Anda di halaman 1dari 9

Jet Airways Labour Dispute : Trade unions and Indias Labour Conundrum

Case Summary
Pada 8 September 2009 telah terjadi pemogokan kerja oleh 650 pilot Jet
Airways, yaitu perusahaan penerbangan swasta terbesar di India dengan alasan cuti
sakit. Hal ini sebagai bentuk protes terhadap manajemen yang memecat dua pilotnya
karena bergabung dengan serikat pilot yang disebut National Aviators Guild (NAG)
yang dibentuk pada Agustus 2009. Pemogokan pilot yang berlangsung selama 5 hari ini
membuat ribuan penumpang terlantar . Tapi industry penerbangan bukan hanya industri
yang mengalami ketidakpuasan, hal ini juga terjadi pada perusahaan Multinasional di
India seperti Nestle dan Hyundai.
Pekerja di India hanya mengetahui tugas mereka tanpa tahu apa hak-hak
mereka.Tahun 1920 terjadi sebuah pergerakan unionisme dan hampir seluruh partai
politik mendukung serikat

buruh ini, bertempat di Bombay,Calcuta, dan madrass.

Selanjutnya pada tahun tersebut seluruh congress dagang india All India Trade Union
Congress (AITCU) dibentuk oleh Indian National Congress sebagai wakil dari ILO
(International Labour Organization) dari PBB.
Tahun 1926 muncul Trade Union Act yang memberikan hak kepada pekerja untuk
membentuk serikat. Berikut ini adalah tujuan dari Trade Union Act 1926

Menjaga agar upah diberikan secara adil bagi pekerja dan meningkatkan
kesempatan mereka untuk promosi dan training

Meningkatkan kondisi kehidupan dan pekerjaan para pekerja

Memberikan fasilitas untuk pendidikan, budaya dan rekreasi

Memfasilitasi kemajuan teknologi dengan cara memperluas pemahaman para


pekerja

Membantu mereka meningkatan level produksi,produktivitas dan standart hidup


yang tinggi

Mempromosikan kesejahteraan individual maupun kolektif

Memasuki tahun 1947-1965 merupakan tahun dimana unionisasi bertumbuh pesat.


1999-1977 bercirikan level ketenaga kerjaan yang rendah dan stagnansi di dalam
aktivitas industry. Akibat berkurangnya demand di dalam pasar tenaga kerja, terjadi
peningkatan sengketa di kalangan industry. Partai politik memainkan peran penting
dalam pembentukan serikat buruh. Di India umumnya pemimpin dari serikat berasal
dari orang luar dan berafiliasi dengan partai politik. Terjadi banyak sengketa yang
terjadi pada decade ini.
Tahun 1991 pemerintah India memutuskan untuk mengimplementasikan program
stabilisasi dan penyesuasaian structural IMF. Dengan mengurangi keterlibatan
pemerintah dalam penyelesaian sengketa dan meningkatkan fleksibilitas serikat buruh
ternyata mengurangi konflik selama tahun 1990.
Terdapat dua jenis serikat yaitu yang terdaftar dan yang tidak terdaftar, akibatnya
terjadi rivalitas antara satu serikat dengan yang lain. Prioritas dari serikat adalah
melindungi kepentingan anggota serikat daripada melindungi kepentingan organisasi itu
sendiri. Menunrut hokum seriakt buruh , anggota dapat ikut sserta dalam pemogokan
dan hal ini berpengaruh pada operasional organisasi
Mahkamah Agung pada tahun 2003 membut sebuah peraturan yaitu pegawai
pemerintahan tidak memiliki hak unutk ikut serta dalam pemogokan karena
menimbulkan ketidaknyamanan warga dan menghabiskan uang negara. Tahun 2008
dimana terjadi krisis financial secara global jumlah sengketa relative rendah.
Peminat serikat di era modern tidak hanya bersal dari pekerja yang memiliki income
rendah namun juga berasal dari industry IT dan sector industry lain. Banyak pihak yang
berpendapat bahwa seriakt tidak bermoral dan hanya menunjukkan kekuasaan yang
brutal , namun ada juga yang berpendapat sebaliknya, merupakan hak pekerja unutk
membentuk serikat unutk melindungi kepentingannya.
Dengan dibentuknya National Aviators Guild (NAG) oleh para pilot di Jet Airways
menyebabnya terjadinya keretakan hubungan antara pilot dan pihak manajemen. Dua

pilot senior jet airways yaitu D.balaraman dan Sam Thomas di pecat tanpa penjelasan
lebih jauh dari pihak manajemen jet airways, kemuadian hal ini di respon oleh 650 pilot
Jet Airways yang lain dan secara masiv mengambil cuti sakit selama 5 hari yang
menyebabkan ditundanya 900 penerbangan. Tuntutan NAG adalah meminta dua pilot
itu kembali.
Akhirnya pihak mamajemen memenuhi tuntutan NAG dan sebuh grup konsultatif
dibentuk untuk menyelesaikan kasus ini. Meskipun aksi mogok telah berakhir namun
terdapat masalah lain yang krusial yaitu kerugian besar besaran Jet Air karena jadwal
penerbangan yang banyak dibatalkan, berkurangnya pendapatan harian dan penumpang.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh pihak manajemen dan

Sam Thomas

terdapat bebreapa point yaitu di dalam Jet Air posisi CEO dan COO ditempati oleh
ekspaktriat yang tidak biasa bekerja dengan pekerja yang memiliki hak-hak, tidak ada
nya prmosi dan selain itu karena resesi maka tunjangan dipotong.
Di satu sisi, krisis keuangan global dan reaksi perusahaan memberikan
kontribusi ke arah peningkatan kerusuhan buruh di India. Perselisihan yang terjadi
sejak 2008 akan memberikan gambaran yang jelas tentang tingkat kerusuhan. Hanya
sekilas pandangan dari sektor tenaga kerja di India memberikan kesan bahwa kerusuhan
berkembang secara pasti. Hukum perburuhan India yang sudah cukup lama telah rapuh
untuk mengontrol serikat tenaga kerja. Fakta yang bertentangan adalah bahwa hukum
perburuhan Indialah yang memberi kekuatan pada serikat tenaga kerja dengan
mendukung kegiatan mereka.
Perwakilan serikat buruh menuntut agar tidak lagi menjadi pilihan dalam bidang
bisnis yang sangat kompetitif. Terebih lebih, para karyawan juga tidak merasa perlu
adanya pembentukkan serikat pekerja di dalam dunia industri.

Industrialisasi juga

meninggalkan banyak serikat dengan kurangnya visi dan semangat. Lebih dari sepuluh
serikat di sebuah pabrik tunggal atau industri berjuang untuk pengakuan bukanlah
pemandangan yang langka di dunia modern. Ada peningkatan luar biasa dalam jumlah
serikat terdaftar yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan organisasi.

Selain itu, peningkatan tenaga kerja kontrak juga telah mengurangi kegiatan
serikat. Skenario kerja yang melahirkan tenaga kerja informal memiliki kesempatan
yang tinggi untuk memunculkan ketidak puasan kerja dengan cara kekerasan.
"Penurunan serikat militan merupakan konsekuensi tak terduga dari berkurangnya
kontrol tenaga kerja" kata Manish Sabharwal dari Team Lease, staf perusahaan
terkemuka di India. Menurut para ahli, yang menyebabkan kegelisahan buruh adalah
ketakutan psikosis. Baik manajemen dan pekerja menderita karena hal itu. Militansi
mungkin istilah yang terlalu kuat untuk digunakan selama serikat perdagangan India
berpendapat. Adanya kerusuhan yang berkembang, yang mungkin atau tidak mungkin
diikuti dengan perbaikan secara umum pada kesehatan ekonomi negara dan
meningkatnya statistik tenaga kerja.
Satu pertanyaan, bagaimanapun, tetap belum terjawab di sektor tenaga kerja
India. Apakah hukum perburuhan perlu perubahan mendesak? Jawabannya adalah tidak
diketahui dan tidak begitu mudah untuk menjawabnya. Kebutuhan untuk membuat
reformasi tenaga kerja datang dari perubahan zaman dan cara bisnis dan perusahaan
industri. Di sebuah negara demokrasi seperti India, pembangunan tergantung pada
fleksibilitas pasar tenaga kerja. Tapi bertentangan dengan kenyataan, hubungan
ketenaga kerjaan di negara ini masih rapuh dan terkadang rusak, tidak dapat bertahan
bahkan dari tekanan sekecil apapun. Sedangkan menjadi lebih fleksibel mengingat
motto dari setiap pembentukkan industri secara global, di India, beberapa hal
menyebabkan perputaran yang tidak menguntungkan. Hukum perburuhan yang pada
dasarnya dimaksudkan untuk menegakkan tindakan lama tidak cukup kuat, karena
terdapat banyak kekurangan.
Pasar tenaga kerja India yang dikenal tidak fleksibel timbul dari sifat hukum
perburuhan di India. Terhitung lebih dari 50 tindakan sentral dan lebih dari 150 negara
berbeda yang mempengaruhi pasar tenaga kerja, skenario India terhadap tenaga kerja
masih kaku (Lampiran I).

Perlu dicatat bahwa hukum ini saling tumpang tindih.

"Banyak item umum seperti pekerja, upah, karyawan dan pabrik didefinisikan berbeda
dengan tindakan yang berbeda dalam kaitannya dengan sektor yang sama. Ketentuan di

bawah Undang-Undang Pabrik, jangan menyesuaikan dengan ketentuan di bawah


Undang-Undang Upah Minimum. Ketentuan Undang-Undang Beedi berselisih dengan
orang-orang di bawah Undang-Undang Kontrak Penghapusan Buruh" kata Dr
Manmohan Singh, Perdana Menteri dan ekonom terkenal India, mengutip kelemahan
hukum perburuhan.
Campur tangan (intervensi) dan saling tumpang tindihnya hukum ketenaga
kerjaan merupakan masalah utama pada sektor ketenaga kerjaan india. Bahkan tindakan
utama pada peraturan ketenaga kerjaan memiliki kekurangan yang akan membahayakan
seluruh prospek pertumbuhan negara (Exibit IX).

Exibit IX
Kekurangan dalam Hukum/ Cacat hukum?

Undang-undang Perselisihan Industri (1947)


Menurut undang-undang sentral India, Undang-Undang The Trade Union (Amended)
tahun 2001, serikat buruh terdaftar di India perlu memiliki setidaknya 10% atau 100
pekerja sebagai anggotanya. Di luar dari itu, minimal tujuh orang harus terlibat atau
bekerja dalam pembentukan. Sisanya bisa orang luar. UU berkonsentrasi pada buruh
yang terorganisir dan bisa dibilang memiliki hak bagi organisasi untuk menyewa dan
memecat para pekerja. Kekakuan ini telah memaksa banyak pemain tetap memilih
untuk tidak menyewa melihat kesulitan masa depan seorang pekerja. Sehingga
mengakibatkan pertumbuhan pengangguran ekonomi di India.

Undang-Undang Tenaga Kerja Kontrak (Peraturan dan Penghapusan) (1970)


Dikatakan bahwa buruh kontrak memungkinkan izin fleksibilitas dan outsourcing tetapi
ketentuan Undang-Undang Ketenaga kerjaan Kontrak tidak pernah dimaksudkan untuk

melindungi kontrak tenaga kerja. Mahkamah Agung berkuasa pada tahun 1972 yang
mengatakan 'jika tenaga kerja kontrak diperlukan untuk kegiatan utama maka harus
dihapuskan', yang menyalahi kontrak tenaga kerja. Karyawan masih mengungkapkan
bahwa hukum sering tidak ditaati oleh majikan. Pengusaha berpendapat bahwa mereka
harus diizinkan untuk mengkontrak pekerja periferal untuk meningkatkan efisiensi.

Trade Union Act (1926)


Trade Union Act (UU Serikat Perdagangan), yang memungkinkan orang luar kantor
untuk menjadi anggota,sangat dikritik. Melalui UU ini, karyawan yang tidak langsung
bekerja di bawah perusahaan juga akan berubah melawan perusahaan ketika timbul
sengketa. Suatu tindakan yang memungkinkan orang luar untuk campur tangan dalam
perusahaan tidak ada dinegara manapun di dunia. Kurangnya demokrasi di dalam
serikat merupakan masalah di India. Sementara kebijakan serikat pekerja di negaranegara seperti Singapura bertujuan untuk pembangunan negara secara keseluruhan, di
India, kebijakan ini membatasi pertumbuhan ekonomi dan produktivitas.

Banyaknya masalah pada sektor ketenaga kerjaan di India, pertumbuhan sektor


yang tidak terorganisir, peningkatan yang mengkhawatirkan terhadap hilangnya hari
kerja, tegangnya hubungan antara pengusaha dan karyawan, kurangnya kepercayaan,
intervensi politik, tindakan kerja yang tumpang tindih, kurangnya orang-orang yang
tepat, meningkatnya kerusuhan tenaga kerja,'stagnannya' pertumbuhan ekonomi dan
banyak lagi. Hal ini dapat dengan mudah diamati bahwa kebanyakan masalah berasal
dari hubungan tenaga kerja dan peraturan undang-undang tenaga kerja. Sebagai contoh,
hanya ada segelintir inspeksi di pabrik-pabrik Cina, seringkali tidak lebih dari lima
inspeksi, tetapi pabrik di India rata-rata diperiksa oleh 30 inspektur, di bawah berbagai
undang-undang dan peraturan. Inspektur harus mengakhiri inspeksinya jika industri
menjadi makmur. Ini tidak berarti bahwa pemerintah India tidak menyadari masalah
tersebut.

Situasi di India lebih menantang sebagaimana kepentingan politik dan birokrasi


yang berkaitan erat dan reformasi utama sebuah undang-undang penting bisa jadi
mematikan. Ada sedikit keraguan tentang efek negatif dari hukum perburuhan pada
pertumbuhan dan perkembangan, termasuk penciptaan lapangan kerja. Namun, sebuah
tinjauan langsung pada reformasi tenaga kerja akan keluar dari pertanyaan karena ada
beberapa faktor yang menentukan jenis reformasi yang berniat untuk diambil oleh
negara ini. Menciptakan kesadaran tentang manfaat kerja reformasi adalah salah satu
pilihan, tapi merupakan tugas yang sangat besar di negara seperti India. Selain itu,
efektivitas seperti Program kesadaran akan dipertanyakan karena merupakan faktor
yang menentukan keberhasilannya.
Reformasi Buruh yang terjadi tidak dalam skala dan tingkat yang diharapkan.
Pada bulan September 2009, pembentukkan IT dan ITES menjadi pengecualian dari
ketentuanUU Industri Ketenaga kerjaan (1946) . Namun hingga bagian dari undangundang tenaga kerja yang benar-benar merugikan kelas pekerja' kepentingan berubah,
investasi disektor padat karya akan berkecil hati. Dengan tingkat ketenaga kerjaan
diIndia yang tumbuh 2,5%, dan pertumbuhan lapangan kerja hanya2,3%, meninggalkan
1 million juta pengangguran setiap tahun, India akan berjuang untuk menemukan
pertumbuhan jika tidak mementingkan reformasi tenaga kerja.
PEMBAHASAN
Efek dari The Jet Airways Dispute terhadap perusahaan :

Kekacauan di Bandara Delhi dan Mumbai

Penerbangan yang di cancel menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi Jet
Airways dan berkurangnya pendapatan harian selain itu jumlah penumpang juga
menurun

Terjadi disonansia ntara pilot dan pihak manajemen

Perusahaan merugi INR 20 Crorer dan penurunan 30 % pemesenan tiket selama


strike berlangsung selama 5 hari

Setelah strike berakhir selama 5 hari , pendapatan harian JetAirways turun


8juta Dollar

Jumlah penumpang turun dari 23.000 perhari menjadi 7500 perhari

Implikasi negatif dari The Jet Airways Dispute

Dapat disalahgunakan untuk melawan manajemen dan digunakan sebagai


sebuah alat politik disaat bersamaan, karena bukan hal aneh di india serikat di
dukung oleh partai politik

Dengan banyak nya seriakt yang ada (baik yang terdaftar maupun yang tidak
terdaftar) menciptakan konflik antar serikat sedangkan yang lain sedangkan
Prioritas dari serikat adalah melindungi kepentingan anggota serikat daripada
melindungi kepentingan organisasi itu sendiri

Top management adalah ekspatriat dan mereka tidak terbiasa untuk bekerja
dengan pekerja yang memiliki hak-hak dan hal ini menyebabkan ketidakpuasan
di kalangan pilot

Pihak manajemen yang bersal dari asing tersebut membuat pekerja nya yang
bersal dari india menunggu promosi yang tidak kunjung dating

Tunjangan dipotong unutk pekerja india sedangkan pilot ekspat digaji duakali
lebih besar

Menangani krisis dari sisi pilot:

Para pilot memiliki tanggang jawab yang sangat besar dalam transportasi
penumpang dan mereka lupa dengan tanggung jawab dasar ini

Pilot seharusnya menyadari bahwa pertumbuhan mereka terletak pada


pertumbuhan perusahaan dan pengaruh aksi mereka terhadap ekonomi

pembicaraan yang tepat tidak akan melahirkan situasi tidak stabil seperti itu
.Hubungan antara manajemen dan karyawan yang tetap menjadi yang paling
rentan jika tidak ditangani dengan hati-hati

Menangani krisis dari sisi Manajemen :

Memecat pilot tanpa alasan yang jelas merupakan tindakan yang tidak dapat
diterima dan manajemen seharusnya menyadari hal tersebut

Pilot seharusnya tidak secara tiba tiba dipecat karena mereka membentuk
atau bergabung dengan serikat

Anda mungkin juga menyukai