Anda di halaman 1dari 10

BAHAN ISOLASI

Bahan isolasi adalah suatu bahan yang di gunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan atau bagian-bagian yang aktif.
Sifat- sifat bahan isolasi yang perlu diperhatikan
1.
2.
3.
4.
5.

sifat kelistrikannya ( memegang peran yang sangat penting).


sifat mekanis,
sifat termal,
ketertahanan terhadap kimia
serta sifat lain nya perlu juga di perhatikan.

Sifat sifat kelistrikan :


1. resistifitas,
2. permitifitas
3. sudut kerugian dielektrik

sifat mekanis
Kekuatan mekanis bahan-bahan isolasi maupun logam adalah kemampuan menahan beban dari dalam
atau luar, pada prakteknya adalah beban tarik dan geser.

sifat terhadap panas


Pada penghantar yang dilewati arus listrik selalu terjadi kerugian daya. Kerugian daya ini
selanjutnya didesipasikan dalam bentuk energy panas. Untuk itu perlu dipelajari pengaruh panas
terhadap bahan-bahan isolasi dalam hal : sifat kelistrikan, kekuatan mekanis, kekerasan,
viskositas, ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya.

1.1.1. Resistivitas
Sesuai dengan fungsinya, bahan isolasi yg baik adalah bahan isolasi yang resistifitasnya besar tak
terhingga.
Sampai saat ini bahan isolasi pada teknik listrik masih mengalirkan arus listrik (walaupun kecil)
yang lazim disebut arus bocor. Hal ini menunjukan bahwa resistansi bahan isolasi sesuai dengan
hukum Ohm adalah :

Ri=

V
Ib

............(1-1)

Ri - resistan isolasi (Ohm)

V - tegangan yang di gunakan (volt)


Ib - arus bocor (ampere)
Kalau di perhatikan lebih jauh, terdapat 2 macam resistansi yaitu Resistansi volum (Rv) dan
Resistani permukaan (Rp).
Resistansi volume mengakibatkan mengalirnya arus bocor Iv, sedangkan resistansi permukaan
menyebabkan mengalirnya arus bocor Ip, seperti ditunjukkan pada gambar 1-1 di bawah ini.

Gb.1-1 arus bocor Iv dan Ip pada bahan isolasi


Seperti terlihat pada Gb 1-1, Rv dan Rp adalah paralel. Sehingga berdasarkan hukum kirchoff I :
Ib = Iv + Ip
Dan

Ri =

1
Ri

.................

Rv . Rp
Rv + Rp

1
Rv

1
Rp

(1-2)

. . . . . . . . . . (1-3)

. . . . . . . . . . . . . . . . .(1- 4)

Resistivitas volume pada umumnya disebut resistivitas saja.


Besar resistivitas volume adalah :

Rv = Pv

1
S

. . . . . . . . . . . . . .(1-5)

Pv adalah resistivitas volume dengan (ohm meter)


I adalah panjang bagian yang di lewati arus (m)
S adalah luas penampang ( m

Besar resistivitas permukaan di antara 2 bidang selebar b pada jarak a adalah :

Rp = Ps

a
b

. . . . . . . . . . . . . . .(1-6)

Ps adalah resisistivitas permukaan dengan satuan Ohm.

Definisi permukaan Ps adalah resistansi pada permukaan persegi suatu bahan waktu arus mengalir di
sisi lain dari penampang tersebut.

(a) (b)
Gb. 1-2 ilustrasi perhitungan resistansi
a. perhitungan resisitan volume
b. perhitungan resisitan permukaan

berapa hal yang harus di perhatikan sehubungan dengan resistifitas adalah :


a. baik resistivitas volume maupun resistivitas permukaan akan bekurang besarnya jika suhu di
naikan. Banyak bahan mempunyai
derastis pada suhu 100

v dan

p yang besar pada suhu kamar, tetapi turun

C.

b. Untuk bahan isolasi yang di higroskopis, di daerah daerah yang lembab resistivitasnya akan turun
secara mencolok.
c. Resistivitasnya akan turun jika tegangan yang di berikan naik.

1.1.2. Permitivitas
Setiap bahan isolasi mempunyai permitivitas. Hal ini penting bagi bahan-bahan yang di gunakan
sebagai dielektrik kapasitor.
Kapasitansi suatu kapsitor tergantung beberapa faktor yaitu : luas permukaan, jarak antara keping-keping
kapasitor serta di elektriknya.
Besarnya kapasitansi C (farad) dapat di hitung dengan :
9

C=

10
36 .

S
h

. . . . . . . . . . . (1-7)

adalah permitivitas bahan dielektrik (F/m)

h adalah sebuah keping-keping kapasitor (m)


s adalah luas permukaan keping-keping kapasitor ( m

Besarnya permitivitas udara hampir 1 yaitu 1,000589, sedangkan besarnya permitivitas untuk zat padat
dan zat cair selalu lebih besar dari 1.

1.1.3 Sudut kerugian dielektrik


Pada saat bahan isolasi di beri tegangan bolak balik, maka terdapat energi yang di serap oleh
bahan tersebut. Akibatnya terdapat faktor kapasitif. Hubungan vektoris tegangan dan arus pada bahan
isolasi adalah sepertiditunjukan pada Gb 1-3.
Besarnya kerugian yang di serap bahan isolasi adalah berbandingan dengan lurus dengan tegangan V volt,
frekuensi f hertz, kapasitansi C farat dan sudut kerugian dielektrik tan

, seperti di tunjukan pada

persamaan 1-8.

Gb 1-3 Ic = f (Ir)

P = V . 2 . f . C . tan

. . . . . ( 1-8 )

Sehingga

Tan =

p
V 2 .2 . f . c

. . . . . (1-9)

Dengan persamaan 1-9 terlihat bahwa makin besar tegangan, frekuensi dan kapasitansi untuk
kerugian yang sama, maka makin kecil harga dan atau makin kecil sudut antara arus
kapasitif Ic dengan arus total I dan makin besar sudut antara arus resistif Ir dengan arus total I.
Klasifikasi bahan isolasi
Kelas
Y

Bahan
Katun,sutera alam, wolsintetis, rayon, serat
poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat,
plietilen, polivinil, karet.
Bahan kelas Y yang diimpregnasi dengan vernis,
aspal, minyak trafo.
Email yang dicampur dengan vernis dan poliamid.

Suhu kerja maksimal


900

1050

Email kawat yang terbuat dari : polivinil formal,


poli urethane dan dammar, bubuk plastic, bahan
selulosa pengisi ppertinaks, tekstolit, triasetat,
polietilen tereftalat.

1200

Kelas
B

Bahan
Bahan anorganik (mika, fiberglas, asbes ) bitumen,
bakelit, poli monochloro tri fluor etilen, poli etilen
tereftalat, poli karbonat, sirlak.
Bahan-bahan anorganik yang diimpregnasi atau
direkatkan dengan epoksi, poliurethan, atau vernis
dengan ketahanan panas yang tinggi.
Mika, fiberglas dan asbes yang diimpregnasi
dengan silicon tanpa campuran bahan berserat,
karet silicon, email kawat poliamid murni.
Bahan-bahan anorganik tanpa diimpregnasi atau
diikat dengan subtansi organic yaitu : mika,
mikanit tahan panas, mikaleks, gelas, keramik,
Teflon, (politetra fluoraoetilen) adalah satu-satunya
subtansi organic.

Suhu kerja maksimal


1300c

1500c

1800c

Diatas 1800c

1.3 Ketahanan terhadap suhu rendah


Ketahanan terhadap suhu rendah ialah kemampuan bahan isolasi untuk digunakan pada suhu
rendah dalam hal ini -600 hingga -700 C.

Konduktivitas panas
Panas yang didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetic pada mesin listrik
melalui bahan isolasi diteruskan keudara sekelilingnya. Kenaikan suhu pada penghantar
dipengaruhi pula oleh resitansi panas dari bahan isolasi.
Untuk menghitung besarnya resistansi panas dapat digunakan rumus yang mirip dengan hukum
ohm sebagai berikut.

P =
P

t
Rp

. . . . . . . . . . ( 1 10 )

adalah panas yang lewat melalui bahan isolasi setiap detik dalam suatuan watt.

adalah beda suhu antara bagian yang panas dengan bagain yang dingin dalam
satuan 0C.

Rp adalah resistansi panas dalam satuan derajat per watt atau ohm meter panas (pp).
Untuk menghitung besarnya resistansi panas (Rp) digunakan rumus:
Rp =

h
S

p adalah resistivitas panas (0/W atau

. . . . . . . . . . . ( 1-11 )

m panas )

H adalah jarak antara bagian yang panas dan dingin (m)


S adalah penampang (m2)
Besarnya konduktivitas panas ( p adalah :
p=

1
p

Bahan-bahan tersebut di udara mempunyai

. . . . . . . . . . . . (1-12)
p yang tinggi dan

p tersebut akan turun bila

bahan diimpregnasi atau bila bahan menjadi lembab.


Konduktivitas Panas Beberapa Bahan
No Nama Bahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Udara (celah yang sempit)


Aspal
Kertas
Kain yang divernis
Pertinaks
Kuarsa
porselin
Steatit
Titanium Dioksid
Silicon dioksid
Grafit
karborundum
Alumina
Magnesium
Besi
Berillium
Alumunium

Konduktivitas Panas W/o. m


5 . 10 -6
7 . 10 -6
10 -5
13 . 10 -6
35 . 10 -6
12,5 . 10 -5
16 . 10 -5
22 . 10 -5
65 . 10 -5
12,5 . 10 -4
18,2 . 10 -4
20,5 . 10 -4
3 . 10 -3
3,6 . 10 -3
6,8 . 10 -3
2,18 . 10 -2
2,26 . 10 -2

18

3,9 . 10 -2

Tembaga

1.5 sifat fisis dan kimia


Beberapa sifat fisis dan kimia yang akan di bahas disini adalah : sifat kemampuan larut,
resistansi kimia, higroskofisitas, permeabilitas uap, pengaruh tropis dan resistansi radio aktif.
1.5.1 sifat kemampuan larut
Sifat ini adalah diperlukan ketika menentukan macam bahan pelarut untuk suatu bahan,
misalnya : vernis, plastic dan sebagainya.
1.5.2. Resistansi kimia
Bahan isolasi mempunyai kemampuan yang berbeda ketahanannya terhadap krosi yang
disebabkan oleh : gas, air, asam,basa dan garam. Hal ini perlu diperhatikan untuk pemakaian
bahan isolasi yang digunakan didaerah yang konsentrasi kimianya aktif, suhu diatas normal.
Karena kecepatan korosi dipengaruhi kenaikan suhu
1.5.3. higroskopisitas.
Beberapa bahan isolasi ternyata mempunyai sifat higroskopisitas, yaitu sifat menyerap air
disekelilingnya. Uap air ternyata dapat mengakibatkan perubahan mekanis-fisik dan
memperkecil daya isolasi. Untuk itu selama penyimpanan atau pemakaian
1.5.4. Permeabilitas Uap
Kemampuan bahan untuk dilewati uap disebut permeabilitas uap bahan tersebut. Faktor ini perlu
diperhatikan bagi bahan yang digunakan untuk: isolasi kabel, rumah kapasitor.
Banyak uap M dalam satuan mikro-gram, selama t jam, melalui permukaan S meter persegi, dengan beda
tekanan pada kedua sisi bahan p dalam satuan mm-Hg, adalah:

M =

A . h .10 2
S.t .P

. . . . . . . . . (1-13)

Persamaan 1-13 tersebut analog dengan persamaan 1-1


A

adalah permeabilitas uap yang disebut juga konstanta difusi

adalah permeabilitas uap air dengan satuan

g
cm, jam , mmhg

Permeabilitas Uap beberapa Bahan

No

Nama Bahan

1
2
3
4
5
6

Parafin
Polistirin
Karet
Selulose Triasetat
cellophane
Kaca atau Logam

A =(

g
cm, jam , mm h g

0,0007
0,03
0,03 0,08
1
5
0

1.5.5. Pengaruh tropis


Ada 2 macam daerah tropis yaitu daerah tropis yang basah termasuk Indonesia dan daerah tropis
yang kering.
Di daerah tropis yang basah memungkinkan tumbuhnya jamur dan serangga yang dapat hidup dengan
baik. Suhu yang cukup tingi disertai kelembaban yang terjadi diwaktu lama dapat menyebabkan turunnya
resistivitas isolasi, menambah besarnya sudut rugi dielektrik, menambah permitivitas dan mengurangi
kemampuan kelistrikan bahan.
Perubahan sifat kelistrikan setelah bahan direndam dan kecepatan pertumbuhan jamur pada bahan
tersebut. Karena hal-hal tersebut maka bahan isolasi sebaiknya dilapisi dengan bahan anti jamur, antara
lain : paranitro phenol, pentha chloro phenol.

1.5.6. Resistansi Radiasi


Pemakaian bahan isolasi sering dipengarusi bermacam-macam energi radiasi. Pengaruh ini dapat
mengubah sifat bahan isolasi.
Kemampuan suatu bahan isolasi untuk menahan pengaruh radiasi tanpa mengalami kerusakan
disebut resistansi radiasi.

1.6. Sifat-sifat mekanis


Kekuatan mekanis bahan-bahan isolasi maupun logam adalah kemampuan menahan beban dari
dalam atau luar, pada prakteknya adalah beban tarik dan geser. Jika suatu bahan dengan penampang A cm 2
ditarik dengan suatu gaya tarik yang bertambah secara perlahan, maka bahan tersebut akan putus pada
gaya tarik tertentu sebesar Pt Kg.
Dalam hal ini stress atau tegangan tarik bahan t adalah seperti ditunjukan pada persamaan 1 14.

t =

Pt
S

. . . . . . . . . . ( 1 14)

Penambahan panjang bahan sebelum putus 1 dibagi dengan panjang mula-mula 1 disebut penambahan
panjang relatif suatu bahan atau strain adalah:

1
1

X 100%

Untuk besi tempa dan sejumlah baja tertentu tarikan dan pemanjangnya memperlihatkan kurva
diskontinuitas, seperti pada gambar. 1 5
U
t

Gb. 1-5 kurva t = f () pada baja lunak.

Setelah titik yPenambahan panjang tanpa memerlukan penambahan gaya atau mungkin hanya
kecil saja. Gejala ini terjadi sekitar 5 hingga 7% dari panjang mula-mula.
Titik Y disebut titik lumer ( yield point ) suatu bahan, sedangkan tegangan yang menjadikan
bahan lumer disebut tegangan lumer( yield stress) yang besarnya adalah :
y =

Py
S

. . . . . . . . . . ( 1 15 )

Py

adalah gaya yang menyebabkan bahan menyerah (kg)

adalah luas penampang mula-mula (m2)

1.6.1 Pengujian derajat kekerasan


Pengujian derajat kekerasan dapat dilakukan dengan penggoresan atau penumbukan
dengan benda lancip terhadap bahan yang dapat mengalami deformasi plastik yaitu logam dan
plastik.,
Pengujian derajat kekerasan untuk keramik dilakukan dengan penggoresan. Satuan derajat
kekerasan bahan dengan penggoresan adalah moh dengan intan sebagai bahan terkeras nilainya
10 dan kapur sebagai yang terlunak nilainya 1. Sedangkan untuk mengukur derajat kekerasan
berdasarkan tumbukan digunakan metode-metode : Brinell, Rockwell dan Vickres.
Pada cara pengujian metode Brinell, sebuah bola baja dengan diameter 10 mm dan sudah
diperkeras, ditekankan di permukaan bahan yang diuji dengan beban statis sehingga
menimbulkan lekukan pada permukaan bahan yang diuji. Derajat kekerasan dapat dihitung
dengan persamaan ;

kekerasan =

gaya yang diberikan(kg)


Luas bidang lekukan(mm2 )

. . . . . . . . . . ( 1 16 )

derajat kekerasannya dinyatakan dengan satuan brinell (Hg)


Pada pengujian derajat kekerasan metode vickre menggunakan intan yang berbentuk pyramid.
Pengujian dengan cara ini lebuh menguntungkan dibandingkan dengan metode brinell, karena
pada intan tidak akan terjadi deformasi plastik. Untuk menentukan derajat kekerasannya
digunakan persamaan 1-16. Yang membedakan disini, lekukannya tidak berbentuk bidang bola.
Pada pengujian dengan metode vickres satuannya adalah Vickres (HD).
Pada pengujian dengan cara metode Rockwell hasil pengujiannya dapat langsung terbaca dengan
alat pengujian. Sehingga pengujian dengan metode ini lebih mudah dan cepat. Mata penumbuk
yang digunakan adalah intan berbentuk kerucut untuk bahan yang keras atau bola baja jika bahan
yang diuji lunak.

Anda mungkin juga menyukai