Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN : 2015
SUB UNIT

:B

UNIT

: JTG 13

KECAMATAN

: KLEGO

KABUPATEN

: BOYOLALI

PROVINSI

: JAWA TENGAH

Disusun Oleh

Nama Mahasiswa : Asterina Wulan Sari


Nomor Mahasiswa : 12/335195/PN/13030

SUBDIREKTORAT KKN
DIREKTORAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

I.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


A. PENDAHULUAN
KKN PPM UGM merupakan bentuk pengabdian UGM untuk masyarakat
yang dikemas tema tertentu sesuai kebutuhan masyarakat dalam bentuk
pemberdayaan.

Pelakasaaan

kegiatan

KKN

PPM

bekerjasama

dengan

masyarakat dan pemangku kepentingan atau stakeholders yang lain dan


masyarakat diposisikan sebagai subjek dalam suatu kegiatan pembangunan.
KKN PPM Antar Semester 2015 mulai tanggal 2 juli 2015 sampai 31 agustus 201
di Desa Karanggatak, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Tema yang
diusung

adalah

Peningkatan

Kualitas

Sumber

Daya

Manusia

Melalui

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Industri Kreatif.


Desa karanggatak berlokasi jauh dari Pusat Pemerintahan Kabupaten
Boyolali, membutuhkan waktu sekitar 50 menit untuk sampai di Kota Boyolali.
Desa karanggatak adalah satu-satunya desa di Kecamatan Klego yang lahannya
kering sehingga untuk pertaniannya menggunakan sistem lahan tadah hujan.
Selain bertani, masyarakat memiliki hewan ternak seperti sapi atau kambing
untuk menunjang perekonomian mereka. Khusus untuk Dusun Tembok,
pekerjaan utamanya adalah memotong ayam, sapi ataupun kambing dan
berdagang di pasar. Tim KKN PPM di Desa Karanggatak dengan kode unit JTG
13 terbagi menjadi 4 sub-unit yaitu di Dusun Tembok, Dusun Gandu, Dukuh
Gadelah dan Dukuh Penggung.
Keramah

tamahan

masyarakat

terlihat

dari

pertama

penerimaan

mahasiswa di tingkat Kecamatan oleh Bapak Camat dan perangkatnya maupun


di tingkat Kelurahan oleh Bapak Lurah dan perangkatnya yang sangat terbuka
menerima kedatangan mahasiswa. Penerimaan masyarakat sangat hangat
dengan dilihat dari apresiasi masyarakat untuk mengikuti program-program yang
dilaksanakan dan undangan untuk menghadiri acara-acara yang diadakan oleh
masyarakat. Sambutan yang hangat, keramahan dan keterbukaan ini sangat
menguntungkan mahasiswa dalam beradaptasi, pengenalan identifikasi dan
pelaksanaan program KKN.

Program

kegiatan

yang

dilakukan

berdasarkan

permintaan

dari

masyarakat, potensi daerah setempah dan permasalahan-permasalahan yang


ada di masyarakat. Masa KKN terbagi menjadi 3 orientasi waktu, yaitu masa
observasi selama 1 minggu, masa pelaksanaan kegiatan selama 6 minggu dan
masa pembuatan laporan selama 1 minggu. Obersvasi dilakukan untuk
mengetahui jenis program kegiatan yang dibutuhkan masyarakat dengan diskusi
ke masyarakat langsung, tokoh masyarakat dam peninjauan langsung ke lokasi.
Hasil observasi selama satu mingu, menghasilkan 9 rencana program
kegiatan, 8 program sesuai tema dan 1 program untuk non tema. Rencana
program tersebut adalah :
1. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang Teknis Penanaman
TOGA di Lahan Pekarangan Warga
2. Pemberdayaan Masyarakat tentang Teknis Pembuatan MORETAN
sebagai Starter Pupuk secara Mandiri
3. Pemberdayaan Masyarakat tentang Teknis Pembibitan Tanaman
Hortikultura
4. Peningkatan Kemampuan (skill) Ibu Rumah Tangga dengan Pelatihan
Pembuatan Nugget Ayam
5. Peningkatan Pengetahuan Petani tentang Penggunaan Pestisida yang
Efektif
6. Peningkatan Prestasi Anak Didik TPA dengan Pengadaan Lembar
Penilaian Harian
7. Pemberdayaan Peternak Sapi dengan membuat UMMB (permen sapi)
secara Mandiri
8. Peningkatan Kualitas Sapi dengan Inseminasi Buatan
9. Peningkatan Kemampuan Petani dengan Pembuatan Pestisida Nabati

B. PEMBAHASAN
1. Pengayaan Batin dan Petualangan Kemanusiaan
Dusun Tembok memiliki unggah ungguh dan adat istiadat jawa yang
kental, sehingga mahasiswa KKN dapat mengenal dan belajar tentang
kebudayaan jawa secara tidak langsung. Keramahtamahan dan keterbukaan
masyarakat membuat mahasiswa KKN belajar untuk saling menghormati dan
menghargai antara pribadi satu dengan pribadi lain. Keagamaan yang kental
dengan berbagai kegiatan keagamaan membuat mahasiswa KKN lebih
bersyukur akan nikmat Tuhan. Tasyakuran atau kondangan dengan sistem
pembagian berkat mengajarkan kepada mahasiswa agar senantiasa tetap
bersedekah meskipun dalam keadaan yang pas-pasan atau sulit.
Solidaritas kemanusiaan masyarakat Dusun Tembok sangat tinggi,
apabila terdapat warga yang sedang mengalami musibah atau sedang
mangadakan hajatan, masyarakat berbondong-bondong datang membantu.
Kegiatan tujuh belasan yang membutuhkan dana yang cukup banyak juga
diperoleh dari iuran warga masyarakat yang bahu membahu demi
terlaksananya peringatan kemerdekaan yang meriah. Silaturahmi antara
masyarakat Dusun Tembok yang bekerja di Jakarta dan sekitarnya terjalin
kuat, terlihat dari mereka mengumpulkan uang untuk memajukan kampung
dengan membantu mendirikan mushola maupun biaya perawatannya dan
pelaksanaan syawalan.

2. Keterlibatan dalam Masyarakat


Mahasiswa

KKN

PPM

UGM

dituntut

untuk

dapat

beradaptasi,

bersosialisasi, membaur dan mengikuti kegiatan masyarakat di lokasi


pengabdian. Ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah diharapkan
dapat diterapkan dan membatu dalam menyelesaikan permasalahan di
masyarakat. Berbagai kegiatan diikuti oleh mahasiswa KKN PPM JTG 13 Sub
unit B, baik kegiatan yang berkaitan tentang kebudayaan, kearifan lokal
maupun keagamaan di Dusun Tembok. Kegiatan berkaitan kebudayaan dan
kearifan lokal seperti bersih desa untuk mensyukuri hasil panen yang telah

diperoleh. Kegiatan keagamaan di Dusun Tembok yang diikuti oleh


mahasiswa antara lain yasinan, sedekah bumi (bersih desa), tahlilan,
kondangan (kenduren) dan pengajian. KKN PPM UGM Antar Semester 2015
bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan serta Hari Kemerdekaan,
sehingga ada beberapa kegiatan yang diikuti seperti syawalan, lomba-lomba
tujuh belasan dan perayaan hari kemerdekaan.

3. Hambatan / Rintangan
Selama pelaksanaan kegiatan KKN PPM UGM Antar Semester 2015, ada
beberapa hal yang menghambat pelaksanaan kegiatan, yaitu :
a. Pelaksanaan kegiatan KKN PPM Antar Semester 2015 bertepatan
dengan bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, sehingga ada
kemunduran jadwal pelaksanaan kegiatan.
b. Aktivitas warga masyarakat Dusun Tembok mayoritas sebagai pemotong
ayam dan berjualan ayam di pasar, sehingga perlu koordinasi dan
penjadwalan pelaksanaan kegiatan yang baik sesuai rutinitas warga
masyarakat.
c. Adanya peringatan Hari Kemerdekaan, pada umumnya masyarakat
menginginkan adanya lomba dan perayaan kemerdekaan yang meriah,
sehingga diperlukan pembagian hari yang baik agar tidak terjadi jadwal
yang bentrok antara kegiatan pokok KKN dan non program.
d. Peristiwa atau kejadian tak terduga, seperti adanya salah satu anggota
masyarakat yang sakit atau meninggal dapat mempengaruhi jumlah
peserta yang hadir atau kemunduran jadwal pelaksanaan kegiatan.
Namun,

hambatan-hambatan

tersebut

tidak

menjadi

kendala

tidak

terlaksananya program kegiatan. Selain itu, tidak mengurangi partispasi dan


semangat masyarakat untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh KKN
PPM UGM serta kelancaran jalannya acara.

4. Jejaring Kemitraan dan Peran Serta Masyarakat


Kegiatan KKN PPM UGM bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten
Boyolali seperti Dinas Pertanian, Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa,
BBPTUHPT BATURRADEN serta dengan pemerintah kecamatan dan
aparatur desa untuk mendukung jalannya kegiatan program. Kerjasama yang
dibina dapat berupa bantuan finansial maupun sebagai pembicara ataupun
pendamping kegiatan dan penyedia sarana dan prasarana.
dengan

kelompok

masyarakat

seperti

perkumpulan

Kerjasama

ibu-ibu

PKK,

perkumpulan yasinan, Karang Taruna, Kelompok Tani dan GAPOKTAN.


Kegiatan program kluster agro bekerja sama dengan Dinas Pertanian
melalui Penyuluh Lapangan dari Kecamatan Klego yaitu Ibu Sri Kusmiyati.
Adanya Penyuluh Lapangan di Kecamatan Klego sangat membantu
mahasiswa dalam berkonsultasi tentang program, sharing materi penyuluhan
dan juga sebagai pembicara dalam beberapa kegiatan. Hubungan yang baik
dengan Kelompok Tani dan Gapoktan memudahkan mahasiwa dalam
mengundang anggotanya untuk ikut serta dalam suatu kegiatan.

5. Hasil Kegiatan
Rencana kegiatan yang telah dibuat selama masa observasi berjumlah 9
program kegiatan, namun dengan berjalannya waktu ada beberapa program
tambahan. Program kegiatan tambahan tersebut berasal dari saran dan
permintaan masyarakat ataupun aparatur desa. Hasil kegiatan KKN PPM
antar semester di Sub Unit B di Dusun Tembok, Desa Karanggatak adalah
sebagai berikut :
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang Teknis Penanaman
TOGA di Lahan Pekarangan Warga
No. Sektor

: 2.2.09

No. Kode

: 21

Sifat Program

: Monodisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 13 Agustus 2015


JKEM

: 13 jam

Deskripsi Kegiatan

Lahan pekarangan warga belum dimanfaatkan secara maksimal, oleh


karena itu perlu dilakukan pemanfaatan lahan pekarangan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga seperti TOGA (Tanaman Obat Keluarga). TOGA
merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alternatif
berbagai penyakit, tanaman hias ataupun untuk bumbu masakan. Tim KKN
JTG 13 Sub-Unit B melakukan sosialisasi dan teknik penanaman TOGA juga
untuk menghidupkan kembali kejayaan Desa Karanggatak sebagai penghasil
kencur terbaik dan terbanyak di Boyolali. Penanaman TOGA dilakukan
dengan menjelaskan perbandingan media tanam anatar tanah dan pupuk
yaitu 2 : 1 dan perlakuan perawatan. Adanya TOGA di lahan pekarangan
diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan obat alternatif
tradisional dan memudahkan ibu rumah tangga mendapatkan bumbu masak.
Kegiatan ini berjalan dengan lancar dengan dukungan masyarakat yang
membawa tanah untuk media penanaman.
Pemberdayaan Masyarakat tentang Teknis Pembuatan MORETAN
sebagai Starter Pupuk secara Mandiri
No. Sektor

: 2.2.11

No. Kode

: 36

Sifat Program

: Monodisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 1 Agustus, 11 Agustus dan 19 Agustus 2015


JKEM

: 19,5 jam

Deskripsi Kegiatan

Mikroorganisme Rekan Petani atau yang dikenal sebagai MORETAN


belum banyak dikenal oleh masyarakat terutama di Desa Karanggatak.
MORETAN berfungsi untuk mempercepat pembuatan pupuk, mempercepat
pelapukan jerami atau sebagai pelengkap pupuk cair. Program ini
dilaksanakan sebanyak 4 kali, dengan 2 kali penyuluhan tentang moretan,
satu kali penyuluhan dan praktek pembuatan dan satu kali praktek

pembuatan di lokasi yang berbeda. Program ini dilakukan di beberapa tempat


agar semua masyarakat dapat mengetahui dengan baik tentang MORETAN
dan teknik memperbanyak MORETAN. Pembuatan MORETAN cukup
mudah, yaitu menggunakan indukan moretan, air leri (air cucian beras),
molase (tetes tebu / gula jawa) dan buah busuk sehingga petani dapat
memperbanyak MORETAN secara mandiri.
Pelatihan pembuatan moretan dipersiapkan oleh mahasiswa dan dibantu
secara

swadaya

oleh

masyarakat

terutama

bahan-bahan

untuk

memperbanyak MORETAN. Satu liter indukan moretan (starter) dapat


diperbanyak dengan 40 liter air leri dan 1 liter molase (tetes tebu/ gula jawa).
Waktu yang dibutukan untuk inkubasi agar menjadi MORETAN siap pakai
diperlukan waktu 7 hari dengan dipengadukan setiap satu hari sekali. Dari
hasil pelatihan, MORETAN yang telah diinkubasi selama 7 hari memiliki bau
khas fermentasi seperti tape yang menunjukkan bahwa pembuatan
MORETAN berhasil.
Pemberdayaan

Masyarakat

tentang

Teknis

Pembibitan

Tanaman

Hortikultura
No. Sektor

: 2.2.04

No. Kode

: 22

Sifat Program

: Monodisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 2 Agustus 2015, 20 Agustus 2015


dan 23 Agustus 2015
JKEM

: 26 jam

Deskripsi Kegiatan

Pembibitan hortikultura dilakukan untuk mengenalkan kepada masyarakat


tentang teknis pembibitan tanaman hortikultira. Tanaman hortikultura selain
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, dapat juga
dimanfaatkan untuk menghijaukan pekarangan rumah. Jenis tanaman yang

dipilih adalah cabai dan tomat karena keduanya sering dibeli oleh ibu rumah
tangga untuk melengkapi olahan masakan.
Pembibitan tanaman cabai dan tomat membutuhkan waktu sekitar 20 hari
agar tanaman siap disemaikan di media tanam yang baru. Media tanam yang
digunakan adalah campuran tanah dan pupuk dengan perbandingan 2 untuk
tanah dan 1 untuk pupuk organik. Perawatan pembibitan cabai dan tomat
dilakukan dengan penyiraman setiap sore dan diletakkan di tempat yang tidak
terkerna panas matahari secara langsung. Kegiatan ini berjalan lancar,
masyarakat membawa tanah sebagai media tanam bersama-sama dan
melakukan penyiraman secara bergantian setiap sore.
Peningkatan Kemampuan (skill) Ibu Rumah Tangga dengan Pelatihan
Pembuatan Nugget Ayam
No. Sektor

: 2.4.14

No. Kode

: 23

Sifat Program

: Monodisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 6 Agustus 2015


JKEM

: 24,5 jam

Deskripsi Kegiatan

Nugget adalah makanan olahan yang sering kita temui dan hampir semua
orang menyukainya, terutama anak kecil. Dusun Tembok adalah dusun yang
masyarakatnya beraktivitas sebagai pemotong ayam dan menjualnya di
pasar. Potensi daging ayam yang melimpah dijual mentah tanpa diolah
menjadi suatu olahan. Program pelatihan pembuatan nugget ayam
diharapkan dapat meningkatkan skill ibu rumah tangga, meningkatkan harga
jual daging ayam, terbentuknya usaha kecil pengolah daging ayam dan
lainnya yang dapat mendorong perekonomian Dusun Tembok.
Pelatihan pembuatan nugget memerlukan daging ayam yang telah
dihaluskan, telur, tepung sagu, tepung roti dan bahan bahan lainnya yang

mudah di dapatkan masyarakat di pasar terdekat. Jenis nugget yang dibuat


adalah jenis nugget kukus yang cara pengolahannya adalah dengan cara
mengukus adonannya kemudian dipotong-potong dan dilumuri oleh tepung
roti. Satu adonan nugget ayam daro 0,5 kg daging dapat menjadi satu loyang
roti ukuran sedang yang apabila dipotong stick dapat diperoleh 40 potong.
Jumlah sasaran hadir cukup banyak, sehingga kegiatan ini dilakukan
dengan dibagi menjadi 4 kelompok. Hasil olahan dari pelatihan nugget
digoreng dan dibagikan kepada seluruh peserta.

Hambatan pelaksanaan

kegiatan ini adalah mundurnya jadwal kegiatan dikarenakan salah satu


anggota dari warga Dusun Tembok mengalami kecelakaan sehingga banyak
warga menjenguk ke Rumah Sakit. Meskipun mengalami kemunduran jadwal,
pelaksanaan pelatihan nugget berjalan sesuai yang direncanakan.
Peningkatan Pengetahuan Petani tentang Penggunaan Pestisida yang
Efektif
No. Sektor

: 2.2.09

No. Kode

: 37

Sifat Program

: Monodisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 31 Juli 2015


JKEM

: 27,5 jam

Deskripsi Kegiatan

Penggunaan pestisida buatan atau anorganik masih banyak digunakan


oleh petani di Desa Karanggatak, oleh karena itu diperlukan peningkatan
pengetahuan petani dalam penggunaan pestisida yang efektif dan ramah
lingkungan. Kesadaran masyarakat akan penggunaan jenis dan dosis
pestisida berpengaruh terhadap kelestarian alam lingkungan.
Penyuluhan tentang penggunaan pestisida yang efektif dan ramah
lingkungan dilaksanakan di Balai Desa Karanggatak dengan pembicara dari
Dinas Pertanian Kecamatan Klego yaitu ibu Sri Kusmiyati. Jenis pestisida

yang digunakan hendaknya dipertimbangkan jenis tanaman, umur tanaman


dan jenis hama yang menyerang. Penggunan pestisida organik atau abati
lebih disarankan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya dan tidak
merusak lingkungan.
Pelaksanaan program ini tidak mengalami hambatan yang nyata, hanya
saja karena undangan yang disebar H-1 maka beberapa para undangan tidak
hadir dikarenakan sudah ada janji dengan pekerjaan yang tidak dapat
ditinggalkan.

Meskipun

jumlah

undangan

tidak

dapat

hadir

semua,

penyuluhan tentang pestisida berjalan dengan baik dan lancer sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan. Untuk kedepannya, undangan disebar tidak mepet
sehingga para undangan dapat hadir dan berpartisipasi dalam programprogram lain kedepannya.
Peningkatan Prestasi Anak Didik TPA dengan Pengadaan Lembar
Penilaian Harian.
No. Sektor

: 3.10.02

No. Kode

: 38

Sifat Program

: Interdisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 27 Juli 2015


JKEM

: 33,5 jam

Deskripsi Kegiatan

TPA yang ada di Masjid Assholihin baru berjalan 2 bulan, sehingga


diperlukan cara pembelajaran dan inovasi yang tepat untuk kemajuan santri
TPA Majid Assholihin. Tingginya semangat santri dalam belajar iqro dan AlQuran belum diimbangi dengan jumlah pengajar. Rekam belajar membaca
iqro dan Al-Quran santri belum ada pencatatan sehingga banyak beberapa
santri yang setiap harinya membaca halaman iqro yang sama. Kartu prestasi
dirasa perlu untuk menilai dan merekap belajar santri dalam membaca iqro
ataupun Al-Quran guna meningkatkan prestasi santri.

Setiap santri TPA mendapat satu lembar kartu prestasi yang setip kalinya
datang TPA harus dibawa. Kartu prestasi memuat identitas santri, tanggal,
halaman iqro atau ayal Al-Quran yang dibaca, hafalan dan paraf pengajar.
Kartu prestasi mudah digunakan sehingga para pengajar mudah menerapkan
kartu prestasi santri ini. Pengisian kartu prestasi dilakukan oleh pengajar
setelah santri membaca iqro atau Al-Quran. Adanya kartu prestasi ini
diharapkan antara santri dan pengajar tidak mengalami kebnguangan dan
kesusahan saat akan meneruskan belajar membaca iqro ataupun Al-Quran
selanjutnya.
Peningkatan Kapasitas Petani dalam Mengolah Lahan Pertanian.
No. Sektor

: 2.2.19

No. Kode

: 39

Sifat Program

: Monodisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 15 Agustus 2015


JKEM

: 9 jam

Deskripsi Kegiatan

Pengolahan lahan pertanian yang baik akan memberikan dampak hasil


yang baik pula dalam hasil panen. Pengolahan lahan pertanian penting
karena akan memperbaiki struktur tanah, membersihkan gulma, meratakan
pupuk dan membantu proses kimia dan biologi dalama tanah. Tahapan
pengolahan lahan yang baik adalah dengan membersihkan areal lahan
terlebih dahulu, kemudian pembajakan dan penggaruan.
Pengolahan tanah di Desa Karanggatak belum terlihat baik, dikarenakan
lahan pertanian tadah hujan, olah tanah di Desa Karanggatak harus ditangani
secara khusus. Jumlah air yang minim, harus dapat dimanfaatkan petani
dengan baik agar air dapat digunakan dari masa olah tanah sampai masa
penanaman hingga mendekati panen. Kegiatan ini berjalan dengan lancar
yang bekerjasama dengan Gapoktan dan masyarakat.

Peningkatan Kemampuan Petani dengan Pembuatan Pestisida Nabati


No. Sektor

: 2.2.07

No. Kode

: 40

Sifat Program

: Monodisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 3 Agustus 2015


JKEM

: 10 jam

Deskripsi Kegiatan

Perlu diketahui, penggunaan pestisida anorganik atau buatan akan


meninggalkan residu pada tanaman maupun lingkungan. Diperlukan suatu
pengetahuan kepada masyarakat tentang pestisida yang aman, contohnya
pestisida nabati. Pestisida nabati berbeda dengan pestisida organik, pestisida
nabati bahan bakunya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Narasumber dalam
program ini adalah dari Dinas Pertanian setempat dengan sistem penyuluhan
dan praktek langsung.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan pestisida nabati mudah
didapatkan, bahan bahan tersebut antara lain daun mimba, lengkuas, serai,
detergent dan air. Antusias warga dalam pembuatan pestisida nabati
cukuplah tinggi terlihat dengan jumlah peserta yang hadir dan kemauan
mereka dalam menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Pembuatan
pestisida nabati dilakukan dengan cara menumbuh daun mimba, lengkuas
dan serai menggunakan alu, kemudian diaduk dicampur dengan air dan
sedikit detergent. Untuk penggunaannya, campuran bahan-bahan tersebut
harus didiampkan selama 1 malam agar menjadi pestisida nabati yang siap
digunakan.
Program ini dapat berjalan baik tanpa halangan suatu apapun berkat
dukungan

mahasiswa,

Dinas

Pertanian

setempat

dan

masyarakat.

Kedepannya, semoga ada tindak lanjut oleh Dinas Pertanian dalam


melakukan inovasi dan penyuluhan tentang pestisida nabati dengan bahanbahan lainnya yang cara pembuatannya mudah dilakukan. Semakin banyak
petani yang mengenal pestisida nabati, semakin banyak petani yang
membuat pestisisda nabati, maka penggunaan pestisida buatan atau
anorganik dapat ditekan.
Peningkatan Kualitas Sapi dengan Inseminasi Buatan
No. Sektor

: 2.4.11

No. Kode

: 41

Sifat Program

: Monodisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 4 Agustus 2015


JKEM

: 12,5 jam

Deskripsi Kegiatan

Desa Karanggatak adalah Desa yang jumlah hewan ternaknya cukup


banyak

dibandingkan

dengan

Desa

lainnya

di

Kecamatan

Klego.

Pembangunan sub sektor peternakan sebagai bagian dari pembangunan


nasional mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah. Salah satunya
tujuannya adalah meningkatkan jumlah dan mutu ternak dengan cara
inseminasi buatan. Inseminasi buatan merupakan suatu bentuk bioteknologi
reproduksi dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas ternak sapi
dengan tujuan peningkatan pendapatan.
Inseminasi buatan di Desa Karanggatak bekerjasama dengan pemerintah
yaitu Dinas Peternakan, BBPTUHPT BATURRADEN dengan masyarakat
setempat. Program ini memerlukan persiapan tempat dan patok terlebih
dahulu untuk pelaksanaan inseminasi buatan pada sapi. Masyarakat Desa
Karanggatak terutama Dusun Tembok sangat antusias dalam program
inseminasi buatan untuk sapi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sapi yang
dilakukan inseminasi buatan secara gratis. Inseminasi buatan adalah kawin
suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau

semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal
dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina.
Manfaat inseminasi buatan adalah efisiensi waktu untuk mengawinkan
sapi, peternak tidak perlu mencari atau mendatangkan sapi penjantan secara
langsung. Efiensi biaya dengan adanya inseminasi buatan dapat diperoleh
karena tidak ada biaya pemeliharaan indukan jantan. Adanya inseminasi
buatan akan memperbaiki kualitas sapi yaitu sapi lokak sekalipun dapat
menghasilkan anak sapi unggul. Pelaksanaan inseminasi buatan berjalan
lancar tanpa hambatan yang berarti. Peternak sapi tertib dan antri dalam
pelaksanaan inseminasi buatan. Hanya saja, ada beberapa sapi yang sedikit
sulit dikendalikan, namun tidak mengganggu secara umum jalannya program
kegiatan.
Pemberdayaan Peternak Sapi dengan membuat UMMB (permen sapi)
secara Mandiri.
No. Sektor

: 2.4.03

No. Kode

: 42

Sifat Program

: Monodisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 6 Agustus 2015


JKEM

: 17,5 jam

Deskripsi Kegiatan

Banyaknya peternak sapi di Desa Karanggatak dan datangnya musim


kemarau mengakibatkan pada peternak memberi pakan jerami ke hewan
ternaknya. Jerami sebagai pakan ternak memiliki kekurangan, yaitu sulit
dicerna. Salah satu cara untuk menangani jerami yang sulitn dicerna adalah
dengan menggunakan UMMB (Urea Mineral Molase Block) atau yang sering
disebut dengan permen sapi. Kegunaan UMMB adalah membentuk asam
amino yang dibutuhkan oleh sapi juga untuk membantu meningkatkan
pencernaan pakan yang sulit dicerna dengan cara menstabilkan kondisi
keasaman (pH) di dalam rumen.

Narasumber yang didatangkan untuk mendampingi pembuatan UMMB


adalah Ibu Sri Kusmiyati dari Dinas Pertanian setempat. Bahan dan peralatan
untuk pembuatan UMMB disiapkan oleh mahasiswa dan masyarakat. Teknik
Pembuatan UMMB dapat dilakukan secara panas ataupun dingin, untuk
pelatihan UMMB ini dilakukan secara dingin karena tidak diperlukan panas.
Pembuatan dengan cara panas, pada prinsipnya sama dengan cara dingin,
hanya pada cara panas bahan-bahan yang dilarutkan dalam molase dan
dipercepat dengan bantuan panas api. Pelatihan pembuatan UMMB berjalan
dengan baik dan lancar, masyarakat sangat berpartisipatif dalam membuat
UMMB. Setelah UMMB jadi, beberapa masyarakat saling berebut untuk
mendapatkan UMMB untuk dibawa pulang.
Pemberdayaan Masyarakat tentang Kemandirian Pangan Keluarga
No. Sektor

: 2.2.06

No. Kode

: 43

Sifat Program

: Monodisipliner

Tanggal Pelakasanaan : 16 Agustus dan 18 Agustus 2015


JKEM

: 11 jam

Deskripsi Kegiatan

Ketahanan pangan terwujud akan terpenuhi apabila setiap rumah tangga


setiap saat mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi dan
sesuai pilihannya untuk menjalani pola hidup sehat dan produktif. Selain itu,
ketahanan pangan akan terwujud apabila seiap saat tersedia pangan yang
cukup (jumlah, mutu, kemanan dan keragaman) merata dan terjangkau.
Pemanfaatan lahan pekarangan merupakan salah satu alternative untuk
mewujudkan kemandirian pangan keluarga.
Kemandirian pangan keluarga diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan
pangan dan gizi keluarga. Adanya kemandirian pangan juga akan
meningkatkan pendapatan keluarga dan kesejahteraan melalui partisipasi
keluarga masyarakat. Pemilihan program ini dikarenakan belum maksimalnya

penggunaan lahan pekarangan rumah masyarakat yang hanya diplester


dengan semen dan kurang hijaunya halaman depan rumah. Pemanfaatan
lahan pekarangan rumah untuk kemandirian pangan juga dapat menciptakan
lingkungan hijau yang bersih dan berestetika.
Penyuluhan tentang kemandirian pangan difokuskan sasaran kepada ibu
rumah tangga untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan TOGA di
lahan pekarangan rumah. Progam ini dilaksanakan dengan memberikan
penyuluhan tentang kemandirian pangan keluarga serta membagikan benih
sayuran dan polybag. Benih sayuran yang dibagikan adalah benih kangkung,
seledri dan sawi dengan diberitahukan cara penanaman dan konversi media
tanam yang baik antara tanah dan pupuk. Program kegiatan kemandirian
pangan berjalan lancar dan ibu-ibu peserta partispatif terhadap benih yang
dibagikan.
6. Temuan Baru dan atau Unik Hal Kekayaan Alam, Teknologi Lokal dan
Budaya
Masyarakat Desa Karanggatak pada umumnya mengenal sedekah bumi
atau bersih desa yang menunjukkan rasa syukur terhadap hasil panen.
Sistem bersih desa dilakukan dengan mengumpulkan makanan ke masingmasing RT, kemudian dari RT dibawa ke kepala dukuh. Sedekah desa
dihadiri oleh pejabat Desa dan perwakilan RT dari masing-masing Dukuh se
Desa Karanggatak. Adanya kegiatan sedekah bumi ini dapat merekatkan
persaudaraan dan silaturahmi warga Desa Karanggatak.
7. Potensi Pengembangan / Berkelanjutan
Keinginan

kuat

dari

diri

masyarakat

Desa

Karanggatak

untuk

mengembangkan dan meningkatkan potensi di Desa Karanggatak sangat


kuat, sehingga diperlukan dorongan dari berbagai pihak. Pemerintah, civitas
akademika, perusahaan nasional muapun swasta perlu mendukung hal
tersebut. Dukungan dari civitas akademika dapat berupa adanya KKN dari
berbagai universitas seperti UGM yang telah menerjukan mahasiswanya
untuk mengabdi selama 2 bulan di Desa Karanggatak. Adanya KKN di Desa

Karanggarak diharapkan dapat membantu mendukung dan mendorong


kemajuan Desa Karanggatak terutama di bidang peningkatan sumber daya
manusia, teknologi informasi dan ekonomi kreatif.
II.

KESIMPULAN
Secara umum, kegiatan yang telah dilaksanakan bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia di Desa Karanggatak di bidang
sub sektor agro. kegiatan yang telah dilakukan dapat berjalan lancar atas
dukungan masyarakat Desa Karanggatak khususnya Dusun Tembok, jajaran
pemerintah

Desa

Karanggatak,

Dinas

Pertanian

dan

BBPTUHPT

BATURRADEN. Hambatan yang ditemui dapat teratasi dengan baik sehingga


tidak mengganggu jalannya kegiatan yang telah direncanakan. Output dai
kegiatan yang telah dilakukan diharapkan berkesinambungan sehingga dapat
bermanfaat bagi masyarakat sampai di masa mendatang.

III.

SARAN
Program KKN masih perlu dilaksanakan di Desa Karanggatak karena masih
banyak program kegiatan yang perlu waktu jangka panjang yang tidak dapat
selesai dalam satu program KKN saja. Selain itu, masih ada beberapa program
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sumberdaya manusia di Desa
Karanggatak dan penggunaan teknologi informasi.

IV.

LAMPIRAN

Warga
sedang
mendengarkan
penjelasan tentang cara pembuatan
nugget sebelum melakukan praktek
secara
berkelompok.
Pelatihan
pembuatan nugget dilakukan di rumah
Kepala Dusun Tembok yang dihadiri
oleh ibu- ibu rumah tangga. Kegiatan ini
berjalan lancar dengan hasil olahan
nugget yang enak.

Warga
sedang
mendengarkan
penjelasan tentang kemandirian pangan
keluarga dengan menanam sayuran di
halaman pekarang rumah.

Warga sedang mendengarkan cara


penanaman sayuran di pekarangan
rumah untuk kemandirian pangan
keluarga. Benih yang dibagikan adalah
benih kangkung, seledri dan sawi.
Diharapkan warga dapat menanamnya
di polybag dengan diletakkan di
pekarangan rumah.

Seekor sapi akan dilakukan inseminasi


buatan oleh dokter hewan dari
BBPTUHPT BATURRADEN. Inseminasi
buatan ini diharapkan dapat membantu
mempercepat
dan
mempermudah
reproduksi sapi. Semakin mudah dan
cepat sapai beranak maka akan
meningkatkan
perekonomian
masyarakat Desa Karanggatak dari
sektor peternakan.

Terlihat
para
warga
sedang
mencampurkan buah busuk ke dalam
larutan moretan yang sedang di buat.
Kegiatan ini membuat 40 liter moretan
yang cukup dibagikan kepada seluruh
warga. Warga sangat antusias dalam
pembuatan moretan karena sangat
banyak manfaatnya terutama dalam
pembuatan pupuk kandang,

Anak-anak
sedang
mempersiapkan
media tanam untuk penanaman TOGA.
Tanaman TOGA dapat sebagai obat
alternatif yang dekat dengan lingkungan
keluarga dan mampu menyediakan
bumbu masak di dapur.

Warga dibantu mahasiwa berlatih


membuat pestisida nabati yang terbuat
dari daun mimba dan lengkuas. Untuk
menjadi
pestisida
nabati
harus
didiamkan selama semalam agar siap
pakai. Pelatihan pembuatan pestisida ini
didampingi
oleh
Dinas
Pertanian
Kecamatan Klego.

Pempingan belajar membaca Al-Quran


dengan menggunakan kartu prestasi
santri. Adanya kartu prestasi ini
memudahkan pengajar mengontrol dan
mengevaluasi hasil belajar membaca.
Kartu prestasi harus diderahkan kepada
pengajar saat belajar membaca AlQuran untuk diisi.

Pelatihan pembuatan moretan dalam


skala kecil didampingi Dinas Pertanian.
Pelatihan pembuatan moretan ini
meningkatkan sumber daya manusia
petani untuk membuat pupuk secara
mandiri.

Persiapan pembibitan tanaman tomat


dan cabai, terlihat anak-anak sedang
mendengarkan
penjelasan
tentang
pembibitan. Anak-anak dan mahasiswa
bersama-sama mencari tanah dan
mencapurnya dengan pupuk kompos.
Selanjutnya, benih ditanam oleh anakanak dengan didampingi mahasiswa.

Mahasiswa KKN PPM Subunit B JTG 13


membantu
persiapan
pelaksanaan
bersih desa.

Peningkatan
pengetahuan
petani
tentang penggunaan pestisida yang
efektif
dilakukan
dengan
metode
penyuluhan. Pembicara didatangkan dari
Dinas Pertanian setempat.

Anda mungkin juga menyukai