Full-Kajian Kalibrasi Timbangan Analit Dengan Penjaminan Mutu Iso 17025 PDF
Full-Kajian Kalibrasi Timbangan Analit Dengan Penjaminan Mutu Iso 17025 PDF
55
Abstrak Telah dilakukan kajian kalibrasi timbangan analit pada laboratorium yang telah menerapkan penjaminan
mutu ISO 17025 dan telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional. Penjaminan mutu kalibrasi timbangan analit
yang dilakukan oleh laboratorium adalah pada pada jangkau 1 mg sampai 100 gr. Anak timbangan yang digunakan
untuk menjamin kalibrasi timbangan adalah anak timbangan tipe F1 standar OIML yang terkalibrasi yang tertelusur
ke Satuan Sistem Internasional melalui Lembaga Pengukuran Nasional, KIM-LIPI. Kajian meliputi pelaksanaan
kalibrasi, perhitungan ketidakpastian pengukuran, penentuan, dan evaluasi kestabilan nilai yang ditunjukkan oleh
timbangan analit ketika dilakukan pengukuran dari 1g - 100g dan ketidakpastian pengukurannya. Dilakukan
pembahasan pada hasil kalibrasi dengan penekanan pada parameter-parameter penentu penjaminan mutu kalibrasi
untuk membahas pentingnya kalibrasi dilakukan.
Kata kunci: penjaminan mutu, massa, timbangan analit, kestabilan.
Abstract It has been studied calibration on anlytical balance on the laboratory that has implemented the qualkity
assurance using ISO 17025 that was accredited by Komite Akreditasi Nasional. The quality assurance of calibration is
imposed on the calibration range from 1 mg to 100 g . The weights for calibrationof the analytical balance is the
weight type F1 OIML that was calibrated and traceable to International System of Unit through Lembaga Pengukuran
Nasional KIM-LIPI. The study involves the procedure of calibrationand the calculation of the uncertainty measurement
beenmass measurement using analytical balance in the range of 1 mg up to 200 gr and has been determined the
measurement uncertainty to assure the measurement quality.The measurement was done using F1calibrated weight
traceacble to International System through National Measurement Institution KIM-LIPI. The study involves the
calibration method, the daclculation of the uncertainty measurement and the stability of wieight used t in the periode of
16 months. The discussion of the result was made in the emphasizing on the factors involved in assuring the quality of
calibration and the importance of balance calibration.
Key words: quality assurance, analytical balance, stability
I. PENDAHULUAN
Di beberapa universitas di Indonesia penimbangan
massa menggunakan timbangan analit sulit dipastikan
penjaminan mutu hasil yang diperoleh baik terkait
dengan keakuratan hasil maupun presisinya. Di dunia
perdagangan global maupun nasional, kesadaran untuk
menjaga kinerja timbangan keadaannya berbeda dengan
situasi di kampus karena adanya peraturan metrologi
legal atau karena tuntutan regulasi terkait. Untuk dapat
difungsikan di dalam pasar global atau metrologi legal,
suatu timbangan harus dikalibrasi dengan anak
timbangan yang tertelusur ke satuan Internasional.
Dalam bahasa yang sederhana, suatu timbangan baru
dapat digunakan di dalam perdagangan dengan mutu
global apabila telah dikalibrasi oleh laboratorium yang
terakreditasi ISO 17025. Adanya celah antara
penggunaan timbangan analit di universitas penting
dikemukan aspek penjaminan mutu timbangan
berdasarkan penjaminan mutu ISO 17025 menurut
sorotan pengguna peneliti.
Kalibrasi timbangan analit elektronik biasanya
dilakukan dengan menempatkan suatu anak timbangan
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
56
(1)
(2)
(3)
(4)
(3)
(5)
(6)
(7)
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
(8)
57
3. Kestabilan Kalibrasi
Kestabilan ditentukan dengan memantau hasil ukur
anak timbangan standar sebagai fungsi waktu selama 20
kali pengukuran berturut-turut. Dari hasil ini dapat
ditentukan deviasi standar . Bila nilai rerata
pengukurannya adalah, maka batas nilai kendali terletak
pada jangkau [4]
x = x 3 .
Nilai x dipantau untuk menentukan kestabilan kalibrasi.
Bila ada lebih dari satu nilai ukur pada suatu saat |x(t)| >
x,
maka pengukuran nilainya adalah di luar batas
toleransi (outlier). Sistem penjaminan mutu kalibrasi
harus diinvestigasi lebih lanjut dan diperbaiki sehingga
hasil stabilitas kalibrasi sesuai dengan kriteria yang
diharapkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil kalibrasi timbangan dilakukan pada 7 timbangan
yang memiliki resolusi 1 mg dan jangkau ukur
maksimum 210 namun digunakan di tempat yang
berbeda. Dari Hasil kalibrasi dibuat grafik unjuk kerja
timbangan (Pers. (9)) dan ketidakpastian pengukuran
(Pers.(8)). Nampak bahwa unjuk kerja timbangan pada
tabel 1 berbeda-beda walaupun jangkau ukur dan
resolusinya sama. Hal ini menunjukkan bahwa unjuk
kerja timbangan tergantung pada waktu dan cara
penggunaan. Jadi dengan mengkalibrasi timbangan kita
dapat mengetahui unjuk kerja suatu timbangan analitik
dan perubahan unjuk kerjanya.
Hasil kalibrasi untuk beberapa timbangan dengan
jangkau ukur 1 g - 100 g dan resolusi 0,0001g
ditunjukkan oleh Gambar 1. KP pada Gambar 1 adalah
KP terburuk suatu timbangan. Dari KP tersebut, hasil
menunjukkan bahwa meskipun KP kalibrasi timbangan
terbaik (terkecil) dari 7 timbangan yang dikalibrasi
adalah 0,0001 g sedangkan KP terburuk (terbesar)
bernilai 0,005 g . Nampak pula unjuk kerja timbangan
berbeda karena kondisi pemakaian dan perawatan
timbangan yang berbeda. Hasil pemantauan KP dan
kinerja timbangan melalui kalibrasi menurut penjaminan
mutu ISO 17025 dapat digunakan untuk mengetahui
kinerja timbangan dan sumbangan penyebab penurunan
kinerja timbangan analit yang digunakan.
Laboratorium Kalibrasi yang menjalankan ISO 17025
pasti memantau nilai massa yang digunakan untuk
mengkalibrasi yang biasanya dilakukan menggunakan
timbangan yang terkondisi lingkungannya. Pemantauan
kestabilan kalibrasi timbangan di laboratorium tersebut
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
58
Gambar 2. Grafik Kendali untuk kalibrasi timbangan analit. Grafik kendali dibuat menggunakan massa OIML tipe F1
untuk massa (a) 1 g, (b) 5 g, (c) 10 g. UWL, LWL,UAL, LAL, UTL, dan LTL adalah singkatan berturutturut Upper Warning Level, Lower Warning Level, Upper Action Level, Lower Action Level, Upper
Tolerance Level, dan Lower Tolerance Level.
Gambar 3. Grafik Kendali untuk kalibrasi timbangan analit. Grafik kendali dibuat menggunakan massa OIML tipe F1
untuk massa (d) 20 g, (e) 50g, (f) 100g, dan (g) 1 mg. UWL, LWL,UAL, LAL, UTL, dan LTL adalah
singkatan yang telah digunakan di Gambar 2.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
59
TANYA JAWAB
Ishafit, UAD
? Bagaimana bentuk implementasi tertelusur secara
internasional, nasional pada proses kalibrasi hasil
pengukuran ?
Harsoyo, UGM
Hasil pengukuran besaran yang penting pada
instrument harus dikalibrasi secara tertelusur, kalau hasil
pengukurannya ingin diakui secara internasional
Kalau mau tertelusur kalibrasikan ke laboratorium yang
sudah terakreditasi ISO 17025
Dwi Hananto, LIPI
? Saran bapak, bagaimana istilah kalibrasi pada
pembacaan sensor/alat untuk dibandingkan dengan
alat/sensor lain?
? Factor penjagaan (pengkondisian lingkungan) alat
dan personel, mana yang lebih besar pengaruhnya pada
pengukuran
Harsoyo, UGM
Istilah kalibrasi alat di fisika sepertinya terkait dengan
instrument menurut saya sebaiknya seperti istilah global
yaitu tracebility
Faktor penjagaan alat bisa jauh lebih besar
dibandingkan pengaruh personal pada ketidakpastian
pengukuran terutama untuk alat dengan ketelitian tinggi
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823