Presentation Eyd
Presentation Eyd
TANDA BACA
Merupakan
pengganti intonasi,
nada, dan tekanan yang muncul
dalam ragam lisan
Dapat membantu pembaca untuk
dapat memahami jalan pikiran
penulisnya
Penyusun Rustanto Sudin,
S.S.
A. PEMENGGALAN KATA
1.
2.
B. NAMA DIRI
Nama
PENULISAN HURUF
A. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama
kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Selamat pagi.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya,
"Kapan kita pulang?"
Bapak menasihati, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin dia terlambat," katanya.
5.
10
11
12
10. Huruf
13
11.
14
13.
15
16
3.
17
PENULISAN KATA
A.
Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis
sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kami percaya bahwa kamu anak yang
pandai.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
Penyusun Rustanto Sudin,
S.S.
18
B.
Kata Turunan
19
20
C.
Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak
centang-perenang porak-poranda
gerak-gerik sayur-mayur
21
D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,
termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar
model linear kambing hitam
orang tua
sepak bola
persegi panjang
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk
menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
ibu-bapak kami
buku sejarah-baru
watt-jam
3. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata
ditulis serangkai.
Misalnya:
daripada
silaturahmi
halalbihalal syahbandar
hulubalang
wasalam
olahraga
sukarela
Penyusun Rustanto Sudin,
S.S.
22
E.
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
F. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap
sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Adiknya pergi ke luar negeri.
Mereka ada di rumah.
Perhatikan penulisan berikut:
Ia keluar sebentar.
Kemarikan buku itu!
Penyusun Rustanto Sudin,
S.S.
23
G.
H. Partikel
24
2.
3. Partikel per yang berarti 'mulai', demi, dan tiap ditulis terpisah
dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya:
Harga kain itu Rp2.000,00 per helai.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
25
I.
26
tiga perempat
1 % satu persen
27
28
29
30
31
32
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu tanda titik.
Misalnya:
a.n. (atas nama) d.a. (dengan alamat)
5. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
III. Departemen Dalam Negeri
A.Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa.
B.Direktorat Jenderal Agraria.
Penyisipan Naskah:
1.Patokan Umum
1.1
Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 GambarTangan
1.2.2
Tabel
1.2.3
Grafik
33
34
35
36
B.
37
38
39
40
41
42
C.
43
D.
(:)
44
45
E.
46
47
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) sedengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital, (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan
-an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan
imbuhan atau kata.
Misalnya:
se-Indonesia
se-Jabotabek
HUT ke-28 tahun 50-an
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur
bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-charter
pen-tackle-an
Penyusun Rustanto Sudin,
S.S.
48
J.
Tanda Kurung ( )
49
50
K.
51
L.
52
53
54
M.
55
N.
56
O.
57
58