Penerbit:
STAIN Jember Press
Jl. Jumat Mangli 94 Mangli Jember
Tlp. 0331-487550 Fax. 0331-427005
e-mail: stainjember.press87@gmail.com
ISBN: .
Kata Pengantar
Abdul Haris
iv| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
Kata Pengantar
Ketua STAIN Jember
vi| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
aftar Isi
11.Tentang isim
............................................................................. 85
12.Tentang khabar
.................................................................... 85
13.Tentang isim
...................................................................... 86
Tentang Majrurat al-Asma ...................................................................... 89
1. Tentang
............................................................................ 89
2. Tentang
................................................................................. 89
3. Tentang
................................................................................... 89
Daftar Pustaka
viii| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
entang irab
1. Tentang
dan tanda-tandanya
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |1
dimaksud dengan
adalah fiil mudlari tersebut
tidak bertemu dengan alif tatsniyyah, wawu jama, ya muannatsah mukhathabah,
nun taukid, dan nun niswah.
2| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
lanjut menganai tanda-tanda irab nashab lihat: Al-Azhari, Syarh alMuqaddimah, 44. Abdullah bin al-Fadlil, Hasyiyah al-Asymawi (Indonesia: alHaramain, tt), 16. Dahlan, Syarh Mukhtashar, 7 Nimah, al-Mulakhas Qawaid, 58.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |3
4| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
lanjut menganai tanda-tanda irab jer, lihat: Al-Azhari, Syarh alMuqaddimah, 46. al-Fadlil, Hasyiyah, 17. Dahlan, Syarh Mukhtashar, 8. Nimah, alMulakhas Qawaid, 94.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |5
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf
jer . Tanda jernya menggunakan kasrah karena
berupa jama taksir yang munsharif/dapat
menerima tanwin).
c. Jama muannats salim, contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf jer .
Tanda jernya menggunakan kasrah karena berupa
jama muannats salim).
o Kapan kita menggunakan ya sebagai tanda jer ?
Kita menggunakan ya sebagai tanda jer, ketika yang
berkedudukan jer berupa:
a. Isim tatsniyyah, contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf jer .
Tanda jernya menggunakan ya karena berupa
isim tatsniyyah).
b. Jama mudzakkar salim, contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf jer .
Tanda jernya menggunakan ya karena berupa
jama mudzakkar salim).
c. Al-asma al-khamsah, contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf jer .
Tanda jernya menggunakan ya karena berupa alasma al-khamsah).
o Kapan kita menggunakan fathah sebagai tanda
jer ?
Kita menggunakan fathah sebagai tanda jer ketika
yang berkedudukan jer berupa al-ismu alladzi la
yansharifu (isim ghairu munsharif), contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh
huruf jer
. Tanda jernya menggunakan fathah
karena berupa isim ghairu munsharif).
Sebutkan tanda-tanda irab jazem !
6| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |7
8| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |9
2. Tentang
Salah satu bab yang harus diketahui dan tidak boleh
ditinggalkan oleh orang yang belajar membaca dan
memahami kitab kuning adalah bab anwau al-irab
(macam-macam irab). Sebagaimana kita ketahui bahwa
irab adalah perubahan akhir sebuah kalimah (kata)
karena adanya amil yang berbeda-beda yang masuk pada
kalimah tersebut. Dalam tataran selanjutnya ternyata
perubahan yang terjadi di akhir sebuah kalimah tersebut,
ada yang bersifat lafdzi/dhahiri, taqdiri dan ada pula yang
bersifat mahalli. Perubahan yang bersifat lafdzi/dhahiri,
taqdiri dan mahalli inilah yang biasa disebut sebagai
anwau al-irab .
Sebutkan
!
Anwau al-irab itu ada tiga, yaitu: irab lafdzi, taqdiri dan
mahalli.
Apa yang dimaksud dengan
?
Irab lafdzi adalah irab dimana secara lafadz itu dapat
dibedakan,
karena
ada
tanda
irab
yang
membedakannya (ada tanda irab dan tanda irabnya
bisa muncul).9
o Kapan
itu terjadi ?
Irab lafdzi terjadi apabila yang sedang diirabi adalah
kalimah-kalimah yang bukan termasuk dalam
kawasan irab taqdiri (isim manqush selain nashab,
isim maqshur dan al-mudlaf ila ya al-mutakallim) dan
juga bukan termasuk kawasan irab mahalli (al-asma
al-mabniyah, al-jumal, al-hikayah).
Apa yang dimaksud dengan
?
Irab taqdiri adalah irab yang sebetulnya memiliki tanda
9Al-Hasyimi,
10| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
10Al-Ghulayaini,
Jami ad-Durus, juz I, 23. Bandingkan dengan: Muhammad ibn alHasan al-Istirabadzi as-Samnai an-Najafi ar-Ridla, Syarh ar-Ridla li Kafiyah ibn alHajib (Madinah: Jamiah al-Imam Muhammad ibn Suud al-Islamiyyah, 1966), juz
I, 91. Atau lihat juga: Al-Humadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 63.
11Ya mutakallim adalah ya yang menunjukkan kepemilikan oran g yang
berbicara, seperti contoh kitab saya.
12Lebih lanjut uraian tentang irab mahalli lihat: Al-Hasyimi, al-Qawaid alAsasiyyah, 71.
13Hikayah adalah kalimat yang dimaksudkan adalah lafadznya saja, bukanlah
makna dari kalimat tersebut. Contoh:
(adapun lafadz
adalah fiil
madli).
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |11
12| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
1. Tentang
Abu Muhammad Abdullah ibn Abdur Rahman ibn Abdullah alAqiliy, Syarh Ibn Aqil (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2007), juz I, 64.
Bandingkan dengan: Nuruddin, ad-Dalil ila Qawaid, 70.
15Lebih lanjut lihat: Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 100.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |13
14| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |15
2. Tentang
Materi tentang naib al-fail termasuk dalam materi
inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk
pada materi tentang naib al-fail adalah materi tentang fiil
malum dan fiil majhul. Isim yang dibaca rafa yang jatuh
setelah fiil disebut sebagai naib fail ketika fiilnya berupa
fiil majhul
Apa yang dimaksud
?
Naib al-fail adalah isim yang dibaca rafa yang jatuh setelah
fiil mabni majhul atau diserupakan dengan fiil mabni
majhul.16
Sebutkan contoh dari
!
Contoh:
(lafadz
adalah contoh
untuk naib al-fail yang dibentuk oleh fiil majhul ,
sedangkan lafadz
adalah contoh untuk naib al-fail
yang dibentuk oleh isim yang diserupakan dengan fiil
majhul).
Sebutkan pembagian
!
Naib al-fail itu dibagi menjadi empat 17, yaitu:
Naib al-fail isim dhahir, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai naib al-fail karena jatuh
setelah fiil yang mabni majhul. Karena menjadi naib
al-fail, maka harus dibaca rafa. Tanda rafanya
menggunakan dlammah karena lafadz
berbentuk
isim mufrad).
Naib al-fail isim dlamir, contoh:
(lafadz
merupakan isim dlamir yang berkedudukan sebagai
16Al-Aqiliy,
16| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |17
3. Tentang
Materi tentang mubtada termasuk dalam kategori
materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum
masuk pada materi tentang mubtada adalah materi
tentang marifah dan nakirah, mudzakkar dan muannats,
serta mufrad, tatsniyah dan jama. Hal ini disebabkan
karena mubtada harus selalu terbuat dari isim marifah
dan antara mubtada dan khabar harus selalu terjadi
kesesuaian dari sisi mufrad,tatsniyah dan jama serta
mudzakkar dan muannatsnya.
Apa yang dimaksud dengan
?
Mubtada adalah isim marifah yang dibaca rafa yang jatuh
diawal jumlah.18 Contoh:
(lafadz
ditentukan
sebagai mubtada karena ia merupakan isim marifah yang
berupa isim alam yang jatuh di awal jumlah).
Ada berapa pembagian
?
Mubtada ada dua19, yaitu: 1) mubtada lahu khabar
(mubtada yang memiliki khabar, contoh:
), dan
2) mubtada lahu marfu sadda masadda al-khabar
(mubtada yang memiliki isim yang dibaca rafa, bisa jadi
menjadi fail atau naib al-fail yang menempati
tempatnya khabar, contoh:
(lafadz
menjadi mubtada sedangkan lafadz
menjadi fail),
(lafadz
menjadi mubtada sedangkan
menjadi naib al-fail)
o Apa yang dimaksud dengan
?
Mubtada lahu khabar adalah mubtada yang memiliki
khabar. Mubtada lahu khabar ini terbagi menjadi
tiga, yaitu: 1) isim dhahir, 2) isim dlamir, dan 3)
18Lebih lanjut lihat: Al-Humadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 65.
19Al-Aqiliy, Syarh Ibn Aqil, juz I, 102.
18| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
mashdar muawwal.20
Sebutkan contoh untuk mubtada
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |19
Sebutkan contoh
( lafadz
dan
yang memiliki
21Imam
20| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |21
4. Tentang khabar
Materi tentang khabar termasuk dalam kategori
materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum
masuk pada materi tentang khabar adalah materi tentang
mudzakkar dan muannats, mufrad, tatsniyah dan jama,
jumlah ismiyyah dan jumlah filiyyah. Hal ini disebabkan
karena disamping antara mubtada dan khabar harus
terjadi kesesuaian (muthabaqah), juga karena salah satu
pembagian khabar ada yang berupa jumlah.
Apa yang dimaksud dengan
?
Khabar adalah sesuatu yang
penyempurna faidah dari mubtada (
berfungsi sebagai
).23
22| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |23
adalah:
(lafadz
menjadi
mubtada, sedangkan susunan jer-majrur
yang berupa
berkedudukan sebagai
khabar).
o Sebutkan contoh untuk
yang berupa
!
Contoh khabar yang berupa dharaf adalah:
(lafadz
menjadi mubtada,
sedangkan dharaf yang terdiri dari
berkedudukan sebagai khabar).
Sebutkan skema dari
!
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |25
5. Tentang isim
Pembahasan tentang isim
termasuk dalam
kategori inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang isim
adalah materi
tentang mubtada dan khabar, karena isim
berasal dari
mubtada.
Apa yang dimaksud dengan isim
dan saudarasaudaranya ?
Isim
dan saudara-saudaranya adalah mubtada dalam
jumlah ismiyyah yang dimasuki oleh
dan saudarasaudaranya.
Bagaimanakah pengamalan
dan saudarasaudaranya ?
dan saudara-saudaranya memiliki pengamalan yaitu:
(merafakan isim dan menashabkan
khabar).26 Contoh:
( lafadz
berkedudukan
sebagai isim
yang dibaca rafa, dan lafadz
berkedudukan sebagai khabar yang dibaca nashab).
Sebutkan saudara-saudara
adalah:
.27
26| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
o Sebutkan saudara-saudara
dengan tanpa syarat (
yang beramal
)?
lihat: Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 212. Bandingkan dengan: AlMuqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 42.
29Lebih lanjut lihat: Nuruddin, ad-Dalil ila Qawaid, 148. Bandingkan dengan: AlHasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 144. Lihat pula: Al-Muqaddasiy, Dalil atThalibin, 42.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |27
beramal sebagaimana
. Sedangkan yang
berkedudukan sebagai isim
adalah dlamir yang
berupa
yang mustatir jawazan yang dibaca
rafa, dan
berkedudukan sebagai khabar
yang dibaca nashab).
o Sebutkan skema dari
yang yang beramal
dengan tanpa syarat (
) dan yang beramal
dengan syarat (
)!
Sebutkan pembagian !
Pembagian ada dua, yaitu: 1)
o Apa yang dimaksud dengan
tamm, 2)
naqish.
tamm adalah
yang tidak berpengamalan
. Ia membutuhkan fail, tidak
membutuhkan isim dan khabar. Ia membentuk
jumlah filiyyah, bukan jumlah ismiyyah.30 Dalam
bahasa jawa, ia diartikan tinemu dan dalam bahasa
Indonesia diartikan hasil atau terjadi ( ). Contoh:
30Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 214.
28| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
(
dalam contoh ini adalah
,
berkedudukan sebagai fail yang dibaca rafa,
bukan isim ).
naqish adalah
yang beramal
. Ia
Ia membutuhkan isim dan khabar, tidak
membutuhkan fail. Ia membentuk jumlah ismiyyah,
bukan jumlah filiyyah.31 Contoh:
. (
dalam contoh ini adalah
naqish. Lafadz
berkedudukan sebagai isim
yang dibaca rafa, dan
berkedudukan sebagai khabar
yang dibaca
nashab).
o Sebutkan skema dari
dan
!
31Ali
Taufiq al-hamad dan Yusuf Jamil az-Zaabi, al-Mujam al-Wafi fi Adawati anNahwi al-Arabiy (Yordan: Dar al-Amal, 1993), 240.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |29
dalam bab
(
berstatus sebagai fiil madli dan
beramal sebagaimana ).
(
berstatus sebagai fiil mudlari
dan beramal sebagaimana ).
o Apa yang dimaksud dengan
dalam bab
?
Mutasharrif tamm dalam bab
dan saudara32Lebih lanjut lihat: Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 145.
30| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
yang
al-Muqaddimah, 81.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |31
6. Tentang khabar
Pembahasan tentang khabar
termasuk dalam
kategori inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang khabar
adalah
materi tentang mubtada dan khabar, karena khabar
berasal dari khabar.
Apa yang dimaksud dengan khabar
dan saudarasaudaranya ?
Khabar dan saudara-saudaranya adalah khabar dalam
jumlah ismiyyah yang dimasuki dan saudara-saudaranya.
Bagaimanakah pengamalan
dan saudarasaudaranya?
dan saudara-saudaranya memiliki pengamalan yaitu:
(menashabkan isim dan merafakan
khabar).36 Contoh:
. ( lafadz
berkedudukan
sebagai isim yang dibaca nashab, sedangkan lafadz
berkedudukan sebagai khabar yang dibaca rafa).
Sebutkan yang termasuk dalam kategori saudarasaudaranya !
Yang termasuk saudara-saudaranya adalah
.37
Sebutkan fungsi dan saudara-saudaranya !
Fungsi dan saudara-saudaranya38 adalah:
32| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
Contoh:
(sesungguhnya muhammad adalah
orang yang berdiri).
berfaidah
, artinya menetapkan sesuatu
yang diduga tidak ada dan menghilangkan sesuatu
yang diduga ada. Contoh:
(Zaid adalah
orang yang kaya, akan tetapi dia pelit). ( Pada
umumnya, sifat kaya berkumpul dengan sifat
dermawan, akan tetapi yang terjadi dalam diri Zaid
justru sebaliknya).
berfaidah
, artinya menyerupakan. Contoh:
(seakan-akan Zaid adalah seekor harimau).
berfaidah
, artinya mengharapkan sesuatu
yang sulit terjadi. Contoh:
(semoga
masa muda akan kembali lagi suatu hari). (masa
muda selama-lamanya tidak akan kembali lagi,
mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin/ sulit
tercapai dalam konteks bahasa Arab diungkapkan
dengan )
memiliki dua faidah:
a)
, artinya mengharapkan sesuatu yang
disenangi dan mudah tercapai. Contoh:
(semoga kekasihku datang). (harapan ini sangat
mungkin terjadi).
b)
, artinya mengkhawatirkan terjadinya sesuatu
yang tidak disenangi. Contoh:
(semoga
musuh itu mati). (harapan kepada sesuatu yang
tidak disenangi)
dan
sama-sama berfungsi sebagai taukid dan sama-sama memiliki
pengamalan
.
Perbedaan:
bukanlah huruf mashdariyyah sedangkan merupakan huruf mashdariyyah.
Karena huruf mashdariyyah, maka harus memiliki kedudukan irab apakah harus
dibaca rafa, nashab, atau jer.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |33
Sebutkan skema
dan saudara-saudaranya !
34| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
7. Tentang
Apa yang dimaksud
?
Tawabi adalah lafadz-lafadz yang hukum irabnya
mengikuti hukum irab matbunya (lafadz yang diikuti) baik
dari segi rafa, nashab, jer atau jezemnya.40
Sebutkan pembagian
!
Pembagian tawabi ada empat yaitu:1) naat, 2) athaf, 3)
taukid dan 4) badal.41
o Apa yang dimaksud dengan
?
Naat adalah lafadz yang menjelaskan sifat dari
manutnya atau menjelaskan sifat dari sesuatu yang
berhubungan dengan manutnya.42 Contoh:
(
berkedudukan sebagai manut, dan
berkedudukan sebagai naat. Karena
berkedudukan sebagai naat, maka hukum
irabnya disesuaikan dengan manutnya yang
dalam konteks contoh di atas berkedudukan
sebagai fail yang dibaca rafa, sehingga lafadz
di atas harus dibaca rafa)
(
berkedudukan sebagai manut,
dan
berkedudukan sebagai naat. Karena
berkedudukan sebagai naat, maka hukum
irabnya disesuaikan dengan manutnya yang
dalam konteks contoh di atas berkedudukan
sebagai fail yang dibaca rafa, sehingga lafadz
di atas juga harus dibaca rafa).
Apa yang penting untuk ditegaskan ketika kita
berbicara tentang
?
Yang penting untuk ditegaskan adalah bahwa
40Taqiyuddin
Ibrahim ibn al-Husain, as-Safwah as-Shafiyyah fi Syarh ad-Durar alAlfiyyah (Madinah: Jamiah Ummu al-Qura, 1419.H), juz I, 705.
41Jamaluddin Abu Abdullah Muhammad ibn Abdillah ibn Malik, Syarh al-Kafiyah
as-Syafiyyah, juz II, 1147.
42Lebih lanjut lihat: Al-Abbas, al-Irab al-Muyassar, 116.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |35
116.
36| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
Apa peryaratan
?
Peryaratan naat haqiqi adalah harus sama
dengan manutnya dari sisi:
Mufrad, tatsniyyah, dan jamanya
Mudzakkar dan muannatsnya
Nakirah dan marifahnya
Irabnya.44
Apa yang dimaksud
?
Naat sababi adalah naat yang menjelaskan
sifat dari sesuatu yang berhubungan dengan
manutnya atau bisa didefinisikan dengan naat
yang merafakan isim dhahir.45 Contoh:
. (
disebut sebagai naat sababi
karena kenyataannya tidak menjelaskan
manutnya secara langsung, akan tetapi
menjelaskan sifat dari sesuatu yang
berhubungan dengan manutnya atau karena ia
merafakan isim dhahir. Hal ini diketahui ketika
diterjemahkan dengan menggunakan bahasa
Jawa. Terjemahan bahasa Jawa dari contoh di
atas adalah: wos teko sopo muhammad kang
pinter sopo ibue muhammad)
Apa peryaratan
?
Persyaratan naat sababi adalah harus sama
dengan manutnya dari sisi:
Nakirah dan marifahnya
Irabnya
Naat sababi harus selalu dalam kondisi
mufrad
Mudzakkar atau muannatsnya naat
sababi disesuaikan dengan mamulnya.46
44Ali
al-Jarim & Musthafa Amin, an-Nahwu al-Wadlih fi Qawaid al-Lughah alArabiyyah (Kairo: Dar al-Maarif, tt), juz III, 137.
45Fayad, an-Nahwu al-Ashry, 161. Lihat pula: Al-Abbas, al-Irab al-Muyassar, 116.
46Al-Jarim, an-Nahwu al-Wadlih, juz III, 137.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |37
(
adalah jumlah
filiyyah yang jatuh setelah lafadz
yang
merupakan isim nakirah, sehingga jumlah
tersebut disebut sebagai naat jumlah yang
hukum irabnya harus disesuaikan dengan
manutnya, yang dalam konteks contoh di
atas adalah lafadz
yang menjadi fail
yang harus dibaca rafa, sehingga jumlah di
atas berhukum rafa. Karena naat di atas
berbentuk jumlah, maka hukum irabnya
bersifat mahalli)
(
adalah jumlah ismiyyah
yang jatuh setelah lafadz
yang
merupakan isim nakirah, sehingga jumlah
tersebut disebut sebagai naat jumlah yang
hukum irabnya harus disesuaikan dengan
manutnya, yang dalam konteks contoh di
atas adalah lafadz
yang menjadi fail
yang harus dibaca rafa, sehingga jumlah di
atas berhukum rafa. Karena naat di atas
berbentuk jumlah, maka hukum irabnya
bersifat mahalli)
o Sebutkan skema dari
!
47Al-Abbas,
al-Irab al-Muyassar, 118. Lihat pula: Jamaluddin ibn Hisyam alAnshari, Mughni al-Labib (Surabaya: al-Hidayah, tt), 72.
38| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
(lafad
berstatus sebagai
mathufun alaihi karena jatuh sebelum huruf
athaf. Huruf berstatus sebagai huruf athaf,
sedangkan lafadz
berstatus sebagai mathuf
karena jatuh setelah huruf athaf. Karena
berstatus sebagai mathuf, maka hukum
irabnya disesuaikan dengan mathufun
alaihinya yang dalam konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai fail yang dibaca rafa
sehingga ia juga harus dibaca rafa).
(lafad
berstatus sebagai
mathufun alaihi karena jatuh sebelum huruf
athaf. Huruf berstatus sebagai huruf athaf,
48Bandingkan dengan: Al-Azhari, Syarh
al-Muqaddimah, 91.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |39
sedangkan lafadz
berstatus sebagai mathuf
karena jatuh setelah huruf athaf. Karena
berstatus sebagai mathuf, maka shighatnya
harus disesuaikan dengan shighat mathufun
alaihi yang dalam konteks contoh di atas
bershighat fiil amar sehingga mathufnya
harus ditentukan sebagai fiil amar juga).
Ada berapa pembagian
?
Pembagian athaf ada dua, yaitu: 1) athaf nasaq
dan 2) athaf bayan.49
Apa yang dimaksud dengan
?
Yang dimaksud athaf nasaq adalah athaf yang
menggunakan perantara huruf athaf sebagai
penghubung. 50 Contoh:
(lafadz
diathafkan kepada lafadz
dengan
menggunakan perantara huruf athaf wawu.
Karena
cara
pengathafan
dengan
menggunakan huruf, maka contoh di atas
disebut athaf nasaq).
Sebutkan huruf-huruf
?
Huruf athaf nasaq diantaranya (
).51
Apa yang dimaksud
?
athaf bayan adalah athaf yang tidak
menggunakan perantara huruf athaf.52
Sebutkan posisi dan letak dari
?
53
Posisi dan letak dari athaf bayan adalah
49Asmawi, Hasyiah
Al-Asmawiy, 33.
Syarh al-Muqaddimah, 37. Bandingkan dengan: Asmawi, Hasyiah AlAsmawiy, 33. Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 51.
51Dahlan, Syarh Mukhtashar, 19.
52Asmawi, Hasyiah Al-Asmawiy, 33. Al-Abbas, al-Irab al-Muyassar, 122.
Bandingkan dengan: Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 295.
53Lebih lanjut lihat: Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 279.
50Al-Azhari,
40| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
sebagai berikut:
42| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
56Ibn
Abi ar-Rabi Ubaidillah ibn Ahmad ibn Ubaidillah al-Qurasy al-Asybiliy asSabty, al-Basit fi Syarh Jumali az-Zujaji (Beirut: Dar al-Garb al-Islami, 1986), 361.
Bandingkan dengan: Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 48.
57Al-Andalusi, Irtisyaf ad-Dlarb, juz III, 1947.
58As-Sabty, al-Basit, 363. Bandingkan dengan: Al-Humadi dkk, al-Qawaid alAsasiyyah, 142-143, Nuruddin, ad-Dalil ila Qawaid, 182.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |43
44| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
. Lebih
b.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |45
46| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
1. Tentang
Materi tentang maful bih termasuk dalam kategori
inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk
pada materi tentang maful bih adalah materi tentang fiil
lazim dan fiil mutaaddi. Fiil lazim selama-lamanya tidak
memiliki maful bih, sedangkan fiil mutaaddi pasti
memiliki maful bih.
Apa yang dimaksud
?
Maful bih adalah isim yang dibaca nashab yang jatuh
setelah fiil mutaaddi dan ia berkedudukan sebagai objek.64
Contoh :
( lafadz
berkedudukan sebagai
maful bih karena jatuh setelah fiil yang mutaaddi dan ia
berkedudukan sebagai obyek. Karena menjadi maful bih,
maka ia harus dibaca nashab. Tanda nashabnya dengan
menggunakan fathah karena ia berupa isim mufrad).
Sebutkan pembagian
beserta contohnya !
Maful bih dibagi menjadi dua, yaitu: 1) maful bih sharih,
2) maful bih ghairu sharih.65
o Apa yang dimaksud dengan
?
Yang dimakud dengan maful bih sharih adalah
maful bih yang sudah jelas karena ia bukan berupa
64Lihat:
Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 193, Bukhadud, al-Madhal anNahwiy, 114. Bandingkan dengan: As-Sabty, al-Basit, 263.
65Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 114.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |47
48| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |49
2. Tentang
Materi tentang maful muthlaq termasuk dalam
kategori materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang maful muthlaq
adalah materi tentang mashdar (lafadz yang ada pada
urutan yang ketiga dalam tasrifan fiil), karena maful
muthlaq selalu terbuat dari mashdar.
Apa yang dimaksud
?
Maful muthlaq adalah isim yang dibaca nashab yang
terbentuk dari mashdar fiilnya.67 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai maful muthlaq karena
terbentuk dari mashdar fiilnya yang dalam hal ini adalah
lafadz
. Karena berkedudukan sebagai maful muthlaq
maka ia harus dibaca nashab).
Sebutkan fungsi dari
?
Fungsi dari maful muthlaq itu ada 368, yaitu :
Menunjukkan taukid (penguat),
Menunjukkan adad (bilangan),
Menunjukkan nau (model).
o Kapan
dianggap memiliki fungsi
?
Maful muthlaq dianggap memiliki fungsi taukid
apabila terbentuk dari mashdar asli dari fiilnya
sesuai dengan tashrifannya, tidak dimudlafkan, dan
juga tidak diikutkan pada wazan
maupun
.69
Contoh:
(sungguh Muhammad telah
memukul anjing) atau dalam bahasa jawa, kata
67Dahlan, Syarh Mukhtashar, 22.
68Untuk
masing-masing fungsi dari maful mutlaq, lihat: Al-Humadi dkk, alQawaid al-Asasiyyah, 94, Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 121, Al-Hasyimi, alQawaid al-Asasiyyah, 198.
69Bandingkan dengan: Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 104.
50| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |51
52| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |53
3. Tentang
Materi tentang maful li ajlih termasuk dalam
kategori materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang maful li ajlih adalah
materi tentang mashdar qalbi (mashdar yang merupakan
pekerjaan hati) karena maful li ajlih selalu terbuat dari
mashdar qalbi.
Apa yang dimaksud dengan
?
Maful li ajlih adalah isim yang dibaca nashab yang
terbentuk dari mashdar qalbi dan merupakan alasan
terjadinya sebuah perbuatan.76 Contoh:
(Lafadz
berkedudukan sebagai maful li ajlih karena
lafadz ini terbentuk dari mashdar qalbi. Selain itu
juga
menunjukkan sebuah alasan kenapa tiba-tiba Muhammad
berdiri. Karena alasan itulah
disebut dengan maful li
ajlih).
Apa yang dimaksud dengan
?
Yang dimaksud dengan mashdar qalbi adalah mashdar
yang menunjukkan pekerjaan hati. Contoh:
Sebutkan variasi mashdar yang menjadi
!
Mashdar yang menjadi maful li ajlih memiliki banyak
variasi, yaitu77:
1) Disepikan dari alif-lam dan idlafah. Contoh:
2) Disertai dengan alif-lam. Contoh:
76As-Suyuthi,
54| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
3) Dimudlafkan:
o Bagaimana hukumnya jika mashdar yang
menjadi
disepikan dari alif-lam dan
idlafah?
Jika mashdar yang menjadi maful li ajlih disepikan
dari alif-lam dan idlafah, maka pada umumnya
mashdar tersebut langsung dibaca nashab sebagai
maful li ajlih. Contoh:
(lafadz
adalah mashdar yang disepikan dari alif-lam dan
idlafah, sehingga ia dibaca nashab karena menjadi
maful li ajlih)
o Bagaimana hukumnya jika mashdar yang
menjadi
disertai dengan alif-lam ?
Jika mashdar yang menjadi alasan terjadinya sebuah
pekerjaan disertai dengan alif-lam, maka pada
umumnya ia tidak dibaca nashab untuk ditentukan
sebagai maful li ajlih, akan tetapi yang lebih banyak
dibaca jer dengan menggunakan huruf jer ( ).
Contoh:
. (lafadz
adalah mashdar
yang disertai dengan alif-lam. Keberadaannya sering
kali lebih dibaca jer dengan menambahkan huruf jer.
Meksipun berupa susunan jer-majrur, ia tetap
dianggap sebagai maful li ajlih)
o Bagaimana hukumnya jika mashdar yang
menjadi
dimudlafkan ?
Jika mashdar yang menjadi alasan terjadinya sebuah
pekerjaan dimudlafkan, maka bisa dibaca nashab
karena menjadi maful li ajlih dan juga bisa dibaca jer
dengan menggunakan huruf jer. Contoh:
boleh juga dirubah menjadi
. (lafadz
yang menjadi maful li ajlih berbentuk susunan
idlafah. Oleh karena itu, ia bisa dinashabkan karena
menjadi maful li ajlih atau juga dapat menambahkan
huruf jer sehingga menjadi susunan jer-majrur).
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |55
56| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
4. Tentang
Materi tentang maful maah termasuk dalam
kategori materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang maful maah adalah
konsep tentang wawu dan variasinya (wawu maiyyah,
wawu athaf, wawu haliyyah, wawu istinafiyyah dan lainlain).
Apa yang dimaksud dengan
?
Maful maah adalah isim yang dibaca nashab yang jatuh
setelah wawu maiyyah.78 Contoh:
(lafadz
ditentukan sebagai maful maah karena jatuh setelah wawu
maiyyah sehingga ia harus dibaca nashab).
Apa yang dimaksud dengan
?
Wawu maiyah adalah wawu yang memiliki arti
(beserta).
o Kapan lafadz yang jatuh setelah wawu wajib
ditentukan sebagai
?
Lafadz yang jatuh setelah wawu wajib ditentukan
sebagai maful maah apabila tidak memungkinkan
untuk diathafkan pada lafadz sebelumnya (karena
tidak sejenis).79 Contoh:
(berangkatlah
bersama Musa). (lafadz
harus ditentukan
sebagai maful maah karena tidak memungkinkan
untuk diathafkan kepada lafadz sebelumnya, antara
lafadz
dan
tidak sejenis,
statusnya
sebagai kalimat isim, sedangkan
statusnya
78Lebih
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |57
58| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |59
5. Tentang
atau
(lafadz
berkedudukan sebagai dharaf
karena menunjukkan keterangan waktu, sehingga ia
harus dibaca nashab)
(lafadz
berkedudukan sebagai dharaf
karena menunjukkan keterangan tempat, sehingga ia
harus dibaca nashab)
Sebutkan pembagian
?
Dharaf dibagi menjadi dua, yaitu: 1) dharaf makan dan
2) dharaf zaman.
o Apa yang dimaksud dengan
?
Dharaf makan adalah dharaf yang menunjukkan
keterangan tempat.83 Contoh:
( Ustadz
telah berdiri di depan sekolah).
o Apa yang dimaksud dengan
?
Dharaf zaman adalah dharaf yang menunjukkan
keterangan waktu.84 Contoh:
(saya
kembali dari sekolah pada waktu siang hari).
82As-Suyuthi,
al-Mathali al-Saidah, juz I, 402. Bandingkan dengan: Al-Husain, asSafwah as-Shafiyyah, juz I, 476. As-Suyuti, al-Asybah wa an-Nadzair, juz IV, 50.
83Hamid, at-Tanwir, 76.
84Al-Humadi dkk, al-Qawaid al-Asasiyyah, 97.
60| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
Jami ad-Durus, juz III, 38. Ada pula yang menyebut mahdud
dengan istilah mukhtash seperti yang disampaikan oleh Abdul Hamid Sayyid
Muhammad Abdul hamid. Lebih lanjut lihat: Abdul Hamid, at-Tanwir Fi Taysiri,
81.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |61
62| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
6. Tentang
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |63
lanjut lihat: Al-Abbas, al-Irab al-Muyassar, 98. Bandingkan dengan: AlAnshari, Mughni, 72.
64| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
(lafadz
adalah jumlah
filiyyah yang berkedudukan sebagai hal sehingga
berhukum nashab karena jatuh setelah lafadz
yang berupa isim marifah/ isim yang ditambah
dengan alif-lam).
(lafadz
adalah jumlah ismiyyah
yang berkedudukan sebagai hal sehingga
berhukum nashab karena jatuh setelah lafadz
yang berupa isim marifah/ isim yang ditambah
dengan alif-lam).
Apa yang dimaksud dengan
?
Rabith ialah sesuatu yang menghubungkan antara hal
dengan shahib al-hal. Rabith bisa berbentuk wawu
haliyyah, isim dlamir, atau keduanya. Istilah rabith akan
muncul dalam konteks pembahasan hal jumlah, dan
tidak akan muncul dalam pembahasan hal mufrad.
Rabith yang berbentuk isim dlamir, contoh:
(Orang laki-laki itu telah datang dalam
keadaan berkendara mobil). (yang menjadi rabith
dalam contoh di atas adalah dlamir mustatir yang
terdapat dalam lafadz
yang kembali kepada
shahib al-hal )
91Al-Ghulayaini, Jami
66| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
7. Tentang
Materi tentang tamyiz merupakan materi inti. Materi
prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk pada materi
tentang tamyiz adalah materi tentang isim nakirah karena
tamyiz harus selalu terbuat dari isim nakirah.
Apa yang dimaksud dengan
?
Tamyiz adalah isim yang dibaca nashab yang menjelaskan
benda yang masih bersifat samar.92 Kesamaran itu muncul
karena banyaknya alternatif yang bisa masuk. Contoh:
(lafadz
adalah berkedudukan sebagai tamyiz
karena ia menjelaskan benda yang masih bersifat samar
sehingga ia harus dibaca nashab).
Apa yang menjadi persyaratan
?
Syarat dari tamyiz harus berupa isim nakirah.93
Di manakah biasanya letak
dan bagaimanakah
proses pemilihan alternatifnya ?
Tamyiz pada umumnya jatuh setelah isim adad (isim
yang menunjukkan bilangan)94 dan isim tafdlil (isim
yang memiliki arti paling atau lebih).95 Contoh:
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |67
Isim adad:
Contoh
Saya telah
membeli dua
puluh...?
Banyaknya
alternatif
(rumah)
(kitab)
(pena)
Alternatif yang
menjadi pilihan
(kitab)
(mobil)
(baju)
68| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
Isim tafdlil:
Contoh
Saya lebih
banyak dari
pada kamu...?
Banyaknya
alternatif
(kitab)
Alternatif yang
menjadi pilihan
(rumah)
(anak)
(harta)
(harta)
(hutang)
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |69
8. Tentang
Materi tentang munada merupakan materi inti.
Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk
materi tentang munada adalah materi tentang maful bih
karena munada pada dasarnya merupakan maful bih. Di
samping itu perlu pemahaman yang jelas tetang konsep
mufrad, dimana dalam bab ini merupakan lawan dari
mudlaf dan sibhu al-mudlaf (bukan lawan dari tatsniyah
dan jama, juga bukan merupakan lawan dari jumlah)
Apa yang dimaksud dengan
?
Munada adalah isim yang dibaca nashab yang jatuh setelah
huruf nida96 (panggilan).97 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai munada karena jatuh setelah huruf
nida, sehingga ia harus dibaca nashab)
Apa saja yang termasuk
?
Diantara yang termasuk huruf nida adalah
Sebutkan pembagian dari
!
Munada terbagi menjadi lima bagian98, yaitu:
1) Mufrad marifah/ mufrad alam. Contoh:
(lafadz
menjadi munada yang dibaca nashab dan
berjenis mufrad alam/mufrad marifah sehingga ia
berhukum mabni).
2) Nakirah maqshudah. Contoh:
(lafadz
menjadi
munada yang dibaca nashab dan berjenis nakirah
96Huruf
70| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
3)
4)
5)
99Al-Asymawi,
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |71
72| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
idlafah.103 Contoh:
(lafadz
disebut
sebagai munada syibhu al-mudlaf karena tersusun
dari gabungan kata yang saling terkait. Dalam contoh
di atas, kata
tidak dapat dipisahkan dengan kata
, demikian juga sebaliknya).
Apa hukumnya munada
?
Hukum munada syibhu al-mudlaf adalah murab.
o Bagaimana penjelasan mengenai munada yang
berupa
(dengan menggunakan alif-lam)?
Ketika munadanya berupa isim marifah yang
menggunakan (alif-lam), maka huruf nida yang
berupa ya ( ) tidak bisa masuk secara langsung
kepada munadanya, seperti:
(contoh ini
tidak diperbolehkan), akan tetapi harus ada
tambahan
(ayyun penyambung) dan
(ha peringatan), atau juga bisa ditambah dengan
isim isyarah.104 Contoh:
(wahai orangorang yang kafir),
(wahai pemuda ini)
Ketika munada yang berupa isim marifah yang
menggunakan (alif-lam) sudah diberi
(ayyun penyambung) dan
(ha peringatan),
maka memungkinkan huruf nida-nya dibuang.
Contoh:
(lafadz
asalnya adalah
huruf nida dibuang karena ada
dan
)
Khusus pada lafadz , huruf nida dapat langsung
masuk tanpa melalui perantara
(ayyun
penyambung) dan
(ha peringatan), atau
103Al-Azhari,
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |73
74| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
9. Tentang
Materi tentang istitsna merupakan materi inti. Materi
prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk pada materi
istitsna adalah materi tentang pembagian kalam (tamm
naqish, mujab manfi) disamping juga harus mengenal
unsur-unsur istitsna (mustatsna minhu, adat al-istitsna dan
mustatsna).
Apa yang dimaksud dengan
?
Mustatsna dalah isim yang dibaca nashab yang jatuh
setelah adat al-istitsna (perangkat atau sesuatu yang
digunakan untuk mengecualikan).107 Contoh:
(lafadz
dalam contoh di atas berkedudukan sebagai
mustatsna karena jatuh setelah adat al-istitsna sehingga ia
harus dibaca nashab)
Apa saja unsur-unsur yang ada dalam
?
Unsur-unsur yang ada dalam istitsna itu ada tiga
macam108, yaitu:
Adat
al-istitsna
(sesuatu
yang
berfungsi
mengecualikan).
Mustatsna (isim yang dikecualikan)
Mustatsna minhu (isim yang mustatsna dikecualikan
darinya)
Contoh:
(lafadz
sebagai mustatsna minhu,
lafadz sebagai adat al-istitsna, dan lafadz
sebagai
mustatsna).
Apa saja yang termasuk
?
Adat al-istitsna atau alat-alat untuk mengecualikan
107Al-Humadi,
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |75
diantaranya:
.109
Sebutkan pembagian
dalam bab
?
Kalam dalam bab istitsna secara umum dapat dibagi
menjadi dua, yaitu kalam tamm dan kalam naqish.110
o Apa yang dimaksud dengan
?
Kalam tamm artinya sempurna, maksudnya adalah
kalam, dimana tuntutan amil sudah terpenuhi atau
juga dapat diterjemahkan dengan kalam yang unsur
mustatsna dan mustatsna minhunya disebutkan.
Sebutkan pembagian
!
Kalam tamm ini dibagi menjadi dua, yaitu:1)
tamm mujab dan 2) tamm manfi.111
Apa yang dimaksud dengan
?
Kalam tamm mujab adalah kalam yang mustatsna
dan mustatsna minhunya disebutkan dan ia tidak
didahului oleh nafi.112
o Bagaimana hukum
dalam
?
Isim yang jatuh setelah (mustatsna) apabila
kalamnya adalah kalam tamm dan mujab,
maka harus dibaca nashab karena menjadi
mustatsna.113 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai mustatsna karena jatuh
setelah adat al-istitsna yang berupa , ia wajib
dibaca nashab karena kalam dalam contoh di
atas termasuk dalam kategori kalam tamm
mujab).
Apa yang dimaksud dengan
?
Kalam tamm manfi adalah kalam yang mustatsna
109Dahlan, Syarh mukhtashar, 24.
110Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 114.
111Al-Hamidi, Syarh li as-Syeikh, 104-105.
112Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 114.
113Dahlan,
Syarh mukhtashar, 24. Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini, Jami adDurus, juz III, 96.
76| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |77
(lafadz
berkedudukan sebagai
maful bih karena dalam contoh di atas
kalamnya termasuk kalam naqish sehingga
hukum irabnya harus disesuaikan dengan
tuntutan amil yang dalam konteks contoh di
atas adalah
yang berupa fiil mutaaddi dan
membutuhkan maful bih).
o Bagaimana hukum irab
pada saat adad alistitsnanya berupa selain ?
Hukum irab mustatsna pada saat adat al-istitsnanya
selain dapat dijelaskan sebagai berikut118:
Wajib dibaca jer sebagai mudlafun ilaihii apabila
adat al-istitsnanya berupa isim ( ,
,
, ).
Contoh:
(lafadz harus dibaca nashab
karena dalam contoh di atas kalamnya termasuk
kalam tamm mujab. Lafadz
dibaca jer karena
menjadi mudlafun ilaihi).
117Al-Ghulayaini,
Jami ad-Durus, juz III, 99. Dahlan, Syarh mukhtashar, 25. AlAzhari, Syarh al-Muqaddimah, 116.
118Bandingkan dengan: Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 215. Al-Humadi, alQawaid al-Asasiyyah, 104-105.
78| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |79
80| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
al-Asymawiy, 43-44.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |81
82| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
129Al-Humadi,
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |83
84| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
Isim
dan saudara-saudaranya adalah
jumlah ismiyyah yang dimasuki
saudaranya.131 Contoh:
.
berkedudukan sebagai isim
sehingga
nashab).
mubtada dalam
dan saudara(lafadz
ia harus dibaca
Khabar
dan saudara-saudaranya adalah khabar dalam
jumlah ismiyyah yang dimasuki oleh
dan saudara132
saudaranya. Contoh:
131Lebih
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |85
(lafadz
berkedudukan sebagai khabar
harus dibaca nashab).
yang
86| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |87
88| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
1. Tentang
Apa yang dimaksud dengan
?
Majrurun bi harfi al-jarri adalah isim-isim yang dibaca jer
karena dimasuki oleh huruf jer.134 Contoh:
(lafaz
harus dibaca jer karena dimasuki oleh jer ).
2. Tentang
Apa yang dimaksud dengan
?
Majrurun bi al-idlafah adalah isim-isim yang dibaca jer
karena menjadi mudlafun ilaihi. Karena pembahasan
idlafah sudah tuntas pada bab-bab sebelumnya, maka
dalam bab ini tidak lagi akan dipaparkan penjelasan
idlafah.135Contoh:
(lafadz
harus dibaca jer
jer karena menjadi mudlafun ilaihi dari lafadz
).
3. Tentang
Apa yang dimaksud dengan
?
Majrurun bi at-tawabi adalah isim-isim yang dibaca
jer/khafad karena menjadi tawabi. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa tawabi itu terbagi menjadi
empat, yaitu naat, athaf, taukid, dan badal.136
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |89
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |91
92| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
aftar Pustaka
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |95
96| P P A l - B i d a y a h J e m b e r
Biodata Penulis
Abdul Haris lahir di Jember, 07 Januari
1971. Mengawali Pendidikan Dasarnya di
MIMA as-Salam Kencong Jember (lulus tahun
1984), dan melanjutkan di MTs al-Maarif
Kencong Jember (lulus tahun 1987). Setamat
dari MTs langsung melanjutkan thalab al-ilmi
ke PGA Negeri Jember dan dinyatakan lulus
pada tahun 1990. Mengawali Pendidikan
Perguruan Tinggi di IAIN Malang (sekarang
UIN Maulana Malik Ibrahim) Fakultas Pendidikan Bahasa Arab
(lulus tahun 1995) dan di tahun yang sama, putera dari keluarga
sederhana pasangan alm. H. Muslim dan Ibu Siti Marwati
mendapatkan kesempatan mengikuti beasiswa Program
Pascasarjana (S2) di IAIN ar-Raniry Banda Aceh yang diberikan
oleh pemerintah dalam bidang studi Dirasat Islamiyah dan lulus
pada tahun 2000. Sedangkan Program S3 ia tempuh di IAIN
Sunan Ampel Surabaya Fakultas Syariah.
Kegiatan nyantri telah dimulainya sejak di Jember, tepatnya
di PP al-Fitriyah dan berlanjut di PP Nurul Huda Malang dibawah
bimbingan KH. Masduqi Mahfud (Mantan Rais Syuriyah PWNU
Jawa Timur), dan saat ini ia menjadi pengasuh PP al-Bidayah
Tegal Besar Jember. Sebagai dosen tetap di STAIN Jember, ia
pernah menjabat sebagai Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Di
samping itu, dalam kegiatan organisasi sosial kemasyarakatan, ia
dipercaya sebagai salah satu anggota Komisi Fatwa MUI Jember.
Sedangkan di Nahdlatul Ulama, ia duduk sebagai Wakil Katib
Syuriyah PCNU Jember, serta masuk dalam tim pembuatan buku
ASWAJA PERGUNU pusat.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |97
98| P P A l - B i d a y a h J e m b e r