ada pegunungan. Apabila yang berinteraksi lempeng
samudera dengan samudera atau lempeng benua dengan samudera dimana salah satu
lempeng menunjam kedalam lempeng yang lainnya, terbentuklah busur gunungapi
(island arc). Salah satu contoh dari busur pegunungan ini adalah kepulauan Indonesia,
Kepulauan Filipina dan Kepulauan Jepang. Divergensi lempeng kemudian akan
membentuk ruang kosong yang kemudian menjadi samudera atau lautan, sebagai
contoh yaitu samudera Atlantik yang terbentuk akibat adanya proses divergen antara
lempeng Afrika dengan lempeng Amerika.
Gempa bumi terjadi apabila sebuah sistem patahan (fault) melepaskan stress atau
tekanan yang terakumulasi didalamnya. Dalam sebuah sistem patahan (fault) terdapat
sebuah zona yang disebut dengan celah seismik (seismic gap), yaitu bagian dari sebuah
fault yang tidak mengalami gempa pada periode yang sangat lama. Semakin lama zona
patahan tersebut tidak melepaskan energi yang terkumpul didalamnya, maka akan
semakin besar energi yang terakumulasi pada celah seismik ini. Begitulah
Tectonic Plate
An-Nahl 16:15 Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama
kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.
An-Nahl 16:15 Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama
kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.
An-Naml 27:88 Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap
sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras
yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus
sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga
kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan
meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust),
dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earths mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta
lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi
dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik)
lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di
lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid).
Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.
Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta
Tektonik antara lain;
Lempeng Tektonik
Pasifik
Arab
Amerika Utara
Philipina
Eurasia
Fiji
Afrika
Juan de Fuka
Antartika
Karibia
Indo-Australia
Kokos
Amerika Selatan
Nazka
India
Skotia
Pada awalnya ada dua benua besar di bumi ini yaitu Laurasia dan Gondwana kemudian kedua benua ini
bersatu sehingga hanya ada satu benua besar (supercontinent) yang disebut Pangaea dan satu
samudera luas atau yang disebut Panthalassa (270 jt th yll). Dari supercontinent ini kemudian terpecah
lagi menjadi Gondwana dan Laurasia (150 jt th yll) dan akhirnya terbagi-bagi menjadi lima benua seperti
yang dikenal dan ditempati oleh manusia sekarang. Terpecah-pecahnya benua ini menghasilkan dua
sabuk gunung api yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediteranean yang keduanya melewati Indonesia.
Mekanisme penyebab terpecahnya benua ini bisa diterangkan oleh Teori Tektonik Lempeng sebagai
berikut :
1.Penyebab dari pergerakan benua-benua dimulai oleh adanya arus konveksi (convection current) dari
mantle (lapisan di bawah kulit bumi yang berupa lelehan). Arah arus ini tidak teratur, bisa dibayangkan
seperti pergerakan udara/awan atau pergerakan dari air yang direbus. Terjadinya arus konveksi terutama
disebabkan oleh aktivitas radioaktif yang menimbulkan panas.
2.Dalam kondisi tertentu dua arah arus yang saling bertemu bisa menghasilkan arus interferensi yang
arahnya ke atas. Arus interferensi ini akan menembus kulit bumi yang berada di atasnya. Magma yang
menembus ke atas karena adanya arus konveksi ini akan membentuk gugusan pegunungan yang sangat
panjang dan bercabang-cabang di bawah permukaan laut yang dapat diikuti sepanjang samuderasamudera yang saling berhubungan di muka bumi. Lajur pegunungan yang berbentuk linear ini disebut
dengan MOR (Pematang Tengah Samudera) dan merupakan tempat keluarnya material dari mantle ke
dasar samudera. MOR mempunyai ketinggian melebihi 3000 m dan lebarnya lebih dari 2000 km, atau
melebihi ukuran Pegunungan Alpen dan Himalaya yang letaknya di daerah benua. MOR Atlantik
(misalnya) membentang dengan arah utara-selatan dari lautan Arktik melalui poros tengah samudera
Atlantik ke sebelah barat Benua Afrika dan melingkari benua itu di selatannya menerus ke arah timur ke
Samudera Hindia lalu di selatan Benua Australia dan sampai di Samudera Pasifik. Jadi keberadaan MOR
mengelilingi seluruh dunia.
3.Kerak (kulit) samudera yang baru, terbentuk di pematang-pematang ini karena aliran material dari
mantle. Batuan dasar samudera yang baru terbentuk itu lalu menyebar ke arah kedua sisi dari MOR
karena desakan dari magma mantle yang terus-menerus dan juga tarikan dari gaya gesek arus mantle
yang horisontal terhadap material di atasnya. Lambat laun kerak samudera yang terbentuk di pematang
itu akan bergerak terus menjauh dari daerah poros pematang dan mengarungi samudera. Gejala ini
disebut dengan Pemekaran Lantai Samudera (Sea Floor Spreading).
4.Keberadaan busur kepulauan dan juga busur gunung api serta palung Samudera yang memanjang di
tepi-tepi benua merupakan fenomena yang dapat dijelaskan oleh Teori Tektonik Lempeng yaitu dengan
adanya proses penunjaman (subduksi). Oleh karena peristiwa Sea Floor Spreading maka suatu saat
kerak samudera akan bertemu dengan kerak benua sehingga kerak samudera yang mempunyai densitas
lebih besar akan menunjam ke arah bawah kerak benua. Dengan adanya zona penunjaman ini maka
akan terbentuk palung pada sepanjang tepi paparan benua, dan juga akan terbentuk kepulauan
sepanjang paparan benua oleh karena proses pengangkatan. Kerak samudera yang menunjam ke
bawah ini akan kembali ke mantle atau jika bertemu dengan batuan benua yang mempunyai densitas
sama atau lebih besar maka akan terjadi mixing antara material kerak samudera dengan benua
membentuk larutan silikat pijar atau magma. (Proses mixing terjadi pada kerak benua sehingga tidak
akan lebih dalam dari 30 km di bawah permukaan bumi). Karena sea floor spreading terus berlangsung
maka magma hasil mixing yang terbentuk akan semakin besar sehingga akan menerobos batuan-batuan
di atasnya sampai akhirnya muncul ke permukaan bumi membentuk deretan gunung api.
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate
boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang
cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak
bertemu.
1.Batas Divergen
divergenTerjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah
lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.Pada lempeng
samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng
benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara
kedua lempeng yang saling menjauh tersebut. Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah
salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra
Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
2.Batas Konvergen
konvergenTerjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another). Wilayah
dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut
dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang
gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
3.Batas Transform
Transform Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu
bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu.
Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault). san andreas fault Batas
transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang berada di daratan, salah satunya adalah
Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di California, USA. Sesar ini merupakan pertemuan antara
Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah tenggara, dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke
arah barat laut. (Sumber: The Dynamic Earth, USGS)
Kondisi Geologi Dinamis Indonesia
Kepulauan Indonesia terbentuk karena proses pengangkatan sebagai akibat dari penunjaman (subduksi).
Lempeng (kerak) yang saling berinteraksi adalah Kerak Samudera Pasifik dan Hindia yang bergerak
sekitar 2-5 cm per tahun terhadap Kerak Benua Eurasia. Jadi Indonesia merupakan tempat pertemuan 3
lempeng besar sehingga Indonesia merupakan salah satu daerah yang memiliki aktivitas kegempaan
yang tertinggi di dunia. Terdapat dua sabuk gunung api yang melewati Indonesia yaitu Sirkum
Mediteranean sebagai akibat penunjaman Kerak Samudera Hindia ke dalam Kerak Benua Eurasia, dan
Sirkum Pasifik sebagai akibat penunjaman Kerak Samudera Pasifik ke dalam Kerak Benua Eurasia. Dari
uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai pelajaran bagi kita:
1.Gunung api selalu bergerak (dalam skala waktu geologi) mengikuti pergerakan benua-benua karena
adanya dinamisme mantle bumi (arus konveksi). Fenomena ini sebagaimana yang telah disebutkan
dalam Al-Quran, Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap
sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 27:88)
2.Gunung api muncul karena tekanan yang tinggi pada magma hasil mixing sehingga akan menerobos ke
atas. Andaikan saja magma ini tidak bisa menerobos ke atas membentuk gunung-gunung api maka
tentulah akan tersimpan tekanan pada dapur magma yang sangat besar dan akan terus bertambah
karena penunjaman masih terus berlangsung. Dengan demikian pada kondisi seperti itu apabila batuan
sekitar yang menampung magma tersebut terlampaui batas elastisitasnya maka akan terjadi bencana
gempa bumi vulkanik yang teramat sangat hebatnya. Fenomena ini pun telah tersurat dalam Al-Quran,
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia
menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (QS. 16:15)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. 55:13) Maha Benar Allah atas
segala firman-Nya.
bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu
berbahaya. Tempat yang pernah mengalami adalah dibawah laut jawa,laut
sulawesi,dan laut flores
2. Gempa Bumi Menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara
60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada
umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa. Tempat
yang pernah terkena antara lain :
Sepanjang pulau sumatera bagian barat, pulau jawa bagian selatan, sepanjang
teluk tomini, laut maluku, dan kep. Nusa Tenggara.
3. Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari
60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan
yang besar. Tempat yang pernah terkena antara lain : Pulau bali, pulau flores,
yogyakarta, dan jawa tengah.
B. Klasifikasi Gempa Bumi Menurut Gelombang/Getaran Gempa
1. Gempa Akibat Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang/getaran yang
merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. getaran ini
berasal dari hiposentrum
2. Gempa Akibat Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran
yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah
berkurang, yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui
lapisan cair.
3. Gempa Akibat Gelombang Panjang
Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui permukaan bumi
dengan kecepatan 3-4 km/detik.
Gelombang ini berasal dari episentrum dan gelombang inilah yang banyak
menimbulkan kerusakan di permukaan bumi.
C. Klasifikasi Gempa Bumi Menurut Faktor Penyebabnya
a. Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang di sebabkan oleh dislokasi atau
perpindahan akibat pergesaran lapisan bumi yang tiba-tiba terjadi pada struktur
bumi, yakni adanya tarikan atau tekanan.
Pergeseran lapisan bumi ada 2 macam: vertical dan horizontal
b. Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung
api atau letusan gunung api. pada saat dapur magma bergejolaik, ada energi yang
mendesak lapisan bumi. Energi yang mendesak lapusan bumi ada yang mampu
mengangkat lapis dan bumi sampai ke permukaan di sertai getaran. Gunung api
yang akan meletus biasanya mengakibatkan gempa bumi.
c. Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi runtuhan(terban) adalah gempa bumi yang di sebabkan runtuhnya
Gempabumi
Apakah Gempabumi itu ?
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara
tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi
penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi
yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya
dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Parameter Gempabumi
Karakteristik Gempabumi
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik
besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer
yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling
berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempattempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung
berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori
sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra
(Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling
atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih
panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan
tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal
sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan
terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu
lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu
apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading),
saling mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya
dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau
saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung
lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun
terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang,
gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci,
sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung
terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng
tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga
terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Jalur Gempabumi Dunia
Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh
jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia,
lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia,
sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan
kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan
tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah
lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak
sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun
masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang
waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai
salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami
Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).
Akibat Gempabumi
Likuifaksi ( liquifaction)
Longsoran Tanah
Tsunami
Kekuatan gempabumi
Kedalaman gempabumi
Kondisi bangunan