Anda di halaman 1dari 10

TUTORIAL

KETIDAKPATUHAN TENAGA MEDIS DAN NON-MEDIS DALAM


MELAKSANAKAN PROGRAM HAND HYGIENE DI RS AMAL
SEHAT
(PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI)

Disusun Oleh :
CATUR ILMYWATI
(20111030029)
CINTA ES CITRANANDITA
(20111030031)
DELLA MAWROS DWITA
(20111030032)
DHYAS MUNANDAR
(20111030034)

DIAH SUKMAWATI HIDAYAH


(20111030035)
ERLIZANIVO PRATIWI
(20111030036)
ARIF BUDI WIBOWO
(20111030006)
ANDIKA PURWITA AJI
(20111030005)

Diajukan Kepada
IBU QURROTUL AINI

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
1

2012
LEARNING OUTCOME
1. Mahasiswa mampu menghitung angka infeksi nosokomial
2. Mahasiswa mampu mendeteksi masalah-masalah yang sering timbul
dalam ketidakpatuhan dokter dan karyawan di RS melaksanankan
handhygiene
3. Mahasiswa mampu menyusun POA pelaksanaan handhygiene
KASUS
RS Amal Sehat adalah RS Swasta tipe C di Kota Makassar Sulawesi
Selatan. Memiliki 150 TT dan 210 karyawan tetap. BOR RS th 2011 : 82%,
dengan kasus rawat inap terbanyak adalah diare dan stroke.
Hasil evaluasi mutu klinik yang dilakukan oleh komite PPI RS pada tahun
2011 didapatkan data sbb :
1. Kejadian infeksi karena jarum infus bulan Jan-Juni 2011 = 21 kasus,
jumlah pemasangan infus 705
2. Kejadian infeksi pemasangan kateter bulan Jan-Juni 2011 = 11 kasus,
jumlah pemasangan kateter 100
Komite PPI RS telah dibentuk sejak awal 2011, dan terdiri dari 1 orang
Ketua (dr Umum/Ka. UGD) dan 1 tenaga perawat yang juga menjabat
sebagai Ka Bangsal ICU. Komite PPI berusaha untuk mengurangi angka2
infeksi tersebut. Langkah pertama yang diilakukan adalah menggalakkan
hand hygiene di RS, karena berdasarkan hasil searching artikel penelitian
diketahui banyak studi yang melaporkan hubungan antara handwashing
dengan kejadian infeksi nosokomial.
Komite memutuskan untuk membat Plan Of Action (POA) Hand Hygiene RS
HASIL DISKUSI TUTORIAL 3
1. Menghitung angka infeksi nosokomial
Diketahui : BOR 82 %/Bulan, Jumlah TT : 150 TT dan asumsi
2

Jumlah pasien rawat inap / bulan : 82 % x 150 = 123 pasien/bulan,


sehingga jumlah pasien selama 6 bulan menjadi 6 x 123
pasien/bulan = 738 pasien/6 bulan
(Asumsi )
Pasien yang menggunakan infus 100% jadi 738 pasien
Pasien yang menggunakan kateter 30% jadi 221 pasien
Rumus Perhitungan INOS :
Jumlah Pasien INOS dalam 6 bulan
Jumlah pasien rawat inap yang terpasang infus dalam 6 bulan
= 21 orang
738 orang
= 2,8 % / 6 Bulan
Jumlah Pasien INOS dalam 6 bulan
Jumlah pasien rawat inap yang terpasang kateter dalam 6
bulan
= 11 orang
221 orang
= 4,98 %/ 6 bulan
Analisis kasus:
Sesuai dengan Permenkes No. 129 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, menyatakan bahwa standar minimal
INOS di sebuah rumah sakit yaitu sebesar 1,5 % / 6 bulan maka dari
itu, INOS pada pasien yang terpasang kateter maupun infus di rumah
sakit ini termasuk TINGGI.
2. Masalah yang dihadapi tentang Hand Hygiene
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Antiseptik atau aseptic habis


Dokter terlalu sibuk
Budaya
Tempat peletakan alat tidak strategis
Antiseptiknya palsu
Kurangnya tingkat pengetahuan sumber daya manusia tentang hand

hygiene
g. Regulasi (sanksi dan punishment) tidak tegas
h. Menimbulkan iritasi pada tangan dan kering
i. Tidak ada dukungan dari manajemen RS
3

j. Tempat cuci tangan dan handuk kotor


STRUKTUR ORGANISASI

Keterangan :
a. Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya dapat mengacu pada
struktur organisasi di Rumah Sakit yang di modifikasi sesuai dengan
keadaan setempat.
b. RS wajib memiliki minimal 1 IPCN untuk 100 150 Tempat tidur.
Terdiri atas :
- Perawat PPI / IPCN
- 1 dokter PPI setiap 5 perawat PPI
c. Rumah sakit harus memiliki IPCN yang bekerja purna waktu, dengan
ratio 1 IPCN untuk tiap 100-150 tempat tidur di rumah sakit.
PERENCANAAN PLAN OF ACTION HAND HYGIENE RUMAH SAKIT
AMAL SEHAT
a. Masalah
b. Tujuan

: Penyebab ketidakpatuhan hand hygiene


: Menurunkan angka infeksi nosokomial

c. Indikator keberhasilan :

TAHAP PERENCANAAN PLAN OF ACTION HAND HYGIENE


A. GENERAL
1. Management Support Sebagai pekerjaan awal yang dapat
dilakukan adalah menginformasikan kepada pimpinan tentang
Guidelines on Hand Hygiene in health care on the WHO patient
safety dan Hand Hygiene Self-Assessment Framework 2010 serta
meminta persetujuan untuk mengembangkan rencana itu
Terlampir : WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care http://www.mediafire.com/view/?f433hg4710hx42n
2. Guidelines and tools Membuat atau mengadopsi pedoman WHO
tentang hand hygiene dan mempersiapkan alat apa saja yang
dibutuhkan sesuai dengan Plan Of Action serta beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan lokal.
5

3. Coordination

Memberikan

nama

koordinator

dan

jika

memungkinkan segera membentuk tim (idealnya multidisiplin) yang


membawahi program Hand hygiene ini.
4. Integration and alignment mengidentifikasi kebijakan, protokol
dan SOP tentang kontrol infeksi dan hand hygiene yang telah
berlaku kemudian disesuaikan dengan Plan Of Action yang akan
dikembangkan.
B. SYSTEM CHANGE
1. Baseline assessment menganalisis dan melaporkan infrastruktur
saat ini untuk hand hygiene
2. Hand hygiene products Membuat keputusan tentang pengadaan
alat-alat seperti alkohol, air, bak cuci, sabun dan handuk serta
memberikan informasi ini untuk implementasikannya dan mengatur
tentang instruksi penempatan perawatan dan pertimbangan alatalat apa yang diperlukan.
3. Management support Setelah semua data kita dapat maka
langkah selanjutnya adalah membuat proposal untuk segera
melakukan perubahan dimana di dalamnya juga memuat tentang
hasil kesesuaian antara guideline yang ada dan kondisi selama ini
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari pihak pimpinan
maupun manager, termasuk dukungan keuangan.
C. TRAINING/EDUCATION
1. Planning mengevaluasi trainer terlatih yang tersedia di rumah
sakit,

mengamati

serta

menentukan

besarnya

biaya

unutk

mengadakan pelatihan bagi calon trainer atau trainer yang sudah


2. Execution Melatih trainer sebaik mungkin untuk mengawasi
kegiatan

hand hygiene dan merancang program dasar untuk

melakukan edukasi ke semua staff rumah sakit.


3. Management support adanya jaminan

dukungan

dari

manajemen melalui perjanjian tertulis tentang pengadaan traning


atau pelatihan hand hygiene.
6

4. Sustainability Mengembangkan pelatihan tentang hand hygiene


secara

berkesinambungan

sehingga

budaya

hand

hygiene

terbentuk.
Menurut

standar

WHO,

ada

beberapa

standar

yang

perlu

diperhatikan dalam mencuci tangan dengan baik dan benar. Salah


satu nya sebagai berikut: Namun demikian, kesadaran akan
kebiasaan dan mencuci tangan yang baik dan benar tidaklah mudah
dipahami

dan

dimengerti

kebanyakan

orang

terutama

anak-

anak.Maka dari itu, diperlukan sebuah training atau pembelajaran


dan praktek khusus untuk mengajarkan kebersihan tangan sejak
dini. Alat

peraga kesadaran cuci tangan ini biasa dipasaran kita

kenal dengan nama Hand Washing Training Kit yang juga di luar
negeri dikenal glo germ Alat ini akan memberikan secara visual
kuman yang hanya kelihatan di bawah lampu UV sehingga anak
anak akan lebih menyadari bahwa tangan yang kelihatan bersih pun
belum tentu bersih.
-

Cuci tangan di bawah air yang mengalir


Pakai sabun
Gosok tangan dengan sabun selama 20 detik ke semua
permukaan antara jari-jari, di bawah kuku, punggung tangan

bahkan sampai ke pergelangan tangan.


Bilas tangan dengan bersih dan keringkan dengan handuk
atau tisu bersih. Jika memungkinkan matikan kran dan buka
pintu pada saat keluar dengan menggunakan handuk atau
tisu.

Strategi pengembangan training sesuai yg ditentukan


-

Kampanye promosi
Pelatihan/program pengkajian kompetensi
Umpan balik pelaksanaan
Pedoman tertulis
Bahan cuci tangan yang tepat
Role model kepemimpinan
Sangsi administrasi dan penghargaan

Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan


7

Organisasi

-Mengidentifikasi

kebutuhan

dan

program

perencanaan
Orientasi, wajib/penting dengan sedang berlangsung
Mengadakan dan mengkoordinasikan pelatihan
Evaluasi hasil pembelajaran
Gunakan petunjuk, SDLP and Online

D. FEED BACK & EVALUATION


1. Regular evaluation Adanya prioritas dan rencana dilakukannya
follow-up berkala tentang kepatuhan staff dalam melaksanakan
hand hygiene.
2. Access to expertise Mengidentifikasi dan mencari ahli untuk
melakukan evaluasi seperti ahli epidemiologi
3. Feedback menciptakan dan menjaga sistem pencatatan dan
pelaporan hasil secepat mungkin baik dari staff maupun dari
manajer senior serta membuka komunikasi antar bidang.
E. REMINDERS IN WORKPLACE
Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai pengingat cuci tangan di rumah
sakit, antara lain :
1. Resources Menilai tentang poster yang sudah dipajang di
lingkungan rumah sakit tentang cuci tangan yang baik. Mulai dari
bentuknya, pesan yang disampaikan, dan jumlah yang ada.
2. Delivery of messages Menyiapkan dan memasang poster di
lingkungan rumah sakit, seperti didekat tempat cuci tangan
(wastafel), nurse station, ruang periksa pasien, bangsal, dan
tempat-tempat strategis lainnya, serta media lainnya seperti video
tentang pentingnya cuci tangan di ruang tunggu dan ruang
perawatan, yang dapat di upload di situs WHO.
3. Impact Menjelaskan tentang kegunaan

dan

pentingnya

pengingat pentingnya cuci tangan seperti poster dan video, atau


pengingat lainnya pada setiap tenaga medis dan non medis yang
bekerja di lingkungan rumah sakit.
Lampiran contoh poster (WHO)
usrec6npq2tm2sf

http://www.mediafire.com/view/?

4. Sustainability Ketiga tindakan diatas apabila telah dilaksanakan,


diharapkan dapat terus berkesinambungan pelaksanaannya, seperti
produksi

pengingat

pentingnya

cuci

tangan,

dan

melakukan

perubahan-perubahan terhadap poster maupun media lain yang


relevan apabila dibutuhkan.
F. SAFETY CLIMATE
Dalam hal iklim keselamatan , ada beberapa hal yang perlu dilakukan
dalam melakukan perubahan hand hygiene antara lain :
1. Multimodal approach Melakukan rencana penilaian hand hygiene
menggunakan WHO Hand Hygiene Self-Assessment secara berkala,
seperti setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali oleh para manajemen
rumah sakit.
2. Budget Membuat proposal biaya jangka pendek dan jangka
panjang

untuk

semua

aktivitas

yang

sudah

direncanakan,

berdasarkan sumber daya yang sudah ada (baik lama maupun


yang baru), serta mengevaluasi dan menentukan proposal biaya
tersebut dengan manajemen rumah sakit.
3. Communication
Sesering mungkin mengirim pesan baik
langsung maupun tidak langsung (short message) dengan isi yang
berbentuk motivasi dan dukungan kepada tim yang terkait dalam
perubahan hand hygiene di rumah sakit.
4. Capacity Melakukan komitmen yang kuat terhadap sumber
aktivitas hand hygiene seperti pembiayaan dari departemen
kesehatan,, donasi dari industri, perusahaan, atau individu.
5. Patient / community engagement Melakukan identifikasi
organisasi masyarakat dan melakukan pendekatan kepada pasien
dan keluarga tentang pentingnya hand hygiene terhadap kesehatan
seperti melakukan edukasi kepada pasien dan keluarganya untuk
tidak segan mengingatkan dokter atau tenaga medis lainnya ketika
akan melakukan tindakan medis terhadap pasien.
6. Role model Dalam melakukan perubahan hand hygiene tidak
hanya dilakukan oleh sebagian pegawai rumah sakit namun juga
diharapkan semua orang yang terlibat dalam aktivitas rumah sakit
9

di lingkungan rumah sakit melakukan hal yang sama, mulai dari


manajemen

rumah

sakit

sampai

cleaning

service.

Hal

ini

diharapkan dapat menciptakan budaya cuci tangan yang baik di


rumah sakit.
7. Memasukkan pentingnya hand hygiene pada daftar indikasi untuk
menilai kualitas dari tenaga medis dan non-medis di lingkungan
rumah sakit.
8. Mengatur tujuan berkala pada perubahan hang hygiene seperti
merubah kepatuhan mencucui tangan diatas nilai yang telah
ditetapkan berdasarkan situasi di lingkungan rumah sakit.
9. Melakukan reward/punishment terhadap tenaga medis maupun non
medis yang memiliki kepatuhan yang tinggi tentang cuci tangan.

LEAD PERSON SETIAP TAHAP PLAN OF ACTION HAND


HYGIENE

10

Anda mungkin juga menyukai