Review Struktur Tumbuhan
Review Struktur Tumbuhan
Pita kaspari (
-
Akar Monokotil
Tidak terdapat kambium
Tipe-tipe stomata
- Trikoma
2. Jaringan dasar
- Mesofil
Menurut Hidayat (1995) mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan
tiang dan jaringan spons. Jaringan palisade memiliki ciri-ciri : bentuk sel silindris,
tersusun rapat, dan mengandung kloroplas. Sedangkan pada jaringan spons (jaringan
bunga karang) memiliki ciri-ciri : sel-selnya tersusun tidak teratur, dinding sel tipis,
kloroplas lebih sedikit dengan ruang antar sel besar.
3. Jaringan vaskular
Jaringan pengangkut (xilem dan floem)
- Xilem : terdiri dari trakea, trakeid serabut dan sel parenkim semakin kecil,
- Floem : terdiri dari buluh tapis, sel pengiring dan parenkim floem.
Sumber : www.slideshare.net
STRUKTUR ANATOMI BATANG
Secara umum terdapat 3 bagian pokok yang berkembang dari jaringan protoderm, prokambium
dan meristem dasar, yaitu :
1. Jaringan dermal = epidermis
2. Jaringan dasar = korteks dan empulur
3. Jaringan pembuluh = xilem dan floem
Perbedaan struktur primer batang antar spesies didasari oleh perbedaan jumlah jaringan dasar
dan berkas pembuluh. Batang Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka memiliki anatomi dan
perkembangan jaringan primer dan sekunder yang sama seperti batang dikotil. Secara anatomi,
berkas pengangkut xilem pada batang Gymnospermae terdiri dari trakeid dan noktah, serta tidak
dijumpai jari-jari xilem, trakhea dan serabut kayu. Floem pada batang Gymnospermae umumnya
terdiri daari pembuluh tapis dan dan parenkim floem, serta tidak terdapat sel pengiring pada berkas
pengangkut floemnya. Pada kebanyakan Gymnospermae umumnya dijumpai saluran resin pada
korteks (Hidayat : 1995).
Tipe pembuluh pada Gymnospermae adalah kolateral terbuka dimana terdapat kambium
diantara xilem dan floem, tipe stelenya yaitu diktiostele dimana floem mengelilingi xilem
(Amfikribal), silinder pembuluh terbagi oleh celah daun (polypodium).
1. Epidermis
- Pada beberapa tumbuhan terdapat sel-sel hipodermis, yaitu sel-sel di sebelah dalam
epidermis yang berasal dari inisial yang tidak sama dengan epidermis.
- Terdiri dari satu lapis sel, tanpa ruang antar sel, dinding luar mengalami penebalan dari
kutin
2. Jaringan Dasar
Korteks
- Korteks merupakan daerah diantara epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar.
Korteks pada batang biasanya terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas. Di tepi
luar sering terdapat kolenkim atau sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah jaringan
pembuluh sering tidak jelas karena tidak terdapat endodermis.
Bagian korteks paling dalam disebut floeoterma. Pada dikotil floeoterma mengalami
penebalan membentuk pita caspary sehingga lapisan ini disebut endodermis.
Empulur
- Empulur biasanya terdiri dari parenkim yang dapat mengandung kloroplas. Bagian
tengah empulur dapat rusak di waktu pertumbuhan. Sel sel dibagian tepi empulur
berukuran sangat kecil, tersusun kompak dan memiliki kemampuan bertahan lebih lama.
- Perikambium/perisikel merupakan jaringan yang tersusun oleh beberapa lapis sel
parenkim, dibatasi sebelah dalamnya oleh floem primer dan sebelah luar oleh
endodermis.
- Jari-jari empulur, berupa pita radial, terdiri dari sel yang berderet-deret, mulai dari
empulur sampai floem. Berfungsi untuk mengalirkan makanan ke arah radial.
Baik kortek maupun empulur dapat mengandung berbagai idioblas, yaitu sel berisi kristal,
benda ergastik lain dan sklereid maupun latisfier (Hidayat : 1995).
3. Jaringan pembuluh
Sistem jaringan pembuluh primer terdiri dari sejumlah berkas pembuluh yang memiliki
perbedaan ukuran, serta posisi xilem dan floem dalam berkas pengangkutan juga beragam.
Berikut beberapa macam berkas pengangkutan (Hidayat :1995) :
a. Berkas pembuluh kolateral
Floem berada disebelah luar xilem.
b. Berkas pembuluh bilateral
Seperti pada berkas pembuluh kolateral, namun terdapat floem disebelah dalam
xilem sehingga terdapat floem eksternal dan floem internal.
c. Berkas pembuluh konsentris, amfikibral
Floem mengelilingi xilem (amfikibral). Ikatan pembuluh amfikibral sering
ditemukan pada tumbuhan paku.
d. Berkas pembuluh konsentris, amfivasal.
Xilem mengelilingi floem, ditemukan pada beberapa tumbuhan dikotil.
e. Berkas pembuluh radial. Pada akar, letak berkas xilem bergantian dan berdampingan
dengan berkas floem.
Klasifikasi stele
1. Protostele, sumbu xilem padat, tanpa empulur dan dikelilingi fluem.
a. Haplostele, xilem bundar pada penampang melintang dikelilingi floem. Contoh :
Rhynia dan Selaginella
b. Aktinostele, tepi xilem tidak rata, melainkan berombak. Contoh : Psilotum dan
Lycopodium
c. Plektostele, stele terbelah berbentuk papan dan silinder kecil. Contoh : Lycopodium
annotium
2. Sifonostele, xilem tidak padat, tetapi memiliki silinder parenkim di bagian tengah.
Fluem mengelilingi xilem di bagian luar berongga, disebut juga Solenostele
d. Sifonostele amfifloik, fluem terdapat di sebelah dalam dan sebelah luar silinder
xilem. Contoh : Adiantum dan Marsilea
e. Sifonostele ektofloik, fluem hanya terdapat di bagian luar. Terdapat pada tumbuhan
paku
f. Diktiostele, silinder pembuluh bertipe konsentris amfikribral, tersayat menjadi
beberapa berkas yang saling berhubungan, shg terjadi jalinan berbentuk silinder.
Setiap berkas disebut meristele
g. Eustele, stele dengan sistem berkas pembuluh dan daerah interfasikel. Pada batang
Gymnospermae dan Angiospermae
Monokotil
1. Hipodermis
Kolenkim
Sklerenkim
2. Korteks
3. Endodermis
Parenkim bersinambungan
sampai bagian tengah batang
-
4. Perikambium
5. Jari-jari empulur
6. Empulur
7. Berkas Pengangkut
Tidak terdiferensiasi
b. jaringan penyimpan cadangan makanan Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi
sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu :
- Kotoledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu.
- Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya.
- Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic
betina yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus.
Bagian-bagian dasar non biji terdiri dari :
a. Kulit Biji (spermodermis), berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Oleh sebab itu
biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan, yaitu:
- Lapisan Kulit Luar (testa), merupakan pelindung utama bagian biji yang di dalam.
Lapisan luar ini dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda: merah,
biru, perang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, mempunyai permukaan keriput.
- Lapisan Kulit Dalam (tegmen), tipis seperti selaput, dinamakan juga kulit ari. Pada
pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam daripada
integumentumnya. Ketiga lapisan kulit biji seperti pada melinjo contohnya, terdiri dari :
o Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda
berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
o Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu,
menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.
o Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, serigkali melekat erat pada
inti biji Pada kulit luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain
b. Tali pusar (funiculus), merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi
merupakan tangkainya biji.
c. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis), ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam
kulitnya, terdiri dari :
- Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru.
- Putih Lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan (Hariana, 2005).
STRUKTUR ANATOMI BUNGA
Bunga terdiri dari bagian steril dan bagian
reproduktif atau fertil yang melekat pada sumbu,
yakni dasar bunga (reseptakulum). Bagian steril dari
bunga terdiri atas :
a.
b.
c.
d.
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Edisi ketiga. Yogyakarta : UGM Press.
Hariana, A. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.
Kamil, Jurnalis. 1982. Teknologi Benih 1. Bandung. Penerbit Angkasa.
Woelaningsih S. 2001. Struktur dan perkembangan tumbuhan II. Yogyakarta : Fakultas
Biologi UGM Press.
Sumardi I, Pudjoarinto A.1994. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta :
Fakultas Biologi UGM Press.
Kartasapoetra, AG. 1988. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (tentang sel dan jaringan).
Jakarta : Bina Aksara.
Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Rompas, Y., dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku
Orchidaceae. Manado : Jurnal Bioslogos volume 1 no. 1.
http://4.bp.blogspot.com/Esfs2d1Eyzc/UZO6uXGLjZI/AAAAAAAACSI/h4202pWYpFs/s1600/padi.png
http://2.bp.blogspot.com/w71S_lGioZE/TeWc4qtZkCI/AAAAAAAAABo/w2K6WwcGTc4/s1600/struktur+tomat.jpg