PANGGUNG HUKUM
115
A. Pendahuluan
Secara umum lembaga keuangan syariah dan lembaga keuangan
konvesional dapat dikatakan memiliki fungsi yang sama, yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dan mengelolanya baik dalam bentuk
penyertaan modal, asuransi, leasing dan sebagainya. Akan tetapi dalam
beberapa hal, lembaga keuangan syariah memiliki perlakuan yang berbeda
karena tranksasi-transaksi yang berlaku dalam lembaga keuangan syariah
sangat khusus jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional.
Hal itu terlihat dari adanya prinsip kepatuhan syariah dalam setiap
operasionalnya dengan menghilangkan riba, maysir, gharar, tadlis dan
larangan syariah lainnya. Oleh karena itu, diperlukan garis panduan
(guidelines) yang mengaturnya. Garis panduan ini disusun dan ditentukan
oleh Dewan Syariah Nasional.
Dalam menjalankan operasinya, lembaga keuangan syariah harus
memiliki kesesuaian dengan prinsip syariah. Sebuah lembaga independen
sangat dibutuhkan untuk menganalisis kesesuaian lembaga keuangan
syariah terhadap prinsip-prinsip syariah. Di Indonesia, Dewan Pengawas
Syaraiah (DPS) merupakan lembaga independen yang diberikan amanah
oleh Dewan Syariah Nasional untuk mengawasi kesesuaian operasional
dan praktik lembaga keuagan syariah terhadap kepatuhan syariah.
Muhammad Syafii Antonio dan Karnaena mengungkapkan menjamin
independensi Dewan Pengawas Syariah penting mengingat Dewan
Pengawas Syariah bukanlah staf bank dalam arti tunduk dibawah
kekuasaan administratif, akan tetapi dipilih oleh dewan komisaris melalui
rapat umum dewan pemegang saham atas rekomendasi Majelis Ulama
PANGGUNG HUKUM
116
PANGGUNG HUKUM
117
Nasional yang diberikan oleh Ketua MUI Ma'ruf Amin kepada Presiden
Direktur GTIS Taufiq Michael Ong dan disaksikan Ketua DPR Marzuki
Alie.3 Selain itu, Majelis Ulama Indonesia mengakui menerima keuntungan
saham sebesar 10 persen dari PT Golden Traders Indonesia Syariah
(GTIS) yang diterima melalui Yayasan Dana Dakwah Pembangunan milik
MUI karena pengurus MUI menjabat sebagai Dewan Penasehat Syariah di
GTIS. Adapun yang menjadi Dewan Pengawas Syariah dari MUI pada saat
itu adalah Sekretaris Jenderal Ichwan Sam dan Ketua Bidang Fatwa KH
Ma'ruf Amin.4 Permasalahan di sini adalah bagaimana Dewan Pengawas
Syariah bisa independen dan profesional apabila di satu sisi mereka
memiliki kepentingan terhadap entitas syariah tersebut.
Sehubungan dengan munculnya permasalahan mendasar atas
independensi, profesionalitas serta integritas Dewan Pengawas Syariah
yang mengawasi kepatuhan syariah, maka kami tertarik dan menganggap
penting untuk mengangkat tema penelitian ini dengan melakukan
pengkajian secara komprehensif dengan mengumpulkan berbagai referensi
dan telaah pustaska untuk memberikan masukan bagaimana memelihara
dan menjamin profesionalitas dan integritas dari Dewan Pengawas Syariah
dalam meningkatkan kualitas audit kepatuhan syariah.
B. Urgensi Dewan Pengawas Syariah dalam Sistem Perbankan
Syariah Indonesia
Sejalan dengan perkembangan lembaga keuangan syariah di tanah
air, berkembang juga jumlah Dewan Pengawas Syariah yang ada dan
mengawasi masing-masing lembaga tersebut. Semakin banyak serta
beragamnya Dewan Pengawas Syariah di masing-masing lembaga
keuangan syariah disinyalir akan memunculkan fatwa yang berbeda-beda
dari masing-masing Dewan Pengawas Syariah dan akan membingungkan
nasabah. Oleh karena itu Majelis Ulama Indonesia sebagai organisasi Islam
akhirnya menganggap perlu untuk membentuk suatu Dewan Syariah yang
bersifat nasional dan membawahi seluruh lembaga keuangan, termasuk di
dalamnya bank-bank syariah. Lembaga independen ini kemudian dikenal
3
PANGGUNG HUKUM
118
dengan nama Dewan Syariah Nasional (DSN) yang dibentuk pada bulan
Juli tahun 1997 melalui hasil rekomendasi Lokakarya Reksadana Syariah
pada bulan Juli di tahun yang sama.5
Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan lembaga otonom
dibawah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Anggota DSN terdiri dari para
ulama, praktisi, dan pakar muamalah syariah yang ditunjuk dan diangkat
oleh MUI dengan masa bakti kepengurusan selama lima tahun. Dewan
Syariah Nasional berfungsi mengawasi produk-produk lembaga keuangan
syariah agar sesuai dengan syariah Islam. Untuk keperluan itu, Dewan
Syariah Nasional membuat garis panduan (guidelines) dengan mengkaji,
menggali, dan merumuskan nilai dan prinsip hukum Islam (syariah) dalam
bentuk fatwa untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi dan
analisis produk dan jasa di lembaga keuangan syariah.6 Dewan Syariah
Nasional memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:7
a. Memberikan atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan
duduk sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah pada suatu
lembaga keuangan syariah.
b. Mengeluarkan fawa atas jenis-jenis kegiatan keuangan.
c. Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah.
d. Mengawasi penerapan fatwa yang telah diterapkan.
Dewan Syariah Nasional kemudian merekomendasikan seorang
ulama atau cendekiawan muslim untuk menjadi Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang betugas untuk mengawasi jalannya operasional bank dan
lembaga keuangan syariah lainnya agar selalu sesuai dengan ketentuanketentuan syariah yang didasarkan padagaris panduan (guidelines) yang
disusun dan ditentukan oleh Dewan Pengawas Syariah. Adapun tugas dan
wewenang Dewan Pengawas Syariahsebagaimana surat keputusan MUI
No. Kep-98/MUI/2001 tentang susunan Dewan Pengawas Syariah-MUI
masa bakti 2000-2005adalah sebagai berikut:8
5Muhammad
PANGGUNG HUKUM
119
PANGGUNG HUKUM
120
11Muhammad
PANGGUNG HUKUM
121
PANGGUNG HUKUM
122
PANGGUNG HUKUM
123
PengawasSyariah tidak berlangsung setiap hari, bahkan ada yang hanya dua
minggu sekali sehingga memungkinkan terjadinya penyimpangan dalam
peraktiknya.15
Hal ini sejalan dengan meluasnya kantor cabang lembaga keuangan
syariah ke berbagai wilayah kabupaten bahkan kecamatan, sehingga
keberadaan jumlah Dewan Pengawas Syariah yang tidak diimbangi dengan
jumlah kantor entitas syariah tentunya akan menghasilkan suatu
pengawasan yang kurang efektif.Amin Aziz menyatakan bahwa banyak
Dewan Pengawas Syariah yang tidak berfungsi. Mereka baru bekerja jika
lembaga keuangan yang bersangkutan mengundangnya dan
berkonsultasi.16 Oleh karena itu, idealnya adalah dengan menempatkan
Dewan Pengawas Syariah di setiap kantor cabang yang didukung dengan
peraturan yang mengatur desentralisasi Dewan Pengawas syariah.
Desentralisasi Dewan Pengawas Syariah dapat menjadi solusi dalam
meningkatkan kualitas kepatuhan syariah serta dapat mendorong
pengembangan produk-produk keuangan syariah. Dewan Pengawas
Syariah di setiap kantor cabang dapat diberikan tugas untuk membuat
kreatifitas dalam mendesain produk-produk keuangan syariah yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat di sekitar lembaga keuangan syariah
tersebut.
Penempatan Dewan Pengawas Syariah
di Beberapa Lembaga Keuangan Syariah
No
1.
2.
Nama
Lembaga
Bank Muamalat
Bank BRI
Jumlah
anggota
Struktur DPS
DPS
3
a. ketua:
KH. Maruf amin
b. anggota:
1. Prof. Dr. Muardi Chatib
2. Prof. Dr. Umar Shihab
2
a. Ketua:
Jumlah Layanan
kantor di Seluruh
Indonesia
1kantor pusat, 81 kantor
cabang, 267 kantor
cabang pembantu dan
108 kantor kas.17
2 kantor pusat, 258
15Masliana,
PANGGUNG HUKUM
124
syariah
Bank Mandiri
Syariah
BNI Syariah
Bank mega
Syariah
Bank bukopin
syariah
Bank BTPN
Syariah
18Annual
Report
2013
BRI
Syariah,
dari
http://www.brisyariah.co.id/?q=laporan-tahunan, diunduh 22 Maret 2015.
19Laporan
Tahunan
2013
Bank
Syariah
Mandiri,
dari
http://www.syariahmandiri.co.id/category/
investor-relation/laporan-tahunan/,
diunduh 22 Maret 2015.
20Annual
Report
2013
Bank
BNI
Syariah,
dari
http://www.bnisyariah.co.id/laporan-tahunan-bni-syariah-tahun-2013, diunduh 22 Maret
2015.
21Laporan
Tahunan
2013
Bank
Mega
Syariah,
dari
http://www.megasyariah.co.id/files/reports/
annual/Annual_Report_2013_Bank_Mega_Syariah.pdf, diunduh 22 Maret 2015.
22Lokasi
Cabang, dari https://www.btpnsyariah.com/hubungi-kami/lokasicabang, diunduh 22 Maret 2015.
PANGGUNG HUKUM
Bank BCA
Penggadaian
syariah
10
12
Takaful
Indonesia
BMT Bina
Insanul Fikri
b. Anggota:
KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc
a. Ketua:
Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil,
MA
b. Anggota:
Muhammad masyhuri naim
a. Ketua:
Muhammad Nahar Nahrawi
b. Anggota:
Muhammad Cholil Nafis
a. Ketua:
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin,
MSc
b. Anggota:
1. Prof. Madya Dr. Ahmad
Shahbari Salamon
2. Prof. Dr. Fathurrahman
Djamil, MA
3. Dr. H.M. Syafii Antonio,
MEc25
a. Ketua:
DR. Hamim Ilyas, MA
b. Anggota:
Nurrudin, MA
125
7 kantor cabang, 5
kantor cabang pembantu
dan 32 unit layanan
syariah23
1 Kantor Pusat, 12
Kantor Wilayah,
4.661 Kantor Cabang24
1 kantor pusat dan 44
kantor cabang26
9
kantor
cabang
Pelayanan BMT
23Laporan
Tahunan
2013
Bank
BCA
Syariah,
dari
http://www.bcasyariah.co.id/laporan-keuangan/ tahunan/2013-2/, diunduh 22 Maret
2015.
24Annual Report 2013 Pegadaian, dari http://www.pegadaian.co.id/info-annualreport.php, diunduh 22 Maret 2015.
25Annual
Report,
dari
http://www.takaful.com/indexhome.php/profile/action/anual/, diunduh 22 Maret
2015.
26Ibid.
PANGGUNG HUKUM
126
PANGGUNG HUKUM
127
PANGGUNG HUKUM
128
PANGGUNG HUKUM
129
PANGGUNG HUKUM
130
31Boynton, Johnson, dkk, Modern Auditing, terj. Paul A. Rajoe, Gina Gania, dkk,
(Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 73.
32Ibid,. hlm. 209.
PANGGUNG HUKUM
131
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Perinsip
Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 256.
PANGGUNG HUKUM
132
Amin Aziz, The Power Of Al Fatihah, (Mimbar Publishing, 2012), hlm 607.
PANGGUNG HUKUM
133
prosedur teknis audit kepatuhan syariah yang harus diketahui dan dimiliki
oleh setiap lulusan sekolah profesi Dewan Pengawas Syariah.
Kurikulum dan standar kelulusan didalam sekolah profesi Dewan
Pengawas Syariah bertujuan untuk mencetak Dewan Pengawas Syariah
yang memiliki keilmuan integral, yaitu ilmu fiqh muamalah, ilmu ekonomi,
akuntansi dan ilmu keuangan islam modern. Dalam hal ini, calon Dewan
Pengawas Syariah harus menyelesaikan semua mata kuliah yang telah
dirumuskan oleh pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia
dan DSN-MUI di sekolah profesi tersebut, misalnya calon Dewan
Pengawas Syariah harus menyelesaikan 200 satuan kredit semester kuliah
untuk mendapatkan lisesnsi sebagai Dewan Pengawas Syariah. Setiap
Dewan Pengawas Syariah yang telah menyelesaikan sekolah profesinya,
harus memenuhi standar minimal sebagai berikut:
d. Memiliki keahlian teknis yang memadai dalam melaksanakan
audit kepatuhan syariah, baik dalam menguasai ilmu fiqh
muamalah, ilmu ekonomi, akuntansi serta ilmu modern lainnya
yang dibutuhkan dalam melaksanakan audit kepatuhan syariah.
e. Memiliki kemahiran professional dalam melaksanakan audit
kepatuhan syariah serta mampu mengembangkan produk-produk
keuangan syariah.
f. Memiliki perencanaan yang cermat dalam mengawasi dan
mengewaluasi kegiatan operasional lembaga keuangan syariah
g. Memiliki kemampuan yang cukup dalam membuat kesimpulan
atau memberi rekomendasi yang berkaitan dengan setiap jasa
professional yang dilaksanakan.
h. Memilki Independensi dalam melaksanakan audit kepatuhan
syariah. Dewan Pengawas Syariah harus terbebas dari pengaruh
dan konflik kepentingan suatu entitas yang diawasinya.
Untuk menjaga kualitas dan integritas sekolah profesi Dewan
Pengawas Syariah, maka pemerintah dan pihak yang berkeentingan lainnya
harus mewajibkan kepada seluruh universitas yang menyelenggarakan
sekolah profesi Dewan Pengawas Syariah untuk memiliki system
pengendalian mutu (system of quality control) yang dapat menjaga kualitas dan
mutu dari setiap Dewan Pengawas Syariah yang telah menyelesaikan
sekolah profesi tersebut.Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan, Bank
Indonesia dan Dewan syariah nasional harus mendirikan suatu komite
atau departemen khusus yang ditunjuk sebagai badan teknis senior dari
Dewan Pengawas Syariah yang bertanggung jawab dalam menetapkan dan
PANGGUNG HUKUM
134
135
136
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafii, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani, 2009.
Antonio, Muhammad Syafii, dan Karnaen A. Pertaatmadja, Apa dan
Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992.
Aziz, Amin. 2012. The Power Of Al Fatihah. Mimbar Publishing.
Boynton, Johnson, dkk, 2002, Modern Auditing, terj. Paul A. Rajoe, Gina
Gania, Dkk, Jakarta: Erlangga, 2002
Dahlan, Ahmad. 2012. Bank Syariah Teorotik, Praktik, Kritik. Yogyakarta:
Teras.
Masliana 2011, Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam
Pengawasan Pelaksanaan Kontrak di Bank Syariah (Studi Pada
Bank BRI Syariah). Skripsi, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarih Hidayatullah.
Rahman, Abdul Rahinm Abdul, 2008, Syariah Audit For Islamic Financial
Service: The Needs And Challenge, Kuala Lumpur: ISRA Islamic
Finance Seminar (IIFS).
Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:
Kencana.
Sutedi, Andrian. 2011. Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan
Berdasarkan Perinsip Syariah. Jakarta: Sinargrafika.
Umam, Khaerul. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Yahya, Rizal, dkk,. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik
Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
Rahman, Azhar Abdul and Abdullah Awadh Bukair, 2013, The Influence
of the Shariah Supervision Board on Corporate Social Responsibility
Disclosure by Islamic Banks of Gulf Co-Operation Council
Countries,Asian Journal of Business and Accounting 6(2), ISSN 1985
4064, hlm. 65-104.
Kasim, Nawal, Sheila Nu NuHtay, Syed Ahmed Salman, 2013,
Comparative Analysis on AAOIFI, IFSB and BNM Shariah
Governance Guidelines, International Journal of Business and Social
PANGGUNG HUKUM
137
PANGGUNG HUKUM
138
Kantor
Pelayanan
BMT
UGT
Sidogiri,
dari
http://bmtugtsidogiri.co.id/kantor-pelayanan.html, diunduh 22
Maret 2015.
Laporan Keberlanjutan 2013 Bank Syariah Mandiri, dari
http://www.syariahmandiri.co.id/
category/
investorrelation/laporan-tahunan/, diunduh 22 Maret 2015.
Laporan
Tahunan
2013
Bank
BCA
Syariah,
dari
http://www.bcasyariah.co.id/laporan-keuangan/ tahunan/2013-2/,
diunduh 22 Maret 2015.
Laporan
Tahunan
2013
Bank
Mega
Syariah,
dari
http://www.megasyariah.co.id/files/reports/
annual/Annual_Report_2013_Bank_Mega_Syariah.pdf, diunduh 22
Maret 2015.
Lokasi Cabang, dari https://www.btpnsyariah.com/hubungi-kami/lokasicabang, diunduh 22 Maret 2015.
MUI
Akui
Terima
Keuntungan
Golden
Traders,
dari
http://www.tempo.co/read/news/
2013/03/02/
08746
4623/MUI-Akui-Terima-Keuntungan-Golden-Traders, diunduh 21
Desember 2014.
Pengurus DSN-MUI, Pengurus Pleno DSN-MUI Masa Bakti 2010
2015, dari http://www.dsnmui.or.id/index.php?page=pengurus,
diunduh 23 Maret 2015.
Tentang BMT UGT Sidogiri, dari http://bmtugtsidogiri.co.id/tentangkami-9.html, diunduh 22 Maret 2015.
PANGGUNG HUKUM