Anda di halaman 1dari 13

Nama : Berliyana Indrasari

NIM / Kelas : K4313023 / A


Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktifitas suatu organisme
dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Oleh karena itu, untuk mempelajari lebih lanjut
tentang fisiologi tumbuhan, maka pembahasan kali ini bersangkutan mengenai struktur anatomi
organ tumbuhan yang meliputi organ akar, batang, daun, buah, bunga dan biji.
STRUKTUR ANATOMI AKAR
Perkembangan Akar
Berdasarkan asalnya, ada 2 jenis akar :
1. Akar primer, tumbuh sejak tumbuhan masih berupa embrio dan biasanya ada selama
tumbuhan itu hidup.
2. Akar liar yang muncul dari batang, daun dan jaringan lain yang mungkin akan permanen
atau temporer
Fungsi Akar :
a. Memperkuat / menunjang tubuh tumbuhan seperti pada akar lekat, akar pembelit, akar
tunjang dan sebagainya.
b. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
c. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
d. Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut

Struktur anatomi akar


Berikut struktur anatomi akar dilihat dari penampang melintangnya :
a. Tudung akar/Root Cap
- Terdapat pada ujung akar, fungsi melindungi promeristem akar dan membantu penetrasi
akar ke dalam tanah
- Terdiri dari sel-sel parenkimatis dan membentuk struktur khusus yang disebut kolumela
b. Epidermis
- Epidermis akar juga disebut epiblem atau lapisan piliferous
- Keadaan sel-sel yang menyusun epidermis akar sangat rapat, tetapi karena dinding sel
epidermisnya tipis, akar mudah ditembus oleh air.
- Rambut akar tidak ada di dekat meristem apikal dan biasanya mati/mengering pada
bagian akar yang lebih dewasa (Fahn, 1995).
- Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar yaitu trikoblas, bertugas
menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar

- Jaringan epidermis pada akar tumbuhan tidak mengandung kutikula.


c. Korteks
- Letaknya langsung di bawah epidermis
- Korteks tersusun oleh sel-sel yang susunannya longgar, yang menghasilkan ruang di
antara sel-selnya disebut rongga antarsel. Rongga antarsel bermanfaat untuk proses
pertukaran gas..
- Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim, kadang mengandung karbohidrat atau
kristal.
- Lapisan terluar korteks kadang berdiferensiasi menjadi eksodermis yang dinding selnya
mengalami penebalan dengan suberin.
- Lapisan terdalam korteks berdiferensiasi menjadi endodermis
d. Endodermis
- Endodermis merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat.
Endodermis merupakan bagian dari jaringan akar yang terdiri atas satu lapisan sel. Pada
arah radial dan transversal lapisan dinding sel endodermis terdapat penebalan yang
dihasilkan dari endapan zat yang disebut suberin. Zat suberin (gabus) memiliki sifat
kedap air (tidak dapat ditembus).Berdasar perkembangan dinding selnya dibedakan
menjadi
a) Endodermis primer mengalami penebalan suberin dan kutin pada dindingnya dan
membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary.
b) Endodermis sekunder, penebalan berupa pita caspary dari lignin
c) Endodermis sekunder, penebalan membentuk huruf U, yang mengandung suberin
dan selulose pada dinding radial dan tangensial.

Pita kaspari (
-

Tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air


dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
e. Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam akar, terdiri dari berbagai macam jaringan :
1) Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel
ke arah luar.
2) Berkas Pembuluh Angkut
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil
di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium. Xilem akar disebut exarch karena
protoxilem berada di luar metaxilem. Parenkim yang dijumpai antara xilem dan floem
disebut jaringan conjuctive.
Xilem
o Unsur trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang memiliki fungsi dalam pengangkutan air
beserta zat terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung

protoplas (bersifat mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah.


Unsur trakeal terdiri dari dua macam sel yaitu trakea dan trakeida.
Trakea (pembuluh kayu) terdiri dari sel yang tersusun memanjang dan berderet
dengan ujung yang berlubang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya, sedangkan
trakeida terdiri atas sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa adanya lubang
sehingga pengangkutan melalui pasangan noktah pada dua ujung trakeida yang saling
menimpa.
Lubang perforasi adalah bagian trakea yang berlubang. Pada tumbuhan dikenal tiga
macam lempeng perforasi, yaitu lempeng perforasi sederhana dengan sebuah lubang
yang memenuhi seluruh dinding ujung sel yang ditempati, lempeng perforasi skalariform
dengan lubang pipih dan sejajar lempeng sehingga menunjukkan bentuk tangga,
lempeng perforasi jala dengan jalinan lubang membentuk jala. Lempeng majemuk
adalah nama lain untuk lempeng perforasi skalariform dan jala.
o Serat xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder berlignin. Serat xilem
ada dua pada tumbuhan, yakni serat libriform dan serat trakeid. Serat libriform
mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal dibanding serat trakeid.
Pada serat libriform dapat ditemukan noktah sederhana, sedangkan serat trakeid dapat
ditemukan noktah terlindung.

Unsur unsur Xilem (Esau : 1979)


Floem
Floem adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan yang memiliki fungsi
mengangkut dan menghantarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dan daun ke bagian
tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat
hidup dan mati. Unsur-unsur floem terdiri atas unsur tapis, sel albumin, parenkim floem,
sel pengiring dan serat-serat floem.

Unsur-unsur Floem (Esau : 1979)


3) Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan
parenkim. Empulur hanya terdapat pada akar tumbuhan dikotil.
Berikut gambar anatomi akar :

Perbedaan struktur anatomi akar tanaman dikotil dan monokotil :

Penampang melintang akar dikotil

Penampang melintang akar monokotil


Akar Dikotil
Kambium muncul sebagai meristem sekunder

Akar Monokotil
Tidak terdapat kambium

Perisikel mengadakan aktifitas membentuk Perisikel mengadakan aktifitas membentuk


cabang akar dan meristem sekunder (kambium cabang akar.
dan felogen)
Tidak terdapat parenkim sentral
Parenkim sentral berkembang baik, kadang
menjadi sklerenkim
Berkas xilem bervariasi dari diarch sampai Berkas xilem polyarch
hexarch
STRUKTUR MORFOLOGI DAUN
Fungsi Daun
Daun berfungsi untuk membuat makanan melalui fotosintesis dan sebagai tempat
pengeluaran air. Kelebihan air pada tumbuhan yang dikeluarkan melalui daun dalam bentuk
uapair disebut transpirasi, apabila dikeluarkan dalam bentuk cairan disebut gutasi.
Morfologi Daun
Secara morfologi, daun lengkap memiliki bagian-bagian sebagai berikut : pelepah daun,
tangkai daun, dan helai daun. Sifat-sifat daun dapat diamati dari bentuk ujung daun, bentuk
pangkal daun, bentuk pertulangan daun dan bentuk tepi daun.
- Daun monokotil, memiliki berbagai bentuk, bertangkai daun dan pertulangan daunnya
menyirip ataupun menjari.
- Daun dikotil memiliki pertulangan daun sejajar dan berbentuk seperti pita.
STRUKTUR ANATOMI DAUN

Struktur Anatomi Daun

Pada penampang melintang daun, terdiri dari 3 sistem jaringan :


1. Jaringan dermal = epidermis dan derivatnya
Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan daun,
bunga, buah, biji, batang dan akar (Woelaningsih 2001). Berdasarkan ontogeninya,
epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm (Sumardi dan Pudjoarinto
1994). Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Pada daun
lebar yang terdapat di kelompok dikotil, letak stomata tersebar. Pada kelompok tumbuhan
monokotil dan Gymnospermae, stomata tersusun dalam deretan memanjang yang sejajar
dengan sumbu daun (Hidayat. 1995). Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang
dan mengalami modifikasi seperti stomata dan trikomata (Kartasapoetra 1988).
- Stomata
Bentuk atau tipe stomata dibedakan atas 4 yaitu anomositik, anisositik, parasitik dan
diasitik (Lakitan 1993). Berikut penjelasannya :
Tipe anomositik/ranunculaceae, sel penutup dikelilingi sejumlah sel yang bentuk
dan ukurannya sama dengan sel epidermis di sekitarnya.
Tipe anisositik/cruciferae,sel penutup dikelilingi 3 buah sel tetangga yang tidak
sama besar.
Tipe parasitik, sel penutup diiringi 1 sel tetangga atau lebih dengan sumbu
panjang sel tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup dan celah.
Tipe diasitik/caryophyllaceae, stoma dikelilingi dua sel tetangga. Dinding sel
tetangga tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah
Berikut gambarnya :

Tipe-tipe stomata
- Trikoma
2. Jaringan dasar
- Mesofil
Menurut Hidayat (1995) mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan
tiang dan jaringan spons. Jaringan palisade memiliki ciri-ciri : bentuk sel silindris,
tersusun rapat, dan mengandung kloroplas. Sedangkan pada jaringan spons (jaringan
bunga karang) memiliki ciri-ciri : sel-selnya tersusun tidak teratur, dinding sel tipis,
kloroplas lebih sedikit dengan ruang antar sel besar.
3. Jaringan vaskular
Jaringan pengangkut (xilem dan floem)
- Xilem : terdiri dari trakea, trakeid serabut dan sel parenkim semakin kecil,
- Floem : terdiri dari buluh tapis, sel pengiring dan parenkim floem.

Perbedaan anatomi daun monokotil dan dikotil :

Sumber : www.slideshare.net
STRUKTUR ANATOMI BATANG
Secara umum terdapat 3 bagian pokok yang berkembang dari jaringan protoderm, prokambium
dan meristem dasar, yaitu :
1. Jaringan dermal = epidermis
2. Jaringan dasar = korteks dan empulur
3. Jaringan pembuluh = xilem dan floem
Perbedaan struktur primer batang antar spesies didasari oleh perbedaan jumlah jaringan dasar
dan berkas pembuluh. Batang Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka memiliki anatomi dan
perkembangan jaringan primer dan sekunder yang sama seperti batang dikotil. Secara anatomi,
berkas pengangkut xilem pada batang Gymnospermae terdiri dari trakeid dan noktah, serta tidak
dijumpai jari-jari xilem, trakhea dan serabut kayu. Floem pada batang Gymnospermae umumnya
terdiri daari pembuluh tapis dan dan parenkim floem, serta tidak terdapat sel pengiring pada berkas
pengangkut floemnya. Pada kebanyakan Gymnospermae umumnya dijumpai saluran resin pada
korteks (Hidayat : 1995).
Tipe pembuluh pada Gymnospermae adalah kolateral terbuka dimana terdapat kambium
diantara xilem dan floem, tipe stelenya yaitu diktiostele dimana floem mengelilingi xilem
(Amfikribal), silinder pembuluh terbagi oleh celah daun (polypodium).
1. Epidermis
- Pada beberapa tumbuhan terdapat sel-sel hipodermis, yaitu sel-sel di sebelah dalam
epidermis yang berasal dari inisial yang tidak sama dengan epidermis.
- Terdiri dari satu lapis sel, tanpa ruang antar sel, dinding luar mengalami penebalan dari
kutin
2. Jaringan Dasar
Korteks
- Korteks merupakan daerah diantara epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar.
Korteks pada batang biasanya terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas. Di tepi
luar sering terdapat kolenkim atau sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah jaringan
pembuluh sering tidak jelas karena tidak terdapat endodermis.

Bagian korteks paling dalam disebut floeoterma. Pada dikotil floeoterma mengalami
penebalan membentuk pita caspary sehingga lapisan ini disebut endodermis.
Empulur
- Empulur biasanya terdiri dari parenkim yang dapat mengandung kloroplas. Bagian
tengah empulur dapat rusak di waktu pertumbuhan. Sel sel dibagian tepi empulur
berukuran sangat kecil, tersusun kompak dan memiliki kemampuan bertahan lebih lama.
- Perikambium/perisikel merupakan jaringan yang tersusun oleh beberapa lapis sel
parenkim, dibatasi sebelah dalamnya oleh floem primer dan sebelah luar oleh
endodermis.
- Jari-jari empulur, berupa pita radial, terdiri dari sel yang berderet-deret, mulai dari
empulur sampai floem. Berfungsi untuk mengalirkan makanan ke arah radial.
Baik kortek maupun empulur dapat mengandung berbagai idioblas, yaitu sel berisi kristal,
benda ergastik lain dan sklereid maupun latisfier (Hidayat : 1995).
3. Jaringan pembuluh
Sistem jaringan pembuluh primer terdiri dari sejumlah berkas pembuluh yang memiliki
perbedaan ukuran, serta posisi xilem dan floem dalam berkas pengangkutan juga beragam.
Berikut beberapa macam berkas pengangkutan (Hidayat :1995) :
a. Berkas pembuluh kolateral
Floem berada disebelah luar xilem.
b. Berkas pembuluh bilateral
Seperti pada berkas pembuluh kolateral, namun terdapat floem disebelah dalam
xilem sehingga terdapat floem eksternal dan floem internal.
c. Berkas pembuluh konsentris, amfikibral
Floem mengelilingi xilem (amfikibral). Ikatan pembuluh amfikibral sering
ditemukan pada tumbuhan paku.
d. Berkas pembuluh konsentris, amfivasal.
Xilem mengelilingi floem, ditemukan pada beberapa tumbuhan dikotil.
e. Berkas pembuluh radial. Pada akar, letak berkas xilem bergantian dan berdampingan
dengan berkas floem.
Klasifikasi stele
1. Protostele, sumbu xilem padat, tanpa empulur dan dikelilingi fluem.
a. Haplostele, xilem bundar pada penampang melintang dikelilingi floem. Contoh :
Rhynia dan Selaginella
b. Aktinostele, tepi xilem tidak rata, melainkan berombak. Contoh : Psilotum dan
Lycopodium
c. Plektostele, stele terbelah berbentuk papan dan silinder kecil. Contoh : Lycopodium
annotium
2. Sifonostele, xilem tidak padat, tetapi memiliki silinder parenkim di bagian tengah.
Fluem mengelilingi xilem di bagian luar berongga, disebut juga Solenostele
d. Sifonostele amfifloik, fluem terdapat di sebelah dalam dan sebelah luar silinder
xilem. Contoh : Adiantum dan Marsilea
e. Sifonostele ektofloik, fluem hanya terdapat di bagian luar. Terdapat pada tumbuhan
paku
f. Diktiostele, silinder pembuluh bertipe konsentris amfikribral, tersayat menjadi
beberapa berkas yang saling berhubungan, shg terjadi jalinan berbentuk silinder.
Setiap berkas disebut meristele
g. Eustele, stele dengan sistem berkas pembuluh dan daerah interfasikel. Pada batang
Gymnospermae dan Angiospermae

h. Ataktostele , stele terdiri dari ikatan pembuluh


monokotil

yang tersebar. Pada tumbuhan

Klasifikasi Stele (Hidayat : 1995)


Perbedaan struktur anatomi batang pada tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil :
Dikotil

Monokotil

1. Hipodermis

Kolenkim

Sklerenkim

2. Korteks

Beberapa lapis sel parenkim

3. Endodermis

Lapisan sel kompak


bergelombang
Parenkim dan sklerenkim

Parenkim bersinambungan
sampai bagian tengah batang
-

4. Perikambium
5. Jari-jari empulur
6. Empulur
7. Berkas Pengangkut

Tidak terdiferensiasi

Deretan parenkim diantara


berkas pengangkut
Silinder sentral terdiri dari
Tidak nyata
parenkim
a. Kolateral terbuka atau
a. Kolateral tertutup
bikolateral
atau konsentris
b. Tersusun dalam
amfivasal
lingkaran
b. Tersebar
c. Ukuran uniform
c. Semakin ke tengah
d. Ada parenkim floem
semakin besar
e. Tidak ada sarung berkas
pengangkut
d. Tidak ada parenkim
floem
e. Sarung berkas
pengangkut jelas

Penampang melintang perbedaan struktur anatomi batang dikotil dan monokotil


STRUKTUR ANATOMI BIJI

Struktur Anatomi Biji


Menurut Kamil (1982) Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat
pembuahan, tabung sari sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan menempatkan dua
buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu dengan inti sel telur dan yang lain bersatu
dengan dua inti polar atau hasilnya penyatuan, yaitu inti sekunder. Penyatuan gamet jantan dengan
sel telur menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio. Penyatuan gamet jantan yang lain
dengan kedua inti polar menghasilkan inti sel endosperm pertama yang akan membelah-belah
menghasilkan jaringan endosperm. Proses yang melibatkan kedua macam pembuahan (penyatuan)
tersebut dinamakan pembuahan ganda.
Bagian-bagian dasar biji terdiri dari :
a. Embrio, yang berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut :
epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula (calon
akar).

b. jaringan penyimpan cadangan makanan Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi
sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu :
- Kotoledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu.
- Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya.
- Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic
betina yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus.
Bagian-bagian dasar non biji terdiri dari :
a. Kulit Biji (spermodermis), berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Oleh sebab itu
biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan, yaitu:
- Lapisan Kulit Luar (testa), merupakan pelindung utama bagian biji yang di dalam.
Lapisan luar ini dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda: merah,
biru, perang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, mempunyai permukaan keriput.
- Lapisan Kulit Dalam (tegmen), tipis seperti selaput, dinamakan juga kulit ari. Pada
pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam daripada
integumentumnya. Ketiga lapisan kulit biji seperti pada melinjo contohnya, terdiri dari :
o Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda
berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
o Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu,
menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.
o Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, serigkali melekat erat pada
inti biji Pada kulit luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain
b. Tali pusar (funiculus), merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi
merupakan tangkainya biji.
c. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis), ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam
kulitnya, terdiri dari :
- Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru.
- Putih Lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan (Hariana, 2005).
STRUKTUR ANATOMI BUNGA
Bunga terdiri dari bagian steril dan bagian
reproduktif atau fertil yang melekat pada sumbu,
yakni dasar bunga (reseptakulum). Bagian steril dari
bunga terdiri atas :
a.
b.
c.
d.

kepala putik (stigma).

Daun kelopak atau sepal


Daun mahkota atau petal
Kaliks
Korola
Bagian fertil pada bunga terdiri dari :
- Benang sari (stamen)
- Daun buah atau karpel (megasporofil).
Karpel atau kumpulan karpel yang
bersatu menjadi ginaesium terdiri dari :
bakal buah, tangkai putik (stillus), dan

STRUKTUR ANATOMI BUAH


Pada buah kariopsis atau buah kering, lapisan luar terdiri dari perikarp dan sisa kulit biji.

Buah Kering (kariopsis).


Sumber : http://4.bp.blogspot.com/Esfs2d1Eyzc/UZO6uXGLjZI/AAAAAAAACSI/h4202pWYpFs/s1600/padi.png
Pada buah berdaging, dinding terdiri dari perikarp atau bersatu denagn jaringan tambahan. Bagian
dalam atau luar dinding buah atau keseluruhan, bisa menjadi berdaging dengan berdireferensiasi
menjadi parenkim lunak. Selain dinidng, plasenta dan sekat (dalam buah berlokus banyak) juga
menjadi berdaging.

Buah berdaging (Lycopersicum esculentum)


Sumber : http://2.bp.blogspot.com/w71S_lGioZE/TeWc4qtZkCI/AAAAAAAAABo/w2K6WwcGTc4/s1600/struktur+tomat.jpg

DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Edisi ketiga. Yogyakarta : UGM Press.
Hariana, A. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.
Kamil, Jurnalis. 1982. Teknologi Benih 1. Bandung. Penerbit Angkasa.
Woelaningsih S. 2001. Struktur dan perkembangan tumbuhan II. Yogyakarta : Fakultas
Biologi UGM Press.
Sumardi I, Pudjoarinto A.1994. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta :
Fakultas Biologi UGM Press.
Kartasapoetra, AG. 1988. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (tentang sel dan jaringan).
Jakarta : Bina Aksara.
Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Rompas, Y., dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku
Orchidaceae. Manado : Jurnal Bioslogos volume 1 no. 1.
http://4.bp.blogspot.com/Esfs2d1Eyzc/UZO6uXGLjZI/AAAAAAAACSI/h4202pWYpFs/s1600/padi.png
http://2.bp.blogspot.com/w71S_lGioZE/TeWc4qtZkCI/AAAAAAAAABo/w2K6WwcGTc4/s1600/struktur+tomat.jpg

Anda mungkin juga menyukai