Anda di halaman 1dari 19

Tumbuh Kembang Remaja

Agung Haryanto
102010207 (B5)
Pendahuluan
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa
dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja
awal (1014 tahun), masa remaja penengahan (1417 tahun) dan masa remaja akhir (1719
tahun). Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara biologis, psikologis, maupun
sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan
kejiwaan (psikososial).
Seorang remaja tidak lagi dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belum juga dapat
dianggap sebagai orang dewasa. Disatu sisi ia ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh
orang-tua, disisi lain pada dasarnya ia tetap membutuhkan bantuan, dukungan serta
perlindungan orang-tuanya. Maka pada makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan dan
perkembangan remaja secara fisik dan jiwa, faktor-faktor yang mempengaruhi kejiwaan pada
masa remaja, masalah kejiwaan pada remaja, dampak positif dan negative kejiwaan pada
remaja, serta penatalaksanaan pada masalah-masalah kejiwaan remaja.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510, No telp: (021) 56942061, Fax: (021) 5631731
E-mail: agung.fk16@yahoo.com
1

Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik


Antara usia 10-20 tahun, anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat pada
ukuran, bentuk, fisiologi tubuh dan fungsi psikologis serta sosialnya. Hormon-hormon
mengatur jadwal perkembangan dalam hubungan dengan struktur sosial yang didisain untuk
memelihara perpindahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Garis perkembangan terjadi dalam tiga periode, remaja-awal, tengah, dan akhir-sesuai
dengan kerangka konsepsi yang disajikan.1
Remaja awal
Perkembangan biologis. Pada keadaan prapubertas kadar steroid seks dalam sirkulasi
tertekan oleh umpan balik negatif pada hipotalamus. Pubertas mulai dengan pengurangan
hambatan hiopotalamus dalam responsnya terhadap faktor-faktor yang belum sepenuhnya
dapat dimngerti. Hipotalamus merangsang pelepasannya selama tidak bekerja pulsa
gonadotropin dan hormon pertumbuhan dari pituitaria anterior. Rangkaian akibat perubahan
somatik dan fisiologis meningkatkan kecepatan maturitas seksual(SMR) atau stadium
Tanner.1
Tanda pubertas pertama yang dapat dilihat pada anak perempuan adalah
perkembangan tunas-tunas payudara, yang dimulai sewalnya pada usia 8 tahun. Tanda
pertama pada anak laki-laki, pembesaran testes, mulai sewal 9,5 tahun. Pada anak
perempuan, dibawah pengaruh hormon perangsang folikel dan estrogen, ovarium, uterus dan
klitoris membesar; endometrium dan mukosa vagina menebal; dan peningkatan glikogen
vagina mendorong bakteri membentuk asam, yang merupakan predisposisi infeksi jamur.
Labia mayora menjadi lebih vaskuler dan lebih sensitif. Menarke terjadi pada kira-kira 10%
anak perempuan pada SMR2.. pada anak laki-laki, dibawah pengaruh hormon luteinisasi dan
testosteron, tubulus seminiferus, epididmis, vesika seminalis, dan prostat membesar. Testes
bagian kiri normalnya lebih rendah daripada bagian kanan; bisa juga terjadi sebaliknya pada
situs inversus.1,2
Percepatan pertumbuhan dimulai pada anak remaja awal, meskipun kecepatan
pertumbuhan puncak tidak terjacapai sampai SMR3 atau 4. Pertumbuhan paling cepat terjadi
dini pada anak perempuan dan lebih lambat pada anak laki-laki. Pertumbuhan paling cepat ini
mulai sebelah distal, dengan pembesaran dini tangan dan kaki diikuti oleh lengan dan tungkai

bawah serta akhirnya badan dan dada. Pertumbuhan asimetris ini menyebabakan remaja
muda tampak janggal.\beberapa tingkat hipertropi payudara terjadi pada 40%-65% anak lakilaki pubertas sebagai akibat dari perangsangan estrogen yang relatif berlebihan.
Ginekomastia cukup menyebabkan malu dan ketidakmampuan sosial terjadi pada kurang dari
10%. Tonjolan-tonjolan kecil menghilang dalam 3 tahun tanpa terapi pada 90%. Untuk
tingkat pembesaran yang lebih besar dapat terindikasi pengobatan hormonal atau
pembedahan.1
Pada kedua jenis kelamin, androgen adrenal merangsang kelenjar sebasea, mendorong
perkembangan jerawat. Pemanjangan bola mata sering mengakibatkan rabun dekat.
Perubahan terjadi pada kualitas suara, menunjukkan pertumbuhan laring dan toraks, juga
norma budaya. Perubahan-perubahan gigi

meliputi pertumbuhan rahang, hilangnya gigi

desidua akhir, dan erupsi kuspid permanen, premolar dan akhirnya molar. Alat-alat ortodontik
mungkin diperlukan.1
Seksualitas. Seksualitas tidak hanya meliputi perilaku seksual, tetapi juga keinginan
dan fantasi, orietasi seksual, sikap terhadap seks dan hubungannya dengan emosi, dan
kesadaran terhadap aturan dan adat istiadat yang ditentukan dalam kehidupan sosial.
Ketertarikan pada seks meningkat pada masa pubertas awal. Ejakulasi terjadi untuk
pertama kalinya, biasanya saat masturbasi dan selanjutnya secara spontan pada waktu tidur.
Beberapa anak laki-laki cemas bahwa mimpi basah ini merupakan tanda-tanda infeksi. Para
remaja awal kadang-kadang melakukan masturbasi secara sosial, eksplorasi seksual bersama
bukan sepenuhnya merupakan tanda-tanda homoseksualitas. Perilaku seksual, selain dari
masturbasi, jarang. Pada usia 13 tahun, 5% dari anak perempuan dan 20% dari anak laki-laki
melaporkan telah melakukan hubungan seks.1
Hubungan antara perubahan hormonal dan ketertarikan serta aktivitas seksual adalah
kontraversial; tidak ada kaitan yang konsisten antara hormon dan kebangkitan seksual, usia
hubungan seks pertama atau frekuensi hubungan seks yang telah ditemukan.
Perkembangan kognitif dan moral. Dalam teori piaget, remaja menandai peralihan
dari karakterisitik pemikiran operasional anak usia-sekolah yang nyata ke perubatan logis
yang formal. Perubatan formal meliputi kemampuan memanipulasi gagasan seperti tandatanda aljabar, memberi alasan dari prinsip-prinsip yang diketahui, mempertimbangkan
berbagai sudut pandang sesuai dengan berbagai kriteria, dan memikirkan mengenai proses
3

pemikirannya itu sendiri. Pemikiran operasional formal, yang menyatakan kemampuan


menangani kemungkinan-kemungkinan sebagai suatu kesatuan yang nyata, bisa dihubungkan
dengan keputusan mendesak, seperti apakah melakukan atau tidak hubungan kelamin tidak
terproteksi atau terjerumus kedalam perilaku berisiko yang lain.1
Beberapa remaja muda memperagakan pemikiran formal, yang lain memperoleh
kecakapan setelahnya, dan yang lain lagi sama sekali tidak memilikinya. Para remaja muda
mungkin mampu untuk mengaplikasikan pelaksanaan formal tugas sekolah tetapi tidak
mampu untuk dilema-dilema pribadi. Bila tiang emosionalnya tinggi, pemikiran magis,
seperti pembuktian kekebalan, bisa mengganggu urutan kognisi yang lebih tinggi.1
Beberapa ahli teori berdebat bahwa peralihan dari pelaksanaan nyata ke formal
mengikuti peningkatan kuantitaif pengetahuan, pengalaman dan efisiensi kognitif, bukannya
reorganisasi kualitatif pemikiran. Konsistensi dengan pandangan ini, data-data menunjukkan
peningkatan yang mantap dalam kecepatan pemprosesan kognitif dari masa kanak-kanak
akhir sampai awal masa remaja. Tidak seperti anggota badan yang lain, otak menunjukkan
sedikit perubahan struktural selama masa pubertas, meskipun ada kemajuan maturasi
elektroensefalogram. Tidak jelas apakah perubahan hormonal pada masa pubertas secara
langsung mempengaruhi perkembangan kognitif atau tidak.1
Perkembangan pemikiran moral secara kasar sejajar dengan perkembangan kognitif.
Kebanyakan anak praremaja melihat benar dan salah sebagai hal yang mutlak dan tidak dapat
dipertanyakan. Mengambil seiris roti tawar untuk memberi makan seorang anak yang
kelaparan adalah salah karena hal itu adalah mencuri. Remaja sering mempertanyakan
moralitas yang diterima ini, mencakup standar tingkah laku kelompok sebayanya.
Keanggotaan suatu kelompok mungkin mengijinkannya menggeser perasaan bersalah karena
pelanggaran moral yang disadari dari diri mereka sendiri pada kelompoknya.1
Konsep diri. Kesadaran diri meningkat secara eksponen dalam tanggapannya terhadap
transformasi somatis pubertasa, kesadaran diri pada usia ini cenderung untuk memusatkan
pada karakteristik luar yang berbeda dengan intropeksi pada remaja akhir. Adalah normal
pada masa remaja awal, memperhatikan dengan teliti penampilannya dan merasakan bahwa
orang lain sedang memandangi mereka juga. Gangguan citra tingkat ringan mungkin
universal. Gangguan citra tubuh yang serius, seperti anoreksia nervosa, juga cenderung
muncul pada usia ini. Masa pubertas dapat meningkatkan harga diri pada anak laki-laki, tetapi
memperlemahnya pada anak perempuan karena kedua jenis kelamin tersebut menerima
4

aturan-aturan jender yang menggabungkan ketidaksejajaran yang kasar dalam kekuasaan dan
kehormatan.1
Hubungan dengan keluarga teman sebaya dan masyarakat. Pada awal remaja,
kecenderungan kearah pemisahan dari keluarga dan peningkatan keterlibatan dalam
percepatan aktivitas kelompok sebaya. Ungkapan simbolis dari pergeseran ini adalah
penyangkalan kode berpakaian dan perawatan keluarga dengan mendukung seragam
kelompok sebayanya. Perubahan gaya demikian sering mencetuskan konflik yang
sebenarnnya mengenai kekuatan atau kesulitan menerima perpisahan. Tidak semua remaja
memberontak dan tidak semua orang tua menolak pernyataan tentang perpisahan demikian
sebagai tanda-tanda pemberontakan. Kebanyakan remaja melanjutkan usahanya untuk
membahagiakan orang tuanya meskipun mereka tidak setuju pada beberapa hal.1
Perpisahan dengan keluarga sering melibatkan pemilihan orang dewasa lain di luar
keluarganya sebagai panutan dan mengembangkan hubungan yang erat dengan guru-guru
tertentu atau orang tua teman-temannya. Organisasi seperti pramuka memberikan rasa
memiliki yang penting di luar keluarga.
Remaja muda sering bersosialisasi dengan kelompok jenis kelamin yang sebaya.
Gurauan jorok, yang menggoda terhadap lawan jenisnya dan gosip tentang siapa suka
siapa, membuktikan awal perkembangan ketertarikan seksual. Rasa memiliki adalah hal yang
sangat penting. Dalam persahabatan satu lawan satu, anak laki-laki dan anak perempuan
dapat berbeda dalam beberapa cara yang penting. Persahabatan antar wanita dapat berpusat
pada saling mempercayai, di lain pihak hubungan antar laki-laki dapat lebih berpusat pada
kegiatan-kegiatan dan kompetisi bersama.1
Hubungan remaja muda terhadap masyarakat berpusat pada sekolah. Pergeserah dari
sekolah dasar ke sekolah menengah memerlukan penghentian perlindungan di rumah yang
bertukar dengan kesibukan kelas. Perubahan dalam struktur sekolah ini merefleksikan dan
memperkuat perubahan-perubahan yang terkandung dalam perpisahan dengan keluarga.
Keterlibatan untuk orang tua dan dokter anak.

Pertumbuhan fisik, pembentukan

tubuh dan minat seksual berkorelasi dengan pendewasaan seksual, sedang kemajuan kognitif,
perpisahan, dan perubahan tingkah laku sosial dapat berkorelasi lebih erat dengan usia
kronologis atau tingkat di sekolah. Ketidakcocokan antara usia kronologis dan kedewasaan
seksual dapat meningkatkan stres anak awal remaja. Sebagai kelompok, anak laki-laki
5

dewasa-awal menikmati keberhasilan sosial yang lebih besar dan harga diri yang tinggi
daripada yang dewasa-akhir. Sebaliknya, bagi wanita kedewasaan-diri disertai dengan
pengurangan penampilan di sekolah dan penurunan harga diri.1
Anak remaja-awal sering bertanya tentang perubahan somatis dan seksual yang
mereka alami. Pada sampel berbagai budaya remaja desa dan kota, pertanyaan berkisar dari
hal-hal yang canggih sampai ketidakpedulian yang tajam. Selama pemeriksaan fisik, dokter
anak dapat mengantisipasi perhatian dan informasi sukarela, yang mungkin remaja sangat
tidak senang untuk ditanya. Orang tua juga mungkin mempunya perhatian yang mereka raguragu untuk membicarakannya. Jika orang tua ditanyai sendirian, hal ini penting dilakukan
dahulu, sebelum bertanya pada anak, untuk menghindari rusaknya kepercayaan remaja
tersebut.1
Tingkat kecanggihan kognitif anak memiliki pengertian terhadap macam penjelasan
yang akan paling banyak membantu. Pertanyaan-pertanyaan terbuka tentang dilema yang
biasa dihadapi remaja, apakah ikut atau tidak dalam sebuah kelompok atau geng atau tinggal
dengan aturan-aturan keluarga yang tampaknya tidak benar, dapat memberikan informasi
mengani tingkat kongitif dan membantu mendeteksi kemungkinan tingkah laku yang
berisiko.1
Orang tua dan anak sering memerlukan bantuan dalam membedakan antara masa
tidak senang yang normal dan tingkah laku memprihatinkan yang sebenarnya. Perasaan tidak
senang dengan tubuh seseorang adalah normal; pernyataan bahwa seseorang terlalu gemuk
dan perlu diet walaupun secara objektif terbukti berlawanan adalah memprihatinkan. Usahausaha autonomi dalam bentuk penghindaran dari kegiatan keluarga. Kebutuhan untuk
ketenangan diri, dan meningkatkan argumentasi adalah normal; penarikan diri atau antagonisme yang luar biasa dapat merupakan tanda disfungsi. Minat pada seks, kadang-kadang
ditandai dengan pemunculan majalah-majalah pornografi, adalah normal; biasanya sebuah
tanda perkembangan disfungsi. Kebingungan dan cemas pada awal masuk sekolah menengah
adalah normal; kegagalan adaptasi yang berlanjut beberapa minggu kemudian mengesankan
masalah yang paling serius.1
Remaja pertengahan1
Perkembangan biologis. Pada remaja pertengahan, kecepatan pertumbuhan diatas
angka praremaja 6-7 cm per tahun. Pada rata-rata anak perempuan, puncak pertumbuhan
6

cepat pada usia 11,5 tahun dengan kecepatan tertinggi 8,3 cm per tahun dan kemudian
melambat dan berhenti pada usia 16 tahun. Pada rata-rata anak laki-laki, pertumbuhan
cepatnya mulai lebih lambat, memuncak pada usia 13,5 tahun dengan 9,5 cm per tahun,
kemudian melambat dan berhenti pada usia 18 tahun. Penambahan berat badan pararel
dengan pertumbuhan linier, dengan kelambatan beberapa bulan, sehingga remaja pertama kali
sepertinya memanjang dan kemudian membesar. Penambahan berat badan pubertas mencapai
sekitar 40% berat badan orang dewasa. Massa otot juga bertambah, beberapa bulan kemudian
diikuti oleh penambahan kekuatan, anak laki-laki menunjukkan penambahan ang lebih besar
pada keduanya. Massa tubuh tanpa lemak, pada rata-rata anak praremaja sekitar 80%, pada
anak laki-laki bertambah sekitar 90% dan pada anak perempuan berkurang hingga 75%
karena banyak lemak subkutan.
Pematangan tulang berkorelasi erat dengan tingkat kematangan seksual karena
penutupan epifisis berada dibawah kendali androgenik. Anak laki-laki dengan rambut pubis
SMR# dan genitalia SMR$ secara normal puncak pertumbuhan cepatnya sebelum
pematangan tulang; anak perempuan pada SMR yang sama biasanya melewati puncaknya.
Pelebaran bahu pada anak laki-laki dan pinggang pada anak perempuan juga ditentukan
secara hormonal. Perubahan fisiologi yang lain termasuk ukuran jantung dan kapasitas vital
paru yang berlipat. Tekanan darah, volume darah dan hematokrit naik, terutama pada anak
laki-laki. Rangsangan androgenik kelenjar sebasea dan apokrin menimbulakn jerawat dan bau
badan. Penambahan tidur secara fisiologis dapat terkelirukan dengan kemalasan.
Pematangan seksual pada usia remaja pertengahan adalah dramatis, dengan
pencapaian menarke 30% anak wanita dengan SMR3 dan pada 90% dengan SMR4. Menarke
biasanya menyertai sekitar 1 tahun setelah pertumbuhan cepat. Waktu datangnya menarke,
belum sepenuhnya dapat dipahami, tampaknya ditentukan oleh genetik juga seperti faktorfaktor adipositas, sakit kronis dan latihan fisik. Dinegara maju, usia rata-rata menarke telah
menurun pada abad terakhir, mungkin sebagai respons terhadap nutrisi yang lebih baik dan
aktivitas fisik yang kurang. Sebelum menarke, rahim mencapai konfigurasi matur, pelumasan
vagina bertambah, dan airan vagina tampak jernih, kadangkalah terkelirukan dengan tandatanda infeksi. Pada anak laki-laki, spermake terjadi dan penis memanjang dan membesar.
Seksualitas. Berkencan menjadi aktivitas yang normatif selama remaja pertengahan.
Tingkat aktivitas seksual sangat bervariasi. Pada usia 16 tahun, sekitar 30% anak perempuan
dan 45% anak laki-laki melaporkan telah melakukan hubungan seksual, sedang 17%
7

melakukan pegang-pegangan dan kurang lebih 22% berciuman sebagai satu-satunya perilaku
seksual.
Pematangan biologis dan tekanan sosial bergabung menentukan aktivitas sosial; satu
kekuatan atau yang lainnya biasanya menonjol. Testosteron yang tinggi dan nilai keagamaan
yang rendah bersama-sama dapat meramalkan anak laki-laki yang mana yang menjadi aktif
secara seksual. Orang tua sering tidak mendorong perilaku seksual tetapi mungkin
mendukungnya dengan harapan menambah popularitas anak atau menambah pengalaman
hidupnya melalui pengalmaan anaknya. Percobaan homoseksual adalah biasa dan bukan
sepenuhnya gambaran akhir dari orientasi seksual anaknya. Banyak remaja yang cemas
bahwa mereka mungkin homoseksual. Jika mereka merasa pasti bahwa mereka sedang
diketahui, mereka seringkali sangat ketakutan. Sebagai akibatnya, kencan para homoseksual
dan aktivitas seksual sema masa remaja dalah jarang.
Disamping orientasi seksual, selama waktu ini remaja mulai memilih segi-segi
identitas seksual penting lain, termasuk percaya terhadap cinta, kejujuran dan kesopanan.
Hubungan kencan pada usia ini seringkali tidak mendalam, hanya menekankan pada
ketertarikan dan percobaan seksual, bukannya kemesraan. Remaja cenderung memilih salah
satu dari tiga cara seksual: percobaan membujang, monogami atau poligami, sebagian besar
mempunya beberapa informasi menganai resiko kehamilan, sindrom imun didapat (AIDS)
dan penyakit lain yang ditularkan secara seksual, akan tetapi informasi tidak secara konsisten
mengendalikan perilaku. Sebagian kecil menggunakan kontrasepsi apapun pada saat pertama
kali berhubungan seks, dan kurang dari 75% secara konsisten memaki kondom atau cara-cara
lain yang efektif.
Perkembangan kognitif dan moral. Dengan peralihan ke pemikiran operasional
formal, remaja pertengahan bertanya dan menganlisis secara luas, pertanyaan atasu kebiasaan
moral mendorong perkembangan aturan etika perseorangan. Seringkali aturan demikian
tampak dirancang untuk sanksi nafsu seksual remaja: apapun yang saya inginkan adalah
benar. Pada kasus lain, remaja dapat menerima peraturan yang lebih ketat daripada peraturan
dari orang tua, mungkindalam responsnya terhadap kecemasan yang ditimbulkan oleh
kelemahan batas-batas peraturan. Pemikiran baru remaja yang lebih luwes memiliki akibat
yang merembet pad ahubungan dengan dirinya sendiri dan orang laihn.
Konsep diri. Kelompok yang sebaya tidak begitu terpengaruh atas pakaian, aktivitas
dan tingkah laku. Remaja pertengahan sering bereksperimen dengan berbagai orang, berganti
8

gaya pakaian, kelompok teman, dan minat, dari bulan ke bulan. Banyak remaja berfilosofi
tentang arti kehidupan dan keingintahuannyasiapakah saya? dan mengapa saya berada di
sini?. Perasaan yang sangat tajam dari kekalutan batin dan kesedihan adalh wajar dan
mungkin sulit dibedakan dari sakit jiwa. Anak-anak gadis mungkin cenderung untuk
menggambarkan dirinya dan sebayanya berdasarkan hubungan antar perorangan yang erat
(saya adalah seorang gadis yang mempunyai teman-teman dekat), sedangkan anak laki-laki
sebagai kelompok mungkin lebih memusatkan pada kemampuan diri (saya baik dalam olah
raga).
Hubungan

dengan

keluarga,

teman

dan

lingkungan.

Pubertasi

biasanya

mengakibatkan hubungan yang tegang antara remaja dan orang tuanya. Sebagai bagian dari
perpisahan, remaja mungkin menjadi terpisah dari orang tuanya, mengubah arah emosional
dan energi seksual kearah hubungan dengan sebayanya. Kencan dapat menjadi pemicu pada
ketegangan antara orang tua dan anak, di mana masalah sebenarnya mungkin fakta
perpisahannya, bukannnya istimewa dengan siapa ataubagaimana bisa terlambat?
Karena kencan bertambah, kebutuhan untuk memiliki kelompok jenis kelamin yang
sama menurun. Ketertarikan fisik dan popularitas tetap merupakan faktor yang rawan., baik
pada hubungan sebaya maupun pada harga diri. Anak memiliki perbedaan yang nyata, seperti
bibir sumbing, adalah berisiko untuk bermasalah dalam mengambangkan keterampilan dan
kepercayaan sosial serta mungkin mengalami lebih banyak kesulitan dalam membina
hubungan yang memuaskan.
Remaja pertengahan seringkali mulai berpikir secara serius menganai apa yang
mereka ingin kerjakan sebagaimana orang dewasa, pertanyaan yang dahulu merupakan
hipotesis yang menyenangkan. Prosesnya menyangkut penilaian diri dan penghargaan atas
kesempatan yang telah ada. Ada atau tidak adanya peran model-model yang nyata, sebagai
kebalikan dari model peran idealisme masa-masa sebelumnya, dapat menentukan.
Keterlibatan untuk orang tua dan dokter anak. Maturasi fisik dan seksual, mengubah
perilaku dan identitas seksual jarak emosional selanjutnya dari orang tua, berkurangnya
pengaruh kelompok sebaya, introspeksi dan makin bertumbuhnya kesadaran

kehidupan

sesudah masa kanak-kanak, semuanya bersatu menjadikan remaja pertengahan, suatu waktu
dengan kesempatan untuk berbicara secara rahasia tanpa ada penghakiman, orang dewasa
yang mengatahui dapat sangat menghargai dan membantu.

Remaja sangat bervariasi dalam kecepatan kemajuan fisik dan sosial dan dalam
penyelesasian terhadap masalah-masalah utama tentang autonomi dan harga diri. Pertanyaan
mengenai hubungan keluarga dan dengan sebayanya dapat membantu menempatkan anak
dalam pembangunan mental yang berkelanjutan dan mempermudah bimbingan pribadi.
Dalam bertanya mengani kencan dan seks, adalah penting untuk tidak menyampaikan asumsi
mengenai heteroseksualitas karena hal ini akan mengurangi kemungkinannya bahwa
perhatian tentang orientasi seksual akant imbul.
Remaja akhir
Perkembangan biologis. Perubahan-perubahan badan pada masa ini adalah dengan
persamaan yang sederhana. Tahapa khir perkembangan payudara, penis dan rambut kemaluan
terjadi pada usia 17-18 tahun pada 95% pria dan wanita. Perubahan-perubahan kecil dalam
penyebaran rambut seringkali berlanjut selama beberapa tahun pada laki-laki, termasuk
pertumbuhan rambut wajah dan dada dan permulaan kebotakan pada orang laki-laki.1,2
Perkembangan psikososial. Percobaan seksual menurun ketika remaja mendapat ciriciri seksual yang lebih mantap. Kognisi cenderung kurang memikirkan diri sendiri, dengan
semakin bertambanya pemikiran mengenai konsep-konsep seperti keadilan, patriotisme dan
riwayat. Remaja yang lebih tua seringkali idealis tetapi mungkin juga absolut dan tidak
toleransi terhadap pandangan-pandangan yang berbeda. Kelompok-kelompok politik atau
agama yang menjanjikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang rumit dapat memberi
daya tarik yang besar.1
Perubahan-perubahan fisk yang lambat memungkinkan timbulnya kesan tubuh yang
lebih mantap. Hubungan intim adalah juga komponen penting ciri-ciri banyak remaja yang
lebih tua. Berbeda dengan hubungan kencang yang sering tidak mendalam pada remaja
pertengahan, hubungan ini semakin melibatkan cinta dan kesepakatan. Keputusan atas karir
menjadi menekan karena konsep diri remaja semakin tepada peran-peran yang muncul dalam
masyarakat (sebagai pelajar, pekerja atau orang tua).1
Keterlibatan untuk orang tua dan dokter anak. Erikson mengidentifikasi tugas-tugas
remaja yang penting yaitu membina perasaan identitas yang mantap, termasuk pemisahan
dari asal mula keluarga, permulaan keakraban dan rencana yang nyata untuk kemandirian
ekonomi. Untuk mencapai hal-hal penting ini, kemajuan perkembangan diperlukan baik oleh

10

remaja maupun para orang tua. Kesukaran terus menerus pada salah satu daerah ini
merupakan indikasi melakukan rujukan untuk pembimbingan.1
Perubahan ini mungkin tidak terduga sebelumnya dan membuat kecewa, namun hal
ini normal terjadi pada usia remaja. Pada usia yang lebih tua, perubahan akan berkurang dan
tidak lagi drastis.1

Perkembangan Jiwa
Beberapa anak melalui masa remaja dan memasuki masa dewasa dengan relatif
mulus, sedangkan anak lain lebih bergejolak. Untuk itu orangtua perlu memahami kondisi
dan kebutuhan anak yang berubah dengan cepat. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah,
bahkan hubungan anak dengan orangtua yang baik sekalipun kadang-kadang menegangkan
pada saat remaja.3
Pada masa bayi dan kanak, pola perkembangan merupakan petunjuk yang berguna
bagi orangtua Setiap tahap yang sudah dicapai memberikan peneguhan bahwa
perkembangan telah berjalan normal jarang sekali perubahan pada remaja dipandang dengan
cara yang positif, Orangtua sering mengeluh tidak mengerti perubahan yang dialami anak
remajanya dan malah menganggapnya sebagai pembangkang , dan egosentris. Sebenarnya
masalah ini mudah diatasi, bila melihatnya sebagai bagian dari perkembangan yang normal.
Walaupun orangtua tidak dapat menerima atau mentolerir keadaan ini, namun orangtua
tidak perlu cemas karena masa remaja akan berlalu dengan sendirinya.3
Orangtua yang suka mengeritik atau menghukum akan memberikan kesan bahwa
mereka tidak menghargai anak, akibatnya anak akan menyerap pandangan negatif itu
terhadap dirinya, sehingga dia tidak memiliki rasa percaya diri. Kepercayaan bahwa mereka
berguna dan cukup dicintai dapat membangun harga diri seorang anak. Harga diri biasanya
berkembang dimasa remaja. Mereka yang punya harga diri biasanya berasal dari keluarga
yang menghargai keberhasilan anak dan mendorong untuk mengambil keputusan serta diberi
tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.3,4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejiwaan pada Remaja4,5


1. Keluarga
Proses sosialisasi sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga.
11

Sikap orang-tua yang otoriter, mau menang sendiri, selalu mengatur, semua perintah
harus diikuti tanpa memperhatikan pendapat dan kemauan anak akan berpengaruh
pada perkembangan kepribadian remaja. Ia akan berkembang menjadi penakut, tidak
memiliki rasa percaya diri, merasa tidak berharga, sehingga proses sosialisasi menjadi

terganggu.
Sikap orang-tua yang permisif (serba boleh, tidak pernah melarang, selalu menuruti
kehendak anak, selalu memanjakan) akan menumbuhkan sikap ketergantungan dan

sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial diluar keluarga.


Sikap orang-tua yang selalu membandingkan anak-anaknya, akan menumbuhkan

persaingan tidak sehat dan saling curiga antar saudara.


Sikap orang-tua yang berambisi dan selalu menuntut anaknya, akan berakibat anak

cenderung mengalami frustrasi, takut gagal, dan merasa tidak berharga.


Orang-tua yang demokratis ,akan mengakui keberadaan anak sebagai individu dan
makhluk sosial serta mau mendengarkan dan menghargai pendapat anak. Kondisi ini
akan menimbulkan keseimbangan antara perkembangan individu dan sosial, sehingga
anak akan memperoleh suatu kondisi mental yang sehat.
Hubungan orang-tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang

optimal terhadap perkembangan kepribadian anak sebaliknya, Orang tua yang sering
bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga, dan anak akan melarikan diri
dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan
keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa
anak.
Teman Sebaya
Remaja lebih banyak berada diluar rumah dengan teman sebaya dibanding dengan
keluarganya. Jadi dapat dimengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan
perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga. Misalnya, jika remaja
mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang populer,
maka kesempatan baginya untuk dapat diterima oleh kelompok menjadi lebih besar.
Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol. rokok atau zat adiktif
lainnya, maka remaja cenderung mengikuti tanpa mempedulikan akibatnya. Di dalam
kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan dirinya. Kelompok sebaya memberikan
lingkungan yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dimana nilai yang berlaku
bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman seusianya. Disinilah
12

letak berbahayanya bagi perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang dikembangkan dalam
kelompok sebaya adalah nilai yang negative. Akan lebih berbahaya apabila kelompok sebaya
ini cenderung tertutup (closed group), dimana setiap anggota tidak dapat terlepas dari
kelompoknya dan harus mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan kelompok.
Sosial Budaya
Sering timbul tuntutan dari pihak orang dewasa agar remaja mengikuti aturan budaya,
kecemasan akan menghadapi hukuman, ancaman dan tidak adanya kasih sayang merupakan
dorongan yang menyebabkan remaja terpaksa mengikuti tuntutan lingkungan budaya
(socialized anxity) . Kalau kecemasan ini terlalu berat, akibat yang ditimbulkan adalah
hambatan tingkah laku. Remaja yang bersangkutan jadi serba ragu, serba takut, dan dapat
menjurus kepada keadaan cemas yang patologis. Tetapi dalam kondisi yang tepat, Kecemasan
ini mendorong remaja untuk lebih bertanggung jawab, hati-hati dan menjaga tingkah lakunya
agar selalu sesuai dengan norma yang berlaku. Remaja dapat bertingkah laku normal sesuai
dengan harapan masyarakat.
Sebenarnya remaja sadar akan pentingnya kebudayaan sebagai tolok ukur terhadap
tingkah laku sendiri. Kebudayaan memberikan pedoman arah, persetujuan, pengingkaran,
dukungan, kasih sayang dan perasaan aman kepada remaja. Akan tetapi mereka juga punya
keinginan untuk mandiri. Inilah yang menyebabkan remaja membuat tolak ukur mereka
sendiri yang berbeda dari tolak ukur orang dewasa. Mereka membuat kebudayaan sendiri
yang berbeda dari kebudayaan masyarakat umumnya. Kebudayaan yang menyimpang inilah
yang dikenal sebagai kebudayaan anak muda (youth culture).

Masalah Kejiwaan Remaja1,3,4


Apabila remaja tidak dapat mengatasi berbagai stresor yang ada, dapat timbul
berbagai kondisi yang negatif seperti cemas, depresi, bahkan dapat memicu munculnya
gangguan psikotik. Dampak yang dapat terjadi pada remaja dalam kondisi seperti di atas
adalah timbulnya berbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik, emosi maupun sosial
termasuk pendidikan misalnya dapat timbul berbagai keluhan fisik yang tidak jelas sebabnya
ataupun berbagai permasalahan yang berdampak sosial, seperti malas sekolah, membolos,
ikut perkelahian antar pelajar,dll.
Gangguan Cemas

13

Cemas adalah perasaan gelisah yang dihubungkan dengan suatu antisipasi terhadap
bahaya, ini berbeda dengan rasa takut, yang merupakan bentuk respon emosional terhadap
bahaya yang obyektif, walaupun manifestasi fisiologik yang ditimbulkannya sama cemas
merupakan suatu bentuk pengalanan yang umum, tapi dapat ditemui dalam bentuk yang
berbeda pada gangguan psikiatrik dan gangguan medis. Diagnosis mengenai cemas
ditegakkan apabila gejala cemas mendominasi dan menyebabkan distres (rasa tertekan) atau
gangguan yang nyata.
Manifestasi cemas sangat bervariasi, beberapa gejala yang umum terdapat :
1) Kardiovaskuler : palpitasi , takhikardi, kenaikan tekanan darah ringan - sedang,muka
merah ( flushing ) atau pucat.
2) Pernafasan : nafas pendek dan cepat
3) Kulit : jerawat/bisul diwajah , kulit merah-merah (rash), temperatur kulit berubah-ubah
(kadang panas, kadang dingin), banyak keringat, kesemutan (parestesi).
4) Muskuloskeletal : tremor , gemeter, ketegangan otot dan kejang otot.
5) Gastrointestinal : diare, nausea, dan nyeri perut.
6) Kondisi fisik lain : sakit kepala, nyeri dada, kewaspadaan yang berlebihan, insomnia,
pusing, pingsan, dan sering buang air kecil.
7) Gejala psikologis : merasa takut, tegang, gugup, marah, stres, rewel, gelisah dan bengong,
dalam kondisi panik : merasa akan mati,perasaan derealisasi ( merasa lingkungan berubah ),
dan tidak dapat berpikir, digambarkan oleh orang lain sebagai nervous atau lekas
gugup,Sering pula mengalami mimpi buruk (nightmares), fantasi yang menakutkan dan
merasa diri berbeda.
8) Perilaku sosial : tampak sebagai orang yang tidak berdaya, selalu lekat dan tergantung
pada orang lain, pemalu, menarik diri, mengalami kesulitan dalam situasi sosial. Reaksinya
berlebihan atau tidak ada reaksi, sering menolak untuk melakukan aktivitas yang berbahaya
misal memanjat pohon, atau sebaliknya berhubungan dengan sesuatu yang mempunyai risiko
tinggi (counterphobically).
Gangguan Suasana Hati

14

Gangguan depresi berat, gangguan distimik, dan gangguan bipolar dengan mania dan
depresi berselang-seling merupakan tiga tipe utama gangguan afektif yang ditemukan pada
anak dan remaja.
Depresi berat ditandai dengan disforia dan kehilangan minat yang nyata dan senang
pada aktivitas biasa tetapi juga meliputi perubahan berat badan yang berarti akibat penurunan
atau penambahan masukan makanan, insomnia, atau hipersomnia, agitasi atau retardasi
psikomotor, kelelahan atau kehilangan energy hampir setiap hari, perasaan tidak berharga dan
bersalah berlebihan penurunan kemampuan berpikir dan berkonstrasi, dan berulang-ulang
memikirkan kematian. Lagipula subtype depresi melankolik juga meliputi anhedonia yang
mencolok dan perasaan depresi yang lebih besar pada pagi hari dengan bangun pagi sekali.
Gangguan dismitik adalah kurang berat namun merupakan sindrom yang lebih
berlarut-larut yang melibatkkan depresi suasana hati selama paling tidak 1 tahun. Lagipula
ada perburukan nafsu makan., masalah tidur, penurunan energy dan rasa harga diri, dan
perasaan putus asa. Gangguan bipolar melibatkan depresi atau mania saja.

Dampak Negatif Kejiwaan Remaja3,4


Penyalahgunaan NAPZA ( Narkotik, Alkohol, Psikotropika, dan zat Adikiflainnya )
Penyalahgunaan Napza di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat.
Faktor risiko yang dapat diidentifikasi pada remaja penyalahguna NAPZA :
- Konflik keluarga yang berat
- Kesulitan Akademik
- Adanya komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lain, seperti gangguan tingkah laku dan
depresi.
- Penyalahgunaan NAPZA oleh orang tua dan teman
- Impulsivitas
- Merokok pada usia terlalu muda.
Semakin banyak faktor risiko yang ada, semakin besar kemungkinan seorang remaja akan
menjadi pengguna NAPZA.

15

Perilaku seksual
Secara umum remaja yang mengalami depresi tidak menunjukkan minat untuk kencan
atau mengadakan interaksi heteroseksual. Namun ada juga remaja yang mengalami depresi
menjadi berperilaku berlebihan dalam masalah seksual, atau menjalani pergaulan bebas,
sebagai tindakan

defensif untuk melawan depresinya, Beberapa remaja menginginkan

kehamilan sebagai kompensasi terhadap objek yang hilang atau rasa rendah dirinya. Remaja
yang mengalami depresi ada kemungkinan kawin muda untuk menghindari konflik dalam
keluarga. Seringkali perkawinan ini malah memperkuat depresinya.
Kesehatan fisik
Remaja yang mengalami depresi, tampak pucat, lelah dan tidak memancarkan
kegembiraan dan kebugaran. Seringkali mereka mempunyai banyak keluhan fisik, seperti
sakit kepala, sakit lambung, kurang nafsu makan, dan kehilangan berat badan tanpa adanya
penyebab organic. Remaja yang mengalami depresi biasanya tidak mengekspresikan
perasaannya secara verbal, namun lebih banyak keluhan fisik yang diutarakan , sehingga hal
ini biasanya merupakan satu-satunya kondisi yang membawanya datang ke dokter.
Sensitivitas dari sang dokter dalam menemukan mood yang disforik ataupun depresi akan
dapat mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri pada remaja.
Perilaku bunuh diri
Remaja dapat melakukan bunuh diri sebagai penyelesaian masalah-masalah
psikologik dan lingkungan. Sekarang bunuh diri merupakan penyebab utama kedua kematian
remaja. Lagipula, meskipun beberapa anak prapubertas bunuh diri, banyak kelompok pada
usia ini menganggap bunuh diri sebagai cara penanganan masalah dan konflik. Sembilan
sampai 18% anak praremaja yang tidak terganggu secara psikiatris mempunyai gagasan
bunuh diri., sedangkan 1,5% benar-benar ,mengancam bunuh diri. Diperkirakan bahwa ada 545 percobaan untuk setiap tindakan menyeluruh. Frekuensi bunuh diri pada laki-laki adalah
sekitar 3kali frekuensi bunuh diri pada wanita, namun rasio jenis kelamin pada percobaan
bunuh diri terjadi sebaliknya. Remaja yang mengalami depresi mempunyai kerentanan tinggi
terhadap bunuh diri.

Dampak positif kejiwaan remaja


16

Harga diri biasanya berkembang dimasa remaja. Kepercayaan bahwa mereka berguna dan
cukup dicintai dapat membangun harga diri seorang anak. Mereka yang punya harga diri
biasanya berasal dari keluarga yang menghargai keberhasilan anak dan mendorong untuk
mengambil keputusan serta diberi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Sifat-sifat positif
yang sudah ditanamkan pada remaja, nantinya akan berdampak baik ke depannya.

Penatalaksanaan Masalah3
Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalam tatalaksana
pasien psikiatri disamping psikofarma dan terapi fisik. Sebetulnya dalam kehidupan seharihari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam psikoterapi ternyata juga digunakan
antara lain dalam konseling, pendidikan dan pengajaran, ataupun pemasaran. Dalam praktek,
psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi. Percakapan dengan seseorang dapat
mengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya secara mendalam, dan hal ini sering tidak
kita sadari. Pada hakekatnya, yang dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranya dapat
bermacam-macam, antara lain dengan memberikan nasihat, memberikan contoh, memberikan
pengertian, melakukan autoritas untuk mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi, melatih, dsb.
Pembujukan ini dapat efektif asal dilakukan pada saat yang tepat, dengan cara yang tepat,
oleh orang yang mempunyai cukup pengalaman. Pada prinsipnya pembujukan ini terjadi
dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai bidang, dan dapat dilakukan oleh banyak orang.
Konseling dan Psikoterapi3
Konseling dan psikoterapi adalah dua hal yang saling bersinggungan, meskipun
sebenarnya berbeda. Konseling biasanya dipahami dalam pengertian upaya memberikan
bantuan bagi masalah yang dihadapi misalnya penentuan jurusan pendidikan, pemilihan
bidang pekerjaan, upaya pencegahan, pemberian dukungan. Konseling bersifat situasional
mengarah pada pecahan masalah, kasus yang ditangai tergolong normal, bicara tentang
kondisi sekarang dan hanya berlangsung dalam jangka pendek. Konseling bertujuan
membantu seseorang untuk dapat mencapai tujuannya secara efektif. Kasus yang dibantu
dalam konseling tergolong normal, tidak mengalami gangguan jiwa. Sedangkan psikoterapi
diuraikan sebagai dukungan bagi mereka yang mengalami masa krisis kasus yang dihadapi.
Dalam pemberian psikoterapi adalah mereka yang mengalami gangguan emosional.
Psikoterapi bersifat intensif dalam prosesnya dan berlangsung dalam jangka waktu yang
cukup panjang. Bertujuan mengurangi dampak peristiwa atau kejadian hebat dalam
17

kehidupan seorang, yang menyebabkan gangguan emosional cukup berat. Kedua fungsi
tersebut dalam pelaksanaannya hampir serupa. Dalam terapannya, konseling dan psikoterapi
cenderung saling melengkapi, tergantung dari macam pelayanan yang diberikan.
Proses Konseling
Pada umumnya seseorang yang mempunyai persoalan yang sukar diselesaikan, atau ia
merasa dirinya dikuasi, dihantui, dikejar, atau dikekang oleh persoalnnya. Konseling
membantu klien agar ia dapat melihat situasinya sekarang secara lebih jelas. Konseling juga
membantu klien lebih mengenal dirinya serta perasaan takut atau ambivalensinya yang
menyertai atau melatarbelakangi problemnya, lalu mengeksplorasi pelbagai macam
alternative penyelesaian, membina harga diri dan kepercayaan diri untuk bertindak sesudah ia
mengambil keputusan.
Keterampian yang perlu dilatih dalam proses konseling ialah dalam mendengarkan
dengan cermat(empathic listening). Dengan mendengar dengan teliti, disertai observasi yang
cermat, serta didasari oleh pengetahuan yang memadai tentang psikologi, psikopatologi, dan
proses-proses kejiwaan, kita akan mendapat gambaran yang tepat dan menyeluruh tentang
pasien. Setelah melakukan wawancara dengan pasien, hendaknya kita dapat membuat
konklusi tentang keadaan mental pasien (seberapa cemas, apakah ia dalam keadaan depresi,
bingung, marah, atau bahkan tidak mengerti harus berbuat apa). Setelah itu tentunya kita
harus mengetahui langkah apa yang harus kita perbuat untuk menolongnya.

Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting. Dimana banyak perubahan-perubahan
yang terjadi, baik dalam perubahan fisik maupun perubahan psikologi, yang nantinya akan
menentukan kehidupan ke depannya. Masa remaja juga merupakan masa yang paling labil,
karena merupakan peralihan dari masa kanak-kanak untuk memasuki masa dewasa. Oleh
karena itu untuk dapat melalui masa remajanya dengan baik, sangatlah penting peran dari
orang tua, guru, tokoh masyarakat dan masyarakat sekitarnya dalam memberikan bimbingan
dan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka
18

1. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson ilmu kesehatan anak. Edisi ke-15 vol 1. Jakarta:
EGC; 2000.h.73-9.
2. Corry S.M, Iskandar W, Sudigdo S. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke-2. Jakarta: CV
Sagung Seto;2008.h.159-165.
3. Sylvia D.E, Gitayanti H. Buku ajar psikiatri. Edisi pertama. Jakarta: Balai penerbit
FKUI; 2000.h.361-89.
4. John W.S. Adolescence

perkembangan

remaja.

Edisi

ke-6.

Jakarta:

Erlangga;2006.h.173-287.
5. Pedoman kesehatan remaja. Diunduh dari: http://dinkessulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman%20kes%20jiwa%20remaja.pdf. 14
Januari 2012.

19

Anda mungkin juga menyukai