LECTURE NOTES
Titan
titan@binus.edu
LEARNING OUTCOMES
1. Explain the system development life cycle and some techniques for information gathering
OUTLINE MATERI :
1. Analysis Activities in More Detail
2. System Requirement
3. Models and Modelling
4. Stakeholders The Source of System Requirements
5. Techniques for Information Gathering
analyst untuk memastikan bahwa aktivitas ini telah berjalan dengan baik adalah:
What (in detail) do we need the system to do?.
3. Prioritize requirements. Setelah semua kebutuhan sistem dimengerti bersama dan
models yang detil telah selesai dibuat, sangatlah penting untuk menentukan functional
atau technical requirements mana yang paling penting bagi sistem. Bagaimanapun,
users ataupun analysts perlu berkoordinasi untuk menentukan requirements mana
yang lebih penting guna dibuat prioritasasi terhadap requirements tersebut. Pada
akhirnya, setelah aktivitas ini selesai, pertanyaan yang harus dijawab oleh analyst
untuk memastikan bahwa aktivitas ini telah berjalan dengan baik adalah: What are
the most important things the system must do?.
4. Prototype for feasibility and discovery. Membangun prototypes dari bagian-bagian
sistem akan sangat bermanfaat guna mempermudah untuk memahami kebutuhankebutuhan daripada users. Prototypes dibuat untuk mengecek fungsionalitas dari
sistem yang dibangun, dan untuk memastikan bahwa sistem sudah sesuai dengan
kebutuhan bisnis. Pada akhirnya, setelah aktivitas ini selesai, pertanyaan yang harus
dijawab oleh analyst untuk memastikan bahwa aktivitas ini telah berjalan dengan baik
adalah: Have we proven that the technology proposed can do what we think we need
it to do? dan Have we built some prototypes to ensure the users fully understand the
potential of what the new system can do?.
5. Generate
and
evaluate
alternatives.
Alternatif-alternatif
perancangan
dan
System Requirements
System requirements merupakan spesifikasi-spesifikasi yang mendefinisikan fungsi-fungsi
yang harus dimiliki oleh sistem informasi yang akan dibangun. System requirements sendiri
terbadi menjadi dua (2), yaitu:
1. Functional requirements, merupakan requirements (kebutuhan-kebutuhan) yang
mendeskripsikan aktivitas-aktivitas ataupun proses-proses yang harus dimiliki dan
dijalankan oleh sistem yang akan dibangun. Contohnya seperti requirements untuk
meng-handle proses bisnis penjualan, aktivitas penghitungan gaji karyawan, dan
sebagainya.
2. Nonfunctional requirements, merupakan karakteristik-karakteristik, di luar dari
aktivitas-aktivitas yang harus di-support oleh sistem, yang harus dimiliki oleh sistem
yang akan dibangun, seperti technology, performance, usability, reliability, dan
security. Berikut adalah penjelasan dari masing-masingnya:
a. Technical requirement, merupakan kebutuhan teknis ataupun spesifikasi dari
perangkat-perangkat (hardware, software, network, etc.) yang dibutuhkan
dalam mengembangkan sistem informasi yang akan dibangun.
2. Abstraksi terhadap sesuatu diyakini dapat mengurangi kompleksitas dari hal yang
sebenarnya terjadi, terlebih sesuatu tersebut dapat diabstraksi melalui beberapa model,
yang saling berhubungan, guna memecah-mecah kompleksitas tersebut menjadi lebih
kecil.
3. Pemodelan juga dapat digunakan untuk mempermudah di dalam mengingat hal-hal
detil terhadap kebutuhan dari pengembangan sistem informasi.
4. Pemodelan dapat digunakan sebagai media komunikasi yang dapat dipahami bersama
di dalam team project.
5. Pemodelan juga dapat digunakan sebagai media komunikasi yang dapat dipahami
oleh users ataupun stakeholders, mengingat pemodelan tidak hanya dapat dilakukan
untuk mengabstraksikan hal teknis tetapi juga dapat dilakukan dari sisi proses bisnis.
6. Dokumentasi terhadap pemodelan yang sudah dilakukan juga dapat digunakan
sebagai referensi pembelajaran untuk pengembangan ataupun pemeliharaan sistem di
masa depan.
Ada tiga (3) jenis model yang sering digunakan, yaitu mathematical model,
descriptive model, dan graphical model. Mathematical model merupakan serangkaian
formula yang mendeskripsikan aspek-aspek teknis dari sebuah sistem. Descriptive model
merupakan catatan, laporan, ataupun daftar dalam bentuk narasi yang mendeskripsikan
beberapa aspek dari sistem. Sementara itu, graphical model merupakan diagram atau
representasi yang terancang sedemikian rupa guna mencerminkan beberapa aspek dari sebuah
sistem. Beberapa contoh model yang akan digunakan di dalam matakuliah ini adalah data
flow diagram (DFD), entity relationship diagram (ERD), class diagram, use case diagram,
dan lain-lain.
stakeholders
dibangun. Kuesioner ini dapat dibagikan dan diisi oleh users maupun clients.
b. Interview users, apabila memungkinkan dan waktu yang dimiliki cukup
banyak, maka melakukan wawancara dengan users juga dapat dilakukan untuk
mendapatkan informasi terkait dengan harapan-harapan terhadap sistem yang
akan dibangun. Apabila waktunya cukup sempit dan tetap ingin dilakukan
wawancara, maka lakukan wawancara tersebut dengan key users yang dirasa
cukup representative.
2. Understand new system procedures, dimana perlu dipahami terlebih dahulu prosedurprosedur yang akan dijalankan di sistem yang baru. Untuk mendapat pemahaman
terhadap hal ini, kegiatan review existing documentation perlu dilakukan. Kegiatan ini
dapat dilakukan dengan mempelajari dokumentasi-dokumentasi dari sistem yang
berjalan.
3. Understand new system functions, dimana perlu dipahami terlebih dahulu perihal
fungsi-fungsi apa saja yang perlu dimiliki oleh sistem yang baru. Untuk mendapat
pemahaman terhadal hal ini, kegiatan-kegiatan berikut dapat dilakukan:
a. Observe business procedures, dimana dilakukan pengamatan secara langsung
terhadap jalannya prosedur-prosedur yang ada dari proses bisnis berjalan. Hal
ini dilakukan guna mencari tahu perihal hal-hal yang harus ditingkatkan guna
dipenuhi oleh sistem baru yang akan dibangun.
b. Research vendor solutions, dengan mempelajari solusi-solusi bisnis ataupun
teknologi yang ditawarkan oleh para vendor. Solusi-solusi tersebut perlu
disesuaikan dengan kebutuhan ataupun lingkungan bisnis dari perusahaan.
Hasil dari observasi terhadap berjalannya proses bisnis perlu didokumentasikan untuk
keperluan di dalam pengembangan sistem informasi. Proses bisnis tersebut perlu
didokumentasikan workflow-nya, yaitu serangkaian langkah berurutan yang menyusun
sebuah proses dari transaksi bisnis. Dokumentasi proses bisnis ini dapat dilakukan dengan
menggunakan activity diagram, yaitu jenis workflow diagram yang menggambarkan aktivitas
daripada users dan urutan aliran kegiatan yang dilakukannya. Berikut adalah penjelasan
singkat untuk masing-masing notasinya:
1. Swimlane, digunakan untuk menggambarkan users ataupun pelaku yang terlibat
dalam rangkaian aktivitas dari prosedur proses bisnis yang sedang dibahas.
2. Starting activity, merupakan titik awal atau mulainya aktivitas dari prosedur proses
bisnis.
3. Transition arrow, merupakan panah yang menggambarkan urutan aliran kegiatan dari
satu aktivitas ke aktivitas berikutnya.
4. Activity, merupakan nama aktivitas yang dilakukan terkait dengan jalannya prosedur
proses bisnis.
5. Ending activity, merupakan titik akhir atau selesainya rangkaian aktivitas dari
prosedur proses bisnis.
6. Synchronization bar (split), digunakan apabila ada aliran kegiatan yang berjalan
secara parallel.
7. Synchronization bar (join), digunakan untuk mempertemukan kembali aliran kegiatan
yang tadinya berjalan secara parallel.
8. Decision activity, digunakan apabila ada aktivitas yang menghasilkan dua atau lebih
kondisi, yang berujung pada berbedanya urutan aliran aktivitas yang terjadi (dapat
dilakukan dengan menggunakan notasi berbentuk diamond ataupun dari satu aktivitas
akan keluar dua transition arrow yang berbeda tujuan).
SIMPULAN
Di samping pembahasan yang sudah terpaparkan di atas, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi untuk topik ini, yaitu:
1. Dalam kegiatan pengumpulan informasi, analyst perlu melakukan interaksi dengan
semua pihak yang terkait dengan pengembangan sistem serta juga harus membaca
semua dokumentasi atau catatan yang ada terkait dengan sistem yang sedang berjalan.
2. Dalam matakuliah ini, jenis model yang akan banyak dipelajari adalah descriptive
model dan graphical model. Descriptive model akan banyak digunakan pada saat
menceritakan kembali proses bisnis yang terjadi/usulan melalui kalimat-kalimat yang
membentuk narasi sequential, yang menceritakan urutan proses bisnis dari awal
sampai akhir. Sementara itu, graphical model akan banyak digunakan pada saat
menggunakan diagram guna mendokumentasikan kebutuhan bisnis yang perlu
diakomodir oleh sistem yang akan dibangun.
3. Seperti flowchart, activity diagram juga dapat digunakan untuk mendokumentasikan
prosedur. Untuk menguasainya, mahasiswa diharapkan dapat melatih dirinya dengan
secara mandiri membuat activity diagram terkait dengan prosedur-prosedur kerja
yang
ada
di
tempat
kerjanya.
Atau
mungkin
dapat
dilakukan
dengan
DAFTAR PUSTAKA
John W. Satzinger,Robert B. Jackson,Stephen D. Burd. (2009). Systems analysis and design
in a changing world. 05. COUTE. Boston. ISBN: 0-324-59377-5.