Anda di halaman 1dari 13

BAB

METODOLOGI
PRAKIRAAN BEBAN

III

Secara garis besar, kegiatan prakiraan kebutuhan energi listrik dibagi


kedalam tiga bagaian yaitu kegiatan pengumpulan data, metode-pendekatan
yang digunakan dan analisis prakiraan.

3.1.

MODEL PRAKIRAAN
Biasanya suatu kenaikan produktivitas dari suatu unit ekonomi, yang

dipandang perlu untuk mempertahankan kedudukannya dalam suatu pasaran,


akan berakibat meningkatnya keperluan akan energi.
Tambahan energi itu perlu diperhitungkan dan untuk itu kapasitas dari
pusat-pusat tenaga listrik perlu disesuaikan , sehingga diperlukan penyediaan
modal menurut suatu jadwal waktu sesuai denganperkembangan di waktu
mendatang yang diperkirakan akan terjadi.
Suatu perkiraan mengenai perkembangan kebutuhan, atau yang sering
disebut sebagai demand forecasting, merupakan suatu prognosa energi untuk
membantu optimasi pemanfaat dana-dana yang akan diperlukan kelak.
Prognosa energi diperlukan untuk paling sedikit masa konstruksi pusat-pusat
listrik, kira-kira lima tahun ke atas. Untuk sektor energi bahkan diperlukan suatu
jangka prognosa yang lebih panjang lagi.
Metode pendekatan yang digunakan adalah metode gabungan antara
metode ekonometri, kecenderungan dan analitis.
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 1

Metode kecenderungan dibangun berdasarkan hubungan data masa lalu


tanpa memperhatikan faktor-faktor penyebab ( ekonomi, iklim, teknologi
misalnya). Data masa lalu digunakan sebagai input pada suatu model
matematis

untuk

menghasilkan

keluaran

atau

hasil

analisis.

Metode

kecenderungan lebih mudah dan biasanya untuk menentukan prakiraan jangka


pendek.
Metode analisis dibangun berdasarkan data dan analisis penggunaan
akhir tenaga listrik pada setiap sektor pemakai (End use model/ engineering
model). Metode analisis menghasilkan prakiraan yang akurat dan dibutuhkan
data yang sedikit, tetapi hanya dapat memperlihatkan pola dan bukan
penyebab. Data yang diperlukan dapat berupa data penjualan bulanan atau
penjualan setiap jam. Total penjualan energi listrik setiap sektor (kWh)
merupakan perkalian jumlah peralatan dan konsumsi listrik spesifik. Sedangkan
jumlah peralatan ditentukan dari hasil perkalian jumlah pelanggan dan fraksi
pemilikan. Adapun konsumsi listrik spesifik ditentukan dari hasil survey.
Metode ekonometri dibangun berdasarkan kaidah ekonomi dan statistik.
Metode ekonometri baik untuk prakiraan jangka panjang karena dapat
menggambarkan hubungan antara penjualan dengan variable lain.

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 2

3.2

VARIABEL DAN PARAMETER


Ada

beberapa

variabel

yang

diperlukan

dalam memproyeksikan

permintaan dan konsumsi energi listrik. Variabel-variabel tersebut adalah


penduduk, PDRB, sektor pelanggan dan rumah tangga. Dari variabel-variabel
tersebut dapat diperoleh nilai pertumbuhan penduduk, pertumbuhan pelanggan,
pertumbuhan PDRB, dan elastisitas.
Adapun parameter yang mempengaruhi pertumbuhan permintaan dan
konsumsi energi listrik antara lain adalah elastisitas konsumsi masing-masing
sektor terhadap pendapatan yang dalam hal ini diwakili oleh besaran PDRB,
faktor beban (CF) yang menyatakan ukuran keseragaman beban.

3.3

KEBUTUHAN DATA
Data-data yang dibutuhkan dalam menentukan prakiraan kebutuhan

listrik adalah:

3.3.1.

Data statistik, yang meliputi :


a.

Penjualan tenaga listrik per sektor

b.

Daya tersambung persektor

c.

Jumlah pelanggan per sektor

d.

Energi produksi ( sendiri, sewa, terima dari unit lain, beli dari
swasta)

e.

Pemakaian sendiri

f.

Beban puncak

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 3

3.3.2.

Data ekonomi, yang meliputi :


a.

Data PDRB per lapangan usaha (pertanian, pertambangan dan


penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih,
bangunan, perdagangan, restauran dan hotel, pengangkutan dan
komunikasi,

keuangan-persewaan

bangunan

dan

jasa

perusahaan, jasa-jasa)
b.

Asumbsi pertumbuhan PDRB

c.

Asumsi pangsa per lapangan usaha

3.3.3.

Data Penduduk, yang meliputi :


a.

Jumlah penduduk

b.

Jumlah rumah tangga

c.

Jumlah orang setiap rumah

d.

Proyeksi penduduk

e.

Asumsi jumlah orang per rumah

3.3.4.

Data Listrik, yang meliputi :


a.

Neraca Daya, Beban puncak dan faktor daya, Pelanggan, tarip


listrik, pembangkit, panjang jaringan, gardu listrik, pertumbuhan
konsumsi tenaga listrik, lpelistrikan desa dan captive power.

b.

Daftar tunggu yang akan disambung (MVA)

c.

Pelanggan besar yang akan disambung (MVA)

3.3.5.

Asumsi-Asumsi, yang meliputi :


a.

Nilai tuka rupiah terhadap dollar

b.

Suku bunga berlaku

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 4

c.

Tahun dasar perhitungan

d.

Elastisitas

3.3.6.

Sumber data
Data-data tersebut di atas dapat diperoleh dari :
a.

PT. PLN (Persero) Pusat, Dist. Jawa Timur dan APJ Malang

b.

BAPPEDA Kab. Malang

c.

BPS Kab. Malang

d.

Pemegang Izin Operasi (IO) dan Bagian Penanaman Modal Kab.


Malang.

3. 4.

METODE PENYELESAIAN
Karena masing-masing sektor pelanggan (rumah tangga, komersil dan

industri, dan umum) memiliki karakteristik pertumbuhan yang berbeda, maka


prakiraan dilakukan secara terpisah atau secara sektoral dan kemudian
hasilnya dijumlahkan untuk menyatakan kebutuhan energi total. Model ini
diperlihatkan pada Gambar 3.1.
Dalam melakukan prakiraan, konsumen listrik dibagi kedalam empat
sektor yaitu sektor Rumah Tangga, Umum, Komersil dan Industri, Ditinjau dari
sifatnya, maka dalam prakiraan ini, konsumen sosial, penerangan jalan dan
gedung pemerintahan dimasukkan kedalam Sektor Umum.
Sedangkan proses pengolahan data untuk mendapatkan hasil prakiraan
kebutuhan energi listrik diperlihatkan pada Gambar 3.2.

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 5

Data Historis
Konsumsi Listrik
Menurut sektor
Pemakai

Elastisitas
Pendapatan

Data Historis Produk


Domestik Bruto
Daerah

Data Historis Jumlah


Pelanggan Menurut
Sektor Pemakai
Tenaga Listrik

Pertumbuhan
Ekonomi

Elastisitas
Pelanggan

Prakiraan
Jumlah
Kebutuhan
Tenaga Listrik

Prakiraan
Kebutuhan di
Sektor Rumah
Tangga

Prakiraan
Kebutuhan di
Sektor Industri

Prakiraan
Jumlah
Pelanggan

Prakiraan
Kebutuhan di
Sektor
Komersial

Prakiraan
Kebutuhan di
Sektor
Pemerintah

Prakiraan
Kebutuhan di
Sektor
Lainnya

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik


Semua Sektor

Gambar 3.1
Pendekatan Ekonometrik Dalam Membuat Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik
Sumber : Pedoman penyusunan RUKD Departemen ESDM

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 6

Populasi

Statistik
Dat a

Proses

HASIL

Ekonomi
Elastisitas
Captive

Gambar 3.2
Diagram proses pengolahan data untuk prakiraan kebutuhan listrik
Sumber : PT PLN (Persero)

3.5

PENDEKATAN ANALITIK KEBUTUHAN BEBAN


Analisis kebutuhan beban sangat penting karena merupakan titik tolak

untuk menentukan perencanaan pembangkitan, perencanaan jaringan dan


gardu induk, perencanaan kepegawaian, dan proyeksi keuangan ataupun
penentuan tarip. Dari hasil perencanaan tersebut selanjutnya dapat ditentukan
program investasi dan perencanaan pendanaan. Kebutuhan beban jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang dapat ditentukan menggunakan
pendekatan ilmiah yaitu pendekatan prakiraan beban yang sudah banyak
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 7

disampaikan sebelumnya. Namun dalam hal ini akan diuraikan metode


pendekatan gabungan yang dikembangkan oleh PT PLN (Persero) yaitu
metode DKL-3.
Konsumsi sektor rumah tangga, komersial, industri dan umum,
diasumsikan mempunyai hubungan dengan pertumbuhan ekonomi (PDRB),
sedangkan pertumbuhan konsumsi energi diasumsikan merupakan hasil dari
pertumbuhan ekonomi (PDRB). Hubungan dari kedua pertumbuhan energi dan
pertumbuhan ekonomi ini dinamakan elastisitas
Prakiraan beban dengan Model DKL3 ini terdiri dari 4 (empat) sektor
yaitu rumah tangga, Bisnis/komersial, industri, dan umum (sosial, gedung
pemerintahan dan penerangan jalan umum), yaitu :

a. Sektor Rumah Tangga


Perhitungan untuk sektor Rumah Tangga adalah dengan menjumlahkan
pemakaian energi pelanggan lama dan pelanggan baru. Untuk
pelanggan lama, prakiraan dibuat sebagai fungsi dari penjualan energi
pada tahun terakhir dan elastisitas dari penjualan energi untuk
pertumbuhan ekonomi.
Elastisitas ini diasumsikan dari hubungan antara penjualan energi dan
pertumbuhan ekonomi. Penjualan energi pada tahun ke t di hitung
dengan rumus berikut :
ERDt = ERDt-1 (1 + e Gt/100) + PelRT . UR
dimana,

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 8

ERDt

: Konsumsi energi sektor rumah tangga pada tahun


ke t

ERDt-1

: Konsumsi energi sektor rumah tangga pada tahun


ke t-1

: Elastisitas

Gt

: Pertumbuhan ekonomi (PDRB) pada tahun ke t

PelRT

: Jumlah pelanggan baru pada tahun ke t

UR

: Unit konsumsi energi pelanggan baru per tahun

PDRB

: Produk Domestik Regional Bruto

Proyeksi jumlah penduduk (PND) hingga tahun 2025 dapat ditentukan


menggunakan trend atau rumus :
PND(t) = PND(t-1) * [1 + i]
dimana,
PND(t)

: Jumlah penduduk pada tahun t

PND(t-1)

: Jumlah penduduk pada tahun t-1

: Angka pertumbuhan penduduk

Sedangkan proyeksi pelanggan rumah tangga dapat ditentukan dengan


menggunakan rumus :
PELRT(t) = PELRT(t-1) * [1 + CF*g/100]
dimana,
PELRT(t)

: Jumlah pelanggan rumah tangga pada tahun t

PELRT(t-1) : Jumlah pelanggan rumah tangga pada tahun t-1


CF

: Faktor Keseragaman

: Pertumbuhan ekonomi dalam prosen

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 9

Setelah proyeksi jumlah rumah tangga (RT) dan jumlah pelanggan


diketahui, maka selanjutnya dapat dihitung Rasio Elektrifikasi (RE)
dengan menggunakan rumus
RE (%) =

PELRT
x 100%
RT

(3)

b. Sektor Bisnis/Komersial
Prakiraan penjualan energi sektor komersial ini adalah dengan prakiraan
pertumbuhan ekonomi (PDRB) yang akan datang untuk sektor komersial
dihitung dengan rumus berikut :
Ekt = Ekt-1 (1 + ek Gkt/100)
dimana,
Ekt

: Penjualan energi sektor komersial pada tahun ke t

Ekt-1

: Penjualan energi sektor komersial pada tahun ke t-1

ek

: Elastisitas sektor komersial

Gkt

: Pertumbuhan PDRB sektor komersial pada tahun ke t

Elastisitas, ek adalah hubungan pada data historis antara konsumsi


energi komersial dengan pertumbuhan PDRB sektor komersial.
Sedangkan proyeksi pelanggan sektor bisnis/komersial dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus :
PELBIS(t) = PELBIS(t-1) * [1 + CFb*g/100]
dimana,
PELBIS(t)

: Jumlah pelanggan bisnis pada tahun t

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 10

PELBIS(t-1) : Jumlah pelanggan bisnis pada tahun t-1


CFb

: Faktor Keseragaman sektor bisnis

: Pertumbuhan ekonomi dalam prosen

c. Sektor Industri
Penjualan energi sektor industri sebagai fungsi PDRB sektor industri
dengan estimasi elastisitas dan dengan menambahkan pengambilan
captive power. Total penjualan energi sektor industri dihitung dengan
rumus berikut :
EISt = EISt-1 (1 + ek Git/100) + ECTt
ECTt = ECTt-1 . PTOt
dimana,
EISt

: Penjualan energi sektor industri pada tahun ke t

EISt-1

: Penjualan energi sektor industri pada tahun ke t-1

ei

: Elastisitas sektor industri

Git

: Pertumbuhan PDRB sektor industri tahun ke t

ECTt

: Energi captive power pada tahun dasar yang akan


diambil (suplai) oleh PLN pada tahun ke t

PTOt

: Prosentasi dari captive power yang akan diambil


PLN pada tahun ke t

Energi captive power dihitung menggunakan rumus :


ECDd = VACd . 0,8 . 2500
dimana,
ECDd

: Captive Power pada tahun dasar

VACd

: Kapasitas terpasang captive power

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 11

Sedangkan proyeksi pelanggan sektor industri dapat ditentukan dengan


menggunakan rumus :
PELIN(t) = PELIN(t-1) * [1 + CFi*g/100]
dimana,
PELIN (t)

: Jumlah pelanggan industri pada tahun t

PELIN (t-1)

: Jumlah pelanggan industri pada tahun t-1

CFi

: Faktor Keseragaman sektor industri

: Pertumbuhan ekonomi dalam prosen

d. Sektor Umum
Prakiraan penjualan energi sektor publio (umum) dan sosial adalah sama
dengan sektor komersial. Rumus yang digunakan adalah:
Ept = Ept-1 (1 + ep Gpt/100)
dimana,
Ept

: Penjualan energi sektor umum pada tahun ke t

Ept-1

: Penjualan energi sektor umum pada tahun ke t-1

ep

: Elastisitas sektorumum

Gpt

: Pertumbuhan PDRB sektor umum pada tahun ke t

Elastisitas, ep adalah hubungan pada data historis antara konsumsi


energi sektor umum engan perteumbuhan PDRB sektor umum.
Sedangkan proyeksi pelanggan sektor umum dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus :
PELUM(t) = PELUM(t-1) * [1 + CFu*g/100]

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 12

dimana,
PELUM (t)

: Jumlah pelanggan umum pada tahun t

PELUM (t-1) : Jumlah pelanggan umum pada tahun t-1


CFu

: Faktor Keseragaman sektor umum

: Pertumbuhan ekonomi dalam prosen

Untuk menghitung prakiraan beban ini diperlukan menentukan tahun


dasar tertentu. Beberapa asumsi juga perlu ditetapkan, seperti asums untuk
pertumbuhan

ekonomi,

estimasi

kenaikan

factor

beban,

elastisitas,

pertumbuhan penduduk, rasio elektrifikasi, susut daya, dan unit konsumsi


energi per rumah tangga.

LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH (RUKD) KAB. MALANG

III - 13

Anda mungkin juga menyukai