Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikantugas
makalah sosiologi yang berjudul PROSES SOSIAL tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah tak ada gading yang tak retak , oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin

PENYUSUN

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini proses sosial
berlangsung sangat pesat. Baik proses social yang bersifat asosiatif maupun yang bersifat
disosiatif. Hal itudapat dibuktikan dengan maraknya pertikaian baik yang nyata dengan fisik,
maupun yang hanya bersifat kontravensi seperti pertikaia anantar agama yang sampai pada
level saling serang. Sehingga banyak teroris-teroris yang melakukan pengeboman atasnama
agamanya. Selain itu kontravensi sesama umat beragama yang berbeda aliran juga marak
terjadi seperti contohnya aliran dalam Islam yaitu NU dan Muhammaddiah yang sering
memperdebatkan pandangan mereka dan saling mengolok-ngolok satu sama lain.
Selain maraknya proses sosialisasi yang bersifat disosiatif, proses sosial yang
bersifat asosiatif juga banyak terjadi pada masyarakat kita. Seperti contohnya koalisi partai
politik yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan mereka. Proses sosial yang terjadi pada
masyarakat tersebet mempunyai dampak positif maupun negative sehingga untuk
memeperbesar dampak positif menekan dampak negatif maka kita harus memahami proses
sosial proses-proses sosial tersebut, sehingga pada kesempatan kali ini kami akan
mempelajari lebih jauh mengenai proses sosial yang terjadi pada mayarakat

B.

Rumusan Masalah

Apakah pengartian dari proses sosial?

Apkah penyebab terjadinya proses sosial?

Apakah syarat-syarat terjadinya interaksi sosial?

Apakah macam-macam proses sosial?

Apakah contoh dari proses sosial?

C.

Batasam masalah

Pengartian dari proses sosial?

Penyebab terjadinya proses sosial?

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial?

Macam-macam proses sosial?


D.

Contoh dari proses sosial?


Tujuan

Untuk mengetahui pengertian dari proses sosial

Untuk mengetahuai penyebab terjadinya proses sosial

Untuk mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial

Untuk mengetahui macam-macam proses sosial

Untuk mengetahui contoh dari proses sosial

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Proses Sosial

Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu yang
sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam
kehidupan masyarakat.Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena
tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

B.

Penyebab Terjadinya Proses Sosial

Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Selain itu interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang perorangan, kelompok dengan kelompok atau orang perorangan dengan kelompok.
Interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang
bersangkutan.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai
proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun
antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompokkelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya
tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat.
Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan
dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila
terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila
manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak
berpengaruh terhadap sistem interaksinya.

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor :

Imitasi

Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku

Sugesti

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap
yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

Identifikasi

Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi,
karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

Proses simpati

Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di
dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan
utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama
dengannya.

C.

Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara
individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga
bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu,
suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaanperassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan
kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut.

D.

Macam-macam proses sosial

Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua
macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :

1. Proses-proses yang Asosiatif


a.

Kerja Sama (Cooperation)

Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut ber-kembang apabila orang dapat
digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan

tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang
menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam
perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja
sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in-groupnya) dan kelompok lainya ( out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat apabila ada halhal yang menyinggung anggota perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley kerjasama timbul apabila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat
yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri
untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingankepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam
kerjasama yang berguna
Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi
nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan:
1. Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
2. Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil
perintah atasan atau penguasa
3. Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
4. Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau
unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama :
1. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
2. Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasajasa antara 2 organisasi atau lebih
3. Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara
untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
4. Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk
sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai
struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud
utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya
adalah kooperatif.

5. Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya


pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.

b. Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu keadaan dan yntuk
menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan
dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya
dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai
suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu
pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan oleh para
sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama
artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau
kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk
mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa meng-hancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya.

Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1. Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai
akibat
perbedaan paham
2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara
temporer
3. Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah
akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada
masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
4. mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.

Bentuk-bentuk Akomodasi:
1. Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan
2. Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

3. Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
4. Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihakpihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
5. Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
6. Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan
pertentangannya.
7. Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan

c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha
mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompokkelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak,
sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :


1. Toleransi
2. kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3. .sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4. sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5. persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6. perkawinan campuran (amaigamation)
7. adanya musuh bersama dari luar

Faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi adalah :


1. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
2. kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan
itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
3. perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi

4. perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi
daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
5. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah
dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
6. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan
minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa

c.

Amalgamasi

Merupakan peleburan dua kelompok budaya yang kemudian melahirkan budaya baru.
Biasanya dapat terjadi dengan sukarela maupun dengan pemaksaan

2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan
kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya
ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan.

a.

Persaingan (Competition)

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan
yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

Persaingan mempunya dua tipe umum :


1. Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe
ini dinamakan rivalry.
2. Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing
untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.

Bentuk-bentuk persaingan :
1. Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan
jumlah konsumen

2. Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan,


pendidikan, dst.
3. Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam
kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang
mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
4. Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn
ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.

b. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese
dan Howard Becker ada 5 :
1. yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan
menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
2. yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memakimaki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian
pada pihak lain, dst.
3. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
4. yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
5. yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan,
provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1. Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah
mengalami perubahan yang sangat cepat
2. Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
3. Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan
minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam
lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.

c.

Pertentangan (Pertikaian atau conflict)

Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri


badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak
lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan
atau pertikaian.
Sebab pertentangan adalah :
1. Perbedaan antara individu
2. Perbedaan kebudayaan
3. perbedaan kepentingan
4. perubahan sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatankekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi
yang sebelumnya telah tercapai.

Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:


1. Pertentangan pribadi
2. Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya
perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan
kepentingan
4. Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu
masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
5. Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan
kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara

Akibat-akibat bentuk pertentangan


1. Tambahnya solidaritas in-group
2. Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu,
akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
3. Perubahan kepribadian para individu
4. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
5. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak

Baik persaingan maupun pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif yang
terdapat pada setiap masyarakat

E.

Salah satu contoh kelompok sosial yang kami temui

Kelompok sosial yang kami jadikan contoh yaitu kelompok buruh tani di desa Ringinanyar.
Kelompok tersebut termasuk kelompok asosiatif karena mereka membentuk kelompok untuk
mencapai suatu tujuan yang sama yaitu memakmurkan usaha pertanian mereka (kooperatif)
Faktor-faktor yang mendorong adanya kelompok sosial dikalangan buruh tani adalah sebagai
berikut :
1. Para petani memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan hasil panennya
2. Masalah yang mereka hadapi cenderung sama yaitu mengenai hama tanaman dan
penyakit-penyakit yang mewabang di tanaman mereka
3. Mereka berusaha untuk menjalin relasi untuk mengembangkan pendistribusian hasil
panennya ke daerah lokal maupun nasional
4. Untuk menjalin silaturahmi dan kekeluargaan diantara buruh tani dan untuk bertukar
pengalaman diantara mereka mengenai masalah-masalah pertanian
5. Mereka mempunyai perasaan senasip dan seperjuangan
6. Untuk musyawarah bersama mengenai inovasi-inovasi terbaru seputar pertanian

Faktor yang menghambat adanya kelompok sosial dikalangan buruh tani adalah sebagai
berikut:
1. Sikap tertutup yang dimiliki oleh para petani terhadap dunia luar
2. Timbulnya persaingan diantara para petani yang akhirnya dapat menjadikan hambatan
adanya kelompok sosial
3. Kurangnya kesadaran diantara para petani mengenai pentingnya musyawarah bersama
sehingga ketika ada acara musyawarah seringkali anggota buruh tani tersebut banyak
yang tidak hadir
4. Masalah-masalah yang terjadi diantara individu biasanya terbawa dalam kelompok ini
sehingga sering menimbulkan konflik sosial dalam kelompok
5. Banyak masalah-masalah dalam musyawarah kelompok yang dipendam sehingga
terbawa sampai keluar vorum musyawarah dan menimbulkan konflik terpendam yang
bisa merembet ke masalah besar karena gisip.

F.

Dampak yang terjadi dari proses sosial pada kelompok sosial yang ditemui

(dampak amalgamasi,asimilasi atau konflik)


1.

Amalgamasi

Dengan adanya penyatuan kelompok buruh tani yang terjadi di desa ringinanyar
menimbulkan kebudayaan masyarakat baru, yaitu masyarakat yang lebih peduli terhadap
inovasi-inovasi baru yang mendorong majunya pertanian mereka sehingga memungkinkan
terpecahnya berbagai masalah pertanian seperti: hama dan penyakit tanaman melalui obatobat kimia modern yang dapat meningkatkan hasil panen mereka. Jadi perbedaan kebudayaan
di desa ringinanyar yang terjadi akibat heterogennya daerah asal penduduk, menimbulkan
inovasi-inovasi baru dari saling bertukarnya pengalaman diantara mereka. Kemudian
timbulah kebudayaan baru diantara mereka sebagai usaha meningkatkan hasil pertanian di
desanya.
2.

Asimilasi

Dari kelompok buruh tani di desa ringinanyar ini yang beranggotakan masyarakat dari
berbagai daerah di indonesia dengan kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda-beda, mereka
berusaha untuk mengurangi perbedaan dengan saling toleransi dan menghormati sehingga
terbentuklah suatu kelompok sosial yang dinamis. Demi tercapainya tujuan bersama, yaitu
memajukan pertanian di desa mereka.
3.

Konflik

Tidak jarang kelompok sosial buruh tani di desa ringinanyar ini mengalami suatu konflik baik
yang bersifat individual maupun kelompok. Konflik yang bersifat individu biasanya terjadi
karena adanya perselisihan personal diantara mereka. Sebagai contoh yaitu perebutan
pengairan diladang sawah mereka yang biasanya terjadi di musim kemarau, masalah ini
biasanya dapat menimbulkan konflik diantara petani yang juga dapat terbawa di dalam
kelompok sosial mereka. Di dalam kelompok biasanya mereka saling menjatuhkan dan
mencari kawan dalam kelompok yang bisa mengakibatkan konflik yang lebih besar yaitu
konflik kelompok di dalam kelompok sosial mereka. Itulah dampak negativ yang bisa timbul
dari adanya kelompok sosial.
G.

Kelompok

sosial

1.

Asosiatif (kerjasama)

yang

mengalami

proses

asosiatif

dan

disosiatif

Kelompok sosial ibu-ibu PKK dalam kelompok sosial ini terjadi proses asosiatif atau
kerjasama, hal itu dapat dilihat dari program-program yang dibuat oleh ibu-ibu PKK seperti
membuat resep masakan baru, mengumpulkan dana untuk menyantuni anak-anak yatim/fakir
miskin/panti jompo. Dalam kegiatan ini sudah bisa kita lihat kerjasama diantara mereka

untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok sosial ibu-ibu PKK ini biasanya anggotanya
terbentuk dari berbagai kalangan yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, namun di
dalam kelompok sosial ini perbedaan tersebut berusaha disatukan agar tidak terjadi
perselisihan diantara mereka demi tercapainya tujuan bersama.
2.

Disosiatif (perpecahan)

Salah satu contoh kelompok sosial yang bersifat disosiatif yaitu GAM (gerakan aceh
merdeka). Dalam kelompok sosial ini mereka menginginkan perpecahan dengan bangsa
indonesia dan menginginkan membentuk negara baru. Dalam kelompok ini berdampak pada
terjadinya konflik antara anggota GAM dan masyarakat Indonesia. Sebab masyarakat
Indonesia menginginkan keutuhan NKRI sementara GAM menginginkan kemerdekaannya.
Inilah yang menyebabkan kerusuhan dan menimbulkan pertumpahan darah diantara kedua
belah pihak. Perpecahan yang terjadi dalam kasus ini yaitu para anggota GAM yang pecah
dan tidak merasa lagi menjadi angota dari NKRI.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu yang
sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam
kehidupan masyarakat. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena
tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.Bentuk umum proses sosial
adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi
sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor yaitu:Imitasi, Sugesti,
Identifikasi, Proses simpati.Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan
komunikasi.Proses sosial ada yang bersifat asosiatif (kerjasama) dan desosiatif (perpecahan).

B. Saran
Kami menyarankan bahwa dalam proses sosial terjadi banyak perubahan dalam kehidupan
kita. Perubahan tersebut bisa bersifat mendasar meliputi sandi-sandi kehidupan dasar
masyarakat maupun yang hanya bersifat ringan. Dan perubahan sosial tersebut ada yang
berdampak positif maupun negatif. Maka dari itu kita harus benar-benar selaktif memfilter
hal-hal baru yang masuk pada kehidupan kita sebagai hasil dari adanya proses sosial. Agar
kita tidak terjerumus pada hal-hal yang salah dan tidak sesuai dengan moral dan kebudayaan
asli bangsa kita.

REFERENSI

Subakti, A. Ramlan 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group

http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/04/proses-sosial-dan-interaksisosial.html

http://www.ips.web.id/2011/08/pengertian-proses-sosial.html

Anda mungkin juga menyukai