Daftar Isi
SALAM
SURAT PEMBACA
ABSTRAKSI
FOKUS
Memanusiakan Pekerja Rumah Tangga
(PRT)
31
PUP II Rahima:
Menuju Peran Aktif Perempuan dalam
Istimbath Al Ahkam
32
JARINGAN
PP al-Quraniyah:
Ruang Setara untuk Perempuan
OPINI
Islam Wajibkan Negara Lindungi Hak-hak
PRT
12
34
KHASANAH
Perempuan Dalam Keadilan Sosial Islam
36
Hargai Hak-hak PRT sebagai Pekerja
16
DIRASAH HADIS
IMenerjemahkan Keberpihakan terhadap
Pekerja Rumah Tangga
TAFSIR ALQURAN
Pekerja Rumah Tangga
20
40
FIKRAH
Rahmah El Yunusiah :
Mendobrak Pendidikan yang hanya untuk
Laki-laki
24
INFO
Negara Harus Serius Lindungi Pekerja
Migran
41
CERPEN
Hidupku, Hutang Ayahku
AKHWATUNA
PRT, dirindu tapi tak diaku..!
26
43
TEROPONG DUNIA
Belajarlah ke Negeri Cina Untuk
Menghargai PRT
PROFIL
Najma :
Jangan Panggil Aku Ning, jika ...
28
45
TANYA JAWAB
Kecewa kepada Orang Tua
KIPRAH
Menyemai Keluarga Sakinah
30
49
REFLEKSI
Kau yang tak mau dilihat
Salam
PROFIL
Assalamualikum Wr.Wb.
Pembaca yang dimuliakan Allah swt...
Alhamdulillah.. teriring bulan berkah Ramadhan
1430 H., terbit kembali Swara Rahima edisi ke-28
bertema Spirit Ramadhan dan Hak-hak Pekerja Rumah
Tangga (PRT).
Selama sebulan Ramadhan penuh, kita akan
menjalankan ibadah puasa bersama. Kita sepakat,
puasa bukanlah sekedar menahan haus dan lapar.
Sebab puasa memiliki spirit untuk melakukan refleksi
diri, membangun solidaritas dan kepedulian terhadap
sesama. Terutama orang-orang yang selama ini tanpa
disadari telah banyak mengerjakan pekerjaanpekerjaan kita.
PRT adalah pekerja di rumah tangga kita yang telah
banyak berjasa dalam menjaga keharmonisan setiap
keluarga. Apalagi di saat-saat Ramadhan, dengan
penuh semangat kerja mereka menyediakan makan
sahur dan buka puasa bagi putra-putri dan semua
anggota keluarga kita. Ketika lebaran tiba, kita tahan
mereka sejenak untuk segera bertemu anak-anak atau
keluarga mereka sendiri. Setelah lebaran usai, baru kita
ijinkan mereka meninggalkan pekerjaan di rumah kita.
Demi keluarga kita, mereka tak sempat merayakan hari
pertama lebaran bersama keluarganya sendiri.
Demikian besar jasa mereka kepada keluarga kita.
Sebab itu, mari sejenak berefleksi diri, apakah setelah
kerja yang kita bebankan ke PRT, kita sudah
memberikan penghargaan dan memenuhi hak-hak
dasarnya sebagai pekerja?
Lalu, apa saja sesungguhnya hak-hak dasar PRT
yang harus kita penuhi? Dalam rubrik Opini, Imam
Nakhai, aktivis muslim untuk hak-hak perempuan dari
Jawa Timur, dan Aida Milasari aktivis Rumpun Gema
Perempuan, Jakarta, keduanya mengupas hak-hak
dasar PRT dari sudut pandang agama dan juga
Swara
Rahima
Re d a k
si
PENANGGUNG JA
WAB Hj. Djudju Zubaidah PEMIMPIN UMUM KH. Husein Muhammad PEMIMPIN RED
AKSI AD. Eridani DEW
AN RED
AKSI
JAW
REDAKSI
DEWAN
REDAKSI
AK
TUR
Farha Ciciek, Nur Achmad, AD. Kusumaningtyas, Maman A. Rahman, Leli Nurohmah,Yohana Fijriyah, A.Dicky Sofyan, Dinah Muhidin RED
REDAK
AKTUR
AN AHLI Wahyu Budi Santoso, Syafiq Hasyim, Helmy Ali, Prof.Dr. Saparinah Sadli, KH. Muhyiddin Abdussomad,
DEWAN
PELAKSANA Hafidzoh Almawaliy DEW
Nyai. Hj. Nafisah Sahal, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Kamala Chandra Kirana, MA, Faqihuddin Abdul Kodir ABSTRAK ARAB Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA.
ABSTRAK INGGRIS Dewi Wijayanti KAR
TUNIS Mufidz Aziz SETTING LA
YOUT Webe es-Yoe DISAIN CO
VER Mars SEKRET
ARIS RED
AKSI Binta
KARTUNIS
LAY
COVER
SEKRETARIS
REDAKSI
UMENT
ASI Ulfah MH KEU
ANGAN M. Syafran, Shinta Rostita DISTRIBUSI Imam Siswoko, Ade Irawan.
Ratih Pelu DOK
DOKUMENT
UMENTASI
KEUANGAN
SW
ARA RAHIMA adalah majalah berkala terbitan Yayasan RAHIMA untuk memenuhi kebutuhan dialog dan informasi tentang Islam dan hak-hak
SWARA
perempuan. SWARA RAHIMA berusaha menghadirkan fakta dan analisis berita, serta wacana Islam dan hak-hak perempuan. SWARA RAHIMA mengharapkan
partisipasi pembaca melalui saran dan kritik. SWARA RAHIMA menanti kiriman tulisan pembaca sesuai dengan visi Rahima. Bagi yang tulisannya dimuat akan
diberi imbalan. Redaksi berhak mengedit semua naskah yang masuk. Semua tulisan menjadi milik redaksi, jika hendak direproduksi harus ada izin tertulis dari
redaksi.
Swara Rahima -1
Surat Pembaca
a
a Y th .
K ep ad S w ar a R ah im RW 07/01
T/
R ed ak si ibi No. 70 R
Sh
.
Jl. H en g Sa w ah
Sr en gs Se la ta n
Ja ka rt a
Permohonan
Swara Rahima secara Gratis
PROFIL
Redaksi :
Terimakasih atas doa dan dukungannya. Semoga Swara Rahima
bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat secara luas. Dan semoga
komunitas Ust. Holili semakin berkembang. Amin.
Tabarruk-an
Assalamualaikum wr.wb.
Saya mendapatkan tiap edisi
majalah Swara Rahima dari temanmitra Rahima di Garut. Saya perhatikan, pada tulisan nama-nama mazhab
di Swara Rahima tidak disertakan kata Imam jadi biar tidak terkesan suul
adab, dan bermaksud tabarruk-an
(mencari berkah), mohon ditambahkan kata Imam. Semisal Imam
Syafii, Imam Hambali, dan seterusnya.
Redaksi :
Demikian, terimakasih.
Untuk memperoleh Swara
Asep,
Rahima secara gratis ada tiga cara:
Garut-Jawa
Barat
1) Pemohon agar mengirim surat
permohonan untuk bahan bacaan
ke Redaksi Rahima. 2) Pemohon Redaksi :
diharapkan membentuk kelompok Asep yang baik, kami menyampaiLingkar Baca Swara Rahima. 3) kan apresiasi atas usulannya.
Anda bisa mengakses website kami Semoga ini jadi perbaikan Swara
untuk mendownload Swara Rahima Rahima ke depan. Terimakasih.
di www.rahima. or.id. Demikian,
Wassalam.
Sunat Perempuan
Assalamualaikum wr. wb
Sebelumnya saya minta maaf, ini
adalah permohonan dari lembaga
kami (Miftahul Ulum, Jl. KH.
Mujahidin Shadiq, Blapora Barat,
Ganding, Sumenep), untuk mendapatkan majalah Swara Rahima
secara gratis. Mohon balasannya.
Terimakasih.
Pengirim via SMS
081-803 253 XXX
22-Swara Rahima
Assalamualaikum wr. wb
Saudara saya seorang Ustadz di
Pekalongan. Seringkali ia dimintai
pendapat jamaahnya tentang suatu
perkara, misalnya soal sunat perempuan. Suatu saat, ia minta pendapat
saya. Karena saya seorang dokter,
saya menjawabnya dari perspektif
medis, yang intinya sunat perempuan
tidak perlu dilakukan. Jawaban saya
belum memuaskannya, karena ia
ingin jawaban dari perspektif agama
yang mendukung pendapat saya itu.
Kritik
dan saran
dapat disampaikan
lewat SMS ke
HP Rahima Nomor
0812 1046676
dan
E-mail :
rahima2000@cbn.net.id
Abstraksi
ABSTRAKSI
Swara Rahima -3
Abstract
ABSTRACT
44-Swara Rahima
Swara Rahima -5
Fokuokuss
FOKUS
KIPRAH
Memanusiakan
Pekerja Rumah Tangga
(PRT)
66-Swara Rahima
FOKUS
KIPRAH
Fokuokuss
Swara Rahima -7
Fokuokuss
FOKUS
KIPRAH
88-Swara Rahima
FOKUS
KIPRAH
Padahal mestinya, negara wajib melindungi hak
PRT sebagai pekerja. Dalam praktiknya, negara
tidak pernah netral. Terkait dengan kepentingan
PRT, negara tak dengan segera mengesahkan
posisi PRT sebagai bagian dari kelas pekerja yang
seharusnya juga mendapat perlindungan hak-hak
pekerja yang mendasar, seperti pengaturan jam
kerja dan jam istirahat serta libur dan cuti, atau
pengaturan mekanisme dalam menyelesaikan
perselisihan. Melihat realita yang demikian, dapat
dikatakan kaum pekerja terutama PRT telah
mensubsidi sektor industri atau pemilik modal dan
negara dalam hal ini pemerintah yang menikmati
lepasnya tanggung jawab untuk mensejahterahkan
warga negaranya.
Memang, melahirkan sebuah undang-undang
bukanlah pekerjaan mudah, terlebih bila belum
ditemukan definisi yang tepat mengenai sesuatu
yang akan diatur. Dan PRT sendiri hingga saat ini
masih mengalami perdebatan dalam pendefinisian.
Apakah mereka masuk bagian dari pekerja sesuai
dengan undang-undang ketenagakerjaan atau
bukan?
Di tengah masyarakat kita, pihak yang tidak
sepakat PRT sebagai bagian integral dari definisi
pekerja sesuai undang-undang merupakan pihak
mayoritas. Hal inilah yang mendorong para penggiat
Hak Asasi Manusia, khususnya yang peduli pada
isu PRT, semisal Rumpun Tjoet Njak Dien (RTND)
Yogyakarta, Rumpun Gema Perempuan atau
Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga
(JALA PRT) Jakarta, untuk mengusulkan pembuatan
peraturan tentang PRT mengingat risiko pekerjaan
yang dihadapi relatif sama besar dengan profesi
lainnya. Tapi sampai saat ini, RUU PRT masih
sebatas usulan pembuatan dan penyusunan draft
akademik meski telah diusulkan sekitar sepuluh
tahun lalu. Ketidakjelasan posisi PRT dalam
pendefinisian secara materiil tidak hanya menimpa
PRT di dalam negeri, tapi juga mereka yang di luar
negeri.
Melihat permasalahan tersebut, memberikan
gambaran kepada kita betapa urusan
ketenagakerjaan di Indonesia yang berkaitan
dengan pekerja domestik dan buruh migran masih
belum selesai. Negara belum sepenuhnya memberi
perlindungan terhadap pekerja sektor domestik
(PRT).
Penyusunan dan pengesahan peraturan yang
berkaitan dengan PRT bukannya belum pernah
diupayakan. Beberapa pembuat kebijakan
khususnya di tingkat daerah, sudah ada yang
mengupayakan lahirnya produk hukum yang
melindungi PRT. Sebut saja Yogyakarta misalnya,
telah memiliki SK Gubernur yang berkaitan dengan
isu PRT.10) Atau Perda DKI Jakarta No. 6 Tahun 1993
Fokuokuss
Swara Rahima -9
Fokuokuss
FOKUS
KIPRAH
1010-Swara Rahima
Fokuokuss
FOKUS
KIPRAH
pekerja, Nabi dikenal sangat amanah dan pekerja
keras. Sedang Khadijah, adalah seorang majikan
yang tidak pernah mengurangi hak-hak Muhammad
sebagai pekerjanya. Selain itu Nabi saw. pernah
pula memiliki khodim seorang pemuda beragama
Yahudi. Pemuda itu meminta Nabi agar mengijinkan
melayaninya. Lalu Nabi pun mengijinkannya meski
pemuda itu tetap dalam agamanya. Pemuda itu juga
melayani Nabi sepenuh hati, dan Nabi tak pernah
memaksanya memeluk Islam.16)
Tampaknya, hubungan yang dicontohkan
Rasulullah dengan para pekerja rumah tangganya,
adalah suatu hubungan yang saling memberikan
penghargaan atas hak-hak dasar PRT sebagai
pekerja, dan Nabi sendiri selaku pengguna jasa.
Tak hanya terhadap diri sendiri, Nabi juga menyeru
kepada setiap anggota keluarganya untuk
memperlakukan PRT-nya secara manusiawi dan
penuh kasih sayang. Hal inilah yang dilakukan Siti
Aisyah ra., terhadap PRT-nya bernama Barirah, yang
awalnya seorang hamba-sahaya. Aisyah bersama
Nabi memperlakukan Barirah dengan lemahlembut. Nabi melarang memperlakukannya secara
tidak manusiawi, menganiaya, menyakiti, atau
mendiskriminasi, karena hal itu menyerupai
perilaku jahiliyah.
Berbagai hak PRT yang dicontohkan para Nabi
tersebut sesungguhnya diatur dalam fiqh dengan
konsep kontrak kerja yang disebut aqdu al-ijarah,
yaitu kesepakatan kerja antara kedua belah pihak
tentang kewajiban dan hak masing-masing.
Sehingga keberadaan kontrak kerja ini pun
dihukumi wajib adanya untuk kemaslahatan
bersama, utamanya PRT.17) Di dalam kontrak kerja
inilah, Islam mengatur untuk mencantumkan
berbagai hak dasar PRT sebagai pekerja yang akan
mengerjakan pekerjaan domestik tertentu, dengan
jam kerja yang manusiawi, upah yang jelas
besarannya, dan waktu penggajian yang pasti.
Bahkan Islam menganjurkan agar mengupah
pekerja sebelum kering keringatnya. Artinya,
sesegera mungkin gaji itu dibayarkan sebagai hak
mereka setelah bekerja.
Tampaknya, Islam sebagai agama rahmatan lil
alamin telah banyak mencontohkan bagaimana
seharusnya memperlakukan seorang pekerja
rumah tangga. Cara bagaimana memanusiakan
PRT ini telah banyak disinggung baik dalam hadis
Rasulullah. Dalam Alquran pun dijelaskan tak ada
diskriminasi atas pekerjaan PRT. Sebab dengan
tegas Allah swt. berfirman, Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyakbanyak supaya kamu beruntung. (Qs. Al-Jumuah:
10)
Ayat tersebut menjelaskan, apapun pekerjaan
Opini
OPINI
doc : Rahima
1616-Swara Rahima
OPINI
juga dikatakan kerja hanya membantu saja. Sebab
faktanya mereka bukan kerja membantu sebagian
urusan rumah tangga, tapi semuanya.
Jadi, secara terminologi memang sudah kabur,
ketika dikatakan mereka adalah Pembantu Rumah
Tangga. Apalagi kalau sampai menganggap atau
menyamakan mereka dengan budak. Nanti bisa jadi
perbudakan jaman modern. Sebab sudah tidak jelas
lagi di mana pembelaan atau pemenuhan hak-hak
dasarnya sebagai manusia sekaligus pekerja. Lalu
kalau bukan Pembantu apa istilahnya? Yang tepat
Pekerja Rumah Tangga atau PRT.
Apakah PRT ini bukan kerja formal?
Kategori kerja formal itu ada atasan ada
bawahan, ada gaji tetap, dan ada kontrak kerja.
Sedangkan kerja PRT ini masih dianggap sektor
informal, karena tata cara penerimaannya masih
belum diatur, dan belum ada standar gaji tetap
sebagaimana kerja di pabrik yang memiliki standar
gaji UMR yang ditetapkan pemerintah.
Lalu jenis pekerjaannya juga banyak sekali.
Lama kerjanya juga tidak dibatasi. Inilah yang
membuat sektor kerja PRT sangat eksploitatif,
karena belum ada regulasi yang mengatur. Regulasi
ini harusnya berfungsi membatasi jumlah kerja PRT,
jam kerja yang panjang, jenis kerja yang berat,
mengatur waktu libur, dan sebagainya. Karena halhal tersebut belum diatur, maka kerja-kerja PRT ini
bisa dikategorikan sebagai bagian dari kerja paksa.
Apalagi PRT yang bekerja di luar negeri, tak jarang
mereka ditahan kartu atau surat-surat identitasnya
oleh pengguna jasa; tidak boleh keluar rumah
bahkan berkomunikasi dengan keluarga sekali pun.
Mengapa belum banyak yang mengakui PRT sebagai
profesi?
Masyarakat Indonesia masih menganggap kerja
PRT itu pekerjaan yang wajar-wajar saja. Padahal
kalau diteliti, kerja PRT adalah salah satu kerja yang
dari dulu bermasalah karena ada unsur kerja paksa.
Kerja paksa itu kerja yang hanya di bawah
persetujuan majikan. Kalau majikan tidak setuju,
maka PRT akan dapat hukuman. Padahal Indonesia
sudah meratifikasi konvensi ILO, Nomor 105 tentang
Penghapusan Kerja Paksa. Tapi eksploitasi
terhadap PRT masih terus saja terjadi. Dalihnya,
kerja PRT adalah kerja dengan unsur kekeluargaan,
karena Indonesia dianggap selalu hidup dalam
kultur kekeluargaan. Mestinya kalau dianggap
sebagai keluarga, dan PRT sudah bekerja dengan
baik, mereka diperlakukan dengan baik pula.
Misalnya, makanan atau pakaian PRT tidak
dibedakan dari majikan, gaji mereka tidak sangat
rendah, dan sebagainya.
Opini
Opini
OPINI
1818-Swara Rahima
OPINI
upaya-upaya pemerintah untuk terus meningkatkan
kualitas perlindungan PRT melalui RUU ini. Saya
berharap Depnakertrans juga masih akan terus
menjalankan proses RUU ini.
Ke depan apa yang harus diupayakan oleh pemerintah?
Pertama, presiden harus turut mendorong isu
PRT, termasuk isu buruh migran. Kedua, RUU PRT
ini harus segera dijadikan UU, dan itu harus ada
kemauan politik dari pemerintah untuk melindungi
PRT. Ketiga, UU ini nantinya harus dijaga
implementasinya. Jadi ketika UU ini keluar, seluruh
masyarakat harus ikut terlibat dalam perlindungan
PRT ini. Keempat, keaktifan atau peran dari temanteman PRT sendiri untuk mencari informasi. Jadi
kalau ada kekerasan, mereka tahu hak-haknya dan
bisa membantu sesama teman-teman PRT sendiri.
Kelima, perlu peran serta masyarakat di sekitar
PRT berada. Sehingga, bila ada kasus kekerasan,
masyarakat berinisiatif turut melapor ke aparat,
terutama apabila korbannya adalah PRT anak.
Keenam, meningkatkan kapasitas PRT. Sebab
selama ini skill mereka kurang. Ini adalah kewajiban
pemerintah untuk memasukkan mereka dalam balai
latihan kerja, diberi pendidikan gratis baik untuk PRT
dewasa maupun PRT anak yang memiliki potensi,
guna membekali mereka memasuki sektor kerja
terburuk ini.
Adakah contoh kasus soal keterlibatan masyarakat
sekitar?
Ada contoh menarik dari masyarakat di
Jatinegara, Jakarta Timur. Masyarakat di sini pernah
marah sekali karena ada seorang majikan yang
berkali-kali melakukan kekerasan terhadap PRT-nya.
Untuk kasus yang keempat kalinya, masyarakat
akhirnya membuat petisi yang isinya jika si majikan
melakukan kekerasan lagi terhadap PRT-nya, maka
masyarakat tidak akan segan-segan mengusirnya
dari kampung itu. Hal ini efektif, sehingga keluarga
majikan itu jera.
Jadi tampaknya social punishment juga lebih
ditakuti kaum majikan ketimbang jeratan hukum
atau penjara. Cara ini efektif, karena pengawasan
dari masyarakat itu tidak hanya kalau ada kasus, tapi
juga untuk mencegah terjadinya kasus.
Apa yang dilakukan RGP?
Mengenai RGP, kami tidak punya banyak data
kasus. Untuk penanganan kasus biasanya lebih
banyak langsung diselesaikan di lapangan. Sebab
kapasitas kami sangat terbatas. Kami lebih banyak
menyediakan pelatihan mulai life skill, komputer,
kerumahtanggaan, menjahit, dan sebagainya.
Tergantung keinginan teman-teman PRT sendiri,
Opini
Opini
OPINI
mam Nakhai, M.H.I., lahir 12 Februari, 1970 di Malang, Jawa Timur. Ia memulai pendidikannya di
Sekolah Dasar Negeri, lalu melanjutkan ke Tsanawiyah dan Aliyah Negeri. Menurut pengakuannya,
sejak tahun 1990 sampai sekarang, ia nyantri di Pondok Pesantren (PP) Salafiyah Syafiiyyah,
Sukorejo-Situbondo. Di sela-sela nyantrinya, ayah dari tiga orang anak ini juga nyambi kuliah S1 di
perguruan tinggi yang dimiliki pesantren tersebut. Usai S1, ia pun melanjutkan ke Pasca Sarjana
UNISMA Malang, dengan mengambil konsentrasi Hukum Islam. Rasa dahaga akan ilmu agama yang
dimilikinya, juga membawanya nyantri di Mahad Aly, Situbondo. Setelah 3 tahun pertama sebagai
santri, di tahun berikutnya ia kemudian dituntut untuk menjadi pendidik di sana, sampai sekarang.
Kiprahnya yang mendalam tentang kajian agama juga membawanya ke forum-forum kajian nasional, di
antaranya forum Pendidikan Kader Ulama Majlis Ulama Indonesia atau PKU-MUI. Dalam
wawancaranya bersama Swara Rahima ini, ia menuturkan pendapatnya tentang bagaimana
sesungguhnya Islam menempatkan profesi Pekerja Rumah Tangga (PRT), serta bagaimana kewajiban
negara dalam pemenuhan hak-hak PRT. Selengkapnya, berikut kutipan wawancaranya.
ISLAM
Wajibkan
Negara Lindungi
Hak-hak PRT
1212-Swara Rahima
doc : Rahima
OPINI
penistaan, penindasan, dan eksploitasi antar
sesama.
Apa saja hak-hak dasar PRT yang dijamin dalam Islam?
Dalam tataran praktis Islam memberikan
beberapa hak-hak khusus pada PRT. Hak-hak
tersebut antara lain, adalah hak untuk mendapatkan
informasi. Semisal informasi tentang jenis
pekerjaan, ketentuan upah dan jaminan-jaminan
sosial lainnya.
Dalam pandangan fikih, transaksi ijarah (perburuhan) menjadi batal (gugur) jika tidak terpenuhi
syarat-syarat yang melindungi kedua belah pihak.
Seperti informasi jenis pekerjaan yang harus
dikerjakan PRT, ketentuan upah dan jaminanjaminan sosial tersebut.
Bagaimana dengan hak upah bagi PRT?
PRT berhak untuk mendapatkan upah yang adil
dan segera dibayarkan. Hak inilah yang sejak dulu
seringkali dilanggar oleh pihak perusahaan atau
pengguna jasa sebagai pihak mustajir yang berada
dalam posisi kuat.
Apa dasar Hadis atau Alquran tentang hak upah ini?
Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda, Barang
siapa yang mengupah buruh maka hendaklah
dijelaskan upahnya. Dalam teks yang lain Nabi
bersabda, Berikanlah upah buruh sebelum kering
keringatnya dan beritahukanlah ketika ia
menjalankan tugas pekerjaannya berapa jumlah
upah yang harus diterimanya.
Sekalipun hadis ini dhaif (lemah) namun banyak
memiliki syahid yang dapat menyebabkan hadis ini
naik dalam posisi hasan lighairihi. Hadis ini dengan
tegas meyatakan bahwa upah harus ditentukan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
sebelum bekerja dan diberikan sebelum keringatnya
mengering.
Apa maksud memberi upah PRT sebelum kering
keringatnya?
Tentu saja hadis ini tidak dapat sepenuhnya
dipahami secara harfiyah. Yang dimaksud sebelum
kering keringatnya adalah, bahwa Nabi mewantiwanti agar jangan sampai upah PRT ditunda-tunda
pembayarannya.
Bahkan dalam hadis lain Nabi juga bersabda,
Ada tiga kelompok yang Allah menjadikan musuh
bagi-Nya, yaitu seorang yang diberi amanah kemudian ia menghianatinya; seorang yang menjual
orang merdeka kemudian ia memakan hasil
penjualannya; dan ketiga seorang yang mengupah
buruh kemudian setelah buruh menunaikan
tugasnya, ia enggan membayarkan upahnya.
Opini
Opini
OPINI
1414-Swara Rahima
OPINI
dari sejarah kemanusiaan yang cukup panjang.
Islam justru datang untuk menyelamatkan
kemanusiaannya, dengan menggunakan cara-cara
Islami, yaitu tadrij fi at-tasyri (mengubah budaya
secara perlahan).
Jadi tidak ada hubungannya kekerasan terhadap
PRT dengan konsep perbudakan dalam Islam.
Bahkan, hampir seluruh kitab fikih pasti diakhiri
dengan bab Al-Itqu, yang dimaksudkan agar
pembebasan perbudakan menjadi muara dari
seluruh ketentuan fikih. Jika muncul pemahaman
bahwa konsep perbudakan dalam Islam ikut
memberi andil perilaku kekerasan terhadap PRT, itu
berarti belum tuntas pemahaman terhadap ajaran
Islam.
Upaya apa yang perlu dilakukan untuk menghadapi
konteks kultur yang berbeda?
Memang konteks fiqh ijarah dalam Islam
berbeda dengan konteks perburuhan saat ini.
Perburuhan saat ini sangat komplek, sementara
ketentuan fikih disusun sangatlah sederhana, baik
dilihat dari format kontraknya maupun wilayah
kerjanya. Fiqh ijarah klasik tidak membayangkan
terjadinya model perburuhan modern yang
melibatkan banyak pihak, bukan hanya buruh dan
pengguna jasa, melainkan melibatkan agen, calo,
PJTKI, dan negara, baik negara tempat asal maupun
negara tujuan. Dengan demikian diperlukan
menyusun fiqh ijarah baru yang relevan dengan
konteks kekinian. Karena fiqh ijarah klasik secara
tekstual tidak lagi mampu menjawab kebutuhan
buruh.
Kekurangpedulian kaum santri terhadap hak-hak
yang disuarakan buruh saat ini, sangat mungkin
dipengaruhi oleh konsep fiqh ijarah klasik yang tidak
relevan lagi dalam konteks perburuhan modern.
Rekontruksi fiqh ijarah ini harus dimulai dari penelusuran kembali terhadap prinsip-prinsip dasar
ajaran Islam. Sebab fiqh muamalah tidak terlalu
terikat dengan nash-nash tersurat yang mengatur
secara detil. Berangkat dari prinsip-prinsip dasar
syariah inilah fiqh ijarah dapat dikembangkan.
Setidaknya terdapat tiga prinsip dasar syariah
dalam fiqh muamalah, yaitu wujudu at-taradhi
(kerelaan kedua belah pihak); adamu ad-dharar
(tidak merugikan pada pihak lain); adamu al-gharar
(tidak mengandung unsur spekulasi); dan adamu
ar-riba (tidak mengandung riba). Di samping itu ada
prinsip-prinsip kasih sayang, tolong-menolong, dan
menghargai kemanusiaan.
Bagaimana menurut Anda, upaya membuat
Kontrak Kerja (tertulis) antara PRT dan Pengguna
Jasa? Apakah Kontrak Kerja juga terdapat dalam
konsep Islam?
Opini
Tafsir Alquran
TAFSIR AL QURAN
20-Swara Rahima
TAFSIR AL QURAN
Tafsir Alquran
Tafsir Alquran
TAFSIR AL QURAN
Apabila shalat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah sepenuhnya agar kamu
beruntung. (Qs. al-Jumuah 62:10).
22-Swara Rahima
TAFSIR AL QURAN
Tafsir Alquran
Dirasah Hadis
DIRASAH HADIS
Menerjemahkan Keberpihakan
terhadap
Pekerja Rumah Tangga
oleh: Faqihuddin Abdul Kodir
3636-Swara Rahima
DIRASAH HADIS
Dirasah Hadis
Dirasah Hadis
DIRASAH HADIS
3838-Swara Rahima
DIRASAH HADIS
masyarakat muslim, perubahan perilaku yang
terjadi masih terbatas pada kebaikan individual
sebagaimana pesan-pesan kemanusiaan yang
lain yang disampaikan Nabi Muhammad saw.
Tentu saja, kebaikan perilaku yang bersifat
individual adalah baik dan harus diapresiasi,
karena akan menjadi pilar awal dari kebaikan
sosial. Namun, ketika kontrol terhadap kebaikan
individu sangat lemah, maka kemungkinan para
PRT mengalami kekerasan masih sangat terbuka
karena mereka berada pada relasi yang sangat
rentan.
Untuk itu, kita memerlukan perubahan
kelembagaan sosial yang memberikan jaminan
dan kepastian mereka yang bekerja pada sektorsektor yang dianggap rendah oleh masyarakat
agar terlindungi hak-haknya sebagaimana
diwasiatkan Nabi Muhammad saw. Kita perlu
menerjemahkan wasiat-wasiat ini dalam sistem
pendidikan kita yang membebaskan dan
menyetarakan, sistem hukum yang memberikan
jaminan dan perlindungan, serta budaya sosial
yang memberikan penghargaan pada setiap
pekerjaan yang memberikan manfaat kepada
masyarakat, yang dilakukan siapapun untuk jenis
apapun. Termasuk dalam hal ini adalah para
Pekerja Rumah Tangga.
Kita patut bersyukur, Indonesia telah
melakukan lompatan budaya, yang mungkin
belum dilakukan negara-negara muslim yang lain,
ketika berani merubah istilah Pembantu Rumah
Tangga menjadi Pekerja Rumah Tangga. Ini
hampir mirip dengan teladan Nabi saw. ketika
melakukan perubahan panggilan hamba sahaya
menjadi anak muda. Istilah Pekerja Rumah
Tangga tidak hanya berhenti pada istilah, tetapi
juga martabat, penghargaan dan hak-haknya.
Mereka adalah pekerja sebagaimana pekerjapekerja yang lain, yang berhak atas segala yang
menjadi hak pekerja. Mereka bukanlah pembantu
yang secara gratis bisa diperlakukan sekehendak
para majikan.
Sebagai proses budaya, tentu memerlukan
waktu panjang untuk menumbuhkan kesadaran
kesetaraan relasi kerja antara PRT dengan
majikan. Kesadaran ini menjadi tumpuan utama
untuk memastikan perlindungan hak-hak mereka
yang menjadi korban ketimpangan relasi ini.
Salah satu media penumbuhan kesadaran adalah
pendidikan dan pemahaman keagamaan. Karena
itu, tokoh agama atau institusi keagamaan
dituntut untuk memainkan peran-peran signifikan
untuk mempercepat perubahan pola kesadaran
Dirasah Hadis
Endnotes
1). al-Musannaf, 2/422.
2). Teks ke-40 dalam Kitab Fadhail Ramadhan.
3). Mushannaf Abd Razzaq, no.9223, 5/121.
4). Riwayat Sahih Muslim, no. 6011, 15/94.
5). Riwayat al-Bukhari, no. 2552, 9/283.
6). Lihat teks hadis lengkap dlm Sahih Muslim, no. 6151,
15/259.
7). Sahih Ibn Hibban, no. Hadis: 153, 10/132.
8). al-Awsath no. 1430 al-Kabir, 20/97, dan no. 1832, 4/
292.
9). Diriwayatkan Abu Dawud dan Turmudzi, lihat dalam
Ibn al Atsir, no. Hadis: 5887.
10. Sahih Bukhari, no. 5460, 18/241.
11). Subulussalam, juz 5, halaman 349.
12). Kedaulatan Rakyat, 6/07/2009.
Fikrah
FIKRAH
Rahmah El Yunusiah:
Mendobrak Pendidikan
yang hanya untuk Laki-laki
Oleh :
2424-Swara Rahima
Fikrah
FIKRAH
Lewat sekolah
khusus perempuan,
sejatinya Rahmah
telah melawan
dominasi pendidikan
yang hanya untuk
laki-laki.
memperoleh akses pendidikan tanpa ada
diskriminasi jenis kelamin.
Pendirian sekolah khusus perempuan saat itu
bukanlah hal mudah. Kendala utama yang
dihadapi adalah cemoohan dari masyarakat. Bagi
banyak kalangan saat itu, sekolah perempuan
dengan tenaga pengajar yang juga perempuan
merupakan hal aneh, tabu, dan melanggar adat.
Untuk menampik ejekan ini Rahmah membuktikan
dengan menolak bantuan dari masyarakat (yang
masih memandang miris perempuan) dan
menggunakan cara sendiri untuk membangun
sekolah. Bahkan, ia merelakan rumahnya
disulap menjadi ruang kelas.
Inilah Rahmah El Yunusiah, seorang
perempuan intelektual Indonesia asli yang
gagasan ke-islam-annya diimplementasikan lewat
kerja nyata. Bahkan, yang sangat membanggakan
dan luar biasa bagi bangsa ini, pada tahun 1956
Rahmah diundang oleh Universitas Al-Azhar Kairo
Mesir untuk diberi gelar kehormatan. Syaikhah,
sebuah gelar yang sebelumnya tidak pernah
diberikan kepada perempuan manapun selain
kepada Rahmah El Yunusiah, seorang perempuan
Indonesia asli.
Teropong dunia
TEROPONG DUNIA
google search
Teropong dunia
TEROPONG DUNIA
4444-Swara Rahima
Akhwatuna
AKHWATUNA
PRT, dirindu
tapi tak diaku..!
oleh : Leli Nurohmah
2626-Swara Rahima
AKHWATUNA
Akhwatuna
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/05/
20/Nasional/krn.20090520.165787.id.html
Bihar al-Anwar, 15: 41.
Bihar al-Anwar, 15: 41.
Bihar al-Anwar, 15: 41.
Jaringan
RESENSI
PP al-Quraniyah :
ada awalnya Pondok Pesantren (PP) alQuraniyah yang dimulai pada 1993, hanya
sebuah pengajian kecil berupa majlis taklim
remaja dan anak-anak. Pada tahun kedua mulai
didirikan Taman Pendidikan Alquran (TPA) sebagai
fondasi awal berdirinya lembaga pendidikan semi
formal. Majlis taklim remaja lebih berorientasi pada
pembinaan remaja pada penguasaan ilmu Alquran
baik berupa nagham maupun tahfidz. Banyak di
antara mereka yang kemudian ikut serta dalam
perlombaan-perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran
(MTQ). Lambat laun dengan prestasi yang diperoleh
santri majlis taklim dan TPA tersebut, tuntutan
masyarakat untuk menitipkan anaknya di majlis
taklim ini semakin kuat. Pada 1998 mulailah
diterima santri secara resmi untuk mondok. Karena
belum ada bangunan khusus untuk asrama maka
beberapa kamar dipergunakan untuk asrama. Dan
bertambah tahun semakin ada peningkatan, baik
sarana bangunan, maupun peningkatan santri. Saat
ini tercatat kira-kira 162 santri dan 105 santriwati.
Karena PP al-Quraniyah ini dibangun
berdasarkan pada kebutuhan masyarakat sekitar
terutama dhuafa dan yatim maka tujuan utamanya
memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas
bagi kalangan duafa dan yatim secara cuma-cuma.
Pesantren beralamat di Jl. Panti Asuhan Ceger
Jurang Mangu Timur, Pondok Aren Tangerang ini
mengukuhkan dirinya sebagai PP di bawah Yayasan
Pendidikan Islam Yatim Piatu.
Secara fisik, kondisi pesantren saat ini masih
membutuhkan perbaikan meskipun pihak yayasan
terus melakukan peningkatan. Seperti banyak
pesantren lain, alasan dana adalah masalah yang
dihadapi, tetapi dalam hal non-fisik (akademis)
pesantren ini memiliki beberapa keunggulan. Nilai
keunggulan tersebut di antaranya terletak pada
semangat para guru dan staf yang ingin
mengembangkan pesantren ini menjadi salah satu
pesantren yang diperhitungkan dengan
mengintegrasikan wawasan Alquran, pendidikan
salaf dan modern. Apalagi di mata masyarakat,
pesantren ini mempunyai daya tarik yang kuat. Hal
ini dapat dilihat dari banyak prestasi yang dicapai
dalam bidang Tilawat Alquran dalam tingkat nasional
dan beberapa kali di tingkat internasional.
Memberi Ruang yang Sama untuk Berprestasi
PP al-Quraniyah sejak awalnya memang
menetapkan dirinya pada penguasaan ilmu-ilmu
Alquran, qiraat bi al-Nagham, tahfidz dan tajwid.
3232-Swara Rahima
RESENSI
doc. Rahima
Jaringan
doc. Rahima
Kiprah
KIPRAH
KIPRAH
3030-Swara Rahima
doc: Rahima
KIPRAH
KIPRAH
Kiprah
PUP II RAHIMA :
doc: Rahima
doc: Rahima
Info
PROFIL
4040-Swara Rahima
Sumber Tulisan :
1) http://nasional.vivanews.com/news/read/67973siti_hajar_senasib_dengan_nirmala_bonat
2) http://opini.wordpress.com/2007/06/19/pelajaran-terakhirdari-ceriyati/
3) http://www.republika.co.id/berita/56125/
Majikan_Siti_Hajar_Diancam_15_Tahun_Penjara
4) Komentar Akhir (Concluding Comments) Komite
Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan (Komite
CEDAW) atas laporan ke-4 dan ke-5 Indonesia, yang
disampaikan dalam sesi ke-39 Sidang Umum CEDAW pada
27 Juli 2007, di New York, Amerika Serikat. Diterjemahkan
dan dicetak oleh CEDAW Working Group Initiative (CWGI),
UNIFEM, dan CIDA, Februari 2009.
Profil
PROFIL
Najma:
2828-Swara Rahima
doc : Rahima
Profil
Kamus Istilah
Borjuis
: Golongon menengah yang mampu atau berpunya; golongan ini biasanya dipertentangkan
dengan golongan rakyat biasa atau kaum proletar.
Patron-Klien : Hubungan antara seorang individu dengan status sosio-ekonomi yang lebih tinggi
(patron) menggunakan pengaruh dan sumber dayanya untuk menyediakan perlindungan
serta keuntungan bagi seseorang dengan status yang dianggap lebih rendah (klien). Klien
lalu membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan termasuk jasa
pribadi kepada patronnya.
Feodalisme : Paham sistem sosial atau politik yang memberi kekuasaan besar sekali kepada kaum
bangsawan atau tuan tanah. Istilah ini dalam level yang lebih lokal mengarah pada
kalangan ningrat atau priyayi di Indonesia, khususnya kalangan suku Jawa yang oleh
Cliffort Geertz dibagi dalam tiga kasta priyayi, santri, dan abangan.
Ratifikasi
: Tindakan yang dilakukan negara yang memberikan persetujuan tertulis untuk menyatakan
terikat pada suatu perjanjian internasional. Bila ratifikasi sudah dilakukan maka negara
bersangkutan resmi menjadi peserta perjanjian internasional itu, biasanya disebut
Negara Peserta (Departemen Luar Negeri menggunakan istilah Negara Pihak) sebagai
States Party.
Matrilineal
: Hubungan kekeluargaan yang menurut garis kerabat perempuan
No. 28 Th. IX, Agustus 2009
PROFIL
Khasanah
RESENSI
Perempuan Dalam
Keadilan Sosial Islam
Judul asli
Penulis
Penerjemah
Penerbit Indonesia
Tahun Terbit
Jumlah Halaman
3434-Swara Rahima
RESENSI
Pembahasan buku ini terdiri atas delapan pokok
bahasan utama (8 bab) plus pendahuluan. Pertama,
mengenai pijakan hukum Barat dan Islam. Diawali
dengan uraian bahwa perempuan hanya sebagai
barang/komoditi; mengenai kemuliaan Islam; pola
pikir Barat dan Islam; pemikiran yang belaku selama
masa Jahiliyah; juga keterangan bahwa Islam
menekankan kebaikan terhadap perempuan;
tentang persamaan terhadap anak, kualitas
perempuan dalam Alquran, dan pengaruh keimanan
pada hari Kebangkitan terhadap persoalan kaum
perempuan, hubungan keluarga, dan hubungan
antara kaum laki-laki dan perempuan.
Kedua, tentang Undang-undang dan
kemerdekaan perempuan. Diawali dengan uraian
bahwa laki-laki dan perempuan ibarat satu koin dua
sisi. Dalam hukum penciptaan laki-laki dan
perempuan diciptakan sebagai dua sisi yang satu
tidak lebih tinggi dari sisi yang lain. Tiap-tiap sisi
memiliki peranan masing-masing. Pembahasan
selanjutnya adalah gambaran ketertindasan
perempuan di sepanjang sejarah, prosentase anak
haram di Inggris, perempuan dan pekerjaan, Islam
dan persamaan, kemerdekaan bagi kaum
perempuan dan ditutup dengan uraian tentang hakhak perempuan dalam hukum Barat.
Ketiga, uraian peranan perempuan dalam
kehidupan sosial, termasuk warisan, mahar,
pekerjaan, dan lain sebagainya. Dalam bab ini,
Rafsanjani menguak masalah pekerjaan bagi kaum
perempuan, tugas dan tanggung jawab yang
dilarang bagi kaum perempuan, ruang lingkup
aktifitas perempuan dalam masyarakat, kondisi
keluarga di Barat, kondisi perempuan dalam
masyarakat Islam, juga sekilas kisah tentang
peranan Zainab, Cucu Nabi saw., di Karbala, serta
kata-kata yang diucapkan Zainab dalam meletakkan
pondasi bagi Tawabin.
Ke empat, Islam dan perkawinan. Rangkaian
kutbah yang ditulis adalah mengenai adat
perkawinan yang tidak Islami, perlunya
menyingkirkan adat yang kaku, pandangan Alquran
mengenai perkawinan, berbagai usaha
pembenahan masyarakat. Mahar yang mahal tidak
menjamin kelestarian perkawinan, dampak-dampak
menekan kecenderungan alami, perkawinan
sementara (nikah mutah), perlunya pembuatan
Undang-undang bagi perkawinan sementara, dan
diakhiri dengan uraian penting bahwa perkawinan
adalah sunnah Nabi saw.
Ke lima, merupakan uraian lanjutan bab
sebelumnya, yakni perintah Islam tentang
perkawinan. Menguraikan tentang hak-hak rohaniah
dalam perkawinan, tanggung jawab orang tua
tentang perkawinan anak mereka, tanggung jawab
pemerintah dalam perkawinan, teladan terbaik
sebuah perkawinan, serta digambarkan bagaimana
pakaian pengantin Fatimah az Zahra.
Bab ke enam, membahas perlindungan Islam
atas kaum perempuan. Bab ini berisi uraian
Khasanah
CERPEN
Cerpen
Cerpen
Hidupku,
Hutang Ayahku
oleh : Nia Ramdaniati
Cerpen
memang harus begini.
Begini apa Bu? ibu harus jelasin ke Neng,
mengapa ibu menangis. Aku tahu aku harus pergi
sama Mas Jimi, tapi kata Bapak demi masa
depanku, bukannya itu lebih baik? Berarti citacitaku menjadi guru bisa tercapai kan Bu? Nanti
aku bisa sekolah tinggi, seperti kata Ibu? Sederet
pertanyaan kuberikan pada ibu yang tak hentihenti menangis. Dia tak menjawab apa-apa.
Akhirnya ia bertanya, Kamu ingat cara menanak
nasi dan air yang pernah ibu ajarkan? Aku pun
menganggguk perlahan. Kamu ingat memasak
sayur? Aku mengangguk lagi. Lalu ibu mengusap
kepalaku dan menyuruhku segera berangkat.
Di depan rumah telah siap mobil mewah Mas
Jimi. Ia segera memegang tanganku erat, lalu
berpamitan. Aku tersenyum dalam kebingungan
menatap ibu dan ayahku. Tapi aku
membayangkan kelak aku akan pulang dengan
gelar sarjana. Ini adalah mimpiku, dan kupikir
akan jadi kenyataan. Namun, penjara yang terlihat
indah di depanku telah berkata lain. Sepuluh
tahun aku di sini. Sepuluh tahun itu kenyataan
berbalik dari mimpiku. Sejak malam pertama aku
tiba di rumah ini, semua jawaban sudah aku
dapatkan. Mas Jimi adalah suamiku. Dia
mengikatku di ranjang yang sudah dihias, yang
bagiku itu hanya ranjang kematian. Ketika ia
lepas semua bajuku, rasanya aku ingin berteriak
dan memakinya, tapi aku tidak bisa karena
mulutku ditutup dengan lakban. Aku tak tahu apaapa, yang aku rasakan hanya sakit. Aku hanya
ingat, Kak Fera pernah berkata jika ada yang
membuat kita sakit berarti dia orang jahat. Orang
jahat?. Bagaimana mungkin orang yang akan
mewujudkan mimpiku menjadi sarjana adalah
orang jahat? Tapi kenyataannya aku merasakan
sakit di sekujur tubuh dan jiwaku.
Setelah beberapa hari di sini, aku tahu, Mas
Jimi pengusaha bordir. Perempuan pertama yang
dinikahinya adalah aku, begitulah pengakuannya.
Aku marah padanya, dan menagih janjinya yang
akan membuat masa depanku lebih baik. Tapi dia
malah tertawa. Dia hanya bilang, Dasar
perempuan bodoh, persis seperti yang diucapkan
ayah. Tapi, Kak Fera tidak pernah melarangku
melakukan sesuatu yang akan menyebabkan
seorang suami mengeluarkan kata-kata kotor.
Hei laki-laki jahat, mengapa kau nikahi aku?
Pernahkah aku berkata mencintaimu? Atau
pernahkah kau bertanya isi hatiku? Sedang aku
4242-Swara Rahima
DIRASAH HADIS
Tanya Jawab
Tanya Jawab
DIRASAH HADIS
46-Swara Rahima
DIRASAH HADIS
Shalawat adalah
tembang pujian
yang seringkali dinyanyikan
oleh masyarakat muslim
Indonesia dalam berbagai kesempatan.
Shalawat Kesetaraan dalam VCD ini
hadir dalam semangat untuk
membebaskan perempuan dari
belenggu budaya partiarkhi.
No. 28 Th. IX, Agustus 2009
Tanya Jawab
Harga Khusus
Rp. 25.000,-
Data Teksnis
Format : DVD
Durasi : 16 Menit
Tersedia dalam dua bahasa, Indonesia dan English
PROFIL
Refleksi
?
Dik.. aku mau keluar kota seminggu,
di rumah hanya ada mamah, kamu
nginep di rumah saja ya.. bantuin
mamah.