Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK TEGANGAN TINGGI

(SIFAT – SIFAT ELEKTRIKALMATERIAL


ISOLASI TEGANGAN TINGGI)

Dosen Pembimbing:

Firdaus, S.Pd., M.T.

REDIANTO

1924041025

PTE 02

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul “Sifat-sifat Elektrikal Material Isolasi Tegangan Tinggi”.

Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritikan yang konstruktif


sangat penulis harapkan dari para pembaca sekalian guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas tugas berikutnya dan pada waktu mendatang.

Bulukumba, 16 Mei 2021

Penulis
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Makalah

C. Tujuan

BAB 11 PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Isolasi

B. Sifat-Sifat Bahan Isolasi

BAB 111 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Isolasi yang dipakai dalam setiap peralatan tenaga listrik, terutama
peralatan tegangan tinggi, merupakan bagian terbesar dari pada biaya yang
diperlukan untuk membuat peralatan tersebut.
Oleh sebap itu pemakaian isolasi haruslah rasionil, artinya tingkat
isolasi yang ada (yang dipakai dalam sistem tenaga listrik atau masyarakat)
harus didasarkan atas norma-norma tertentu dan dengan jumlah tingkat yang
tertentu pula.
Kecuali itu pemakaian isolasi harus seekonomis mungkin, dengan
tidak mengurangi kemampuannya sebagai isolator. Di pihak lain dikenal alat-
alat pelindung yang dipasang guna melindungi peralatan tersebut (artinya:
isolasinya) dari bahaya-bahaya tegangan lebih luar dan dalam.
    Koordinasi isolasi mempunyai dua tujuan :
 Perlindungan terhadap peralatan\
 Penghematan (ekonomi).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu bahan isolasi ?

2. Bagaimana sifat – sifat bahan isolasi

C. TUJUAN

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian bahan isolasi.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui sifat – sifat elektrikal bahan isolasi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BAHAN ISOLASI


Isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian bagian yang mempunyai
beda tegangan agar supaya diantara bagian bagian tersebut tidak terjadi
lompatan listrik (flsh-over) atau percikan (spark-over).

Bahan isolasi adalah suatu bahan di gunakan untuk memisahkan


bagian-bagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif.
Sifat- sifat bahan isolasi yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Sifat kelistrikannya ( memegang peran yang sangat penting). 
2. Sifat mekanis, 
3. Sifat termal, 
4. Ketertahanan terhadap kimia 
5. Serta sifat lain nya perlu juga di perhatikan.

B. SIFAT – SIFAT BAHAN ISOLASI


Sifat- sifat pokok bahan isolator adalah sifat kelistrikan, terhadap
panas, fisis, kimia, dan mekanis.
1. Sifat – sifat kelistrikan
a. Resistivitas
Sesuai dengan fungsinya, bahan isolasi yg baik adalah bahan
isolasi yang resistifitasnya besar tak terhingga. Tetapi pada
kenyataannya bahan yang demikian itu belum bisa di peroleh. Sampai
saat ini bahan isolasi pada teknik listrik masih mengalirkan arus listrik
(walaupun kecil) yang lazim disebut arus bocor. Hal ini menunjukan
bahwa resistansi bahan isolasi sesuai dengan hukum Ohm adalah :
Kalau di perhatikan lebih jauh, terdapat 2 macam resistansi volum
(Rv) dan restani permukaan (Rv). Resistansi volume mengakibatkan
mengalirnya arus bocor. Resistansi volume mengakibatkan
mengalirnya arus bocor Iv, sedangkan resistansi permukaan
menyebabkan mengalirnya arus bocor Ip, seperti di tunjukan pada
gambar berikut :

Seperti terlihat pada Gb diatas, Rv dan Rp adalah paralel. Sehingga


berdasarkan hukum kirchoff I :

Resistivitas volume pada umumnya disebut resistivitas saja.


Besar resistivitas volume adalah :
Besar resistivitas permukaan di antara 2 bidang selebar b pada jarak a
adalah :

Definisi permukaan Ps adalah resistansi pada permukaan persegi suatu


bahan waktu arus mengalir di sisi lain dari penampang tersebut.

berapa hal yang harus di perhatikan sehubungan dengan resistifitas


adalah :

 Baik resistivitas volume maupun resistivitas permukaan akan


bekurang besarnya jika suhu di naikan. Banyak bahan mempunyai
ρv dan ρp yang besar pada suhu kamar, tetapi turun derastis pada
suhu 100 ° C. 
 Untuk bahan isolasi yang di higroskopis, di daerah daerah yang
lembab resistivitasnya akan turun secara mencolok. 
 Resistivitasnya akan turun jika tegangan yang di berikan naik.

b. Permitivitas
Setiap bahan isolasi mempunyai permitivitas. Hal ini penting
bagi bahan-bahan yang di gunakan sebagai dielektrik kapasitor.
Kapasitansi suatu kapsitor tergantung beberapa faktor yaitu : luas
permukaan, jarak antara keping-keping kapasitor serta di elektriknya.

c. Sudut kerugian dielektrik


Pada saat bahan isolasi di beri tegangan bolak balik, maka
terdapat energi yang di serap oleh bahan tersebut. Akibatnya terdapat
faktor kapasitif. Hubungan vektoris tegangan dan arus pada bahan
isolasi adalah seperti ditunjukan pada Gb 1-3. Besarnya kerugian yang
di serap bahan isolasi adalah berbandingan dengan lurus dengan
tegangan V volt, frekuensi f hertz, kapasitansi C farat dan sudut
kerugian dielektrik tan ∂, seperti di tunjukan pada persamaan 1-8.
Dengan persamaan 1-9 terlihat bahwa makin besar tegangan, frekuensi
dan kapasitansi untuk kerugian yang sama, maka makin kecil harga
dan ∂ atau makin kecil sudut antara arus kapasitif Ic dengan arus total I
dan makin besar sudut antara arus resistif Ir dengan arus total I.
2. Sifat terhadap panas
Suatu bahan isolasi dapat rusak disebabkan oleh panas dalam
kurun waktu tertentu. Waktu tersebut dikatakan sebagai umur-panas bahan
isolasi. Sedangkan kemampuan bahan menahan suatu panas tanpa terjadi
kerusakan disebut ketahanan panas (heat resitance).

Klasifikasi bahan isolasi menurut IEC ( international Electrotechnical


Commission) didasarkan atas batas suhu kerja bahan seperti di tunjukkan
pada tabel 1-1.
a. Ketahanan terhadap suhu rendah
Ketahanan terhadap suhu rendah ialah kemampuan bahan isolasi
untuk digunakan pada suhu rendah dalam hal ini -600 hingga -700 C.
Hal ini perlu diperhitungkan bagi bahan isolasi yang digunakan untuk
penghantar pada pesawat terbang, pegunungan dan sebagainya.
Umumnya bahan isolasi jika terkena suhu yang rendah akan
menjadi keras dan regas. Untuk itu biasanya bahan isolasi juga di uji
pada suhu rendah dengan diberi vibrasi.
b. Konduktivitas panas
Panas yang didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian
magnetic pada mesin listrik melalui bahan isolasi diteruskan keudara
sekelilingnya. Kenaikan suhu pada penghantar dipengaruhi pula oleh
resitansi panas dari bahan isolasi.
Untuk menghitung besarnya resistansi panas dapat digunakan
rumus yang mirip dengan hukum ohm sebagai berikut.
Rp adalah resistansi panas dalam satuan derajat per watt atau ohm
meter panas (pp).
Untuk menghitung besarnya resistansi panas (Rp) digunakan rumus:

Bahan-bahan tersebut di udara mempunyai ρp yang tinggi dan ρp


tersebut akan turun bila bahan diimpregnasi atau bila bahan menjadi
lembab.

Tabel : 1-2 Konduktivitas Panas Beberapa Bahan

3. Sifat fisis dan kimia


Beberapa sifat fisis dan kimia yang akan di bahas disini adalah : 
a. Sifat kemampuan larut
Sifat ini adalah diperlukan ketika menentukan macam bahan
pelarut untuk suatu bahan, misalnya : vernis, plastic dan sebagainya.
Juga menguji bahan isolasi atas kemampuannya tetap tahan di dalam
cairan selama diimpregnasi dan selama pemakiannya (bahan isolasi
trafo minyak ).
Kemampuan larut bahan padat dapat dievaluasi berdasarkan
banyaknya bagian permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan
waktu jika di beri bahan pelarut. Kemampuian larut suatu bahan akan
semakin besar jika suhunya dinaikan.umumnya bahan pelarut
komposisi kimianya sama dengan bahan yang dilarutkan. contohnya :
hidro karbon ( paraffin, karet alam) dilarutkan dengan cairan hidro
karbon atau phenol formaldehida.
b. Reistensi kimia
Bahan isolasi mempunyai kemampuan yang berbeda
ketahanannya terhadap krosi yang disebabkan oleh : gas, air,
asam,basa dan garam. Hal ini perlu diperhatikan untuk pemakaian
bahan isolasi yang digunakan didaerah yang konsentrasi kimianya
aktif, suhu diatas normal. Karena kecepatan korosi dipengaruhi
kenaikan suhu.
Bahan isolasi yang digunakan pada istalasi tegangan tinggi harus
mampu menahan terjadinya ozon. Artinya, bahan tersebut harus
mempunyai resitansi ozon yang tinggi. Karena ozon dapat
menyebabkan isolasi berubah menjadi regas. Pada prakteknya, bahan
isolasi anorganik mempunyai ketahanan terhadap ozon yang baik.
c. Higroskopisitas
Beberapa bahan isolasi ternyata mempunyai sifat higroskopisitas, yaitu
sifat menyerap air disekelilingnya. Uap air ternyata dapat
mengakibatkan perubahan mekanis-fisik dan memperkecil daya
isolasi. Untuk itu selama penyimpanan atau pemakaian.
d. Permeabilitas uap
Kemampuan bahan untuk dilewati uap disebut permeabilitas uap
bahan tersebut. Faktor ini perlu diperhatikan bagi bahan yang
digunakan untuk: isolasi kabel, rumah kapasitor.
Banyak uap M dalam satuan mikro-gram, selama t jam, melalui
permukaan S meter persegi, dengan beda tekanan pada kedua sisi
bahan p dalam satuan mm-Hg, adalah:

Tabel 1-3 Permeabilitas Uap beberapa Bahan

e. Pengaruh tropis
Ada 2 macam daerah tropis yaitu daerah tropis yang basah
termasuk Indonesia dan daerah tropis yang kering. Di daerah tropis
yang basah memungkinkan tumbuhnya jamur dan serangga yang dapat
hidup dengan baik. Suhu yang cukup tingi disertai kelembaban yang
terjadi diwaktu lama dapat menyebabkan turunnya resistivitas isolasi,
menambah besarnya sudut rugi dielektrik, menambah permitivitas dan
mengurangi kemampuan kelistrikan bahan.
Pada penggunaan isolasi di daerah tropis harus diperhatikan 2 hal
yaitu:
1) Perubahan sifat kelistrikan setelah bahan direndam dan 
2) Kecepatan pertumbuhan jamur pada bahan tersebut. 
Karena hal-hal tersebut maka bahan isolasi sebaiknya dilapisi
dengan bahan anti jamur, antara lain : paranitro phenol, pentha chloro
phenol.
f. Resistansi radiasi
Pemakaian bahan isolasi sering dipengarusi bermacam-macam
energi radiasi. Pengaruh ini dapat mengubah sifat bahan isolasi.
Radiasi sinar matahari dapat mempengaruhi umur bahan isolasi,
khususnya jika bahan tersebut bersinggungan langsung dengan
oksigen.
Sinar ultra violet dapat merusak beberapa bahan organik yaitu
menurunnya kekuatan mekanik, elastisasi dan retak-retak.
Sinar X, sinar-sinar dari reactor nuklir misalnya : α, β dan γ
partikel-partikel radio isotop, mempunyai pengaruh sangat besar pada
bahan isolasi. Bahn polimer organik akan menjadi lebih keras dan akan
menjadi lebih tahan terhadap panas jika terkena sinar-sinar tersebut,
misalnya : politetrafluoroethilen.
Kemampuan suatu bahan isolasi untuk menahan pengaruh radiasi
tanpa mengalami kerusakan disebut resistansi radiasi.
4. Sifat – sifat mekanis
Kekuatan mekanis bahan-bahan isolasi maupun logam adalah
kemampuan menahan beban dari dalam atau luar, pada prakteknya adalah
beban tarik dan geser. Jika suatu bahan dengan penampang A cm2 ditarik
dengan suatu gaya tarik yang bertambah secara perlahan, maka bahan
tersebut akan putus pada gaya tarik tertentu sebesar Pt Kg.

Dalam hal ini stress atau tegangan tarik bahan σt adalah seperti ditunjukan
pada persamaan 1 – 14.
Penambahan panjang bahan sebelum putus Δ1 dibagi dengan panjang
mula-mula 1 disebut penambahan panjang relatif suatu bahan atau strain ε
adalah:

Untuk besi tempa dan sejumlah baja tertentu tarikan dan pemanjangnya
memperlihatkan kurva diskontinuitas, seperti pada gambar. 1 – 5

Setelah titik yPenambahan panjang tanpa memerlukan penambahan


gaya atau mungkin hanya kecil saja. Gejala ini terjadi sekitar 5 hingga 7%
dari panjang mula-mula.
Titik Y disebut titik lumer ( yield point ) suatu bahan, sedangkan
tegangan yang menjadikan bahan lumer disebut tegangan lumer( yield
stress) yang besarnya adalah :
Kekuatan mekanis bahan-bahan isolasi maupun logam adalah
kemampuan menahan beban dari dalam atau luar, pada prakteknya adalah
beban tarik dan geser. Jika suatu bahan dengan penampang A cm2 ditarik
dengan suatu gaya tarik yang bertambah secara perlahan, maka bahan
tersebut akan putus pada gaya tarik tertentu sebesar Pt Kg.

Dalam hal ini stress atau tegangan tarik bahan σt adalah seperti ditunjukan
pada persamaan 1 – 14.

Penambahan panjang bahan sebelum putus Δ1 dibagi dengan panjang


mula-mula 1 disebut penambahan panjang relatif suatu bahan atau strain ε
adalah:

Untuk besi tempa dan sejumlah baja tertentu tarikan dan pemanjangnya
memperlihatkan kurva diskontinuitas, seperti pada gambar. 1 – 5

Setelah titik yPenambahan panjang tanpa memerlukan penambahan


gaya atau mungkin hanya kecil saja. Gejala ini terjadi sekitar 5 hingga 7%
dari panjang mula-mula.
Titik Y disebut titik lumer ( yield point ) suatu bahan, sedangkan
tegangan yang menjadikan bahan lumer disebut tegangan lumer( yield
stress) yang besarnya adalah :
a. Pengujian derajat kekerasan
Pengujian derajat kekerasan dapat dilakukan dengan penggoresan
atau penumbukan dengan benda lancip terhadap bahan yang dapat
mengalami deformasi plastik yaitu logam dan plastik. Derajat
kekerasan suatu bahan perlu diperhatikan terutama untuk gawai yang
bergesekan seperti : mata bor, komulator, bantalan.
Pengujian derajat kekerasan untuk keramik dilakukan dengan
penggoresan. Satuan derajat kekerasan bahan dengan penggoresan
adalah moh dengan intan sebagai bahan terkeras nilainya 10 dan kapur
sebagai yang terlunak nilainya 1. Sedangkan untuk mengukur derajat
kekerasan berdasarkan tumbukan digunakan metode-metode : Brinell,
Rockwell dan Vickres.
Pada cara pengujian metode Brinell, sebuah bola baja dengan
diameter 10 mm dan sudah diperkeras, ditekankan di permukaan bahan
yang diuji dengan beban statis sehingga menimbulkan lekukan pada
permukaan bahan yang diuji. Derajat kekerasan dapat dihitung dengan
persamaan derajat kekerasannya dinyatakan dengan satuan brinell (Hg)
Pada pengujian derajat kekerasan metode vickre menggunakan
intan yang berbentuk pyramid. Pengujian dengan cara ini lebuh
menguntungkan dibandingkan dengan metode brinell, karena pada
intan tidak akan terjadi deformasi plastik. Untuk menentukan derajat
kekerasannya digunakan persamaan 1-16. Yang membedakan disini,
lekukannya tidak berbentuk bidang bola. Pada pengujian dengan
metode vickres satuannya adalah Vickres (HD).
Pada pengujian dengan cara metode Rockwell hasil pengujiannya
dapat langsung terbaca dengan alat pengujian. Sehingga pengujian
dengan metode ini lebih mudah dan cepat.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bahan isolasi adalah suatu bahan di gunakan untuk memisahkan
bagian-bagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif.
Wujud bahan isolasi diantaranya bahan isolasi gasa, bahan isolasi cair
dan bahan isolasi padat.

B. SARAN
Penulis tentunya masih menyadari makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.teachmesoft.com/2018/12/pengertian-bahan-isolasi-dan-sifat.html

https://makalah-beta.blogspot.com/2016/02/makalah-isolasi-tegangan-tinggi.html

Anda mungkin juga menyukai