Anda di halaman 1dari 106

Buku Kedua

TANYA JAWAB GRAMATIKA BAHASA ARAB


(Buku Kedua)
Hak penerbitan ada pada STAIN Jember Press
Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved
Penulis:
Ustadz Abdul Haris
Editor:
Moh. Syifaul Hisan
Layout:
Abdul Djaliel
Cetakan II:
.
Foto Cover:

Penerbit:
STAIN Jember Press
Jl. Jumat Mangli 94 Mangli Jember
Tlp. 0331-487550 Fax. 0331-427005
e-mail: stainjember.press87@gmail.com
ISBN: .

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Kata Pengantar

Alhamdulillah, berkat karunia dan rahmat Allah SWT,


buku sederhana yang kedua tentang Tanya Jawab Gramatika
Bahasa Arab dapat kami selesaikan, meskipun penulis yakin
bahwa di sana-sini masih terlalu banyak kekurangan yang
memerlukan penyempurnaan.
Penulisan buku ini di samping didasarkan pada konsepkonsep yang terdapat di dalam kitab kaidah bahasa Arab, juga
didasarkan pada pengalaman mengajar penulis. Dua kombinasi
pijakan ini diharapkan mampu memberikan kemudahan
kepada para peserta didik dalam rangka mempelajari buku ini.
Di samping disertai banyak contoh, buku ini juga
menampilkan skema dari setiap materi di akhir
pembahasannya yang menunjukkan alur berfikir yang
sistematis yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam
menguasai materi yang ada. Skema-skema yang dibuat
diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada para
peserta didik untuk mencerna dan memahami konsep-konsep
kaidah yang ada di dalam buku ini.
Berbicara kaidah bahasa Arab tidak dapat dilepaskan dari
contoh, sehingga dalam buku ini penulis berusaha semaksimal
mungkin untuk memperbanyak contoh yang kemudian
dianalisis secara aplikatif, dengan sebuah harapan para
pembaca dan peserta didik mampu menangkap alur pikir
secara rasional dan pada akhirnya memahami konsep-konsep
yang sedang dijelaskan.
Dalam rangka membaca dan memahami teks Arab,
disamping ilmu kaidah bahasa Arab, seorang peserta didik juga
harus mengkoleksi mufradat yang sebanyak-banyaknya, karena
seseorang yang hanya menguasai ilmu kaidah bahasa Arab,
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |iii

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

akan tetapi tidak memiliki koleksi mufradat yang banyak pada


akhirnya juga tidak akan mampu memahami teks-teks Arab.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis
persembahkan untuk istri tercinta (Ifrahatis Sadiyah) yang
dengan sabar selalu menemani saat-saat sibuk penulis dan juga
untuk anak-anak penulis (M. Muhyiddin Tajul Mafakhir, Aisyah
Nurul Ummah, M. Shiddiqul Amin dan Muhammad al-Faruq )
yang selalu memberikan hiburan segar dengan kelucuankelucuan yang mereka tampilkan. Tidak lupa pula secara
khusus penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Ketua STAIN Jember, Bapak. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE,
MM.
2. Semua jajaran Pembantu Ketua STAIN Jember
3. Alm. Abah, Ibu, serta semua saudara-saudara penulis
sebagai sumber inspirasi penulis dalam menyelesaikan
buku ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu,
yang telah membantu selama penulisan buku ini
Kami yakin buku ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
yang budiman sangat kami harapkan.
Dan terakhir, semoga jerih payah penulis ini dapat
menjadi amal jariyah bagi penulis dan keluarga penulis. Amin.

Jember, Juni 2013


Penulis

Abdul Haris

iv| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Kata Pengantar
Ketua STAIN Jember

Alhamdulillah saya sangat bergembira dengan terbitnya


buku yang ditulis oleh saudara Abdul Haris ini, karena buku ini
akan dapat memberikan alternatif kepada para pembaca tentang
bagaimana harus menguasai materi-materi kaidah bahasa Arab
yang sampai saat ini masi dianggap sulit dan ditakuti oleh para
peserta didik, baik dari kalangan lembaga pendidikan formal,
maupun dari kalangan pondok pesantren.
Buku ini cukup layak untuk dibaca karena di samping
ditulis oleh orang yang memang banyak bergelut dalam bidang
tata bahasa Arab, juga karena model penyajian yang dipilih oleh
penulis sangat mudah untuk dicerna para pembaca, yaitu model
panyajian Tanya-jawab. Model penyajian Tanya-jawab mampu
menjadikan para pembaca untuk focus pada substansi materi
yang sedang dikaji tanpa harus melakukan pengembaraan
pemikiran yang berbelit-belit.
Buku ini juga cukup peduli terhadap sistematika
pembahasan yang menjadikan peserta didik tidak mengalami
lompatan berfikir yang berdampak pada sulitnya penguasaan
materi secara tuntas dan mendalam. Sistematis merupakan kata
kunci yang harus salalu diperhatikan dalam rangka belajar
gramatika bahasa Arab, baik yang berkaitan dengan Nahwu atau
Sharf.
Namun demikian, harus ditegaskan sejak awal bahwa tata
bahasa Arab (gramatika) bukanlah satu-satunya unsur yang
dibutuhkan oleh peserta didik dalam rangka menguasai bahasa
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |v

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Arab, khususnya memahami teks Arab. Di samping menguasai


tata bahasa Arab, peserta didik juga harus melengkapi
kemampuannya dengan unsur yang lain, yaitu koleksi mufradat
yang banyak, dan kemampuan menerapkan (tathbiq) tata bahasa
Arab yang sudah dikuasai pada mufradat yang sudah dihafal. Hal
ini disebabkan karena sejak awal bahasa arab tertulis dengan
tulisan yang tidak berharakat yang satu tulisan (kalimah)
memungkinkan dibaca dengan alternative banyak bacaan.
Akhirnya selamat membaca buku ini, semoga jerih payah
yang sudah dilakukan oleh penulis buku ini mendapatkan
balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Jember, Juni 2013


Ketua STAIN Jember

Prof. Dr. H. Babun Suharto, MM

vi| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

aftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................... iii


Kata Pengantar STAIN Jember ................................................................ v
Daftar Isi ............................................................................................................ vii
Tentang irab ................................................................................................... 1
1. Tentang
dan tanda-tandanya ........................................ 1
2. Tentang
.................................................................................... 10
Tentang Marfuat al-asma ........................................................................ 13
1. Tentang
............................................................................................. 13
2. Tentang
....................................................................................... 16
3. Tentang
.............................................................................................. 18
4. Tentang khabar
................................................................................ 22
5. Tentang isim
........................................................................... 26
6. Tentang khabar
....................................................................... 32
7. Tentang
................................................................................. 35
Tentang Manshubat al-Asma .................................................................. 47
1. Tentang
......................................................................................... 47
2. Tentang
.................................................................................. 50
3. Tentang
.................................................................................... 54
4. Tentang
....................................................................................... 57
5. Tentang
atau
................................................................... 60
6. Tentang
............................................................................................... 63
7. Tentang
............................................................................................... 67
8. Tentang
............................................................................................. 70
9. Tentang
............................................................................................ 75
10.Tentang isim
.................................................................... 80
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |vii

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

11.Tentang isim
............................................................................. 85
12.Tentang khabar
.................................................................... 85
13.Tentang isim
...................................................................... 86
Tentang Majrurat al-Asma ...................................................................... 89
1. Tentang
............................................................................ 89
2. Tentang
................................................................................. 89
3. Tentang
................................................................................... 89
Daftar Pustaka

viii| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

entang irab

1. Tentang

dan tanda-tandanya

Pembahasan tentang aqsam al-irab (pembagian


irab) ini penting untuk dikaji karena akan memberikan
pemahaman bahwa perubahan sebuah kalimah yang
disebabkan oleh amil banyak variasinya; ada yang rafa,
nashab, jer dan jazem. Rafa, nashab, jer dan jazem inilah
yang kemudian disebut sebagai aqsam al-irab.
Sebutkan
!
Aqsamu al-irab itu ada empat, yaitu: irab rafa, nashab, jer
dan irab jazem.1
Sebutkan tanda-tanda irab rafa !
Tanda-tanda irab rafa itu ada empat, yaitu: 1)
dlammah, 2) wawu, 3) alif dan 4) tsubutu alnun/tetapnya nun.2
o Kapan kita menggunakan dlammah sebagai
tanda rafa ?
Kita menggunakan dlammah sebagai tanda rafa,
ketika yang berkedudukan rafa adalah berupa:
a. Isim mufrad, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai pelaku/fail dari fiil
.
Karena menjadi fail maka harus dibaca rafa, dan
tanda rafanya menggunakan dlammah karena
berupa isim mufrad).
1Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 27.
2Lebih lanjut mengenai tanda-tanda irab rafa, lihat: Dahlan, Syarh Mukhtashar, 7.

Nimah, al-Mulakhas Qawaid, 25. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 41.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |1

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

b. Jama taksir contoh:


(lafadz
berkedudukan sebagai pelaku/fail dari fiil
.
Karena menjadi fail maka harus dibaca rafa, dan
tanda rafanya menggunakan dlammah karena
berupa jama taksir).
c. Jama muannats salim, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai pelaku/fail dari fiil
. Karena menjadi fail maka harus dibaca
rafa, dan tanda rafanya menggunakan dlammah
karena berupa jama muannats salim).
d. Al-filu al-mudlari alladzi lam yattashil bi akhirihi
syaiun3/fiil mudlari yang tidak bertemu dengan
sesuatu, contoh:
(lafadz
dibaca rafa
karena sepi dari amil nashab dan amil jazem.
Tanda rafanya menggunakan dlammah karena
berupa al-filu al-mudlari alladzi lam yattashil bi
akhirihi syaiun).
o Kapan kita menggunakan wawu sebagai tanda
rafa?
Kita menggunakan wawu sebagai tanda rafa, ketika
yang berkedudukan rafa adalah berupa:
a. Jama mudzakkar salim, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai pelaku/fail dari fiil
. Karena menjadi fail maka harus dibaca rafa,
dan tanda rafanya menggunakan wawu karena
berupa jama mudzakkar salim).
b. Al-asma al-khamsah, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai pelaku/fail dari fiil
.
Karena menjadi fail maka harus dibaca rafa, dan
tanda rafanya menggunakan wawu karena
3Yang

dimaksud dengan
adalah fiil mudlari tersebut
tidak bertemu dengan alif tatsniyyah, wawu jama, ya muannatsah mukhathabah,
nun taukid, dan nun niswah.

2| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

berupa al-asma al-khamsah).


o Kapan kita menggunakan alif sebagai tanda rafa?
Kita menggunakan alif sebagai tanda rafa, ketika
yang berkedudukan rafa adalah isim tatsniyyah,
contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai
pelaku/fail dari fiil
. Karena menjadi fail maka
harus dibaca rafa, dan tanda rafanya menggunakan
alif karena berupa isim tatsniyah).
o Kapan kita menggunakan nun sebagai tanda
rafa?
Kita menggunakan nun sebagai tanda rafa, ketika
yang berkedudukan rafa adalah berupa al-afal alkhamsah, contoh:
(lafadz
atau
dibaca rafa karena sepi dari amil nashab dan amil
jazem. Tanda rafanya menggunakan tetapnya nun
karena berupa al-afal al-khamsah).
Sebutkan tanda-tanda irab nashab !
Tanda-tanda irab nashab itu ada lima, yaitu: 1) fathah,
2) alif, 3) ya, 4) kasrah, dan 5) hadzfu al-nun/
membuang nun.4
o Kapan kita menggunakan fathah sebagai tanda
nashab ?
Kita menggunakan fathah sebagai tanda nashab,
ketika yang berkedudukan nashab adalah berupa:
a. Isim mufrad contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maful bih dari fiil
. Karena menjadi maful bih maka harus dibaca
nashab, dan tanda nashabnya menggunakan
fathah karena berupa isim mufrad).
b. Jama taksir, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maful bih dari fiil
4Lebih

lanjut menganai tanda-tanda irab nashab lihat: Al-Azhari, Syarh alMuqaddimah, 44. Abdullah bin al-Fadlil, Hasyiyah al-Asymawi (Indonesia: alHaramain, tt), 16. Dahlan, Syarh Mukhtashar, 7 Nimah, al-Mulakhas Qawaid, 58.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |3

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

. Karena menjadi maful bih maka harus dibaca


nashab, dan tanda nashabnya menggunakan
fathah karena berupa jama taksir).
e. Al-filu al-mudlari alladzi lam yattashil bi akhirihi
syaiun, contoh:
(lafadz
dibaca nashab
karena dimasuki oleh amil nashab . Tanda
nashabnya menggunakan fathah karena berupa
fiil mudlari alladzi lam yattashil bi akhirihi
syaiun).
o Kapan kita menggunakan alif sebagai tanda
nashab?
Kita menggunakan alif sebagai tanda nashab, ketika
yang berkedudukan nashab adalah berupa al-asma
al-khamsah, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maful bih dari fiil
.
Karena menjadi maful bih maka harus dibaca nashab,
dan tanda nashabnya menggunakan alif karena
berupa al-asma al-khamsah).
o Kapan kita menggunakan ya sebagai tanda
nashab ?
Kita menggunakan ya sebagai tanda nashab, ketika
yang berkedudukan nashab adalah berupa:
a. Isim tatsniyyah, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maful bih dari
lafadz
. Karena menjadi maful bih maka harus
dibaca
nashab,
dan
tanda
nashabnya
menggunakan ya karena berupa isim tatsniyah).
b. Jama mudzakkar salim, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maful bih dari
lafadz
. Karena menjadi maful bih maka harus
dibaca
nashab,
dan
tanda
nashabnya
menggunakan ya karena berupa jama mudzakkar
salim).

4| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

o Kapan kita menggunakan kasrah sebagai tanda


nashab ?
Kita menggunakan kasrah sebagai tanda nashab,
ketika yang berkedudukan nashab adalah berupa
jama muannats salim, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maful bih dari
lafadz
. Karena menjadi maful bih maka harus
dibaca nashab, dan tanda nashabnya menggunakan
kasrah karena berupa jama muannats salim).
o Kapan kita menggunakan
/membuang
huruf nun sebagai tanda nashab ?
Kita menggunakan hadzfu al-nun sebagai tanda
nashab, ketika berupa al-afal al-khamsah, contoh:
(lafadz
dibaca nashab karena dimasuki oleh
amil nashab . Tanda nashabnya menggunakan
hadzfu al-nun/membuang nun karena berupa alafal al-khamsah).
Sebutkan tanda-tanda irab jer !
Tanda-tanda irab jer itu ada tiga, yaitu: 1) kasrah, 2) ya,
dan 3) fathah.5
o Kapan kita menggunakan kasrah sebagai tanda
jer ?
Kita menggunakan kasrah sebagai tanda jer, ketika
yang berkedudukan jer berupa:
a. Isim mufrad yang munsharif, contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf
jer . Tanda jernya menggunakan kasrah karena
berupa isim mufrad yang munsharif/dapat
menerima tanwin).
b. Jama taksir yang munsharif, contoh:
5Lebih

lanjut menganai tanda-tanda irab jer, lihat: Al-Azhari, Syarh alMuqaddimah, 46. al-Fadlil, Hasyiyah, 17. Dahlan, Syarh Mukhtashar, 8. Nimah, alMulakhas Qawaid, 94.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |5

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf
jer . Tanda jernya menggunakan kasrah karena
berupa jama taksir yang munsharif/dapat
menerima tanwin).
c. Jama muannats salim, contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf jer .
Tanda jernya menggunakan kasrah karena berupa
jama muannats salim).
o Kapan kita menggunakan ya sebagai tanda jer ?
Kita menggunakan ya sebagai tanda jer, ketika yang
berkedudukan jer berupa:
a. Isim tatsniyyah, contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf jer .
Tanda jernya menggunakan ya karena berupa
isim tatsniyyah).
b. Jama mudzakkar salim, contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf jer .
Tanda jernya menggunakan ya karena berupa
jama mudzakkar salim).
c. Al-asma al-khamsah, contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh huruf jer .
Tanda jernya menggunakan ya karena berupa alasma al-khamsah).
o Kapan kita menggunakan fathah sebagai tanda
jer ?
Kita menggunakan fathah sebagai tanda jer ketika
yang berkedudukan jer berupa al-ismu alladzi la
yansharifu (isim ghairu munsharif), contoh:
(lafadz
dibaca jer karena dimasuki oleh
huruf jer
. Tanda jernya menggunakan fathah
karena berupa isim ghairu munsharif).
Sebutkan tanda-tanda irab jazem !
6| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Tanda-tanda irab jazem itu ada tiga, yaitu: 1) sukun, 2)


hadzfu harfi al-illati/membuang huruf illat dan 3)
hadzfu al-nun/membuang nun.6
o Kapan kita menggunakan sukun sebagai tanda
jazem ?
Kita menggunakan sukun sebagai tanda jazem ketika
yang berkedudukan jazem adalah fiil mudlari yang
shahih akhir wa lam yattashil bi akhirihi syaiun,
contoh:
. (lafadz
dibaca jazem karena
dimasuki oleh amil jazem
. Tanda jazemnya
menggunakan sukun karena berupa fiil mudlari yang
shahih akhir wa lam yattashil bi akhirihi syaiun7).
o Kapan kita menggunakan
/membuang
huruf illat sebagai tanda jazem ?
Kita menggunakan hadzfu harfi al-illati/membuang
huruf illat sebagai tanda jazem ketika yang
berkedudukan jazem berupa fiil mudlari yang mutal
akhir wa lam yattashil bi akhirihi syaiun, contoh:
(lafadz
dibaca jazem karena dimasuki oleh amil
jazem . Tanda jazemnya menggunakan membuang
huruf illat karena berupa fiil mudlari yang mutal
akhir wa lam yattashil bi akhirihi syaiun8).
o Kapan kita menggunakan
/membuang
huruf nun sebagai tanda jazem ?
Kita menggunakan hadzfu al-nun/membuang nun
sebagai tanda jazem ketika yang berkedudukan
jazem berupa al-afal al-khamsah, contoh:
.
(lafadz
dibaca jazem karena dimasuki oleh amil
6Lebih

lanjut mengenai tanda-tanda irab jazem, lihat: Dahlan, Syarh Mukhtashar,


8-9. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 47. Al-Fadlil, Hasyiyah, 18.
7Yang dimaksud dengan as-shahih al-akhiri adalah fiil mudlari yang huruf
akhirnya bukan berupa huruf illat (
).
8Yang dimaksud dengan as-mutal al-akhiri adalah fiil mudlari yang huruf
akhirnya berupa huruf illat (
).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |7

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

jazem . Tanda jazemnya menggunakan membuang


huruf nun karena berupa al-afal al-khamsah).
Sebutkan skema dari
!

8| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |9

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

2. Tentang
Salah satu bab yang harus diketahui dan tidak boleh
ditinggalkan oleh orang yang belajar membaca dan
memahami kitab kuning adalah bab anwau al-irab
(macam-macam irab). Sebagaimana kita ketahui bahwa
irab adalah perubahan akhir sebuah kalimah (kata)
karena adanya amil yang berbeda-beda yang masuk pada
kalimah tersebut. Dalam tataran selanjutnya ternyata
perubahan yang terjadi di akhir sebuah kalimah tersebut,
ada yang bersifat lafdzi/dhahiri, taqdiri dan ada pula yang
bersifat mahalli. Perubahan yang bersifat lafdzi/dhahiri,
taqdiri dan mahalli inilah yang biasa disebut sebagai
anwau al-irab .
Sebutkan
!
Anwau al-irab itu ada tiga, yaitu: irab lafdzi, taqdiri dan
mahalli.
Apa yang dimaksud dengan
?
Irab lafdzi adalah irab dimana secara lafadz itu dapat
dibedakan,
karena
ada
tanda
irab
yang
membedakannya (ada tanda irab dan tanda irabnya
bisa muncul).9
o Kapan
itu terjadi ?
Irab lafdzi terjadi apabila yang sedang diirabi adalah
kalimah-kalimah yang bukan termasuk dalam
kawasan irab taqdiri (isim manqush selain nashab,
isim maqshur dan al-mudlaf ila ya al-mutakallim) dan
juga bukan termasuk kawasan irab mahalli (al-asma
al-mabniyah, al-jumal, al-hikayah).
Apa yang dimaksud dengan
?
Irab taqdiri adalah irab yang sebetulnya memiliki tanda
9Al-Hasyimi,

al-Qawaid al-Asasiyyah, 67. Bandingkan dengan: Al-Humadi, alQawaid al-Asasiyyah, 63.

10| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

irab, akan tetapi karena sebab-sebab tertentu irab


tersebut tidak bisa dimunculkan (karena li ats-tsiqal dan
li at-taazzur).10
o Kapan
itu terjadi ?
Irab taqdiri terjadi ketika yang diirabi adalah: 1) isim
manqush, selain irab nashab, 2) isim maqshur, dan 3)
al-mudlaf ila ya mutakallim.11
Apa yang dimaksud dengan
?
Irab mahalli adalah perubahan irab secara hukum atau
kedudukannya saja. Dalam kategori irab mahalli ini
sejak awal tanda irab tidak dapat masuk, sehingga tanda
irab tidak akan pernah muncul.12
o Kapan
itu terjadi ?
Irab mahalli terjadi ketika yang diirabi berupa: 1) alasma al-mabniyah, 2) al-jumal, 3) al-hikayah13.
Sebutkan skema dari
!

10Al-Ghulayaini,

Jami ad-Durus, juz I, 23. Bandingkan dengan: Muhammad ibn alHasan al-Istirabadzi as-Samnai an-Najafi ar-Ridla, Syarh ar-Ridla li Kafiyah ibn alHajib (Madinah: Jamiah al-Imam Muhammad ibn Suud al-Islamiyyah, 1966), juz
I, 91. Atau lihat juga: Al-Humadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 63.
11Ya mutakallim adalah ya yang menunjukkan kepemilikan oran g yang
berbicara, seperti contoh kitab saya.
12Lebih lanjut uraian tentang irab mahalli lihat: Al-Hasyimi, al-Qawaid alAsasiyyah, 71.
13Hikayah adalah kalimat yang dimaksudkan adalah lafadznya saja, bukanlah
makna dari kalimat tersebut. Contoh:
(adapun lafadz
adalah fiil
madli).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |11

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

12| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

entang Marfuat al-asma

1. Tentang

Pembahasan tentang fail termasuk dalam


pembahasan materi inti. Materi prasyarat yang harus
dikuasai sebelum masuk pada pembahasan tentang fail
adalah materi fiil malum dan fiil majhul. Isim yang dibaca
rafa yang jatuh setelah fiil disebut sebagai fail ketika fiil
berupa fiil malum
Apa yang dimaksud dengan
?
Fail adalah isim yang dibaca rafa yang jatuh setelah fiil
mabni malum atau sesuatu yang diserupakan dengan fiil
mabni malum.14
Sebutkan contoh dari
!
Contoh:
(lafadz
adalah contoh fail
yang dibentuk oleh fiil malum, sedangkan lafadz
adalah contoh fail yang dibentuk oleh isim yang
diserupakan dengan fiil malum).
Sebutkan pembagian
!
15
Fail itu dibagi menjadi tiga , yaitu:
Fail isim dhahir, contoh:
Fail isim dlamir, contoh:
Fail mashdar muawwal, contoh:
14Bahauddin

Abu Muhammad Abdullah ibn Abdur Rahman ibn Abdullah alAqiliy, Syarh Ibn Aqil (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2007), juz I, 64.
Bandingkan dengan: Nuruddin, ad-Dalil ila Qawaid, 70.
15Lebih lanjut lihat: Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 100.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |13

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

o Apa yang dimaksud dengan fail


?
Fail isim dhahir adalah fail yang terbentuk dari
selain kata ganti (isim dlamir) dan mashdar
muawwal, contoh :
(lafadz
berkedudukan
sebagai fail karena jatuh setelah fiil yang mabni
malum. Karena menjadi fail maka harus dibaca rafa,
dan tanda rafanya menggunakan dlammah karena
berupa isim mufrad).
o Apa yang dimaksud dengan fail
?
Fail isim dlamir adalah fail yang terbentuk dari kata
ganti (isim dlamir), contoh :
( lafadz
berkedudukan sebagai fail yang harus dibaca rafa
karena jatuh setelah fiil yang mabni malum. Tanda
rafanya tidak ada karena ia termasuk fail isim dlamir
dimana irabnya bersifat mahalli).
o Apa yang dimaksud dengan fail
?
Fail mashdar muawwal adalah fail yang berupa
mashdar muawwal, contoh:
( lafadz
berkedudukan sebagai fail yang
terbentuk dari mashdar muawwal karena jatuh
setelah fiil yang mabni malum. Karena menjadi fail,
maka ia harus dibaca rafa. Tanda rafanya tidak ada
karena terbentuk dari mashdar muawwal dimana
irabnya bersifat mahalli).
Apa yang dimaksud dengan
?
Yang dimaksud mashdar muawwal adalah lafadz
yang sebenarnya bukan mashdar, akan tetapi
dianggap mashdar karena dimasuki oleh huruf
mashdariyyah.
o Apa saja yang termasuk dalam kategori
?
Yang termasuk dalam kategori huruf
mashdariyyah adalah:

14| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Apa yang dimaksud dengan


?
Hamzah taswiyah adalah hamzah yang jatuh
setelah lafadz , contoh:
Sebutkan skema dari

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |15

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

2. Tentang
Materi tentang naib al-fail termasuk dalam materi
inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk
pada materi tentang naib al-fail adalah materi tentang fiil
malum dan fiil majhul. Isim yang dibaca rafa yang jatuh
setelah fiil disebut sebagai naib fail ketika fiilnya berupa
fiil majhul
Apa yang dimaksud
?
Naib al-fail adalah isim yang dibaca rafa yang jatuh setelah
fiil mabni majhul atau diserupakan dengan fiil mabni
majhul.16
Sebutkan contoh dari
!
Contoh:
(lafadz
adalah contoh
untuk naib al-fail yang dibentuk oleh fiil majhul ,
sedangkan lafadz
adalah contoh untuk naib al-fail
yang dibentuk oleh isim yang diserupakan dengan fiil
majhul).
Sebutkan pembagian
!
Naib al-fail itu dibagi menjadi empat 17, yaitu:
Naib al-fail isim dhahir, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai naib al-fail karena jatuh
setelah fiil yang mabni majhul. Karena menjadi naib
al-fail, maka harus dibaca rafa. Tanda rafanya
menggunakan dlammah karena lafadz
berbentuk
isim mufrad).
Naib al-fail isim dlamir, contoh:
(lafadz
merupakan isim dlamir yang berkedudukan sebagai
16Al-Aqiliy,

Syarh Ibn Aqil, juz I, 254. Bandingkan dengan: Al-Muqaddasiy, Dalil


at-Thalibin, 39. Lihat juga: Abu Hayyan al-Andalusi, Irtisyaf ad-Dlarbi min Lisan
al-Arabiy (Kairo: al-Maktabah al-Khanaji, 1998), juz III, 1325.
17Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 104.

16| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

naib al-fail karena jatuh setelah fiil yang mabni


majhul. Karena menjadi naib al-fail, maka harus
dibaca rafa. Tanda rafanya tidak ada karena berupa
isim dlamir yang irabnya tentu saja bersifat mahalli).
Naib al-fail mashdar muawwal, contoh:
(lafadz
adalah mashdar muawwal yang
berkedudukan sebagai naib al-fail karena jatuh
setelah fiil yang mabni majhul. Karena menjadi naib
al-fail, maka harus dibaca rafa. Tanda rafanya tidak
ada karena terbentuk dari mashdar muawwal dimana
irabnya bersifat mahalli).
Naib al-fail al-jer wa al-majrur, contoh:
(lafadz
adalah jer-majrur yang berkedudukan
sebagai naib al-fail karena jatuh setelah fiil yang
mabni majhul. Karena menjadi naib al-fail, maka
harus dibaca rafa. Tanda rafanya tidak ada karena
berupa jer-majrur dimana irabnya bersifat mahalli).
Sebutkan skema dari
!

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |17

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

3. Tentang
Materi tentang mubtada termasuk dalam kategori
materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum
masuk pada materi tentang mubtada adalah materi
tentang marifah dan nakirah, mudzakkar dan muannats,
serta mufrad, tatsniyah dan jama. Hal ini disebabkan
karena mubtada harus selalu terbuat dari isim marifah
dan antara mubtada dan khabar harus selalu terjadi
kesesuaian dari sisi mufrad,tatsniyah dan jama serta
mudzakkar dan muannatsnya.
Apa yang dimaksud dengan
?
Mubtada adalah isim marifah yang dibaca rafa yang jatuh
diawal jumlah.18 Contoh:
(lafadz
ditentukan
sebagai mubtada karena ia merupakan isim marifah yang
berupa isim alam yang jatuh di awal jumlah).
Ada berapa pembagian
?
Mubtada ada dua19, yaitu: 1) mubtada lahu khabar
(mubtada yang memiliki khabar, contoh:
), dan
2) mubtada lahu marfu sadda masadda al-khabar
(mubtada yang memiliki isim yang dibaca rafa, bisa jadi
menjadi fail atau naib al-fail yang menempati
tempatnya khabar, contoh:
(lafadz
menjadi mubtada sedangkan lafadz
menjadi fail),
(lafadz
menjadi mubtada sedangkan
menjadi naib al-fail)
o Apa yang dimaksud dengan
?
Mubtada lahu khabar adalah mubtada yang memiliki
khabar. Mubtada lahu khabar ini terbagi menjadi
tiga, yaitu: 1) isim dhahir, 2) isim dlamir, dan 3)
18Lebih lanjut lihat: Al-Humadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 65.
19Al-Aqiliy, Syarh Ibn Aqil, juz I, 102.

18| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

mashdar muawwal.20
Sebutkan contoh untuk mubtada

Contoh mubtada isim dhahir adalah:


(lafadz
berkedudukan sebagai mubtada
karena ia berupa isim marifah/isim alam yang
jatuh di awal jumlah. Karena menjadi mubtada,
maka ia harus dibaca rafa, dan tanda rafanya
dengan menggunakan dlammah karena berupa
isim mufrad).
Sebutkan contoh untuk mubtada
?
Contoh mubtada isim dlamir adalah:
(lafadz
berkedudukan sebagai mubtada karena ia
adalah isim marifah / isim dlamir yang jatuh di
awal jumlah. Karena menjadi mubtada, maka ia
harus dibaca rafa, dan tanda rafanya tidak ada
karena ia berupa mubtada yang terbentuk dari
isim dlamir, sehingga irabnya bersifat mahalli).
Sebutkan contoh untuk mubtada
?
Contoh mubtada mashdar muawwal adalah:
(lafadz
adalah mashdar
muawwal yang berkedudukan sebagai mubtada.
Karena menjadi mubtada, maka harus dibaca
rafa, dan tanda rafanya tidak ada karena
terbentuk dari mashdar muawwal, sehingga
irabnya bersifat mahalli).
o Apa yang dimaksud dengan
?
Yang dimaksud mashdar muawwal adalah
lafadz yang sebenarnya bukan mashdar, akan
tetapi dianggap mashdar karena dimasuki oleh
huruf mashdariyyah.

20Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus, juz II, 259.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |19

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Apa saja yang termasuk dalam kategori


?
Yang termasuk dalam kategori huruf
mashdariyyah adalah:
Apa yang dimaksud dengan
?
Hamzah taswiyyah adalah hamzah yang
jatuh setelah lafadz , contoh:
o Apa yang dimaksud dengan
?
Mubtada lahu marfu sadda masadda al-khabar
adalah mubtada yang sejak awal tidak mempunyai
khabar akan tetapi mempunyai isim yang yang dibaca
rafa yang menempati posisi khabar. Mubtada model
semacam ini biasa disebut sebagai mubtada shifat.21
Adapun persyaratannya adalah harus didahului oleh
huruf istifham atau huruf nafi.22
Sebutkan contoh
yang memiliki
!
(lafadz
dibaca rafa dan

menjadi mubtada shifat yang


menjadi failnya)

Sebutkan contoh
( lafadz
dan

yang memiliki

menjadi mubtada shifat

menjadi naib al-failnya).

Sebutkan skema dari

21Imam

as-Suyuthi dalam salah satu kitabnya mengistilahkan mubtada lahu


marfuun sadda masadda al-khabar lebih kepada al-mubtada alladzi laisa lahu
khabarun. Meskipun demikian, substansi dari keduanya adalah sama. Lebih
lanjut lihat: Jalaluddin as-Suyuti, al-Asybah wa an-Nadzair fi an-Nahwi (Beirut:
Muassisah ar-Risalah, 1985), juz III, 94. Selain Imam as-Suyuti, ada juga yang
mengistilahkan dengan al-mughni an al-khabar seperti yang dikatakan oleh Abu
Hayyan. Lebih lanjut lihat: Al-Andalusi, Irtisyaf ad-Dlarbi, juz III, 1079.
22Lebih lanjut lihat: Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 139.

20| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |21

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

4. Tentang khabar
Materi tentang khabar termasuk dalam kategori
materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum
masuk pada materi tentang khabar adalah materi tentang
mudzakkar dan muannats, mufrad, tatsniyah dan jama,
jumlah ismiyyah dan jumlah filiyyah. Hal ini disebabkan
karena disamping antara mubtada dan khabar harus
terjadi kesesuaian (muthabaqah), juga karena salah satu
pembagian khabar ada yang berupa jumlah.
Apa yang dimaksud dengan
?
Khabar adalah sesuatu yang
penyempurna faidah dari mubtada (

berfungsi sebagai
).23

Apa yang dimaksud dengan


?
Mutimmu faidati al-mubtada adalah penyempurna
faidah mubtada. Maksudnya apabila mubtada digabung
dengan khabar ini, maka akan menimbulkan sebuah
pengertian yang dapat dipahami. Secara operasional
mutimmu al-faidah ditandai dengan iku dalam
pemaknaan jawa atau adalah dalam pemaknaan
bahasa Indonesia.
o Sebutkan pembagian
?
Khabar ada dua, yaitu: 1) khabar mufrad dan 2)
khabar ghairu mufrad.
Apa yang dimaksud
?
Khabar mufrad adalah khabar yang tidak berupa
jumlah, jer-majrur atau dharaf.24 Contoh:
(lafadz
termasuk dalam kategori khabar
23Al-Aqiliy,

Syarh Ibn Aqil, juz I, 107. Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini, Jami


ad-Durus, juz II, 254.
24Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 134. Lihat pula: Ahmad Mukhtar Umar
dkk, an-Nahwu al-Asasiy (Kuwait: Dar as-Salasil, 1994), 337. Bandingkan dengan:
Al-Humadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 66.

22| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

mufrad karena bukan berupa jumlah, jer-majrur


atau dharaf).
Apa yang dimaksud
?
Khabar ghairu mufrad adalah khabar yang berupa
jumlah atau sibhu al-jumlah(diserupakan dengan
jumlah).
o Ada berapa pembagian
?
Khabar ghairu mufrad itu ada dua, yaitu:
1) Khabar jumlah, yang terdiri dari:
a) Jumlah ismiyyah
b) Jumlah filiyyah
2) Khabar syibhu al-jumlah, yang terdiri dari:
a) Jer majrur
b) Dharaf 25
Sebutkan contoh untuk
yang berupa
!
Contoh khabar yang berupa jumlah
ismiyyah adalah:
(lafadz menjadi
mubtada, sedangkan jumlah ismiyyah yang
terdiri dari
berkedudukan sebagai
khabar).
Sebutkan contoh untuk
yang berupa
!
Contoh khabar yang berupa jumlah filiyyah
adalah:
(lafadz
menjadi
mubtada, sedangkan jumlah filiyyah yang
terdiri dari
berkedudukan sebagai
khabar).
Sebutkan contoh untuk
yang berupa
!
Contoh khabar yang berupa jer-majrur
25Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 201.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |23

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

adalah:
(lafadz
menjadi
mubtada, sedangkan susunan jer-majrur
yang berupa
berkedudukan sebagai
khabar).
o Sebutkan contoh untuk
yang berupa
!
Contoh khabar yang berupa dharaf adalah:
(lafadz
menjadi mubtada,
sedangkan dharaf yang terdiri dari
berkedudukan sebagai khabar).
Sebutkan skema dari
!

Apa yang dimaksud dengan


dan
?
Mubtada muakhkhar adalah mubtada yang diakhirkan dari
khabarnya. Sedangkan khabar muqaddam adalah khabar
yang didahulukan dari mubtadanya, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai khabar
muqaddam yang berhukum rafa, sedangkan lafadz
berkedudukan sebagai mubtada muakhkhar yang dibaca
rafa)
Kapan jer-majrur atau dharaf yang ada diawal
kalimat ditentukan sebagai
?
Jer-majrur atau dharaf yang ada diawal kalimat
ditentukan sebagai khabar muqaddam ketika yang jatuh
24| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

sesudahnya ada yang pantas ditentukan sebagai


mubtada muakhkhar. Di antaranya adalah:
Isim nakirah, contoh:
( jer-majrur
ditentukan sebagai khabar muqaddam karena yang
jatuh sesudahnya ada yang pantas ditentukan
sebagai mubtada muakhkhar yang dalam konteks
contoh di atas adalah isim nakirah yang berupa lafadz
)
Isim maushul musytarak, contoh:
(jermajrur
ditentukan sebagai khabar muqaddam
karena yang jatuh sesudahnya ada yang pantas
ditentukan sebagai mubtada muakhkhar yang dalam
konteks contoh di atas adalah isim maushul
musytarak yang berupa lafadz )
Mashdar muawwal, contoh:
(jermajrur
ditentukan sebagai khabar muqaddam
karena yang jatuh sesudahnya ada yang pantas
ditentukan sebagai mubtada muakhkhar yang dalam
konteks contoh di atas adalah mashdar muawwal
yang berupa lafadz
).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |25

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

5. Tentang isim
Pembahasan tentang isim
termasuk dalam
kategori inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang isim
adalah materi
tentang mubtada dan khabar, karena isim
berasal dari
mubtada.
Apa yang dimaksud dengan isim
dan saudarasaudaranya ?
Isim
dan saudara-saudaranya adalah mubtada dalam
jumlah ismiyyah yang dimasuki oleh
dan saudarasaudaranya.
Bagaimanakah pengamalan
dan saudarasaudaranya ?
dan saudara-saudaranya memiliki pengamalan yaitu:
(merafakan isim dan menashabkan
khabar).26 Contoh:
( lafadz
berkedudukan
sebagai isim
yang dibaca rafa, dan lafadz
berkedudukan sebagai khabar yang dibaca nashab).
Sebutkan saudara-saudara

Yang termasuk saudara-saudaranya


,

adalah:
.27

Sebutkan pembagian saudara-saudaranya


dalam
beramal !
Pembagian saudara-saudaranya
dalam beramal ada
dua, yaitu: 1) beramal dengan tanpa syarat, 2) beramal
dengan syarat.
26Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 143.
27Dahlan, Syarh Mukhtashar, 17.

26| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

o Sebutkan saudara-saudara
dengan tanpa syarat (

yang beramal
)?

Yang termasuk dalam kategori ini adalah (


).28 Contoh:
(lafadz
termasuk salah satu saudara
yang dapat
beramal dengan tanpa syarat. Ia beramal tidak
tergantung pada harus didahului oleh huruf nafi
maupun
huruf
mashdariyyah.
Lafadz
berkedudukan sebagai isim
yang dibaca rafa,
sedangkan lafadz
berkedudukan sebagai khabar
yang dibaca nashab).
o Sebutkan saudara-saudara
yang beramal
dengan syarat (
), dan apa saja syaratnya?
Saudara-saudara
yang dapat beramal dengan
29
syarat ( ) dibagi menjadi dua:
Didahului oleh nafi, yaitu: ,
.
Contoh:
( yang terdapat dalam
lafadz
adalah huruf nafi sehingga
dapat
beramal
sebagaimana
.
Lafadz
berkedudukan sebagai isim
yang dibaca rafa,
dan
berkedudukan sebagai khabar
yang
dibaca nashab).
Didahului oleh huruf mashdariyyah. Contoh:
. ( yang terdapat dalam lafadz
adalah huruf mashdariyyah sehingga
dapat
28Lebih jelas

lihat: Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 212. Bandingkan dengan: AlMuqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 42.
29Lebih lanjut lihat: Nuruddin, ad-Dalil ila Qawaid, 148. Bandingkan dengan: AlHasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 144. Lihat pula: Al-Muqaddasiy, Dalil atThalibin, 42.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |27

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

beramal sebagaimana
. Sedangkan yang
berkedudukan sebagai isim
adalah dlamir yang
berupa
yang mustatir jawazan yang dibaca
rafa, dan
berkedudukan sebagai khabar
yang dibaca nashab).
o Sebutkan skema dari
yang yang beramal
dengan tanpa syarat (
) dan yang beramal
dengan syarat (
)!

Sebutkan pembagian !
Pembagian ada dua, yaitu: 1)
o Apa yang dimaksud dengan

tamm, 2)

naqish.

tamm adalah
yang tidak berpengamalan
. Ia membutuhkan fail, tidak
membutuhkan isim dan khabar. Ia membentuk
jumlah filiyyah, bukan jumlah ismiyyah.30 Dalam
bahasa jawa, ia diartikan tinemu dan dalam bahasa
Indonesia diartikan hasil atau terjadi ( ). Contoh:
30Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 214.

28| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

(
dalam contoh ini adalah
,
berkedudukan sebagai fail yang dibaca rafa,
bukan isim ).

( dalam contoh ini adalah


,
berkedudukan sebagai fail yang
dibaca rafa, bukan isim ).

o Apa yang dimaksud dengan

naqish adalah
yang beramal
. Ia
Ia membutuhkan isim dan khabar, tidak
membutuhkan fail. Ia membentuk jumlah ismiyyah,
bukan jumlah filiyyah.31 Contoh:
. (
dalam contoh ini adalah
naqish. Lafadz
berkedudukan sebagai isim
yang dibaca rafa, dan
berkedudukan sebagai khabar
yang dibaca
nashab).
o Sebutkan skema dari
dan
!

31Ali

Taufiq al-hamad dan Yusuf Jamil az-Zaabi, al-Mujam al-Wafi fi Adawati anNahwi al-Arabiy (Yordan: Dar al-Amal, 1993), 240.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |29

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

o Apa yang dimaksud dengan


?

dalam bab

Ghairu mutasharrif muthlaq dalam bab


dan
saudara-saudaranya yaitu saudara-saudara
yang
tidak bisa ditashrif secara mutlak, sehingga ia dapat
beramal hanya ketika berupa fiil madli saja.32 Yang
termasuk dalam kategori pembagian ini adalah:
.33 Contoh:
.(
selama-lamanya hanya
berupa fiil madli, tidak mungkin ditashrif menjadi fiil
mudlari dan fiil amar).
o Apa yang dimaksud dengan
dalam bab
?
Yang dimaksud dengan mutasharrif naqish dalam bab
dan saudara-saudaranya yaitu saudarasaudara
yang bisa beramal hanya pada waktu
berstatus sebagai fiil madli dan fiil mudlari saja.34
Yang termasuk dalam pembagian ini adalah:
. Contoh:

(
berstatus sebagai fiil madli dan
beramal sebagaimana ).

(
berstatus sebagai fiil mudlari
dan beramal sebagaimana ).
o Apa yang dimaksud dengan
dalam bab
?
Mutasharrif tamm dalam bab
dan saudara32Lebih lanjut lihat: Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 145.

dianggap sebagai ghairu mutasharrif mutlaq karena dia hanya berstatus


sebagai sifat saja bagi
sehingga harus selalu berupa fiil madli. Sedangkan
masuk dalam kategori ghairu mutasharrif mutlaq karena dia termasuk fiil
jamid (fiil yang tidak bisa ditashrif).
34Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 145.
33

30| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

saudaranya yaitu saudara-saudara


yang bisa
beramal baik ketika berstatus sebagai fiil madli,
mudlari, dan juga amar.35 Yang termasuk dalam
bagian ini adalah:
.
Namun untuk lafadz
biasanya juga beramal ketika
berupa mashdar. Contoh:
(
merupakan
bentuk mashdar dari , ia beramal sebagaimana .
Dlamir menjadi mudlafun ilaihi fi al-lafdzi, akan
tetapi menjadi isim
fi al-mana.
menjadi
khabar ).
o Sebutkan skema dari pembahasan
,
,
!

35Bandingkan dengan: Al-Azhari, Syarh

yang

al-Muqaddimah, 81.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |31

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

6. Tentang khabar
Pembahasan tentang khabar
termasuk dalam
kategori inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang khabar
adalah
materi tentang mubtada dan khabar, karena khabar
berasal dari khabar.
Apa yang dimaksud dengan khabar
dan saudarasaudaranya ?
Khabar dan saudara-saudaranya adalah khabar dalam
jumlah ismiyyah yang dimasuki dan saudara-saudaranya.
Bagaimanakah pengamalan
dan saudarasaudaranya?
dan saudara-saudaranya memiliki pengamalan yaitu:
(menashabkan isim dan merafakan
khabar).36 Contoh:
. ( lafadz
berkedudukan
sebagai isim yang dibaca nashab, sedangkan lafadz
berkedudukan sebagai khabar yang dibaca rafa).
Sebutkan yang termasuk dalam kategori saudarasaudaranya !
Yang termasuk saudara-saudaranya adalah
.37
Sebutkan fungsi dan saudara-saudaranya !
Fungsi dan saudara-saudaranya38 adalah:

dan 39berfaidah sebagai


, artinya penguat.
36Al-Humadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 77.
37Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 44.
38Al-Humadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 77-78.
39Antara

dan , selain memiliki perbedaan juga memiliki kesamaan.


Persamaan:

32| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Contoh:
(sesungguhnya muhammad adalah
orang yang berdiri).
berfaidah
, artinya menetapkan sesuatu
yang diduga tidak ada dan menghilangkan sesuatu
yang diduga ada. Contoh:
(Zaid adalah
orang yang kaya, akan tetapi dia pelit). ( Pada
umumnya, sifat kaya berkumpul dengan sifat
dermawan, akan tetapi yang terjadi dalam diri Zaid
justru sebaliknya).
berfaidah
, artinya menyerupakan. Contoh:
(seakan-akan Zaid adalah seekor harimau).
berfaidah
, artinya mengharapkan sesuatu
yang sulit terjadi. Contoh:
(semoga
masa muda akan kembali lagi suatu hari). (masa
muda selama-lamanya tidak akan kembali lagi,
mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin/ sulit
tercapai dalam konteks bahasa Arab diungkapkan
dengan )
memiliki dua faidah:
a)
, artinya mengharapkan sesuatu yang
disenangi dan mudah tercapai. Contoh:
(semoga kekasihku datang). (harapan ini sangat
mungkin terjadi).
b)
, artinya mengkhawatirkan terjadinya sesuatu
yang tidak disenangi. Contoh:
(semoga
musuh itu mati). (harapan kepada sesuatu yang
tidak disenangi)

dan
sama-sama berfungsi sebagai taukid dan sama-sama memiliki
pengamalan
.
Perbedaan:
bukanlah huruf mashdariyyah sedangkan merupakan huruf mashdariyyah.
Karena huruf mashdariyyah, maka harus memiliki kedudukan irab apakah harus
dibaca rafa, nashab, atau jer.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |33

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Sebutkan skema

dan saudara-saudaranya !

34| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

7. Tentang
Apa yang dimaksud
?
Tawabi adalah lafadz-lafadz yang hukum irabnya
mengikuti hukum irab matbunya (lafadz yang diikuti) baik
dari segi rafa, nashab, jer atau jezemnya.40
Sebutkan pembagian
!
Pembagian tawabi ada empat yaitu:1) naat, 2) athaf, 3)
taukid dan 4) badal.41
o Apa yang dimaksud dengan
?
Naat adalah lafadz yang menjelaskan sifat dari
manutnya atau menjelaskan sifat dari sesuatu yang
berhubungan dengan manutnya.42 Contoh:

(
berkedudukan sebagai manut, dan
berkedudukan sebagai naat. Karena
berkedudukan sebagai naat, maka hukum
irabnya disesuaikan dengan manutnya yang
dalam konteks contoh di atas berkedudukan
sebagai fail yang dibaca rafa, sehingga lafadz
di atas harus dibaca rafa)

(
berkedudukan sebagai manut,
dan
berkedudukan sebagai naat. Karena
berkedudukan sebagai naat, maka hukum
irabnya disesuaikan dengan manutnya yang
dalam konteks contoh di atas berkedudukan
sebagai fail yang dibaca rafa, sehingga lafadz
di atas juga harus dibaca rafa).
Apa yang penting untuk ditegaskan ketika kita
berbicara tentang
?
Yang penting untuk ditegaskan adalah bahwa
40Taqiyuddin

Ibrahim ibn al-Husain, as-Safwah as-Shafiyyah fi Syarh ad-Durar alAlfiyyah (Madinah: Jamiah Ummu al-Qura, 1419.H), juz I, 705.
41Jamaluddin Abu Abdullah Muhammad ibn Abdillah ibn Malik, Syarh al-Kafiyah
as-Syafiyyah, juz II, 1147.
42Lebih lanjut lihat: Al-Abbas, al-Irab al-Muyassar, 116.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |35

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

naat itu harus terbuat dari isim shifat. Isim shifat


tersebut meliputi:
Isim fail, contoh:
Isim maful, contoh:
Isim shifat musyabbahah bi ismi al-fail, contoh:
Isim mansub, contoh:
Isim tafdlil, contoh:
Shighat mubalaghah, contoh:
Isim adad, contoh:
Isim isyarah, contoh:
Isim maushul:
Ada berapa pembagian naat ( ) ?
Pembagian naat ada dua, yaitu:
1) Naat mufrad (bukan berupa jumlah), terdiri
dari:
a) Naat haqiqi.
b) Naat sababi.
2) Naat jumlah.
Apa yang dimaksud
?
Naat haqiqi adalah naat yang menjelaskan
manut-nya secara langsung atau juga bisa
didefinisikan sebagai naat yang merafakan
isim dlamir.43 Contoh:
(
disebut
sebagai naat haqiqi karena menjelaskan
manutnya secara langsung atau karena ia
merafakan isim dlamir. Hal ini dapat diketahui
ketika diterjemahkan dengan menggunakan
bahasa Jawa. Terjemahan bahasa Jawa dari
contoh di atas adalah: wes teko sopo wong
lanang kang pinter sopo rojul).
43Al-Muqaddasiy,

Dalil at-Thalibin, 47. Lihat juga: Al-Abbas, al-Irab al-Muyassar,

116.

36| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Apa peryaratan
?
Peryaratan naat haqiqi adalah harus sama
dengan manutnya dari sisi:
Mufrad, tatsniyyah, dan jamanya
Mudzakkar dan muannatsnya
Nakirah dan marifahnya
Irabnya.44
Apa yang dimaksud
?
Naat sababi adalah naat yang menjelaskan
sifat dari sesuatu yang berhubungan dengan
manutnya atau bisa didefinisikan dengan naat
yang merafakan isim dhahir.45 Contoh:
. (
disebut sebagai naat sababi
karena kenyataannya tidak menjelaskan
manutnya secara langsung, akan tetapi
menjelaskan sifat dari sesuatu yang
berhubungan dengan manutnya atau karena ia
merafakan isim dhahir. Hal ini diketahui ketika
diterjemahkan dengan menggunakan bahasa
Jawa. Terjemahan bahasa Jawa dari contoh di
atas adalah: wos teko sopo muhammad kang
pinter sopo ibue muhammad)
Apa peryaratan
?
Persyaratan naat sababi adalah harus sama
dengan manutnya dari sisi:
Nakirah dan marifahnya
Irabnya
Naat sababi harus selalu dalam kondisi
mufrad
Mudzakkar atau muannatsnya naat
sababi disesuaikan dengan mamulnya.46
44Ali

al-Jarim & Musthafa Amin, an-Nahwu al-Wadlih fi Qawaid al-Lughah alArabiyyah (Kairo: Dar al-Maarif, tt), juz III, 137.
45Fayad, an-Nahwu al-Ashry, 161. Lihat pula: Al-Abbas, al-Irab al-Muyassar, 116.
46Al-Jarim, an-Nahwu al-Wadlih, juz III, 137.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |37

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Apa yang dimaksud dengan


?
Naat jumlah adalah jumlah baik berupa
jumlah ismiyyah maupun jumlah filiyyah yang
jatuh setelah isim nakirah47, contoh:

(
adalah jumlah
filiyyah yang jatuh setelah lafadz
yang
merupakan isim nakirah, sehingga jumlah
tersebut disebut sebagai naat jumlah yang
hukum irabnya harus disesuaikan dengan
manutnya, yang dalam konteks contoh di
atas adalah lafadz
yang menjadi fail
yang harus dibaca rafa, sehingga jumlah di
atas berhukum rafa. Karena naat di atas
berbentuk jumlah, maka hukum irabnya
bersifat mahalli)

(
adalah jumlah ismiyyah
yang jatuh setelah lafadz
yang
merupakan isim nakirah, sehingga jumlah
tersebut disebut sebagai naat jumlah yang
hukum irabnya harus disesuaikan dengan
manutnya, yang dalam konteks contoh di
atas adalah lafadz
yang menjadi fail
yang harus dibaca rafa, sehingga jumlah di
atas berhukum rafa. Karena naat di atas
berbentuk jumlah, maka hukum irabnya
bersifat mahalli)
o Sebutkan skema dari
!

47Al-Abbas,

al-Irab al-Muyassar, 118. Lihat pula: Jamaluddin ibn Hisyam alAnshari, Mughni al-Labib (Surabaya: al-Hidayah, tt), 72.

38| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

o Apa yang dimaksud


?
Yang dimaksud athaf /mathuf adalah kalimah baik
fiil atau isim yang hukum irab-nya disamakan
dengan hukum mathufun alaih-nya.48
Apa saja unsur yang ada dalam bab
?
Unsur-unsur yang ada dalam bab athaf ada tiga,
yaitu: 1) unsur huruf athaf, 2) unsur mathuf (isim
atau fiil yang jatuh setelah huruf athaf, 3) unsur
mathufun alaihi (isim atau fiil yang jatuh sebelum
huruf athaf). Contoh:

(lafad
berstatus sebagai
mathufun alaihi karena jatuh sebelum huruf
athaf. Huruf berstatus sebagai huruf athaf,
sedangkan lafadz
berstatus sebagai mathuf
karena jatuh setelah huruf athaf. Karena
berstatus sebagai mathuf, maka hukum
irabnya disesuaikan dengan mathufun
alaihinya yang dalam konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai fail yang dibaca rafa
sehingga ia juga harus dibaca rafa).

(lafad
berstatus sebagai
mathufun alaihi karena jatuh sebelum huruf
athaf. Huruf berstatus sebagai huruf athaf,
48Bandingkan dengan: Al-Azhari, Syarh

al-Muqaddimah, 91.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |39

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

sedangkan lafadz
berstatus sebagai mathuf
karena jatuh setelah huruf athaf. Karena
berstatus sebagai mathuf, maka shighatnya
harus disesuaikan dengan shighat mathufun
alaihi yang dalam konteks contoh di atas
bershighat fiil amar sehingga mathufnya
harus ditentukan sebagai fiil amar juga).
Ada berapa pembagian
?
Pembagian athaf ada dua, yaitu: 1) athaf nasaq
dan 2) athaf bayan.49
Apa yang dimaksud dengan
?
Yang dimaksud athaf nasaq adalah athaf yang
menggunakan perantara huruf athaf sebagai
penghubung. 50 Contoh:
(lafadz
diathafkan kepada lafadz
dengan
menggunakan perantara huruf athaf wawu.
Karena
cara
pengathafan
dengan
menggunakan huruf, maka contoh di atas
disebut athaf nasaq).
Sebutkan huruf-huruf
?
Huruf athaf nasaq diantaranya (
).51
Apa yang dimaksud
?
athaf bayan adalah athaf yang tidak
menggunakan perantara huruf athaf.52
Sebutkan posisi dan letak dari
?
53
Posisi dan letak dari athaf bayan adalah
49Asmawi, Hasyiah

Al-Asmawiy, 33.
Syarh al-Muqaddimah, 37. Bandingkan dengan: Asmawi, Hasyiah AlAsmawiy, 33. Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 51.
51Dahlan, Syarh Mukhtashar, 19.
52Asmawi, Hasyiah Al-Asmawiy, 33. Al-Abbas, al-Irab al-Muyassar, 122.
Bandingkan dengan: Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 295.
53Lebih lanjut lihat: Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 279.
50Al-Azhari,

40| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

sebagai berikut:

(laqab atau gelar setelah nama


asli). Contoh:
(lafadz
yang merupakan gelar/laqab
berkedudukan sebagai athaf bayan
karena jatuh setelah lafadz
yang
merupakan nama asli/isim).

(nama asli setelah kun-yah).


Contoh:
(lafadz
yang
merupakan nama asli berkedudukan
sebagai athaf bayan karena jatuh setelah
lafadz
yang merupakan alam
kun-yah/ alam yang didahului oleh
lafadz ).

(isim dhahir setelah isim


isyarah). Contoh:
(lafadz
yang merupakan isim dhahir yang
dimarifahkan dengan menggunakan aliflam berkedudukan sebagai athaf bayan
karena jatuh setelah lafadz
yang
merupakan isim isyarah).

(maushuf setelah shifat).


Contoh:
(lafadz
yang
asalnya berstatus sebagai manut
berkedudukan sebagai athaf bayan
karena jatuh setelah lafadz
yang
asalnya berkedudukan sebagai naat).

(tafsir setelah mufassar).


Contoh:
(lafadz
yang merupakan tafsir dari lafadz
yang berstatus sebagai mufassar
berkedudukan sebagai athaf bayan).
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |41

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

o Sebutkan skema dari

o Apa yang dimaksud


?
Taukid adalah lafadz yang mengikuti hukum irabnya
muakkad (sesuatu yang dikuatkan) dan berfungsi
menguatkan atau menegaskan muakkad.54 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai taukid
sehingga hukum irabnya mengikuti muakkadnya.
Karena berkedudukan sebagai taukid, maka hukum
irabnya disesuaikan dengan maukkadnya yang
dalam konteks contoh di atas berkedudukan sebagai
fail yang harus dibaca rafa sehingga ia juga harus
dibaca rafa).
Ada berapa pembagian
?
Pembagian taukid ada dua, yaitu: 1) taukid lafdzi,
2) taukid manawi.55

54Al-Humadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 142.


55Nuruddin, ad-Dalil ila Qawaid, 182.

42| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Apa yang dimaksud


?
Taukid lafdzi adalah taukid dengan cara
mengulang lafadz muakkadnya.56 Contoh:
. (lafadz
yang kedua berkedudukan
sebagai taukid yang bersifat lafdzi karena
dilakukan dengan cara mengulang lafadz
muakkadnya).
Apa yang dimaksud
?
Taukid manawi adalah taukid dengan
menggunakan lafadz-lafadz tertentu yang
memang sejak awal dipersiapkan untuk
menjadi taukid.57 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai taukid yang bersifat
manawi
karena
dilakukan
dengan
menggunakan lafadz yang sejak awal
dipersiapkan untuk menjadi taukid)
Sebutkan
lafadz-lafadz
yang
dipersiapkan untuk menjadi
?
Lafadz-lafadz yang dipersiapkan untuk
menjadi taukid manawi di antaranya
adalah:
.58
o Sebutkan skema dari

56Ibn

Abi ar-Rabi Ubaidillah ibn Ahmad ibn Ubaidillah al-Qurasy al-Asybiliy asSabty, al-Basit fi Syarh Jumali az-Zujaji (Beirut: Dar al-Garb al-Islami, 1986), 361.
Bandingkan dengan: Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 48.
57Al-Andalusi, Irtisyaf ad-Dlarb, juz III, 1947.
58As-Sabty, al-Basit, 363. Bandingkan dengan: Al-Humadi dkk, al-Qawaid alAsasiyyah, 142-143, Nuruddin, ad-Dalil ila Qawaid, 182.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |43

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

o Apa yang dimaksud dengan


?
Badal adalah lafadz yang hukum irabnya disamakan
dengan hukum irab dari mubdal minhu, karena : 1)
sejenis dengan mubdal minhunya, 2) bagian dari
mubdal minhunya, dan 3) merupakan sesuatu yang
terkandung dalam mubdal minhunya.59
Sebutkan pembagian
?
Pembagian badal itu ada empat, yaitu :
a.
adalah badal yang sejenis dengan
mubdal minhunya.60
Contoh:
(lafadz
berkedudukan
sebagai badal karena sejenis dengan mubdal
minhunya. Karena berkedudukan sebagai
badal, maka hukum irabnya harus disesuaikan
dengan mubdal minhunya yang dalam konteks
contoh di atas berkedudukan sebagai fail yang
harus dibaca rafa sehingga ia juga harus
dibaca rafa).

59Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 267.


60Dalam

leteratur yang lain, badal jenis ini disebut juga dengan


lanjut lihat: Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 49.

44| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

. Lebih

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

b.

adalah badal yang menunjukkan


sebagian dari mubdal minhunya. Dalam badal
ini disyaratkan ada dlamir yang kembali
kepada mubdal minhunya.61
Contoh:
(lafadz
berkedudukan
sebagai badal karena merupakan bagian dari
mubdal minhunya. Karena berkedudukan
sebagai badal, maka hukum irabnya harus
disesuaikan dengan mubdal minhunya yang
dalam konteks contoh di atas berkedudukan
sebagai maful bih yang harus dibaca nashab
sehingga ia juga harus dibaca nashab).
c.
adalah badal yang terkandung dalam
mubdal minhunya.62
Contoh:
(lafadz
berkedudukan
sebagai badal karena merupakan sesuatu yang
terkandung dalam mubdal minhunya. Karena
berkedudukan sebagai badal, maka hukum
irabnya harus disesuaikan dengan mubdal
minhunya yang dalam konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai fail yang harus dibaca
rafa sehingga ia juga harus dibaca rafa).
d.
adalah badal yang terjadi karena salah
ucap.63
Contoh:
. (lafadz
berkedudukan
sebagai badal karena merupakan pengganti
dari lafadz yang salah ucap. Karena
berkedudukan sebagai badal, maka hukum
irabnya harus disesuaikan dengan mubdal
minhunya yang dalam konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai fail yang harus dibaca
61Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 95. Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 49.
62As-Sabty,

al-Basit, 391. Bandingkan dengan: Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin,


50.
63Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 50.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |45

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

rafa sehingga ia juga harus dibaca rafa).


o Sebutkan skema dari
!

46| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

entang Manshubat al-Asma

1. Tentang
Materi tentang maful bih termasuk dalam kategori
inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk
pada materi tentang maful bih adalah materi tentang fiil
lazim dan fiil mutaaddi. Fiil lazim selama-lamanya tidak
memiliki maful bih, sedangkan fiil mutaaddi pasti
memiliki maful bih.
Apa yang dimaksud
?
Maful bih adalah isim yang dibaca nashab yang jatuh
setelah fiil mutaaddi dan ia berkedudukan sebagai objek.64
Contoh :
( lafadz
berkedudukan sebagai
maful bih karena jatuh setelah fiil yang mutaaddi dan ia
berkedudukan sebagai obyek. Karena menjadi maful bih,
maka ia harus dibaca nashab. Tanda nashabnya dengan
menggunakan fathah karena ia berupa isim mufrad).
Sebutkan pembagian
beserta contohnya !
Maful bih dibagi menjadi dua, yaitu: 1) maful bih sharih,
2) maful bih ghairu sharih.65
o Apa yang dimaksud dengan
?
Yang dimakud dengan maful bih sharih adalah
maful bih yang sudah jelas karena ia bukan berupa

64Lihat:

Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 193, Bukhadud, al-Madhal anNahwiy, 114. Bandingkan dengan: As-Sabty, al-Basit, 263.
65Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 114.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |47

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

jer-majrur. Maful bih sharih ini dibagi menjadi tiga66,


yaitu:
Maful bih isim dhahir, contoh:
(
lafadz
berkedudukan sebagai maful bih
karena jatuh setelah fiil yang mutaaddi dan ia
berkedudukan sebagai obyek. Karena menjadi
maful bih, maka ia harus dibaca nashab. Tanda
nashabnya dengan menggunakan fathah karena ia
berupa isim mufrad)
Maful bih isim dlamir, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai maful bih karena jatuh
setelah fiil yang mutaaddi dan ia berkedudukan
sebagai obyek. Karena menjadi maful bih, maka ia
harus dibaca nashab. Tanda nashabnya tidak ada
karena ia berbentuk isim dlamir. Irab isim dlamir
bersifat mahalli).
Maful bih mashdar muawwal, contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai maful bih
karena jatuh setelah fiil yang mutaaddi dan ia
berkedudukan sebagai obyek. Karena menjadi
maful bih, maka ia harus dibaca nashab. Tanda
nashabnya tidak ada karena ia terbentuk dari
mashdar muawwal. Irab mashdar muawwal
bersifat mahalli).
o Apa yang dimaksud dengan
?
Yang dimaksud dengan maful bih ghairu sharih
adalah maful bih yang tidak jelas karena ia
berbentuk susunan jer-majrur. Contoh:
(
secara dhahir lafadz
merupakan susunan jermajrur, akan tetapi dalam konteks contoh di atas
disebut sebagai maful bih karena secara substansi ia
berkedudukan sebagai obyek).
66Al-Hasyimi,

al-Qawaid al-Asasiyyah, 193. Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 114.


Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus, juz III, 5.

48| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Sebutan skema dari

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |49

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

2. Tentang
Materi tentang maful muthlaq termasuk dalam
kategori materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang maful muthlaq
adalah materi tentang mashdar (lafadz yang ada pada
urutan yang ketiga dalam tasrifan fiil), karena maful
muthlaq selalu terbuat dari mashdar.
Apa yang dimaksud
?
Maful muthlaq adalah isim yang dibaca nashab yang
terbentuk dari mashdar fiilnya.67 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai maful muthlaq karena
terbentuk dari mashdar fiilnya yang dalam hal ini adalah
lafadz
. Karena berkedudukan sebagai maful muthlaq
maka ia harus dibaca nashab).
Sebutkan fungsi dari
?
Fungsi dari maful muthlaq itu ada 368, yaitu :
Menunjukkan taukid (penguat),
Menunjukkan adad (bilangan),
Menunjukkan nau (model).
o Kapan
dianggap memiliki fungsi
?
Maful muthlaq dianggap memiliki fungsi taukid
apabila terbentuk dari mashdar asli dari fiilnya
sesuai dengan tashrifannya, tidak dimudlafkan, dan
juga tidak diikutkan pada wazan
maupun
.69
Contoh:
(sungguh Muhammad telah
memukul anjing) atau dalam bahasa jawa, kata
67Dahlan, Syarh Mukhtashar, 22.
68Untuk

masing-masing fungsi dari maful mutlaq, lihat: Al-Humadi dkk, alQawaid al-Asasiyyah, 94, Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 121, Al-Hasyimi, alQawaid al-Asasiyyah, 198.
69Bandingkan dengan: Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 104.

50| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

diartikan dengan kelawan mukul temenan).


o Kapan
dianggap memiliki fungsi
?
Maful muthlaq dianggap memiliki fungsi adad
apabila terbentuk dari mashdar fiilnya yang
diikutkan pada wazan .70 Contoh:
( Muhammad telah memukul anjing dengan satu kali
pukulan).
o Kapan
dianggap memiliki fungsi
?
Maful muthlaq dianggap memiliki fungsi nau apabila
terbentuk dari mashdar fiilnya yang mengikuti
wazan , atau dimudlafkan.71 Contoh:
( Muhammad telah memukul anjing seperti
gaya pukulannya ustadz).
Sebutkan pembagian
?
Maful muthlaq dibagi menjadi dua, yaitu: 1) maful
muthlaq yang bersifat lafdzi, dan 2) maful muthlaq yang
bersifat manawi.72
o Apa yang dimaksud dengan
yang
bersifat
?
Maful muthlaq yang bersifat lafdzi adalah maful
muthlaq yang terbentuk dari mashdar yang secara
tulisan atau lafadz sama dengan bentuk fiilnya73.
Contoh:
(lafadz
dan
sama
dari sisi tulisannya, yaitu sama-sama berbentuk dari
huruf
).
70Jalaluddin

as-Suyuthi, al-Mathali al-Saidah fi Syarh al-Faridah fi an-Nahwi wa


as-Sharf wa al-Khat (Baghdad: Dar ar-Risalah, 1977), juz I, 392.
71Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf bin Ahmad bin Abdullah bin Hisyam alAnshari al-Mishri, Audlahu al-Masalik ila Alfiyati ibn Malik (Beirut: al-Maktabah
al-Ashriyyah, tt), juz II, 205. Bandingkan dengan: Al-Jayyani, Syarh al-Kafiyyah,
juz I, 655.
72Ismail al-Hamidi, Syarh li as-Syeikh Hasan al-Kafrawi Ala Matni al-Ajurumiyyah
(Indonesia: al-Haramain, tt), 94.
73Al-Hamidi, Syarh li as-Syeikh, 94. Bandingkan dengan: Al-Azhari, Syarh alMuqaddimah, 104.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |51

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

o Apa yang dimaksud dengan


yang
bersifat
?
Maful muthlaq yang bersifat manawi adalah maful
muthlaq yang terbentuk dari mashdar yang secara
tulisan atau lafadz tidak sama, namun secara arti
memiliki kesamaan dengan fiilnya.74 Contoh:
(mashdar
tidak sama dengan fiil
dari segi
lafadz atau tulisannya, akan tetapi dari segi arti dua
lafadz ini memiliki arti yang sama, yaitu sama-sama
memiliki arti berdiri).
Sebutkan isim-isim yang bisa menggantikan posisi
mashdar sebagai
!
Isim-isim yang bisa menggantikan posisi mashdar
sebagai maful muthlaq 75 adalah:
1) Sinonim atau muradifnya, contoh:
(lafadz
ditentukan sebagai maful muthlaq karena
merupakan bentuk sinonim dari lafadz )
2) Naatnya, contoh:
(lafadz
ditentukan
sebagai maful muthlaq karena asalnya ia merupakan
naat dari maful muthlaq yang dibuang. Contoh di
atas seandainya ditulis lengkap berbunyi
)
3) Isim isyarah, contoh:
(lafadz
ditentukan
sebagai maful muthlaq karena berupa isim isyarah
dari musyarun ilaihi yang terbentuk dari mashdar
fiilnya, yaitu berupa lafadz
)
4) Isim dlamir, contoh:
(dlamir di dalam lafadz
ditentukan sebagai
maful muthlaq karena yang lebih cocok ia harus
dikembalikan kepada marji ad-dlamir lafadz
74Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 104. Al-Hamidi, Syarh li as-Syeikh, 94.
75Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini, Jami

ad-Durus, juz III, 27.

52| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

sebelumnya yang berupa mashdar fiilnya, yaitu


lafadz
)
5) Isim yang menunjukkan nau, contoh:
(lafadz
ditentukan sebagai maful muthlaq
karena ia menunjukkan model atau jenis kembali
yang dilakukan oleh Muhammad)
6) Isim yang menunjukkan adad, contoh:
(lafadz
ditentukan sebagai maful muthlaq karena
menunjukkan adad)
7) Isim yang menunjukkan alat, contoh:
(lafadz
ditentukan sebagai maful muthlaq karena
menunjukkan alat)
8) Lafadz , contoh:
(lafadz ditentukan
sebagai maful muthlaq karena dimudlafkan kepada
mashdar fiilnya)
9) Lafadz
, contoh:
(lafadz
ditentukan
sebagai maful muthlaq karena dimudlafkan kepada
mashdar fiilnya)
Sebutkan skema tentang pembagian
!

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |53

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

3. Tentang
Materi tentang maful li ajlih termasuk dalam
kategori materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang maful li ajlih adalah
materi tentang mashdar qalbi (mashdar yang merupakan
pekerjaan hati) karena maful li ajlih selalu terbuat dari
mashdar qalbi.
Apa yang dimaksud dengan
?
Maful li ajlih adalah isim yang dibaca nashab yang
terbentuk dari mashdar qalbi dan merupakan alasan
terjadinya sebuah perbuatan.76 Contoh:
(Lafadz
berkedudukan sebagai maful li ajlih karena
lafadz ini terbentuk dari mashdar qalbi. Selain itu
juga
menunjukkan sebuah alasan kenapa tiba-tiba Muhammad
berdiri. Karena alasan itulah
disebut dengan maful li
ajlih).
Apa yang dimaksud dengan
?
Yang dimaksud dengan mashdar qalbi adalah mashdar
yang menunjukkan pekerjaan hati. Contoh:
Sebutkan variasi mashdar yang menjadi
!
Mashdar yang menjadi maful li ajlih memiliki banyak
variasi, yaitu77:
1) Disepikan dari alif-lam dan idlafah. Contoh:
2) Disertai dengan alif-lam. Contoh:
76As-Suyuthi,

al-Mathali al-Saidah, juz I, 398. Bandingkan dengan: Muhammad


Abdullah Jabbar, al-Uslub an-Nahwi: Dirasah Tathbiqiyyah fi Alaqah al-Khasaish
al-Uslubiyyah bi Badli ad-Dhahirah an-Nahwiyyah (Mesir: Dar ad-Dakwah, 1988),
24, Hamid, at-Tanwir, 76.
77Lebih lanjut mengenai variasi maful liajlih, lihat: Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus,
juz III, 36.

54| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

3) Dimudlafkan:
o Bagaimana hukumnya jika mashdar yang
menjadi
disepikan dari alif-lam dan
idlafah?
Jika mashdar yang menjadi maful li ajlih disepikan
dari alif-lam dan idlafah, maka pada umumnya
mashdar tersebut langsung dibaca nashab sebagai
maful li ajlih. Contoh:
(lafadz
adalah mashdar yang disepikan dari alif-lam dan
idlafah, sehingga ia dibaca nashab karena menjadi
maful li ajlih)
o Bagaimana hukumnya jika mashdar yang
menjadi
disertai dengan alif-lam ?
Jika mashdar yang menjadi alasan terjadinya sebuah
pekerjaan disertai dengan alif-lam, maka pada
umumnya ia tidak dibaca nashab untuk ditentukan
sebagai maful li ajlih, akan tetapi yang lebih banyak
dibaca jer dengan menggunakan huruf jer ( ).
Contoh:
. (lafadz
adalah mashdar
yang disertai dengan alif-lam. Keberadaannya sering
kali lebih dibaca jer dengan menambahkan huruf jer.
Meksipun berupa susunan jer-majrur, ia tetap
dianggap sebagai maful li ajlih)
o Bagaimana hukumnya jika mashdar yang
menjadi
dimudlafkan ?
Jika mashdar yang menjadi alasan terjadinya sebuah
pekerjaan dimudlafkan, maka bisa dibaca nashab
karena menjadi maful li ajlih dan juga bisa dibaca jer
dengan menggunakan huruf jer. Contoh:
boleh juga dirubah menjadi
. (lafadz
yang menjadi maful li ajlih berbentuk susunan
idlafah. Oleh karena itu, ia bisa dinashabkan karena
menjadi maful li ajlih atau juga dapat menambahkan
huruf jer sehingga menjadi susunan jer-majrur).
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |55

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Sebutkan skema tentang

56| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

4. Tentang
Materi tentang maful maah termasuk dalam
kategori materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang maful maah adalah
konsep tentang wawu dan variasinya (wawu maiyyah,
wawu athaf, wawu haliyyah, wawu istinafiyyah dan lainlain).
Apa yang dimaksud dengan
?
Maful maah adalah isim yang dibaca nashab yang jatuh
setelah wawu maiyyah.78 Contoh:
(lafadz
ditentukan sebagai maful maah karena jatuh setelah wawu
maiyyah sehingga ia harus dibaca nashab).
Apa yang dimaksud dengan
?
Wawu maiyah adalah wawu yang memiliki arti
(beserta).
o Kapan lafadz yang jatuh setelah wawu wajib
ditentukan sebagai
?
Lafadz yang jatuh setelah wawu wajib ditentukan
sebagai maful maah apabila tidak memungkinkan
untuk diathafkan pada lafadz sebelumnya (karena
tidak sejenis).79 Contoh:
(berangkatlah
bersama Musa). (lafadz
harus ditentukan
sebagai maful maah karena tidak memungkinkan
untuk diathafkan kepada lafadz sebelumnya, antara
lafadz
dan
tidak sejenis,
statusnya
sebagai kalimat isim, sedangkan
statusnya

78Lebih

lanjut lihat: Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 211, Al-Mishri, Audlahu


al-Masalik, juz II, 239. Bandingkan pula dengan: Fadlil Shalih as-Samarai, adDirasah an-Nahwiyyah wa al-Lughawiyyah Inda az-Zamakhsyari (Baghdad: Dar
an-Nadzir, 1970), 348.
79: Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus, juz III, 55.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |57

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

sebagai kalimat fiil sehingga tidak memungkinkan


untuk diathafkan).
Kapan lafadz yang jatuh setelah wawu wajib
ditentukan sebagai
?
Lafadz yang jatuh setelah wawu wajib ditentukan
sebagai mathuf apabila sebuah kejadian tidak bisa
tidak harus dilakukan kecuali oleh orang yang lebih
dari satu (
).80 Contoh:
(Zaid dan
Umar saling bermusuhan). (lafadz
harus
dijadikan sebagai mathuf dan tidak boleh dijadikan
sebagai maful maah karena fiil
yang berarti
saling bermusuhan tidak mungkin dilakukan oleh
seorang diri, akan tetapi harus dilakukan oleh orang
yang lebih dari satu).
Kapan lafadz yang jatuh setelah wawu boleh
ditentukan sebagai
dan boleh juga
ditentukan sebagai
?
Lafadz yang jatuh setelah wawu memungkinkan
ditentukan sebagai maful maah dan juga ditentukan
sebagai mathuf apabila tidak ada mani atau tidak
ada yang mewajibkan untuk ditentukan sebagai
maful maah atau mathuf sebagai mana yang telah
dijelaskan di atas.81 Contoh:
. (lafadz
boleh dibaca
dengan didlammah syinnya
sehingga artinya seorang penguasa dan bala tentara
telah datang. Boleh juga dibaca
dengan difathah
syinnya sehingga artinya seorang penguasa telah
datang bersama bala tentara). Lafadz
memungkinkan untuk ditentukan sebagai maful
maah dan juga memungkinkan ditentukan sebagai
mathuf karena:

80Al-Abbas, al-Irab al-Muyassar, 93.


81Bandingkan dengan: Nashif, ad-Durus, , juz IV, 362.

58| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Yang jatuh sebelum dan sesudah wawu sejenis


sehingga memungkinkan untuk diathafkan.
Lafadz
bukanlah sebuah pekerjaan yang harus
dilakukan oleh lebih dari satu orang (
),
sehingga lafadz yang jatuh setelah wawu tidak
harus dipaksa menjadi mathuf, akan tetapi
memungkinkan untuk ditentukan sebagai maful
maah.
o Dalam kitab modern, kapan wawu bisa
dipastikan sebagai
?
Ketika wawu tersebut jatuh setelah lafadz . Contoh:
(wawu yang ada dalam contoh ini

adalah wawu maiyyah sehingga lafadz


ditentukan sebagai maful maah dan harus dibaca
nashab).
Sebutkan skema dari
?

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |59

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

5. Tentang

atau

Materi tentang maful fih merupakan materi inti,


sedangkan materi prasyarat yang harus dikuasi sebelum
masuk pada materi tentang maful fih adalah mufradatmufradat (kosa kata) yang menunjukkan keterangan
waktu dan tempat.
Apa yang dimaksud dengan
atau
?
Maful fih atau dharaf adalah isim yang dibaca nashab yang
memperkirakan makna
dan menunjukkan keterangan
tempat atau waktu.82 Contoh:

(lafadz
berkedudukan sebagai dharaf
karena menunjukkan keterangan waktu, sehingga ia
harus dibaca nashab)

(lafadz
berkedudukan sebagai dharaf
karena menunjukkan keterangan tempat, sehingga ia
harus dibaca nashab)
Sebutkan pembagian
?
Dharaf dibagi menjadi dua, yaitu: 1) dharaf makan dan
2) dharaf zaman.
o Apa yang dimaksud dengan
?
Dharaf makan adalah dharaf yang menunjukkan
keterangan tempat.83 Contoh:
( Ustadz
telah berdiri di depan sekolah).
o Apa yang dimaksud dengan
?
Dharaf zaman adalah dharaf yang menunjukkan
keterangan waktu.84 Contoh:
(saya
kembali dari sekolah pada waktu siang hari).
82As-Suyuthi,

al-Mathali al-Saidah, juz I, 402. Bandingkan dengan: Al-Husain, asSafwah as-Shafiyyah, juz I, 476. As-Suyuti, al-Asybah wa an-Nadzair, juz IV, 50.
83Hamid, at-Tanwir, 76.
84Al-Humadi dkk, al-Qawaid al-Asasiyyah, 97.

60| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Apa yang dimaksud dengan istilah


dalam
?
Istilah mubham dalam dharaf adalah kata keterangan,
baik yang menunjukkan tempat (al-makan) maupun
waktu (az-zaman) yang tidak bisa dibatasi.85 Contoh:
pada dharaf makan :
(kata artinya
di depan dan ini tidak ada batasnya, apakah jarak
depannya itu satu meter, dua meter, satu kilo, dua
kilo, dan seterusnya. Model dharaf semacam ini
disebut sebagai mubham).
pada dharaf zaman :
(kata artinya selamalamanya. Karena artinya demikian, maka dharaf ini
menunjukkan keterangan waktu yang tidak dapat
dibatasi atau mubham).
Apa yang dimaksud dengan istilah
dalam
?
Istilah mahdud dalam dharaf adalah kata keterangan,
baik yang menunjukkan tempat (al-makan) maupun
waktu (az-zaman) yang bisa dibatasi.86 Contoh:
Pada dharaf makan :
(lafadz
pasti
ada batasnya, berapa panjang dan berapa lebarnya.
Model dharaf semacam ini disebut sebagai mahdud).
Pada dharaf zaman :
(lafadz
juga ada
batasnya, yaitu mulai terbenamnya matahari sampai
munculnya fajar. Model dharaf semacam ini disebut
sebagai mahdud).
Apa fungsi konsep
dan
dalam
?
Fungsi konsep mubham dan mahdud dalam dharaf
adalah pada saat kita berbicara tentang keterangan
tempat atau dharaf makan dimana yang memungkinkan
untuk dibaca nashab hanyalah keterangan tempat yang
mubham. Sedangkan keterangan tempat yang mahdud
85Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus, juz III, 37-38.
86Al-Ghulayaini,

Jami ad-Durus, juz III, 38. Ada pula yang menyebut mahdud
dengan istilah mukhtash seperti yang disampaikan oleh Abdul Hamid Sayyid
Muhammad Abdul hamid. Lebih lanjut lihat: Abdul Hamid, at-Tanwir Fi Taysiri,
81.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |61

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

tidak boleh langsung dinashabkan, akan tetapi harus


dijerkan dengan huruf jer
. ketentuan yang berlaku
untuk dharaf makan tidak berlaku untuk dharaf zaman,
maksudnya dharaf zaman, baik mubham maupun
mahdud boleh dibaca nashab dan tidak membutuhkan
penampakan huruf jer .
Sebutkan skema tentang pembagian
atau
!

62| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

6. Tentang

Materi tentang hal/ merupakan materi inti. Materi


prasyarat yang harus dikuasai adalah materi tentang
nakirah dan marifah, mudzakkar dan muannats, mufrad,
tatsniyah, jama serta isim shifat karena hal/ harus
selalu dalam kondisi nakirah, shahib al-hal harus selalu
dalam kondisi marifah dan antara hal/ dan shahib al-hal
harus terjadi kesesuaian antara mudzakkar dan muannats,
mufrad, tatsniyah, dan jamanya, di samping hal harus
terbuat dari isim shifat.
Apa yang dimaksud dengan
?
Hal adalah isim yang dibaca nashab yang menjelaskan
keadaan shahib al-hal.87 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai hal dan menjelaskan keadaan shahib
al-hal
. Karena menjadi hal, maka ia harus dibaca
nashab).
Apa persyaratan
?
Persyaratan hal adalah harus terbuat dari isim nakirah
dan harus terbentuk dari isim shifat (pada umumnya
berupa isim fail dan isim maful).
Apa persyaratan
?
Persyaratan shahib al-hal adalah harus berupa isim
marifah.
o Berilah contoh susunan
yang sesuai dengan
persyaratan di atas !
Susunan hal yang sesuai dengan persyaratan di atas
dapat dicontohkan dengan
(lafadz
sebagai shahib al-hal berupa isim marifah/isim alam.
Lafadz
sebagai hal berupa isim nakirah dan juga
87Al-Hasyimi,

al-Qawaid al-Asasiyyah, 144. Bandingkan dengan: Al-Humadi dkk,


al-Qawaid al-Asasiyyah, 100.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |63

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

isim shifat/isim fail).


Apa saja kesesuaian yang harus dimiliki oleh
dan
?
Antara hal dan shahib al-hal harus sesuai dari segi88:
a) Mufrad, tatsniyah dan jama. Contoh:

(antara hal dan shahib al-hal samasama mufrad)

(antara hal dan shahib al-hal samasama tatsniyyah)

(antara hal dan shahib al-hal samasama jama)


b) Mudzakkar dan muannatsnya. Contoh:

(antara hal dan shahib al-hal sama-sama


mudzakkar)

(antara hal dan shahib al-hal samasama muannats)


Sebutkan pembagian
?
Hal itu terbagi menjadi dua, yaitu: 1) hal mufrad dan 2)
hal jumlah.
o Apa yang dimaksud dengan
?
Hal mufrad adalah hal yang terbentuk dari isim shifat
(bukan dari jumlah).89 Contoh:
dan
(lafadz
dan
disebut hal mufrad karena
terbuat dari isim shifat, dalam konteks contoh berupa
isim fail).
o Apa yang dimaksud dengan
?
Hal jumlah adalah jumlah, baik jumlah ismiyyah atau
jumlah filiyyah yang jatuh setelah isim marifah.90
Contoh:
88Al-Humadi dkk, al-Qawaid al-Asasiyyah, 100.
89Al-Humadi dkk, al-Qawaid al-Asasiyyah, 100.
90Lebih

lanjut lihat: Al-Abbas, al-Irab al-Muyassar, 98. Bandingkan dengan: AlAnshari, Mughni, 72.

64| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

(lafadz
adalah jumlah
filiyyah yang berkedudukan sebagai hal sehingga
berhukum nashab karena jatuh setelah lafadz
yang berupa isim marifah/ isim yang ditambah
dengan alif-lam).

(lafadz
adalah jumlah ismiyyah
yang berkedudukan sebagai hal sehingga
berhukum nashab karena jatuh setelah lafadz
yang berupa isim marifah/ isim yang ditambah
dengan alif-lam).
Apa yang dimaksud dengan
?
Rabith ialah sesuatu yang menghubungkan antara hal
dengan shahib al-hal. Rabith bisa berbentuk wawu
haliyyah, isim dlamir, atau keduanya. Istilah rabith akan
muncul dalam konteks pembahasan hal jumlah, dan
tidak akan muncul dalam pembahasan hal mufrad.
Rabith yang berbentuk isim dlamir, contoh:
(Orang laki-laki itu telah datang dalam
keadaan berkendara mobil). (yang menjadi rabith
dalam contoh di atas adalah dlamir mustatir yang
terdapat dalam lafadz
yang kembali kepada
shahib al-hal )

Rabith yang berbentuk wawu haliyyah, contoh:


(Saya datang sedangkan matahari
belum terbit). (yang menjadi rabith dalam contoh di
atas adalah wawu haliyyah).
Rabith yang terbentuk dari gabungan isim dlamir dan
wawu haliyyah, contoh:
(Ali telah
datang sedangkan wajahnya kelihatan berseri-seri).
(yang menjadi rabith adalah wawu haliyyah dan
sekaligus dlamir yang terdapat dalam lafadz
).
Apakah ada
yang berupa
?
Ada, yaitu lafadz
, meskipun lafadz ini berupa isim
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |65

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

marifah, ia tetap harus ditawil dengan isim nakirah


berupa lafadz
.91 Contoh:
(Muhammad
telah datang dengan sendirian). (lafadz
meksipun
tidak sesuai dengan persyaratan hal, yakni harus berupa
isim nakirah, akan tetapi ia tetap boleh dianggap sebagai
hal sebab ia bisa ditawil dengan lafadz
).
Sebutkan skema dari unsur-unsur
!

Sebutkan skema dari pembagian

91Al-Ghulayaini, Jami

ad-Durus, juz III, 61. Al-Jayyani, Syarh al-Kafiyyah, juz I, 734,


Hamid, at-Tanwir, 86, Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 225.

66| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

7. Tentang
Materi tentang tamyiz merupakan materi inti. Materi
prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk pada materi
tentang tamyiz adalah materi tentang isim nakirah karena
tamyiz harus selalu terbuat dari isim nakirah.
Apa yang dimaksud dengan
?
Tamyiz adalah isim yang dibaca nashab yang menjelaskan
benda yang masih bersifat samar.92 Kesamaran itu muncul
karena banyaknya alternatif yang bisa masuk. Contoh:
(lafadz
adalah berkedudukan sebagai tamyiz
karena ia menjelaskan benda yang masih bersifat samar
sehingga ia harus dibaca nashab).
Apa yang menjadi persyaratan
?
Syarat dari tamyiz harus berupa isim nakirah.93
Di manakah biasanya letak
dan bagaimanakah
proses pemilihan alternatifnya ?
Tamyiz pada umumnya jatuh setelah isim adad (isim
yang menunjukkan bilangan)94 dan isim tafdlil (isim
yang memiliki arti paling atau lebih).95 Contoh:

92Al-Mishri, Audlahu al-Masalik, juz II, 207.


93Lebih lanjut lihat: Al-Mishri, Audlahu al-Masalik, juz II, 360.
94Al-Jayyani, Syarh al-Kafiyyah, juz II, 768.
95Al-Jayyani, Syarh al-Kafiyyah, juz II, 771.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |67

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Isim adad:

Contoh

Saya telah
membeli dua
puluh...?

Banyaknya
alternatif
(rumah)
(kitab)
(pena)

Alternatif yang
menjadi pilihan

(kitab)

(mobil)
(baju)

o Bagaimana penjelasan dari skema di atas ?


Pada saat seseorang mengatakan
, secara
susunan kalimat sebenarnya sudah lengkap karena
fiil
sebagai fiil malum sudah diberi fail dan
sebagai fiil mutaaddi sudah diberi maful bih, akan
tetapi lafadz
akan tetap menjadi sesuatu
yang tidak jelas karena benda yang berjumlah dua
puluh tersebut masih belum disebutkan. Benda yang
berjumlah dua puluh bisa jadi berupa rumah, kitab,
pena, mobil, baju, dan seterusnya. Banyaknya
alternatif semacam inilah yang kemudian memaksa
seseorang untuk menentukan salah satu. Pada saat
seseorang menentukan salah satu, maka orang
tersebut telah mentamyiz alternatif yang ada
sehingga kalimatnya menjadi sempurna dan jelas.

68| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Isim tafdlil:

Contoh

Saya lebih
banyak dari
pada kamu...?

Banyaknya
alternatif
(kitab)

Alternatif yang
menjadi pilihan

(rumah)
(anak)

(harta)

(harta)
(hutang)

o Bagaimana penjelasan skema di atas ?


Pada saat seseorang mengatakan
, secara
susunan kalimat sebenarnya sudah lengkap karena
sudah memuat mubtada dan khabar sebagai
kelengkapan jumlah ismiyyah. Akan tetapi orang yang
mendengarkan kata-kata di atas tetap tidak akan
mampu memahami secara sempurna karena isim
tafdlil yang menjadi khabar masih butuh penjelasan,
yaitu dari aspek apa saya dianggap lebih banyak dari
kamu?. Aspek yang dimaksud bisa jadi dari kitab,
rumah, anak,
harta, hutang, dan seterusnya.
Banyaknya alternatif semacam inilah yang kemudian
memaksa seseorang untuk menentukan salah satu.
Pada saat seseorang menentukan salah satu, maka
orang tersebut telah memilih alternatif yang ada
sehingga kalimatnya menjadi sempurna dan jelas.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |69

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

8. Tentang
Materi tentang munada merupakan materi inti.
Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk
materi tentang munada adalah materi tentang maful bih
karena munada pada dasarnya merupakan maful bih. Di
samping itu perlu pemahaman yang jelas tetang konsep
mufrad, dimana dalam bab ini merupakan lawan dari
mudlaf dan sibhu al-mudlaf (bukan lawan dari tatsniyah
dan jama, juga bukan merupakan lawan dari jumlah)
Apa yang dimaksud dengan
?
Munada adalah isim yang dibaca nashab yang jatuh setelah
huruf nida96 (panggilan).97 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai munada karena jatuh setelah huruf
nida, sehingga ia harus dibaca nashab)
Apa saja yang termasuk
?
Diantara yang termasuk huruf nida adalah
Sebutkan pembagian dari
!
Munada terbagi menjadi lima bagian98, yaitu:
1) Mufrad marifah/ mufrad alam. Contoh:
(lafadz
menjadi munada yang dibaca nashab dan
berjenis mufrad alam/mufrad marifah sehingga ia
berhukum mabni).
2) Nakirah maqshudah. Contoh:
(lafadz
menjadi
munada yang dibaca nashab dan berjenis nakirah
96Huruf

nida merupakan penyempitan kalimat dari lafadz , karena munada


pada dasarnya diasumsikan sebagai maful bih (objek). Contoh:
pada
awalnya lafadz ini adalah
. Lihat: Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 68.
97Al-Humadi dkk, al-Qawaid al-Asasiyyah, 106.
98Dahlan, Syarh Mukhtashar, 25. Al-Humadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 107-108. AlHumadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 108. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 119-120.
Bandingkan dengan: Al-Asymawi, Hasyiyah al-Asymawi, 44.

70| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

3)

4)

5)

maqshudah sehingga ia berhukum mabni)


Nakirah ghairu maqshudah. Contoh:
(lafadz
menjadi munada yang dibaca nashab dan berjenis
nakirah ghairu maqshudah sehingga ia berhukum
murab).
Mudlaf. Contoh:
(lafadz
menjadi
munada yang dibaca nashab dan berjenis mudlaf
sehingga ia berhukum murab).
Syibhu al-mudlaf. Contoh:
(lafadz
menjadi munada yang dibaca nashab dan berjenis
syibhu al-mudlaf sehingga ia berhukum murab).
Apa yang dimaksud dengan munada
?
Munada mufrad alam/ mufrad marifah adalah
munada yang bukan berbentuk mudlaf atau syibhu almudlaf dan ia berjenis isim marifah.99 Contoh :
(wahai muhammad),
( wahai orang-orang
yang kafir).
Apa hukumnya munada
?
Hukum munada mufrad alam/ mufrad marifah
adalah mabni, yaitu
(dimabnikan
sesuai dengan tanda rafanya).
Apa yang dimaksud dengan munada
?
Munada nakirah maqshudah adalah munada yang
terbuat dari isim nakirah, akan tetapi yang dimaksud
dari nakirah tersebut sudah tertentu.100 Dalam
tataran selanjutnya nakirah maqshudah ini
disejajarkan dengan isim marifah. Contoh:
(lafadz
dalam contoh diarahkan dan

99Al-Asymawi,

Hasyiyah al-Asymawiy, 44. Al-Humadi dkk, al-Qawaid alAsasiyyah, 108.


100Al-Humadi dkk, al-Qawaid al-Asasiyyah, 108. Bandingkan dengan: AlAsymawi, Hasyiyah al-Asymawi, 44.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |71

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

dimaksudkan pada orang laki-laki yang sudah


ditentukan/maqshudah).
Apa hukumnya munada
?
Hukum munada nakirah maqshudah adalah sama
persis dengan munada mufrad alam/ mufrad
marifah, yaitu:
(dimabnikan sesuai
dengan tanda rafanya)
o Apa yang dimaksud dengan munada
?
Munada nakirah ghairu maqshudah adalah munada
yang terbuat dari isim nakirah, akan tetapi yang
dimaksud dari nakirah tersebut masih belum
ditentukan.101 Contoh :
(lafadz
dalam contoh
ini tidak tertuju pada orang laki-laki tertentu/ ghairu
maqshudah).
Apa hukumnya munada
?
Hukum munada nakirah ghairu maqshudah
adalah murab.
o Apa yang dimaksud dengan munada
?
Munada mudlaf adalah munada yang terbentuk dari
susunan idlafah.102 Contoh :
(lafadz
disebut sebagai munada mudlaf karena terbentuk
dari susunan idlafah).
Apa hukumnya munada mudlaf ?
Hukum munada mudlaf adalah murab.
o Apa yang dimaksud dengan munada
?
Munada syibhu al-mudlaf adalah munada yang
diserupakan dengan mudlaf. Maksudnya munada ini
tersusun dari gabungan kata dimana antara yang
satu dengan yang lain saling berkaitan sebagaimana
terkaitnya mudlaf dan mudlafun ilaihi dalam susunan
101Al-Humadi

dkk, al-Qawaid al-Asasiyyah, 108. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah,


119-120.
102Al-Humadi dkk, al-Qawaid al-Asasiyyah, 107. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah,
119-120.

72| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

idlafah.103 Contoh:
(lafadz
disebut
sebagai munada syibhu al-mudlaf karena tersusun
dari gabungan kata yang saling terkait. Dalam contoh
di atas, kata
tidak dapat dipisahkan dengan kata
, demikian juga sebaliknya).
Apa hukumnya munada
?
Hukum munada syibhu al-mudlaf adalah murab.
o Bagaimana penjelasan mengenai munada yang
berupa
(dengan menggunakan alif-lam)?
Ketika munadanya berupa isim marifah yang
menggunakan (alif-lam), maka huruf nida yang
berupa ya ( ) tidak bisa masuk secara langsung
kepada munadanya, seperti:
(contoh ini
tidak diperbolehkan), akan tetapi harus ada
tambahan
(ayyun penyambung) dan
(ha peringatan), atau juga bisa ditambah dengan
isim isyarah.104 Contoh:
(wahai orangorang yang kafir),
(wahai pemuda ini)
Ketika munada yang berupa isim marifah yang
menggunakan (alif-lam) sudah diberi
(ayyun penyambung) dan
(ha peringatan),
maka memungkinkan huruf nida-nya dibuang.
Contoh:
(lafadz
asalnya adalah
huruf nida dibuang karena ada
dan
)
Khusus pada lafadz , huruf nida dapat langsung
masuk tanpa melalui perantara
(ayyun
penyambung) dan
(ha peringatan), atau

103Al-Azhari,

Syarh al-Muqaddimah, 119-120. Al-Humadi dkk, al-Qawaid alAsasiyyah, 107.


104Al-Humadi dkk, al-Qawaid al-Asasiyyah, 109. Bandingkan dengan: AlGhulayaini, Jami ad-Durus, juz III, 153. Fayad, an-Nahwu al-Ashry, 245.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |73

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

perantara isim isyarah.105 Contoh:


(lafadz
meskipun muarraf bi-al akan tetapi tidak
membutuhkan
dan
ketika dimasuki
huruf nida)
Huruf nida ( ) pada lafadz
juga dapat diganti
dengan mim yang ditasydid ( ) yang diletakkan di
akhir lafadz . Hal semacam dilakukan sebagai
bentuk pengagungan.106 Contoh:
Sebutkan skema dari
!

105As-Suyuthi, al-Asybah wa an-Nadzair, juz III, 222.


106Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus, juz III, 154.

74| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

9. Tentang
Materi tentang istitsna merupakan materi inti. Materi
prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk pada materi
istitsna adalah materi tentang pembagian kalam (tamm
naqish, mujab manfi) disamping juga harus mengenal
unsur-unsur istitsna (mustatsna minhu, adat al-istitsna dan
mustatsna).
Apa yang dimaksud dengan
?
Mustatsna dalah isim yang dibaca nashab yang jatuh
setelah adat al-istitsna (perangkat atau sesuatu yang
digunakan untuk mengecualikan).107 Contoh:
(lafadz
dalam contoh di atas berkedudukan sebagai
mustatsna karena jatuh setelah adat al-istitsna sehingga ia
harus dibaca nashab)
Apa saja unsur-unsur yang ada dalam
?
Unsur-unsur yang ada dalam istitsna itu ada tiga
macam108, yaitu:
Adat
al-istitsna
(sesuatu
yang
berfungsi
mengecualikan).
Mustatsna (isim yang dikecualikan)
Mustatsna minhu (isim yang mustatsna dikecualikan
darinya)
Contoh:
(lafadz
sebagai mustatsna minhu,
lafadz sebagai adat al-istitsna, dan lafadz
sebagai
mustatsna).
Apa saja yang termasuk
?
Adat al-istitsna atau alat-alat untuk mengecualikan

107Al-Humadi,

al-Qawaid al-Asasiyyah, 102. Bandingkan dengan: Al-Asymawi,


Hasyiyah al-Asymawi, 42.
108Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 215.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |75

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

diantaranya:

.109

Sebutkan pembagian
dalam bab
?
Kalam dalam bab istitsna secara umum dapat dibagi
menjadi dua, yaitu kalam tamm dan kalam naqish.110
o Apa yang dimaksud dengan
?
Kalam tamm artinya sempurna, maksudnya adalah
kalam, dimana tuntutan amil sudah terpenuhi atau
juga dapat diterjemahkan dengan kalam yang unsur
mustatsna dan mustatsna minhunya disebutkan.
Sebutkan pembagian
!
Kalam tamm ini dibagi menjadi dua, yaitu:1)
tamm mujab dan 2) tamm manfi.111
Apa yang dimaksud dengan
?
Kalam tamm mujab adalah kalam yang mustatsna
dan mustatsna minhunya disebutkan dan ia tidak
didahului oleh nafi.112
o Bagaimana hukum
dalam
?
Isim yang jatuh setelah (mustatsna) apabila
kalamnya adalah kalam tamm dan mujab,
maka harus dibaca nashab karena menjadi
mustatsna.113 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai mustatsna karena jatuh
setelah adat al-istitsna yang berupa , ia wajib
dibaca nashab karena kalam dalam contoh di
atas termasuk dalam kategori kalam tamm
mujab).
Apa yang dimaksud dengan
?
Kalam tamm manfi adalah kalam yang mustatsna
109Dahlan, Syarh mukhtashar, 24.
110Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 114.
111Al-Hamidi, Syarh li as-Syeikh, 104-105.
112Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 114.
113Dahlan,

Syarh mukhtashar, 24. Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini, Jami adDurus, juz III, 96.

76| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

dan mustatsna minhunya disebutkan dan ia


didahului oleh nafi.114 Contoh:
(kalam
dalam contoh ini disebut kalam tamm karena baik
mustatsna
maupun
mustatsna
minhunya
disebutkan, dan juga disebut manfi karena
didahului oleh nafi)
o Bagaimana hukum
dalam
?
Hukum mustatsna dalam kalam tamm manfi itu
ada dua115, yaitu:
Boleh dibaca nashab, karena menjadi
mustatsna. Contoh:
(lafadz
dalam contoh ini berkedudukan sebagai
mustatsna dan dibaca nashab).
Dan boleh juga ditentukan sebagai badal,
sehingga bisa dibaca rafa, nashab, maupun
jer sesuai dengan kedudukan mubdal
minhunya. Contoh:
(lafadz
dalam contoh ini berkedudukan sebagai
badal karena kebetulan kalamnya adalah
tamm manfi. Karena menjadi badal, maka
hukum irabnya disesuaikan dengan hukum
irab mubdal minhunya yang dalam konteks
contoh di atas menjadi fail yang harus
dibaca rafa sehingga ia juga harus dibaca
rafa).
o Apa yang dimaksud dengan
?
Kalam naqish adalah kalam yang tidak sempurna,
maksudnya adalah kalam di mana unsur mustatsna
minhunya tidak disebutkan atau kalam yang tuntutan
amilnya belum terpenuhi.116 Contoh:
(kalam
ini termasuk dalam kategori kalam naqish karena
mustatsna minhunya tidak disebutkan dan tuntutan
114Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus, juz III, 96. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 115.
115Dahlan, Syarh mukhtashar, 24.
116Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 116.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |77

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

amil belum terpenuhi oleh lafadz sebelum ).


Bagaimana hukum
dalam
?
Hukum isim yang jatuh setelah
(mustatsna)
dalam kalam naqish adalah
(sesuai
117
dengan tuntutan amil). Contoh:

(lafadz berkedudukan sebagai fail


karena dalam contoh di atas kalamnya
termasuk kalam naqish sehingga hukum
irabnya harus disesuaikan dengan tuntutan
amil yang dalam konteks contoh di atas adalah
yang berupa fiil malum dan membutuhkan
fail)

(lafadz
berkedudukan sebagai
maful bih karena dalam contoh di atas
kalamnya termasuk kalam naqish sehingga
hukum irabnya harus disesuaikan dengan
tuntutan amil yang dalam konteks contoh di
atas adalah
yang berupa fiil mutaaddi dan
membutuhkan maful bih).
o Bagaimana hukum irab
pada saat adad alistitsnanya berupa selain ?
Hukum irab mustatsna pada saat adat al-istitsnanya
selain dapat dijelaskan sebagai berikut118:
Wajib dibaca jer sebagai mudlafun ilaihii apabila
adat al-istitsnanya berupa isim ( ,
,
, ).
Contoh:
(lafadz harus dibaca nashab
karena dalam contoh di atas kalamnya termasuk
kalam tamm mujab. Lafadz
dibaca jer karena
menjadi mudlafun ilaihi).
117Al-Ghulayaini,

Jami ad-Durus, juz III, 99. Dahlan, Syarh mukhtashar, 25. AlAzhari, Syarh al-Muqaddimah, 116.
118Bandingkan dengan: Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 215. Al-Humadi, alQawaid al-Asasiyyah, 104-105.

78| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Wajib dibaca nashab karena menjadi maful bih


apabila adat al-istitsnanya dipastikan berupa fiil
(
). Contoh:
(lafadz dalam
contoh di atas adalah merupakan adat al-istitsna
yang berupa fiil mutaaddi. Sedangkan lafadz
harus dibaca nashab karena menjadi maful bih).
Bisa dibaca nashab dan juga jer apabila adat alistitsnanya dimungkinkan sebagai fiil dan huruf
jer. Contoh:
a.
(lafadz
dibaca nashab sebagai
maful bih apabila lafadz
dianggap sebagai
kalimat fiil)
b.
(lafadz dibaca jer sebagai majrur
apabila lafadz dianggap sebagai huruf jer)
Sebutkan skema dari unsur-unsur
!

Sebutkan skema dari pembagian

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |79

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

10. Tentang isim


Materi tentang isim la allati li nafyi al-jinsi
merupakan materi inti. Materi prasyarat yang harus
dikuasai sebelum masuk pada materi isim la allati li nafyi
al-jinsi adalah konsep isim nakirah karena isim la allati li
nafyi al-jinsi pasti terbuat dari isim nakirah.
Apa yang dimaksud dengan isim
?
Isim la al-lati li nafyi al-jinsi adalah isim nakirah yang
dibaca nashab yang jatuh setelah la al-lati li nafyi al-jinsi (
yang menafikan jenis).119 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai isim la al-lati li nafyi al-jinsi karena
ia berupa isim nakirah dan jatuh setelah , karena menjadi
isim la al-lati li nafyi al-jinsi maka ia harus dibaca nashab).
Kapan kita dapat memastikan bahwa yang sedang
kita hadapi termasuk dalam kategori
?
yang ada di dalam kajian ilmu nahwu memang banyak
variasinya, akan tetapi kita bisa memastikan bahwa
yang sedang kita hadapi termasuk dalam kategori la allati li nafyi al-jinsi ketika yang jatuh sesudahnya berupa
isim nakirah.
Bagaimakah pengamalan
?
berpengamalan sebagaimana
yaitu
(menashabkan isim dan merafakan khabar)120,
hanya saja isim la al-lati li nafyi al-jinsi harus berupa
isim nakirah.121 Contoh:
. (lafadz
berkedudukan sebagai isim la al-lati li nafyi al-jinsi
119Al-Humadi,

al-Qawaid al-Asasiyyah, 82. Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah,


169.
120Al-Khatib, al-Mujam al-Mufassal, 372.
121Umar dkk, an-Nahwu al-Asasiy, 379. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 117.

80| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

karena ia berupa isim nakirah yang jatuh setelah lafadz


. Karena menjadi isim la al-lati li nafyi al-jinsi maka ia
harus dibaca nashab. Sedangkan lafadz
menjadi
khabar karena berfungsi sebagai penyempurna faidah/
faidah/
).
Sebutkan pembagian isim

Isim dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) mufrad, 2) mudlaf, 3)


syibhu al-mudlaf.122
o Apa yang dimaksud dengan isim
yang
berbentuk

Isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang berbentuk mufrad


adalah isim yang bukan berupa mudlaf dan syibhu
al-mudlaf.123 Contoh:
(lafadz
termasuk
dalam kategori isim yang mufrad karena bukan
berbentuk mudlaf dan syibhu al-mudlaf).
Apa hukum dari isim
yang
berbentuk

Hukum dari isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang


berbentuk mufrad adalah
(dimabnikan sesuai dengan tanda nashabnya).124
o Apa yang dimaksud dengan isim
yang
berbentuk

Isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang berbentuk mudlaf


adalah isim yang terbentuk dari susunan idlafah.125
Contoh:
(lafadz
merupakan isim

122Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 171.


123Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus, juz II, 332.
124Umar dkk, an-Nahwu al-Asasiy, 380.
125Al-Asymawi, Hasyiyah

al-Asymawiy, 43-44.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |81

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

yang berbentuk mudlaf karena terbuat dari


susunan idlafah).
Apa hukum dari isim
yang
berbentuk

Hukum dari isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang


berbentuk mudlaf adalah murab.126
o Apa yang dimaksud dengan isim
yang
berbentuk

Isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang berbentuk syibhu


al-mudlaf adalah isim yang diserupakan dengan
mudlaf, maksudnya isim ini tersusun dari gabungan
kata dimana antara yang satu dengan yang lain saling
mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan
sebagaimana antara mudlaf dan mudlafun ilaihi tidak
dapat dipisahkan dalam susunan idlafah.127 Contoh:
(lafadz
merupakan isim yang
berbentuk syibhu al-mudlaf karena tersusun dari
gabungan kata yang saling mempengaruhi dan di
antara yang satu dengan yang lain tidak dapat
dipisahkan sebagaimana mudlaf dan mudlafun ilaihi
dalam susunan idlafah).
Apa hukum dari isim
yang
berbentuk

Hukum dari isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang


berbentuk syibhu al-mudlaf adalah murab.128
Sebutkan pembagian khabar
!
Khabar la al-lati li nafyi al-jinsi dibagi menjadi dua, yaitu:
1) malum dan 2) majhul.
126Al-Hasyimi,

al-Qawaid al-Asasiyyah, 172. Lihat pula: Al-Humadi, al-Qawaid alAsasiyyah, 82.


127Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus, juz II, 333.
128Al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 172.

82| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

o Apa yang dimaksud dengan khabar


yang

Khabar la al-lati li nafyi al-jinsi yang malum adalah


khabar yang sudah diketahui meskipun tidak
disebutkan karena bersifat umum, sehingga wajib
dibuang (
).129 Contoh:
(khabar
dari la al-lati li nafyi al-jinsi dalam contoh ini adalah
lafadz
. Lafadz ini meskipun tidak disebutkan
orang pasti sudah mengetahui dan memahaminya
karena bersifat umum, sehingga keberadaannya
tidak butuh dilafadzkan/harus dibuang)
o Apa yang dimaksud dengan khabar
yang

Khabar la al-lati li nafyi al-jinsi yang majhul adalah


khabar yang tidak diketahui, karena bersifat khusus.
Khabar yang berkategori ini harus ditampakkan atau
khabarnya wajib disebutkan (
), karena
seseorang tidak akan mampu memahaminya
seandainya tidak disebutkan.130 Contoh:
(lafadz
berkedudukan sebagai Khabar la al-lati li
nafyi al-jinsi yang bersifat majhul karena seseoarang
tidak akan mampu mengetahuinya seandainya tidak
disebutkan).
Berikan skema dari
!

129Al-Humadi,

al-Qawaid al-Asasiyyah, 84. Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus, juz II,


334.
130Lebih lanjut lihat: Al-Ghulayaini, Jami ad-Durus, juz II, 334.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |83

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

84| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

11. Tentang isim


Pembahasan tentang isim termasuk dalam kategori
materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum
masuk pada materi tentang isim adalah materi tentang
mubtada dan khabar, karena isim berasal dari mubtada.
Apa yang dimaksud dengan isim

Isim
dan saudara-saudaranya adalah
jumlah ismiyyah yang dimasuki
saudaranya.131 Contoh:
.
berkedudukan sebagai isim
sehingga
nashab).

mubtada dalam
dan saudara(lafadz
ia harus dibaca

12. Tentang khabar


Pembahasan tentang khabar
termasuk dalam
kategori inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang khabar
adalah
materi tentang mubtada dan khabar, karena khabar
berasal dari khabar.
Apa yang dimaksud dengan khabar

Khabar
dan saudara-saudaranya adalah khabar dalam
jumlah ismiyyah yang dimasuki oleh
dan saudara132
saudaranya. Contoh:

131Lebih

detailnya mengenai pembahasan wa akhwatuha, lihat kembali pada


bab marfuat al-asma.
132Pembahasan
wa akhwatuha secara mendetail dalam melihat kembali pada
bab marfuat al-asma.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |85

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

(lafadz
berkedudukan sebagai khabar
harus dibaca nashab).

yang

13. Tentang isim


Apa yang dimaksud dengan
?
Tawabi adalah lafadz yang hukum irabnya mengikuti
hukum irab matbu (lafadz yang diikuti), baik dari segi
rafa, nashab, jer, maupun jazem-nya.133
Sebutkan yang termasuk dalam pembagian
!
Yang termasuk dalam pembagian tawabi adalah 1)
naat, 2) athaf, 3) taukid, 4) badal.
o Contohkan isim yang dibaca nashab karena
menjadi
!
Contoh isim yang dibaca nashab karena menjadi naat
adalah:
(lafadz
berkedudukan
sebagai naat karena ia berupa isim shifat/isim fail
yang
dari
segi
mufrad-tatsniyyah-jamanya,
mudzakkar-muannatsnya, dan marifah-nakirahnya
sama dengan manutnya
. Karena menjadi naat,
maka hukum irabnya disesuaikan dengan hukum
irab manut yang kebetulan menjadi maful bih yang
harus dibaca nashab sehingga ia juga harus dibaca
nashab).
o Contohkan isim yang dibaca nashab karena
menjadi
!
Contoh isim yang dibaca nashab karena menjadi
mathuf adalah:
(lafadz
berkedudukan sebagai mathuf karena jatuh setelah
huruf athaf. Karena menjadi mathuf maka hukum
133Lebih lanjut tentang pembahasan

, lihat pada marfuat al-asma.

86| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

irabnya disesuaikan dengan hukum irab mathufun


alaihinya
yang dalam konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai maful bih yang harus dibaca
nashab sehingga ia juga harus dibaca nashab).
o Contohkan isim yang dibaca nashab karena
menjadi
!
Contoh isim yang dibaca nashab karena menjadi
taukid adalah:
(lafadz
berkedudukan
sebagai taukid karena ia merupakan lafadz-lafadz
tertentu yang memang dipersiapkan untuk menjadi
taukid. Karena menjadi taukid, maka hukum irabnya
disesuaikan dengan muakkadnya
yang dalam
konteks contoh di atas berkedudukan sebagai maful
bih yang harus dibaca nashab sehingga ia juga harus
dibaca nashab).
o Contohkan isim yang dibaca nashab karena
menjadi
!
Contoh isim yang dibaca nashab karena menjadi
badal adalah:
( lafadz
berkedudukan
sebagai badal karena ia sejenis dengan mubdal
minhunya. Karena menjadi badal, maka hukum
irabnya disesuaikan dengan hukum irab mubdal
minhunya
yang dalam konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai maful bih yang harus dibaca
nashab sehingga ia juga harus dibaca nashab).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |87

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

88| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

entang Majrurat al-Asma

1. Tentang
Apa yang dimaksud dengan
?
Majrurun bi harfi al-jarri adalah isim-isim yang dibaca jer
karena dimasuki oleh huruf jer.134 Contoh:
(lafaz
harus dibaca jer karena dimasuki oleh jer ).
2. Tentang
Apa yang dimaksud dengan
?
Majrurun bi al-idlafah adalah isim-isim yang dibaca jer
karena menjadi mudlafun ilaihi. Karena pembahasan
idlafah sudah tuntas pada bab-bab sebelumnya, maka
dalam bab ini tidak lagi akan dipaparkan penjelasan
idlafah.135Contoh:
(lafadz
harus dibaca jer
jer karena menjadi mudlafun ilaihi dari lafadz
).
3. Tentang
Apa yang dimaksud dengan
?
Majrurun bi at-tawabi adalah isim-isim yang dibaca
jer/khafad karena menjadi tawabi. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa tawabi itu terbagi menjadi
empat, yaitu naat, athaf, taukid, dan badal.136

134Nashif, ad-Durus, , juz III, 254.


135Musthafa, Ikhya, 72. Al-Humadi, al-Qawaid al-Asasiyyah, 127.
136Al-Humadi,

al-Qawaid al-Asasiyyah, 122. Ibrahim al-Baijuri, Syarh Fath Rabbi


al-Bariyyah (Surabaya: Dar an-Nasyr al-Mishriyyah, tt), 50.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |89

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Contohkan isim yang dibaca jer karena menjadi


!
Contoh isim yang dibaca jer karena menjadi naat
adalah:
(lafadz
berkedudukan
sebagai naat karena ia berupa isim shifat/isim fail
yang dari segi mudzakkar dan muannatsnya, marifah
dan nakirahnya, serta mufrad, tatsniyyah, dan
jamanya sama dengan manutnya
. Karena
menjadi naat, maka hukum irabnya disesuaikan
dengan hukum irab manut yang dalam konteks
contoh di atas berkedudukan sebagai majrur yang
harus dibaca jer sehingga ia juga harus dibaca jer).
Contohkan isim yang dibaca jer karena menjadi
!
Contoh isim yang dibaca jer karena menjadi mathuf
adalah:
(lafadz
berkedudukan
sebagai mathuf karena jatuh setelah huruf athaf.
Karena menjadi mathuf maka hukum irabnya
disesuaikan dengan hukum irab mathufun alaihinya

yang dalan konteks contoh di atas


berkedudukan sebagai majrur yang harus dibaca jer
sehingga ia harus dibaca jer)
Contohkan isim yang dibaca jer karena menjadi
!
Contoh isim yang dibaca jer karena menjadi taukid
adalah:
(lafadz
berkedudukan sebagai
taukid karena ia merupakan lafadz-lafadz tertentu
yang memang dipersiapkan untuk menjadi taukid.
Karena menjadi taukid, maka hukum irabnya
disesuaikan dengan muakkadnya
yang dalam
konteks contoh di atas berkedudukan sebagai majrur
90| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

yang harus dibaca jer sehingga ia juga harus dibaca


jer)
Contohkan isim yang dibaca jer karena menjadi
!
Contoh isim yang dibaca jer karena menjadi badal
adalah:
( lafadz
berkedudukan
sebagai badal karena ia sejenis dengan mubdal
minhunya. Karena menjadi badal, maka hukum
irabnya disesuaikan dengan hukum irab mubdal
minhunya
yang dalam konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai majrur yang harus dibaca jer
sehingga ia juga harus dibaca jer).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |91

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

92| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

aftar Pustaka

Ali al-Jarim & Musthafa Amin. Tt. an-Nahwu al-Wadlih fi Qawaid


al-Lughah al-Arabiyyah. Kairo: Dar al-Maarif. Juz III.
Ali Bahauddin Bukhadud. 1987. al-Madkhal an-Nahwiy Tathbiq
Wa Tadrib fi an-Nahwi al-Arabiy. Beirut: al-Muassisah alJamiah ad-Dirasah.
Ali Taufiq al-Hamad dan Yusuf Jamil az-Zaabi. 1993. al-Mujam
al-Wafi fi Adawati an-Nahwi al-Arabiy. Yordan: Dar alAmal.
Abdullah bin al-Fadlil. Tt. Hasyiyah al-Asymawi. Indonesia: alHaramain.
Abu Hayyan al-Andalusi. 1998. Irtisyaf ad-Dlarbi min Lisan alArabiy. Kairo: al-Maktabah al-Khanaji. Juz III.
Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf bin Ahmad bin Abdullah bin
Hisyam al-Anshari al-Mishri. Tt. Audlahu al-Masalik ila
Alfiyati ibn Malik. Beirut: al-Maktabah al-Ashriyyah. Juz II.
Ahmad al-Hasyimi. Tt. al-Qawaid al-Asasiyyah Li al-Lughah alArabiyyah. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.
Ahmad Mukhtar Umar dkk. 1994. an-Nahwu al-Asasiy. Kuwait:
Dar as-Salasil.
Ahmad Zaini Dahlan. Tt. Syarh Mukhtashar Jiddan Ala Matni alJurumiyyah. Semarang: Karya Thaha Putera.
Al-Jayyani. Syarh al-Kafiyyah. Juz I, II.
Asmawi. Tt. Hasyiah Al-Asmawiy Ala Matni Al-Ajrumiyyah.
Indonesia: Al-Haramain.
Bahauddin Abu Muhammad Abdullah ibn Abdur Rahman ibn
Abdullah al-Aqiliy. 2007. Syarh Ibn Aqil. Beirut: Dar alKutub al-Ilmiyyah. Juz I.
Fadlil Shalih as-Samarai. 1970. ad-Dirasah an-Nahwiyyah wa alLughawiyyah Inda az-Zamakhsyari. Baghdad: Dar anNadzir.
P P A l - B i d a y a h J e m b e r |93

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Fuad Nimah. Tt. Mulakkahs Qawaid al-Lughah al-Arabiyyah.


Beirut: Dar at-Tsaqafah al-Islamiyyah.
Hasan Muhammad Nuruddin. 1996. ad-Dalil ila Qawaid alArabiyyah. Beirut: Dar al-Ulum al-Arabiyyah.
Ibn Abi ar-Rabi Ubaidillah ibn Ahmad ibn Ubaidillah al-Qurasy alAsybiliy as-y. 1986. al-Basit fi Syarh Jumali az-Zujaji. Beirut:
Dar al-Garb al-Islami.
Ibrahim al-Baijuri. Tt. Syarh Fath Rabbi al-Bariyyah. Surabaya: Dar
an-Nasyr al-Mishriyyah.
Ibrahim Musthafa. 1992. Ikhyaan-Nahwi. Kairo: Tp.
Ismail al-Hamidi. Tt. Syarh li as-Syeikh Hasan al-Kafrawi Ala
Matni al-Ajurumiyyah. Indonesia: al-Haramain.
Jalaluddin as-Suyuthi. 1977. al-Mathali al-Saidah fi Syarh alFaridah fi an-Nahwi wa as-Sharf wa al-Khat. Baghdad: Dar
ar-Risalah. Juz I.
Jalaluddin as-Suyuthi. 1985. al-Asybah wa an-Nadzair fi an-Nahwi.
Beirut: Muassisah ar-Risalah. Juz III, IV.
Jamaluddin Abu Abdullah Muhammad ibn Abdillah ibn Malik.
Syarh al-Kafiyah as-Syafiyyah. Juz II.
Jamaluddin ibn Hisyam al-Anshari. Tt. Mughni al-Labib. Surabaya:
al-Hidayah.
Jamaludin Muhammad bin Abdullah Ibn Malik. Tt. Ibn Aqil.
Surabaya: Nurul Huda.
Khalid bin Abdullah al-Azhari. 2005. Syarh al-Muqaddimah alJurumiyyah Fi Ushuli Ilmi al-Arabiyyah. Beirut: Dar alKutub al-Ilmiyyah.
Mari bin Yusuf bin Abu Bakar bin Ahmad al-Karami al-Maqdisiy.
2009. Dalil at-Thalibin li Kalami an-Nahwiyyin. Kuwait:
Idarah al-Mahthuthah wa al-Maktabah al-Islamiyyah.
Muhammad Ali abu al-Abbas. Tt. al-Irab al-Muyassar: Dirasah Fi
al-Qawaid wa al-Maani Wa al-Irab Tajmau Baina alAshalah Wa al-Muashirah. Kairo: Dar at-Thalai.
Muhammad Abdullah Jabbar. 1988. al-Uslub an-Nahwi: Dirasah
Tathbiqiyyah fi Alaqah al-Khasaish al-Uslubiyyah bi Badli
ad-Dhahirah an-Nahwiyyah. Mesir: Dar ad-Dakwah.
Muhammad as-Shaghir bin Qaid bin Ahmad al-Abadili al-Muqtiri.
2002. al-Hilal ad-Dzahabiyyah Ala Tuhfah as-Saniyyah.
94| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Yaman: Dar al-Atsar.


Muhammad bin Abdullah bin Malik al-Andalusi. Tt. Nadzmu alKhulashah al-Fiyyah Ibn Malik. Pekalongan: Raja Murah.
Muhammad bin Ahmad bin Abdul Bari al-Ahdali. Tt. al-Kawakib
ad-Durriyah Syarh Mutamimah al-Ajurumiyyah. Surabaya:
nur al-Huda.
Muhammad bin Ali as-Shaban. Tt. Hasyiyat al-Shaban. Bairut:
Darul Fiqr. Juz I, II.
Muhammad ibn al-Hasan al-Istirabadzi as-Samnai an-Najafi arRidla. 1966. Syarh ar-Ridla li Kafiyah ibn al-Hajib. Madinah:
Jamiah al-Imam Muhammad ibn Suud al-Islamiyyah. Juz I.
Muhammad Mashum bin Salim as-Samarani as-Safatuni. Tt.
Tasywiq al-Khalan. Surabaya: al-Hidayah.
Mushthafa al-Ghulayaini. 1989. Jami ad-Durus al-Arabiyah.
Bairut, al-Maktabah al-Ashriyah. Juz I, II, III.
Qadhi al-Qudhad Bahuddin Abdullah bin Aqil An-Aqili Al-Mishri
Al-Hamdani. Tt. Syarh Ibn Al-Aqil. Bairut: Drul Fikr. Juz I.
Sayyid M. Ros'ad bin Ahmad bin Abdul Rohman Al-Baiti. Tt. AtTaqrirat Al-Bahiyyah Ala Matni Al-Ajrumiyyah. Surabaya:
Darul Ulum Al-Islamiyyah.
Sayyid Muhammad Abdul Hamid. Tt. At-Tanwir Fi Taysiri atTaysir Fi an-Nahwi. Kairo: al-Maktabah al-Azhariyah Li atTurats.
Sulaiman Fayad. 1995. an-Nahwu al-Ashriy. Tt: Markaz al-Ahram.
Syarfuddin Yahya al-Imriti. Tt. Nadzmu al-Imrity Ala Matni alAjurumiyyah. Pekalongan: Raja Murah.
Taqiyuddin Ibrahim ibn al-Husain. 1419H. as-Safwah as-Shafiyyah
fi Syarh ad-Durar al-Alfiyyah. Madinah: Jamiah Ummu alQura. Juz I.
Thahir Yusuf Al-Khatib. Tt. Mu'jam al-Mufashshal Fi al-Irab.
Indonesia: AL-Haramain.
Yusuf al-Humadi dkk. 1995. al-Qawaid al-Asasiyyah Fi an-Nahwi
Wa as-Sharfi. Kairo: tp.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |95

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

96| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

Biodata Penulis
Abdul Haris lahir di Jember, 07 Januari
1971. Mengawali Pendidikan Dasarnya di
MIMA as-Salam Kencong Jember (lulus tahun
1984), dan melanjutkan di MTs al-Maarif
Kencong Jember (lulus tahun 1987). Setamat
dari MTs langsung melanjutkan thalab al-ilmi
ke PGA Negeri Jember dan dinyatakan lulus
pada tahun 1990. Mengawali Pendidikan
Perguruan Tinggi di IAIN Malang (sekarang
UIN Maulana Malik Ibrahim) Fakultas Pendidikan Bahasa Arab
(lulus tahun 1995) dan di tahun yang sama, putera dari keluarga
sederhana pasangan alm. H. Muslim dan Ibu Siti Marwati
mendapatkan kesempatan mengikuti beasiswa Program
Pascasarjana (S2) di IAIN ar-Raniry Banda Aceh yang diberikan
oleh pemerintah dalam bidang studi Dirasat Islamiyah dan lulus
pada tahun 2000. Sedangkan Program S3 ia tempuh di IAIN
Sunan Ampel Surabaya Fakultas Syariah.
Kegiatan nyantri telah dimulainya sejak di Jember, tepatnya
di PP al-Fitriyah dan berlanjut di PP Nurul Huda Malang dibawah
bimbingan KH. Masduqi Mahfud (Mantan Rais Syuriyah PWNU
Jawa Timur), dan saat ini ia menjadi pengasuh PP al-Bidayah
Tegal Besar Jember. Sebagai dosen tetap di STAIN Jember, ia
pernah menjabat sebagai Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Di
samping itu, dalam kegiatan organisasi sosial kemasyarakatan, ia
dipercaya sebagai salah satu anggota Komisi Fatwa MUI Jember.
Sedangkan di Nahdlatul Ulama, ia duduk sebagai Wakil Katib
Syuriyah PCNU Jember, serta masuk dalam tim pembuatan buku
ASWAJA PERGUNU pusat.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |97

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab

98| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

Anda mungkin juga menyukai