Proposal Manajemen Proyek
Proposal Manajemen Proyek
Manajemen Proyek
Bidang: Teknologi Informasi dan Komunikasi
Judul :
Perancangan Digital Library dengan Menggunakan CMS Joomla
Anggota
Sunu Pradana, ST
Indra Agustian, ST
Nama
NIP
No.
1.
Sunu Pradana, ST
1. Koordinator pelaksanaan
penelitian.
2. Pembuat master plan penelitian.
3. Bertanggung jawab terhadap
hasil penelitian.
4. Bertanggung jawab terhadap
laporan keuangan.
5. Memobilisasi anggota
penelitian.
6. Web Desainer
Ketua Peneliti
1.
2.
Indra Agustian, ST
Anggota Peneliti:
4
4
4
4
4
4
5
5
5
9
9
9
10
12
13
13
13
A.
URAIAN UMUM
Judul Penelitian:
Perancangan Digital Library dengan Menggunakan CMS Joomla
Tim Peneliti:
Ketua Peneliti
Anggota Peneliti 1
:
:
Sunu Pradana, ST
Indra Agustian, ST
Subyek penelitian:
Digital Library
Lokasi penelitian:
Yogyakarta
Periode pelaksanaan penelitian:
Penelitian ini dilaksanakan mulai 24 Agustus 2009 dan selesai 31 Desember 2009 dengan
timeline sebagai berikut:
Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
7
Deskripsi Kegiatan
2009
Kajian pustaka.
Identifikasi permasalahan dan kajian
hardware
Perencanaan dan simulasi hardware dan
software
Implementasi prototype dan iterasi
penyempurnaan program
Pembuatan Laporan Tengah penelitian.
Pengujian prototype dan penyempurnaan
Dokumentasi dan Laporan Tahun.
Kegiatan Perancangan Digital Library berbasis web dengan menggunakan CMS Joomla 1.5.14.
ini bertujuan untuk membuat sebuah koleksi layanan informasi literatur berupa buku dan
E. Studi pustaka
Konsep digital library sebetulnya bukan merupakan konsep baru, namun akhir-akhir ini
memang kembali menjadi pilihan bagi para pelaku di dunia perpustakaan untuk ditekuni dan
ditampilkan kepada pengguna. Konsep digital library(ies) ini dimulai pada tahun 1945 dengan
adanya Vannenar Bushs Memex Machine yang memberikan stimulasi awal bagi aplikasi
komputer untuk temu kembali informasi (information retrieval). Konsep itu berkembang ke
dalam area yang lebih luas lagi, mulai dari database bibliografis yang besar, temu kembali online,
dan sistem akses publik. Apalagi dengan adanya internet yang memungkinkan komputer
terhubung ke dalam sebuah jaringan informasi yang luas, konsep digital menjadi trend kembali
dan pembuatan libraries of information digital yang dapat diakses oleh siapapun dari manapun
di dunia menjadi penting. Perkembangan konsep digital tersebut menciptakan berbagai istilah
yang sering digunakan seperti virtual library, electronic library, library without walls,
bionic library , hingga saat ini yang paling sering disebutkan adalah digital library.
merupakan sebuah database yang besar, (b) bagi orang yang bekerja di hypertext technology,
itu merupakan satu aplikasi khusus metode hypertext, (c) dan bagi ilmu perpustakaan, itu
merupakan langkah lain dalam meneruskan otomasi perpustakaan yang dimulai lebih dari 25
tahun yang lalu.
3. Hal ketiga yang meningkatkan kebingungan adalah adanya fakta bahwa banyak hal di
internet yang oleh orang disebut digital libraries dimana dari sudut pandang pustakawan
bukan. Contohnya: (a) bagi ilmuwan bidang komputer dan pengembang perangkat lunak,
kumpulan algoritma komputer dan program perangkat lunak adalah digital libraries, (b)
bagi perusahaan besar, digital library adalah sistem manajemen dokumen yang mengontrol
dokumen bisnis mereka dalam format elektronik.
Bahkan satu contoh yang cukup spektakuler adalah apa yang banyak orang anggap digital
library adalah World Wide Web. Web mengumpulkan ribuan dokumen. Banyak yang akan
menyebut kumpulan ini sebuah digital library karena mereka dapat menemukan informasi,
seperti yang dapat mereka lakukan untuk melakukan transaksi bank dalam sebuah digital
bank atau membeli CD/DVD dalam sebuah digital record store. Apakah web belum dapat
disebut sebagai sebuah digital library? Clifford Lynch (1997) dalam Cleveland (1998)
menyatakan:
One sometimes hears the Internet characterized as the worlds library for the digital
age. This description does not stand up under even casual examination. The Internet
and particularly its collection of multimedia resources known as the World Wide
Webwas not designed to support organized publication and retrievalof information
as libraries are. It has evolved into what might be thought of as a chaotic repository
for the collective output of the worlds digital printing presses. In short, the Net
is not a digital library.
Dari pernyataan Lynch tersebut dapat dilihat bahwa digital library bukan sekedar Internet
atau akses ke dalam sumber Web.
Cleveland (1998) dalam Occasional Paper IFLA nomor 8, bulan Maret 1998 menyatakan
bahwa untuk memahami digital library dari sudut pustakawan maka sebagai titik awalnya kita
harus mengasumsikan bahwa digital libraries adalah perpustakaan dengan maksud, fungsi, dan
tujuan yang sama seperti perpustakaan tradisionalyakni manajemen dan pengembangan
koleksi, analisa subjek, pembuatan indeks, ketersedian akses, sisi referensinya, dan preservasinya.
Berangkat dari pemikiran tersebut ada beberapa karakteristik yang dapat dilihat
berdasarkan berbagai diskusi yang telah dilakukan seputar digital library ini, seperti yang sudah
dirangkum oleh Cleveland (1998) yakni:
Digital libraries are the digital face of traditional libraries that include both digital
collections and traditional, fixed media collections. So they encompass both electronic
and paper materials
Digital libraries will also include digital materials that exist outside the physical and
administrative bounds of any one digital library
Digital libraries ideally provide a coherent view of all of the information contained
within a library, no matter its form or format
Digital libraries will require both the skills of librarians and well as those computer
scientists to be viable.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa digital library bukan sesuatu yang berdiri sendiri,
tapi merupakan sebuah sistem. Definisi yang cukup menggambarkan berbagai karakteristik
tersebut dapat dilihat dari apa yang dihasilkan dari Dlib Working Group on Digital Library
Metrics (WG) di Stanford University, 7-8 Januari 1998, yakni:
The Digital Library is the collection of services and the collection of information objects
that support users in dealing with information objects and the organization and
presentation of those objects available directly or indirectly via electronic/digital means.
Definisi tersebut memberikan pemahaman kepada kita bahwa digital library lebih dari
sekedar koleksi bahan pustaka dalam tempat penyimpanan, tetapi juga memberikan bermacam
layanan pada semua pengguna (baik manusia dan mesin, pembuat, manajer, dan pengguna
informasi). Tipe objek informasinyapun menjadi bermacam dari dokumen tradisional sampai
kepada objek hidup atau hasil permintaan yang dinamis. Hal lain adalah digital library
memberikan kepada pengguna kepuasan akan kebutuhan mereka dan hal-hal yang dibutuhkan
untuk manajemen, akses, penyimpanan, dan manipulasi bermacam informasi tersimpan dalam
koleksi bahan pustaka yang merepresentasikan kepemilikan dari perpustakaan. Bahkan pengertian
pengguna disinipun bermacam-macam, dapat pengguna akhir, operator perpustakaan, dan juga
penghasil informasi. Selain itu penataan dan cara penyajian objek informasi harus menjadi
bagian penting dengan memperhatikan unsur estetika. Objek informasi ini dapat juga merupakan
objek digital atau bisa juga media lain (misal kertas) tetapi disajikan di perpustakaan melalui
perangkat digital (misal metadata). Hal itu mungkin tersedia secara langsung dalam jaringan atau
tidak langsung. Sekalipun objek informasi bukan berupa data elektronis atau mungkin tidak
secara langsung tersedia dalam jaringan, objek harus dapat disajikan secara elektronis dalam
beberapa cara melalui misal metadata atau katalog. Sehingga pada prinsipnya digital library
merupakan satu sistem layanan perpustakaan terintegrasi berbasis digital, walaupun cakupan
informasi tidak mesti berbentuk digital.
Beberapa usaha yang mungkin dapat ditempuh dalam rangka menuju sistem digital library
adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan Sistem Otomasi Perpustakaan
10
Tahap selanjutnya yang perlu dilakukan dalam menerapkan digital library adalah
membangun koleksi digital. Membangun koleksi digital menurut Cleveland (1998) dapat
dilakukan dengan tiga metode penting yakni; digitasi, pengadaan karya digital asli, dan akses
ke dalam sumber-sumber eksternal. Digitasi merupakan proses konversi koleksi berbentuk
cetak, analog atau media lain --- seperti buku, artikel jurnal, foto, lukisan, bentuk mikro--- ke
dalam bentuk elektronik atau digital melalui proses scanning, sampling, atau re-keying.
Pengadaan karya digital asli disini maksudnya adalah mengadakan baik melalui metode
membeli atau berlangganan karya digital asli dari penerbit atau peneliti dalam bentuk
misalnya jurnal elektronik (e-journal), buku elektronik (e-books), dan database online (seperti
Ebsco, Proquest, ScienceDirect, dll). Sedangkan akses ke dalam sumber eksternal disini
maksudnya adalah perpustakaan harus mempunyai semacam jaringan kepada sumber lain
yang tidak tersedia secara lokal yang disediakan melalui website, koleksi perpustakaan lain,
atau server milik penerbit-penerbit.
F. Metodologi
Metode penelitian yang dilakukan meliputi materi serta alat yang digunakan, dan tahapan
penelitian secara ringkas akan dijelaskan berikut ini.
Materi/bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:
b. Desain Web
Melakukan desain web secara detail, mulai dari tampilan, struktur, site map, dsb
sehingga membentuk sebuah sistem digital library berbasis web yang lengkap.
c. Pembuatan Web
Pembuatan digital librari pada web server lokal dengan menggunakan XAMPP dan
CMS Joomla 1.514.
d. Pengujian (Testing)
11
H. Daftar pustaka
[1] Avi Silberschatz, Mike Stonebraker, Jeff Ullman, Database Research : Achievements and
Opportunities Into the 21st Century , Report of an NSF Workshop on the Future of
Database Systems Research, 1995.
[2] Dan Rahmel, "Professional Joomla!"Wiley Publishing, Inc. 10475 Crosspoint Boulevard
Indianapolis
[3] Ding Choo Ming, "Access to digital information: some breakthroughs and obstacles", Journal
of Librarianship and Information Science 2000; 32; 26
[4] Gnter Mhlberger and Silvia Gstrein, "eBooks on Demand (EOD): a European digitization
service", IFLA Journal, 2009; 35; 35
[5] Nawa Kotaro, Digital Library and Copyright, IPSJ Journal Vol.37 No.9, Japan, 1996.
(Japanese)
[6] Peter J. Nuernberg, Richard Furuta, John J. Leggett, Chaterine C. Marshall, Digital Libraries
: Issues and Architectures , Proceedings of the Digital Libraries '95 Conference, Texas,
1995.
[7] R.J. McNab, I.H. Witten, and S.J. Boddie, A Distributed Digital Library Architecture
Incorporating Different Index Style, Advances in Digital LibrariesConference, 1998.
[8] Robert Pettengil, Guillermo Arango, Four lesson learned from managing World Wide Web
digital libraries, Proceedings of the Digital Libraries '95 Conference, Texas, 1995.
[9] Sugimoto Shigeo, The Environment and Technology for Implementing Digital Library,
IPSJ Journal Vol.37 No.9, Japan, 1996. (Japanese)
[10] Tabata Kouichi, What is Digital Library, IPSJ Journal Vol.37 No.9, Japan, 1996.
(Japanese)
12