Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KETERAMPILAN KLINIS DASAR

MODUL INFEKSI DAN IMUNOLOGI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

NAMA

: PUTRI RARA I.B. PRATIWI

NIM

: FAA 110 030

JURUSAN/PROGRAM STUDI

: KEDOKTERAN

SEMESTER

: VI (ENAM)

Kasus I
KASUS 1. DEMAM TIFOID
Seorang pasien datang ke IGD RSUD tempat Anda praktek dengan keluhan demam tinggi
dan pusing sejak 7 hari yang lalu, demam (39 C) terutama dirasakan meningkat antara sore
hinggamalam hari. Pasien juga sulit buang air besar. PF : bradikardia relatif, lidah kotor,
Snyeri abdomen, hepatomegali. P.Lab : leukopenia, limfositosis, dan pemeriksaan Widal
positif (Antigen O & H = 1/360). Diagnosis Kerja : Demam Tifoid
Buatlah resep lengkap untuk kasus tersebut bila pasien
a. Rawat jalan
1. Nn. Melati, umur 20 tahun, BB 45 kg
2. An. Dimas, umur 8 tahun, BB 19 kg.
3. Anak Sandra, umur 8 bulan, BB 8 Kg
b. Dirawat karena kesadaran menurun (buat resep untuk satu hari rawat)
1. Nn. Melati, umur 20 tahun, BB 45 kg
2. An. Dimas, umur 8 tahun, BB 19 kg
Jawaban :
dr. Putri Rara Imas
SIP. 1309921091092
Jln. Antang 2

Palangkaraya, 11 Juli 2013

Rx.

Ciprofloksasin tab 500 mg NoXII


S. 2 dd I tab p.c
------------=------------

Pro
Umur

: Nn. Melati
: 20 tahun

Alasan pemilihan obat :


Siprofloksasin adalah obat yang efektif untuk mengatasi demam tifoid. Obat ini
berhasil terhadap beberapa jenis bakteri termasuk infeksi yang resisten terhadap obat lain,
termasuk penisilin. Selain itu, lama penggunaan obat sangat singkat yaitu 6 hari bila
dibandingkan dengan antibiotik lainnya. Obat ini mempunyai daya antibakteri yang sangat
kuat untuk bakteri gram negatif seperti Salmonella salah satunya.

Perhitungan :
Dosis dewasa untuk Ciprofloksasin ialah 2 x 500 mg selama 6 hari. Maka jumlah
tablet yang diperlukan untuk pengobatan selama 6 hari tersebut ialah = 2 tab per hari x 6 hari
= 12 tablet.
dr. Putri Rara Imas
SIP. 1309921091092
Jln. Antang 2

Palangkaraya, 11 Juli 2013

Rx.

Pro
Umur

Amoksisilin 500 mg
S. lact
q.s
m.f. pulv.dtd. No. XXX
S. 3 dd pulv I p.c
------------=---------------------

: An. Dimas
: 8 tahun

Alasan pemilihan obat :


Siprofloksasin tidak dipilih karena secara teoritis dapat mengganggu pertumbuhan
tulang anak. Sedangkan seftriakson hanya memiliki sediaan parenteral sehingga bila
diberikan pada pasien rawat jalan akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan. Kloramfenikol
tidak dipilih karena dapat menimbulkan efek yang fatal terhadap sumsum tulang dan mudah
terjadi relaps. Sedangkan kotrimoksazol memiliki kemampuan menekan sumsum tulang
belakang. Dipilih amoksisilin karena memiliki kemampuan menyerap di lambung yang lebih
baik bila dibanding ampisilin.
Perhitungan :

Dosis anak Amoksisilin ialah 100mg/kgBB/hari (3 kali sehari) selama 10 hari.


Dosis yang diperlukan per hari = 100mg x 19kg = 1900mg/hari.
Dosis per kali minum = 1900mg/3 = 633mg/kali 500mg/kali minum.
Karena anak masih berumur 8 tahun, maka sediaan yang dipilih ialah sediaan puyer
(pulveres).
Jumlah sediaan puyer yang diperlukan = 3 kali sehari x 10 hari = 30 sediaan pulv.

dr. Putri Rara Imas


SIP. 1309921091092
Jln. Antang 2

Palangkaraya, 11 Juli 2013

Rx.

Amoxsan F dry Syr 250mg/5ml fls. No. III


S. 3 dd C.oriq I p.c
------------=------------

Pro
Umur

: An. Sandra
: 8 bulan

Perhitungan :

Dosis anak untuk Amoksisilin ialah 100mg/kgBB/hari (3 kali sehari) selama 10 hari.
Dosis yang diperlukan per hari = 100mg x 8kg = 800 mg/hari.
Dosis yang diperlukan per kali minum = 800mg/3 kali sehari = 266mg/kali
250mg/kali minum.
Karena anak dalam kasus berumur 8 bulan, maka sediaan yang dipilih ialah syrup
Amoxsan Forte.
Sediaan syrup Amoxsan Forte ialah 250mg/5ml, maka jumlah syrup yang dikonsumsi
pasien ialah = 1 sendok teh (C.oriq). Untuk 1 botol syrup Amoxsan F berisi 60 ml.
Banyaknya sediaan yanng diperlukan ialah = 5 ml x 3 kali sehari = 15 ml per hari x
10 hari = 150ml, 150 ml/60 ml = 3 botol syrup.

dr. Putri Rara Imas


SIP. 1309921091092
Jln. Antang 2
Palangkaraya, 11 Juli 2013

Rx.

Inj. Ceftriakson 1g vial No. III


S. pro. Inj.
--------------------=-------------------------

Rx.

Spuit 5 ml No. I
S. pro. inj
--------------------=-------------------------

Rx.

Water for injection flc No. I


S. pro. inj
--------------------=-------------------------

Rx.

Infus set No. I


S. pro. Infus
--------------------=-------------------------

Rx.

Infus Dextrose 5 % 100 cc kolf No. I


S. pro. Infus
--------------------=-------------------------

Rx.

Kanul intravena 20 No. I


S. pro. Infus
--------------------=-------------------------

Pro
Umur

: Nn. Melati
: 20 tahun

Perhitungan :

Karena pasien dalam keadaan kesadaran menurun, maka sediaan yang dipilih ialah
injeksi. Dan karena hal ini pulalah maka didalam peresepan ditambahkan dextrose
infus, infus set, spuit, water for injection, dan kanul IV.
Dosis dewasa untuk sediaan injeksi Ceftriakson ialah 1 x 3g dalama Dextrose 5%
100cc selama 30 menit, selama 3-5 hari (namun didalam kasus peresepan obat hanya
diminta untuk 1 hari rawat, maka penghitungan resep dilakukan hanya untuk 1 hari).

Dosis yang diperlukan untuk 1 hari rawat = sediaan injeksi 1g x 3 g = 3 vial.


dr. Putri Rara Imas
SIP. 1309921091092
Jln. Antang 2

Palangkaraya, 11 Juli 2013

Rx. Inj Ceftriakson 0,5 g vial No.III


S. pro. inj
--------------------=-------------------------

Rx. Spuit 5 ml No. I


S. pro. inj
--------------------=-------------------------

Rx. Water for injection flc No. I


S. pro. inj
--------------------=-------------------------

Rx. Infus set No. I


S. pro. Infus
--------------------=-------------------------

Rx. Infus Dextrose 5 % 100 cc kolf No. I


S. pro. Infus
--------------------=-------------------------

Rx. Kanul intravena 20 No. I


S. pro. Infus
--------------------=-------------------------
Pro
Umur

: An. Dimas
: 8 tahun

Perhitungan :

Sama seperti kasus sebelumnya, karena keadaan pasien kesadarannya menurun, maka
sediaan yang dipilih ialah injeksi. Injeksi yang digunakan ialah Ceftriakson 0,5g.
Dosis Ceftriakson untuk anak = 80mg/kgBB/hari IM atau IV 1xsehari, selama 5-7
hari (tetapi didalam kasus hanya diminta peresepan untuk 1 hari rawat).
Dosis yang diperlukan = 80mg x 19kg = 1520mg 1,5g/hari. Untuk Ceftriakson
sediaan injeksinya ada yang 0,5g, maka jumlah sediaan injeksi yang diperlukan ialah
= 1,5g/0,5g = 3 vial.

Kasus 2. Kasus Tuberkulosis


Dr. Putri Rara Imas
SIP. 130992091092
Jl. Antang 2
Palangkaraya, 12 Juli 2013
R/

Inj. streptomycin 1gr vial No. XLII


S. pro. Inj
-----------=-------------

R/

Aquades 5ml vial No. XLII


S.i.m.m

R/

-----------=-------------
Spuit 5cc
S.i.m.m
----------=-------------

Pro
Umur

: Tn. Ardin
: 35 tahun

Alasan pemilihan obat :


Streptomisin merupakan obat yang dinilai efektif terhadap tuberculosis. Namun
sebagai obat tunggal, dinilai kurang ideal. Sebab dengan menggunakan dosis terapi tunggal
akan meningkatkan resiko resistensi namun dengan terapi kombinasi resistensi dapat dicegah
meskipun tidak secara mutlak.
Efek samping :
Streptomisin dapat diterima secara baik. Kadang kadang terjadi malaise sejenak, parastesi
dimuka terutama disekitar mulut serta rasa kesemutan di tangan tidak mempunyai arti klinis .

Biasanya terjadi reaksi hipersensitivitas biasanya terjadi dalam minggu-minggu pertama


pengobatan. Selain itu, streptomisin bersifat neurotoksin pada nervus VIII bila diberikan
dalam dosis besar dan jangka lama.
Interaksi obat :
Dapat terjadi dengan penghambat neuromuscular berupa potensial penghambatan. Selain itu,
dapat bersifat ototoksik (misalnya asal etakrinat dan furosemid) dan bersifat nefrotoksik.

Umur 35 tahun = 60 Kg dosis streptomycin perhari untuk berat badan antara 5570

kg adalah 1000 mg/hari


Pengobatan intensif kategori 2 dengan penambahan streptomycin dilakukan selama 56
hari. Pada kasus pasien sudah menjalani tahap intensif selama 14 hari sehingga untuk

numero (NO.) diberikan selama sisa hari dalam tahap intensif yaitu 42 hari.
Streptomicin terdapat dalam bentuk bubuk injeksi dalam vial 1 dan 5 gram. Cara
melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aqua pro injeksi
sebanyak 3,7 ml sehingga menjadi 4 ml (1 ml=250 mg). Namun, aquades hanya
memiliki sediaan 5 ml sehingga untuk melarutkan streptomycin diberikan aquades 5

ml.
i.m.m. (In manun medici) : berikan ke tangan dokter.
Dr. Putri Rara Imas
SIP. 130992091092
Jl. Antang 2
Palangkaraya, 12 Juli 2013

R/

Inj. streptomycin 1gr vial No. XI


S 1 dd Inj. 250mg IV
-----------=-------------

R/

Aquades 5ml vial No. XI


S.i.m.m

R/

-----------=-------------
Spuit 5cc
S.i.m.m
----------=-------------

Pro
Umur
Keterangan:

: An. Meri
: 5 tahun

Umur 5 tahun, BB 16 kg. Dosis Streptomycin untuk anak: 15-40 mg/kgBB/hari

dengan dosis maksimal 1000 mg/hari.


16 kg( 15-40 mg/kgBB/hari)= 240-640 mg/hari

Ambil dosis 250 mg/hari


NO XI didapatkan sama seperti resep nomor satu di atas pengobatan tahap intensif
dilakukan selama 56 hari. Karena pasien sudah menjalani pengobatan selama 14 hari
maka sisa pengobatan pasien adalah 42 hari. Dosis yang diberikan ke pasien adalah
250 mg/hari maka 1000:250 = 4 sehingga 42 hari : 4 adalah 11 hari.

KASUS 3. DIARE
Seorang pasien datang ke tempat praktek anda di klinik 24 jam Abadi, dengan keluhan
diare sejak 2 hari yang lalu, > 5x/hari. Pada pemeriksan fisik ditemukan pasien dalam
keadaan dehidrasi berat.
Diagnosis Kerja :Diare akut dehidrasi berat
Buatlah resep lengkap untuk rehidrasi bila pasien
1. Tanjung, umur 10 bulan, BB 9 kg
2. Takwa, umur 24 bulan, BB 12 kg
Catatan: Klinik 24 jam Abadi mempunyai stok obat gawat darurat yang terbatas sehingga
segera setelah Anda memberikan terapi rehidrasi, keluarga pasien diminta segera membeli
cairan infus yang digunakan (denganresep) di apotek yang tidak jauh dar iklinik.
JAWABAN
1. Tanjung, umur 10 bulan, BB 9 kg (<12 kg)
Pertama, 30 ml/ Kg/ jam 30 x 9 = 270 ml/ jam
Selanjutnya, 70 ml/kg / 5 jam 70 x 9 = 630 ml/ 5 jam
Sediaan RL (Ringer laktat) 1botol = 500 ml
Pada kasus, total yang diperlukan adalah 270+630 = 900 ml. Sehingga diperlukan 2
botol ringer laktat.

Dr. Putri Rara Imas


SIP. 130992091092
Jl. Antang 2
Palangkaraya, 12 Juli 2013
R/
R/
R/

Pro
Umur

Infus Ringer Laktat No. II


S pro infus
-----------=-------------
Abocate no 24 No. I
S pro infus
-----------=-------------
Infus set mikrodripNo. I
S pro infus
----------=-------------
: An. Tanjung
: 10 bulan

2. Takwa, 24 bulan, BB 12 kg (>12)


Pertama 30x 12 = 360 ml / 30 menit
Selanjutnya 70 x 12 = 840 ml/ jam
Total = 360 + 840 = 1200 = 3 botol RL
Dr.
SIP.
Jl. Palangkaraya
Palangkaraya, 12 Juli 2013
R/
R/
R/

Pro
Umur

Infus Ringer laktat No. III


S pro infus
-----------=-------------
Abocate no 24 No. I
S pro infus
-----------=-------------
Infus set mikrodrip No. I
S pro infus
----------=-------------
: An. Takwa
: 24 bulan

Alasan pemilihan :
Penggantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi efektif
diare akut. Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral/parenteral. Pemberian
secara oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang. Bila diare profus
dengan pengeluaran tunja yang cair dan banyak (> 100 ml/kgBB/hari) atau muntah

hebat, sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi difisit, maka dapat dilakukan
rehidrasi parenteral.
-cara rehidrasi oral : Nacl, NaHCO3, KCL, dan glukosa seperti oralit
-cara parenteral : cairan I (ringer laktat atau ringer asetat), cairan II (dektrosa 5%
saline, KCL dengan perbandingan D 5% : RL = 4,1 + KCL ).
Ringer laktat digunakan untuk rehidrasi secara umum.
Kasus 4.
KASUS 4. MALARIA
Pasien diantar oleh keluarganya ke puskesmas tempat anda bekerja. Pasien mengalami
demam disertai menggigil dan kemudian timbul keringat yang banyak sejak 5 hari yang lalu,
demam dirasakan terus menerus. Seminggu yang lalu pasien bepergian ke Nusa Tenggara
Timur. Pemeriksaan apusan darah positif Malaria.
Buatlah resep lengkap untuk kasus tersebut bila pasien
a. Pada pemeriksaan fisik kesadaran baik, Diagnosis kerja: Malaria Falciparum, pasien
akandirawat jalan
1. An. Mutiara, umur 5 tahun, BB 18 kg

Dr. Putri Rara Imas


SIP. 130992091092
Jl. Antang 2
Palangkaraya, 12 Juli 2013
R/

R/

R/

R/

Pro
Umur

Artesunat 72 mg
Sacch. Lactis q.s
mf. Pulv. Dtd No. III
1 dd pulv I
------------------------
Amodiakuin 180 mg
Sacch. Lactis q.s
mf. Pulv. Dtd No. III
1 dd pulv. I
-----------------------
Primakuin 13,5 mg
Sacch. Lactis q.s
mf. Pulv. Dtd No. I
1 dd pulv. I
-----------------------
Paracetamol 500 mg No. X
3 dd tab. prn
-----------------------
: An. Mutiara
: 5 tahun

Alasan pemilihan obat yaitu :


Pengobatan untuk anak Mutiara diberikan berdasarkan pada pedoman
penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia, dimana Artesunat, Amodiakuin dan primakuin
merupakan obat kombinasi artemesinin (ACT) lini pertama yang memang diperuntukkan
untuk kasus malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Pengobatan kombinasi
ini diberikan untuk mencegah resistensi beberapa obat anti malaria (MDR), untuk mencegah
timbulnya kekambuhan (rekrudesensi), dimana nantinya akan ditemukan gejala klinis yang
tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) didalam tubuh hospes atau
penderita.
Untuk mengatasi demam yang dialami anak Mutiara, dipilih paracetamol karena
paracetamol sangat aman untuk anak-anak dan wanita hamil, dimana obat ini tidak
mempengaruhi sistem kardiovaskular, respirasi, platelet ataupun GIT (Gastrointestinal
tractus) dibandingkan
obat-obatan antipiretik lainnya.

Cara perhitungan obat pada resep diatas yaitu :


Artesunat

= 4 mg/kgBB/dosis tunggal
= 4 x 18 = 72 mg/dosis tunggal

Amodiakuin

= 10 mg basa/kgBB/dosis tunggal
= 10 x 18=180 mg

Primakuin

= 0,75 mg basa/kgBB/dosis tunggal


= 0,75 x 18 = 13,5 mg/dosis tunggal

Paracetamol

= 10 15 mg/kgBB/kali
= (10 -15) x 18 = 180 270 mg

2. Tn. Bintang, umur 40 tahun, BB 60 kg


Dr. Putri Rara Imas
SIP. 130992091092
Jl. Antang 2
Palangkaraya, 12 Juli 2013
R/
R/
R/

Pro
Umur

Artesunat 50 mg No. XV
1 dd V tab
------------------------
Amodiakuin 153 mg No. XII
1 dd IV tab
-----------------------
Paracetamol 500 mg No. X
3 dd 1 tab. Prn. Demam
-----------------------
: Tn.Bintang
: 40 tahun

Alasan pemilihan obat yaitu :


Pengobatan untuk tuan Bintang diberikan berdasarkan pada pedoman penatalaksanaan kasus
malaria di Indonesia, dimana Artesunat dan Amodiakuinmerupakan obat kombinasi
artemesinin (ACT) lini pertama yang memang diperuntukkan untuk kasus malaria yang
disebabkan oleh Plasmodium falciparum pada orang dewasa. Pengobatan kombinasi ini
diberikan untuk mencegah resistensi beberapa obat anti malaria (MDR).

Untuk mengatasi demam yang dialami tuan Bintang dipilih paracetamol karena paracetamol
sangat aman untuk semua golongan umur, dimana obat ini tidak mempengaruhi sistem
kardiovaskular, respirasi, platelet ataupun GIT (Gastrointestinal tractus) dibandingkan
obat-obatan antipiretik lainnya.
Cara perhitungan obat pada resep diatas yaitu :
Artesunat = 4 x 60 mg = 240 mg / dosis tunggal.
Amodiakuin = 10 x 60 mg = 600 mg / dosis tunggal
Parasetamol 500 mg / kali minum.
b. Pada pemeriksaan fisik kesadaran baik, diagnosis kerja : Malaria vivax, pasien akan
dirawat jalan.
1. An. Mutiara, umur 5 tahun, BB 18 kg
Dr. Putri Rara Imas
SIP. 130992091092
Jl. Antang 2
Palangkaraya, 12 Juli 2013
R/
R/
R/
R/

Pro
Umur

Artesunat 50 mg No. V
1 dd 1 1/2 tab
------------------------
Selfadoxin/ Pirimetamin (sp) 500 mg No. III
1 dd 1 tab
-----------------------
Primakuin 15 mg No. V
1 dd 1/3 tab
------------------------
Paracetamol 500 mg No. X
3 dd 1/2 tab. prn. demam
-----------------------
: An. Mutiara
: 5 tahun

Alasan pemilihan obat :


Untuk kasus malaria yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, maka pengobatan yang
diberikan untuk anak ini yaitu artesunat yang merupakan golongan salah satu obat
artemisinin terapi kombinasi (ACT) lini pertama. Dosis obat artesunat ini sama dengan
dosis obat artesunat pada kasus malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falcifarum.
Obat ini merupakan obat yang paling efektif , aman dan kerjanya cepat untuk kasus
malaria berat yang resisten terhadap klorokuin dan obat-obat malaria lainnya. Sedangkan
obat selfadoxin-pirimetamin (SP) dipilih karena obat ini efektif untuk mengobati pasien
malaria yang sudah resisten terhadap klorokuin. Obat ini digunakan sebagai terapi

tambahan untuk kina (lini kedua pengobatan P.vivax) dalam mengatasi serangan akut
malaria.Untuk mencegah kekambuhan maka dipilih primakuin karena obat ini merupakan
obat lini kedua yang biasanya dikombinasikan dengan kina.
Sama seperti pada kasus Plasmodium falcifarum diatas, untuk mengatasi demam yang
dialami anak Mutiara, dipilih paracetamol karena paracetamol sangat aman untuk
anak-anak dan wanita hamil, dimana obat ini tidak mempengaruhi sistem kardiovaskular,
respirasi, platelet ataupun GIT (Gastrointestinal tractus) dibandingkan obat-obatan
antipiretik lainnya.
Cara perhitungan obat pada resep diatas yaitu :
Artesunat 4x18 = 72 mg/dosis tunggal
Sulfadoxin 25 x 18 = 450 mg/dosis tunggal
Parasetamol 10-15 x 18 = 180- 270 mg
Pirimetamin 1,25 x 18 = 22,5 mg
Primakuin basa 0,25 x 18 = 4,5 mg
2. Tn. Bintang, umur 40 tahun, BB 60 kg
Dr. Putri Rara Imas
SIP. 130992091092
Jl. Antang 2
Palangkaraya, 12 Juli 2013
R/
R/
R/
R/

Pro
Umur

Dehidroartemisinin 40 mg No. IX
1 dd 3 tab
------------------------
Piperakuin 320 mg No. IX
1 dd 3 tab
-----------------------
Primakuin 15 mg No. XIV
1 dd 1 tab
------------------------
Paracetamol 500 mg No. X
3 dd 1 tab. prn. demam
-----------------------
: Tn. Bintang
: 40 tahun

Alasan pemilihan obat yaitu :


Obat dehidroartemisinin dan piperakuin dipilih karena obat ini merupakan obat yang
sering digunakan untuk daerah Papua dan wilayah tertentu seperti Nusa Tenggara Timur.
Pengobatan untuk tuan Bintang ini diberikan berdasarkan dengan pedoman

penatalaksanaan malaria diindonesia. Pemberian primakuin bertujuan untuk membunuh


hipnozoid di sel hati dan parasit aseksual di eritrosit. Manfaat klinik dar Primakuin adalah
dalam penyembuhan radikal malaria vivaks dan ovale. Pemberian parasetamol merupakan
obat antipiretik yang paling aman dengan efek samping yang lebih ringan dibanding
dengan golongan obat antipiretik lainnya.
Cara perhitungan obat tersebut adalah sebagai berikut :
Dosis Dehidroartemisinin 2-4 x 60 = 120 240
Dosis Piperakuin 16-32 x 60 = 960 1920
Dosis Paracetamol 500 mg/hari
Dosis Primakuin 1,25 x 60 = 15 mg
c. Kesadaran menurun. Diagnosis kerja : Malaria berat, pasien akan dirawat. Buat resep untuk
satu hari rawat.
1. An. Mutiara, umur 5 tahun, BB 18 kg
Dr. Putri Rara Imas
SIP. 130992091092
Jl. Antang 2
Palangkaraya, 12 Juli 2013
R/Inj. Artemeter 40 mg/vial No. II
2 dd. pro. inj.
------------------------
Pro
Umur

: An. Mutiara
: 5 tahun

2. Tn. Bintang, umur 40 tahun, BB 60 kg

Dr. Putri Rara Imas


SIP. 130992091092
Jl. Antang 2
Palangkaraya, 12 Juli 2013
R/Inj. Artemeter 80 mg/vial No. III
2 dd. pro. inj.
------------------------
Pro
Umur

: Tn. Bintang
: 40 tahun

Alasan pemilihan obat yaitu :


Sesuai dengan pedoman Penatalaksanaan malaria untuk malaria berat, pengobatan untuk
lini pertama adalah artemer injeksi. Dari beberapa uji klinik, pemberian artemeter terlihat
cepat sekali mengatasi parasitemia pada malaria ringan maupun berat.
Cara perhitungan obat tersebut adalah sebagai berikut :
Lini pertama Artemeter, dengan dosis :
-

Hari pertama 3,2 mg/kgBB/hari


Hari kedua sampai kelima 1,6 mg/kgBB/hari
Hari pertama 160 mg (2 ampul)
Hari kedua sampai kelima 80 mg (1 ampul)

Ana
k

Sediaan dan kemasan artemeter injeksi : Ampul 40 mg/1mL dan ampul 80 mg/1mL
a. Mutiara, umur 5 tahun dan BB 18 kg
Dosis = 3,2 mg x 18 kgBB/hari
= 57,6 mg
= 1 ampul /hari
Diberikan 2 kali sehari (setiap 12 jam)
b. Tn. Bintang, umur 40 tahun dan BB 60 kg
Dosis = 3,2 mg x 60 kgBB/hari
= 192 mg/hari
= 2 ampul (200mg)
Diberikan 1 ampul untuk setiap pemberian, dimana dalam satu hari diberikan sebanyak
2 kali.

Anda mungkin juga menyukai