Contoh Makalah Ekonomi Manajerial
Contoh Makalah Ekonomi Manajerial
MODUL 2
Oleh :
Ir. Sahibul Munir, SE., MSi.
UNIVERSITASMERCU BUANA
2007/2008
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
100Q 10Q2
$0
$ 90
$ 160
$ 210
$ 240
: Biaya produksi yang jumlah tetap (tidak berubah) berapapun jumlah output
yang diproduksi.
TVC
TC
, sebagaimana biaya total, maka biaya rata-rata juga dapat
Q
dibedakan menjadi biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost), dan biaya variabel
rata-rata (Average Variabel Cost).
Average Fixed Cost (AFC) : adalah biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk setiap unit output yang diproduksinya.
AFC
TFC
Q
Average Variable Cost (AVC) : adalah biaya variabel yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk setiap unit output yang diproduksinya.
AVC
TVC
Q
Karena TC
AC = AFC + AVC
TC
Q
$ 20
140
$ 140
$ 120
160
80
20
180
60
20
240
60
60
480
96
240
suatu
bentuk
hubungan
matematis
yang
menyatakan
hubungan
ketergantungan antara suatu variabel dengan satu atau beberapa variabel yang lain.
Sebuah fungsi dibentuk oleh beberapa unsur, yaitu variabel, koefisien dan konstanta.
Namun demikian sebuah fungsi tidak harus mengandung sebuah konstanta, jadi
mungkin sekali mengandung konstanta dan mungkin juga tidak. Tetapi keadaan ini
sama sekali tidaklah mengurangi arti dari sebuah fungsi.
Variabel pembentuk sebuah fungsi dapat dibedakan menjadi variabel bebas dan
variabel tidak bebas.
(2)
: Y = 5 + 0.7 x
: (x) = 5 + 0.7 x
: Y = 8 4x + x2, atau
(x) = 8 4x + x2
Turunan
Turunan adalah mengukur tingkat perubahan seketika dari suatu fungsi, yaitu
bagaimana variabel tidak bebas berubah sehubungan dengan suatu perubahan unit
yang sangat kecil dalam variabel bebas.
Terminologi untuk turunan adalah :
dy
y
lim it
x 0
dx
x
dy
= turunan y berkenaan dengan x, nilainya sama dengan limit dari rasio x / y saat
dx
x mendekati nol.
Selain
dy
, notasi turunan umumnya dinyatakan dengan y dan(x).
dx
1.
2.
dy
= y = 0
dx
3.
4.
dy du dv
dx dx dx
dy
du
dv
u
v
dx
dx
dx
Contoh :
Atau y = u v + v u
y = 3x4 (2x 5)
y =
dy
3x4(2) + (2x 5).(12x3)
dx
y'
du
dv
u
dx
dx
2
v
u
; dimana u = g(x) dan v = h(x) maka :
v
Jika y =
y'
Contoh :
6.
v u ' u v'
v2
5x 3
, maka
4x 3
dy (4 x 3)(15 x 2 ) 5 x 3 (4)
dx
( 4 x 3) 2
y'
60 x 3 45 x 2 20 x 3 40 x 3 45 x 3
(4 x 3) 2
( 4 x 3) 2
y'
Contoh :
dy dy
du
v
dx du
dx
dy
4( 2 x 2 3) 3 ( 4 x) 16 x( 2 x 2 3) 3
dx
Turunan Kedua
d 2 y
dy
atau
2 mengukur tingkat perubahan turunan pertama
dx
dx
turunan kedua adalah turunan pertama dari turunan pertama.
Turunan kedua
d2y
24 x 2 30 x 6
2
dx
Suatu fungsi untuk mencari suatu maksimum atau minimum relatif maka fungsi
tersebut harus berada pada suatu dataran (yaitu tidak menaik juga tidak menurun
pada titik tersebut.
Jika suatu fungsi tidak menaik juga tidak menurun, maka turunan dari fungsi
tersebut pada titik tersebut sama dengan nol.
Syarat pertama dan penting (necessary condition) agar suatu fungsi mencapai
maksimum atau minimum relatif adalah turunan pertama dari fungsi tersebut harus
sama dengan nol.
Sedangkan syarat kedua yang mencukupi (sufficient condition) adalah turunan kedua
harus negatif untuk maksimum relatif dan turunan kedua harus positif untuk minimum
relatif.
Untuk suatu maksimum relatif
dy
d2y
0 dan
0
dx
dx 2
dy
d2y
0 dan
0
dx
dx 2
Jika laba total ditetapkan dengan persamaan = a bQ + cQ2 = dQ3, maka derivatif
pertama mendefinisikan fungsi laba marginal sebagai :
d
M b 2cQ 3dQ 2
dQ
2c 6dQ
2
dQ
dQ
Sama seperti derivatif pertama mengukur kemiringan fungsi laba total, derivatif kedua
mengukur kemiringan derivatif pertama atau, dalam kasus ini, kemiringan kurva laba
marginal. Kita dapat menggunakan derivatif kedua untuk membedakan titik maksimal
atau titik minimal, yaitu positif jika minimal dan negatif jika maksimal.
Contoh lain dapat memperjelas konsep ini. Asumsikan bahwa fungsi laba total
ditunjukan oleh persamaan berikut ini :
Laba Marginal
d
$2.400 $700Q $25Q 2 0
dQ
Laba total dapat dimaksimumkan atau diminimumkan di titik dimana derivatif pertama
(laba marginal) adalah nol yaitu, dimana
d
$2.400 $70Q $5Q 2 0
dQ
Jumlah keluaran sebesar 4 dan 24 unit memenuhi Persamaan 2.10 dan karena itu
merupakan laba maksimum atau minimum.
Evaluasi derivatif kedua dari fungsi laba total tersebut di setiap tingkat keluaran ini
akan menunjukkan apakah turunan kedua itu minimum atau maksimum. Derivatif
kedua dari fungsi laba total ditentukan dengan mengambil derivatif dari fungsi laba
marginal, Persamaan 2.9 :
d 2
dM
$700 $50Q
2
dQ
dQ
Karena derivatif kedua ini positif, yang menunjukkan bahwa laba marginal menaik, laba
total diminimumkan pada Q = 4 unit.
Dengan mengevaluasi derivatif kedua Q = 24 unit, kita memperoleh :
d 2
$700 $50(24) $500
dQ 2
Karena derivatif kedua ini negatif pada Q = 24 unit, yang menunjukkan bahwa laba
marginal menurun, fungsi laba total tersebut mencapai maksimum pada tingkat output
Q=24.
= TR = $41,5Q - $1,1Q2
Biaya Total
= = TR TC
Laba Total
= TR - TC
= $41,5Q - $1,1Q2 ($150 + $10Q - $0,5Q2 + $0,03)
= $41,5Q - $1,1Q2 - $150 + $10Q - $0,5Q2 + $0,02Q3
= - $150 + $31,5Q - $0,6Q2 + $0,02Q3
d
$31,5 $1,2Q $0,06Q 2
dQ
Dengan menetapkan laba marginal sama dengan nol dan menggunakan persamaan
kuadrat untuk memecahkan kedua akar, kita memperoleh Q1 = -35 dan Q2 = +15.
Karena jumlah keluaran negatif tidak mungkin, Q1 merupakan tingkat keluaran yang
tidak layak dan dapat ditolak.
Evaluasi terhadap derivatif kedua dari fungsi laba tersebut di Q = 15 akan
menunjukkan apakah ini merupakan titik maksimisasi laba atau minimisasi laba.
Derivatif kedua tersebut diketahui :
d 2
dM
$1,2 $0,12Q
2
dQ
dQ
Hubungan pendapatan marginal dan biaya marginal dengan maksimisasi laba dapat
juga diperlihatkan dengan mempertimbangkan ekspresi laba umum
= TR TC. Laba
d
dTR dTC
dQ
dQ
dQ
M MR MC
Karena maksimisasi setiap fungsi mengharuskan bahwa derivatif pertama harus sama
dengan nol, maksimisasi laba akan terjadi ketika :
M MR MC 0
atau dimana
MR MC
Dengan melanjutkan contoh menarik di atas, pendapatan marginal dan biaya marginal
ditemukan dengan menghitung diferensial dari fungsi pendapatan total dan biaya total :
MR
dTR
$41,5 $2,2Q
dQ
MC
dTC
$10 Q $0,06Q 2
dQ
yang merupakan ekspresi yang sama dengan yang diperoleh ketika derivatif pertama
dari fungsi laba ditetapkan di nol.
Mencari akar dari persamaan ini (sekali lagi dengan menggunakan rumus kuadrat)
menghasilkan Q1 = -35 dan Q2 = 15, nilai-nilai yang sama yang ditentukan sebelumnya.
Hal ini mengkonfirmasikan bahwa pendapatan margin sama dengan biaya marginal di
tingkat keluaran di mana laba dimaksimumkan. Contoh ini juga mengilustrasikan
bahwa walaupun MR harus sama dengan MC di tingkat kegiatan yang
memaksimumkan laba, sebaiknya tidak berlaku. Laba tidak pasti dimaksimumkan di
setiap titik di mana MR = MC, seperti dalam contoh di Q = -35 dalam masalah ini.
Untuk menyimpulkan contoh ini, Gambar 2.8 menyajikan grafik fungsi pendapatan,
biaya dan laba. Bagian atas dari grafik ini memperlihatkan fungsi pendapatan dan
fungsi biaya; pada 15 unit keluaran, kemiringan kedua kurva sama, dan MR = MC.
Bagian bawah Gambar ini memperlihatkan fungsi laba, dan keluaran yang
memaksimumkan laba diperlihatkan sebesar 15 unit, dimana keluaran d /dQ = 0 dan
d2 /dQ2 < 0. Laba dimaksimumkan di Q = 15, dimana MR = MC = $8.50 dan M =
0.
Optimisasi Multivariat
Karena banyak hubungan ekonomi melibatkan lebih dari dua variabel, berguna bagi
kita untuk meneliti konsep optimisasi multivariat untuk persamaan-persamaan dengan
tiga variabel atau lebih. Pertimbangan fungsi permintaan untuk sebuah produk dimana
jumlah yang diminta, Q, ditentukan oleh harga yang dikenakan, P, dan tingkat
pengeluaran periklanan, A. Fungsi seperti ini akan ditulis sebagai berikut.
Q f ( P, A)
Ketika menganalisis hubungan multivariat, seperti dalam persamaan 2.11, kita harus
mengetahui pengaruh marginal dari setiap variabel independen terhadap variabel
dependen. Dengan kata lain, optimisasi dalam kasus ini memerlukan analisis tentang
bagaimana perubahan dalam setiap variabel independen mempengaruhi variabel
dependen, sambil mempertahankan pengaruh semua variabel independen lainnya
tetap konstan. Derivatif parsial adalah konsep yang dipergunakan untuk analisis
marginal seperti ini.
Dengan menggunakan fungsi permintaan dalam Persamaan 2.11, kita dapat meneliti
dua derivatif parsial :
1.
2.
Peraturan untuk menetapkan derivatif parsial pada dasarnya sama dengan peraturan
untuk derivatif sederhana. Karena konsep derivatif parsial melibatkan asumsi bahwa
semua variabel tidak berubah, kecuali variabel yang bersangkutan dimana derivatif
tersebut diambil, variabel-variabel tersebut diperlakukan sebagai konstanta dalam
proses perhitungan diferensial. Pertimbangan persamaan :
Q 3.200 50 P 39 A 0.25 PA 0.1A 2
2.12
Dalam fungsi ini, terdapat dua variabel independen, P dan A, sehingga dua derivatif
parsial dapat dievaluasi. Untuk menetapkan parsial dalam kaitannya dengan P, catat
bahwa fungsi tersebut dapat ditulis ulang sebagai :
Q 3.200 50 P 39 A (0.25 A) P 0.1A 2
2.12a
2.12b
(1)
Q
39 0,25P 0,2 A 0
A
(2)
0,25A = 50 A =
50
= 200 substitusikan
0,25
39 + 0,25P 40 = 0 0,25P = 1 P =
1
=4
0,25
2Q
0
P 2
maksimum
2
Q
0,2 0
2
A
Q maksimum = 3200 50(4) + 39(200) + 0,25(4) (200) 0,1 (200)2 = 7000