Anda di halaman 1dari 2

DAMPAK PENYITAAN SENJATA BUATAAN PT.

PINDAD TERHADAP HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONES


IA DENGAN FILIPINA
Oleh : Anggia Sakoptis (170210060153)

I. Latar Belakang
Pertengahan bulan Agustus 2009 masyarakat Indonesia dikejutkan oleh pemb
eritaan dimedia masa bahwa telah terjadi penyitaan diatas sebuah kapal kargo ber
bendera Panama yang tengah berlabuh di Filipina oleh pihak Bea dan Cukai Filipin
a. Pada muatan kapal terdapat sejumlah senjata dan pistol yang dikenali buatan P
T Pindad, sebuah perusahaan produsen alat-alaat militer di Indonesia.
PT.Pindad merupakan sebuah perusahaan BUMN strategis yang dinilai cukup
sukses sebagai pemasok utama peralatan militer dalam negeri, bahkan dalam sepul
uh tahun terakhir ini telah mampu dalam mengekspor persenjataan ke berbagai nega
ra dengan pendapatan hingga miliaran rupiah.
Terdapat beberapa kejanggalan ditemukan yang menimbulkan berbagai dugaan
baik bagi pihak Filipina maupun baagi masyarakat Indonesia. Pertama, beberapa d
ari senjata yang ditemukan bermerek â Galilâ yang merupakan merek senjata buataan Isr
ael. Kedua, jumlaah senjataa yang ditemukan tidak sesuai dengan apa yang tertera
di dokumen pengiriman yaitu hanya 50 pucuk senjata SS-1 V1 dari jumlah seharusn
ya sebanyak 100 pucuk.
Pada akhirnya spekulasi yang berkembang berdampak negatif bagi Indonesia
yang tengah merintis kemandirian bidang militernya pasca mengalami boikot suku
cadang peralatan militer tahun 1990an.
II. Identifikasi Masalah
Telah terjadinya penyitaan produk senjata indonesia menandakan bahwa ada
suatu kesalahan prosedur yang dilakukan dalam proses ekspor tersebut. Hal ini
menandakan bahwa proses penjualan senjata tersebut dinilai ilegal bagi pihak Fil
ipina hingga mengakibatkan terjadinya penyitaan. Akibatnya berkembang spekulasi
bahwa senjata buatan PT Pindad telah masuk ke pasar gelap. Hal ini menjadi masal
ah sensitif nagi Filipina dikarenakan negara tersebut akan melangsungkan pemilu
pada 2010. Dikuatirkan jika senjata-senjata tersebut jatuh ketangan pihak separa
tis atau teroris yang dapat mengancam keamanaan negara dimana sampai saat ini ma
sih berkecamuk di Filipina bagian Selatan.
III. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah pada aspek politik dan ekonomi, yaitu hubunga
n pemerintah indonesia dan Filipina pasca penyitaan senjata PT.Pindad.
IV. Perumusan Masalah
a)Aspek Politik
Jika pemerintah kedua negara tidak secepat mungkin mengusut terjadinya kesalahpa
haman prosedur pengiriman senjata serta menemukan kembali sejumlah senjata yang
diduga hilang di sekitar wilayah Filipina, maka bukan tidak mungkin jika terjadi
aksi teror dan separatis di Filipina akan menyeret nama baik PT.Pindad dan Indo
nesia yang dianggap ikut andil atau bahkan mendudung kelompok separatis di negar
a tersebut. Jika terjadi hal ini akan mengganggu hubungan diplomatik kedua negar
a.
b)Aspek Ekonomi
Belum terdapat perjanjian pertahanan yang didalamnya memuat kesepahaman mengenai
prosedur jual-beli senjata antara Indonesia-Filipina serta beberapa negara tuju
an ekspor PT Pindad akan menimbulkan kerugian non materil berupa hilangnya keper
cayaan negara pengimpor yang berarti hilangnya pasar seperti bagi negara Mali da
n Asosiasi menembak di Filipina.
V. Tujuan & Kegunaan
a) Tujuan
Agara diperolehnya sebuah gambaran tentang kasus ini serta bagaimana hubungan In
donesia dan Filipina terpengaruh akibat terjadi kasus penyitaan senjata PT.Pinda
d.
b)Kegunaan
Dapat menjadi informasi bagi masyaraakat, landasan bagi penelitiaan berikutnya b
agi penstudi atas masalah ini serta dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bag
i para pengambil kebijakan dan instansi terkait.
VI. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dipergunakan adaalah metode kualitatif, dengan pe
ndekatan analisis deskriptif.
VII. Hipotesis
Hubungan Diplomatik Indonesia dengan Filipina tidak terganggu akibat pen
yitaan senjata buatan PT.Pindad
IX. Kesimpulan dan Saran
Meskipun telah terjadi kecemasan domestik dan menjadi isu yang hangat di
dalam negeri kedua negara, kasus Penyitaan senjata buatan PT.Pindad oleh Filipin
a tidak mempengaruhi hubungan diplomatik kedua negara. Dengan demikian Hipotesis
yang penulis buat terbukti.
Saran:
Departemen Pertahanan secepatnya bekerjasama dengan pihak Filipina dalam
mengusut dugaan hilangnya senjata PT. Pindad di sekitar wilayah Filipina.
Mampunya Indonesia dalam persaingan pasar di bidang militer perlu diirin
gi juga oleh langkah strategis pemerinntah membuat perjanjian pertahanan.

Anda mungkin juga menyukai