BAB VI DENUDASI
6.1. PELAPUKAN (weathering / weather)
Pelapukan merupakan perubahan / perusakan pada batuan akibat pengaruh
atmosfer karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin).
Batuan
(kondisi fisis
masive)
proses
pelapukan
(weather)
pecah-pecah/ gumpalan
menjadi butiran yang
lebih kecil
Tanah,
larut dalam
air
GSN08
VI-1
Dolin korosi
GSN08
VI-2
Dolin Terban
Gejala karst berikutnya adalah pipa karst yang bentuknya seperti pipa. Gejala ini
terjadi karena larutnya batuan kapur oleh air. Karena terjadi proses pelarutan
batuan, maka disebut pipa karst korosi. Namun jika terjadi karena tanah terban,
pipa karst itu disebut pipa karst terban atau disebut juga yama-type.
c. Gua kapur
Daerah kapur biasanya banyak terdapat gua. Pada gua ini sering dijumpai
stalaktit dan stalakmit. Stalaktit adalah endapan kapur yang menggantung pada
langit-langit gua (atas). Bentuknya biasanya panjang, runcing dan tengahnya
mempunyai lubang rambut. Sedangkan stalakmit adalah endapan kapur yang
terdapat pada lantai gua (bawah). Bentuknya tidak berlubang, berlapis-lapis, dan
agak tumpul. Jika stalaktit dan stalakmit bias bersambung, maka akan menjadi
tiang kapur (pillar).
6.1.3. Pelapukan Biologis
Batu yang besar itu dihantam dengan palu menjadi kerikil-kerikil kecil yang
digunakan untuk bahan bangunan. Atau mungkin Anda pernah melihat burung
atau binatang lainnya membuat sarang pada batuan cadas, lama kelamaan
batuan cadas itu menjadi lapuk. Dua ilustrasi ini merupakan contoh pelapukan
biologis. Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat
proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan,
hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat
menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram
batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan
dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu
bisa menghancurkan batuan tersebut.
6.2. EROSI
Erosi sering disebut juga pengikisan. Erosi adalah proses pengikisan terhadap
batuan yang dilakukan oleh air, angin, atau gletser. Air hujan bisa mengikis
permukaan tanah terutama yang gundul. Tanah itu bersama air mengalir ke
sungai. Air sungai juga dapat mengikis tepi atau bagian dasar sungai. Akibat
GSN08
VI-3
GSN08
VI-4
VI-5
GSN08
VI-6