Anda di halaman 1dari 3

Ramayana berasal dari kata rama yang berarti menyenangkan,menarik,anggun, cantik,

bahagia dan yana berarti pemgembaraan. Cerita inti ramayana diperkirakan ditulis oleh
walmiki dari india sekitar tahun 400 SM yang kisahnya dimulai antara 500 SM sampai tahun
200, dan dikembangkan oleh berbagai penulis. Kisah ramayana ini menjadi kitab suci bagi
agama wisnu, yang tokoh tokohnya menjadi teladan dalam hidup seperti kebenaraan,
keadilan, kepahlawanan,persahabatan dan percintaan.
Tokoh rama adalah pahlawan negeri india daratan, yang kemudian berhasil
menghimpun kekuatan rakyat yang dilukiskan sebagai pasukan kera pimpinan prabu sugriwa.
Sedang tanah yang direbut penguasa alengka dilukiskan sebagai dewi sinta (dalam bahasa
sanskerta berarti tanah ).
Dalam penjajahan oleh negeri lain, umumnya segala peraturan negara dan budaya
suatu bangsa akan mudah berganti dan berubah tatanan, yang digambarkan berupa kesucian
sinta yang diragukan. Maka setelah sinta dibebaskan, ia lantas mesti melakukan pati obong,
artinya keadaan negeri india mulai dibenahi, dengan merubah peraturan dan melenyapkan
kebudayaan dari bekas penjajah yang pernah berkembang di india.
Secara singkat, kisah ramayana diawali dengan adanya seseorang pria bernama Rama,
putra mahkota prabu dasarata di kosala dengan ibukota ayodya. Tiga saudara tirinya bernama
barata, laksmana dan satrugna. Rama lahir dari istri pertama dasarata bernama kosalya, barata
dari isteri kedua bernama kekayi serta laksmana dan satrugna dari isterinya ketiga bernama
sumitra. Mereka pun hidup rukun di istana.
Sejak remaja,rama dan laksmana berguru kepada wismamitra sehingga menjadi
pemuda tangguh. Rama kemudian mengikuti sayembara di matila ibukota negara wideha.
Berkat keberhasilannya menarik busur pusaka milik prabu janaka, ia dihadiahi putri
sulungnya bernama sinta, sedangkan laksmana dinikahkan dengan urmila, adik sinta.
Setelah dasarata tua,rama yang direncanakan untuk menggantikannya menjadi raja,
gagal setelah kekayi mengingatkan janji dasarata bahwa yang berhak atas tahta adalah barata
dan rama harus dibuang selama 15 ( lima belas ) tahun. Atas dasar janji itulah dengan lapang
dada rama pergi menggembara ke hutan dandaka, meskipun dihalangi oleh ibu maupun
barata. Kepergiannya itu diikuti oleh sinta dan laksmana.

Kepergian rama membuat dasarata sedih dan akhirnya meninggal. Untuk mengisi
kekosongan singgasana para petinggi kerajaan sepakat mengakat barata sebagai raja. Tapi ia
menolak karena menggangap bahwa tahta itu milik rama.
Untuk itu barata disertai parajurit, menjemput rama di hutan. Saat bertemu kakaknya,
barata menangis sambil menuturkan perihal kematian dasarata dan menyesalkan kehendak
ibunya, untuk itu ia dan para prajurit meminta agar rama kembali ke ayodya dan naik tahta.
Namun, rama menolak serta tetap melaksanakan mandat ayahandanya dan tidak
menyalahkan ibu tiri, kekayi. Malah , rama membujuk barata agar bersedia naik tahta.
Setelah menerima wejangan dari rama, barata kembali ke kerajaan dan berjanji akan
menjalankan pemerintahan sebagai wakil kakaknya.
Banyak sekali cobaan yang dihadapi rama dan laksmana dalam pengembaraan di
hutan. Mereka harus menghadapi raksasa yang meresahkan masyarakat sekitar hutan
dandaka. Musuh yang menjengkelkan adalah surpanaka, raksesi ( raksasa wanita ) yang
menginginkan rama dan laksmana menjadi suaminya.
Akibatnya, hidung dan telinga surpanaka di babat hungga putus oleh lasmana. Dengan
menahan sakit dan malu, surpanaka mengadu kepada kakaknya, yaitu Rahwana yang menjadi
raja raksasa di alengka, sambil membujuk agar rahwana merebut sinta dari tangan rama.
Dengan bantuan Marica yang dapat mengubah diri menjadi kijang keemasan, sinta berhasil
diculik Rahwana dan dibawa ke Alengka.
Burung jatayu yang berusaha menghalangi, tewas oleh senjata rahwana. Sebelum
menghembuskan nafas terakhir, jatayu masih sempat mengabarkan nasib sinta kepada rama
dan laksmana yang sedang mencarinya. Dalam mencari sinta, Rama dan Laksmana berjumpa
kera yang bernama sugriwa dan hanoman.
Mereka mengikat persahabatan dalam suka dan duka. Dengan bantuan rama, sugriwa
dapat bertahta kembali di Kiskenda setelah berhasil mengalahkan subali yang kejam. Setelah
itu, Hanoman diperintahkan untuk membantu rama mencari sinta. Dengan pasukan kera yang
dipimpin Anggada, anak subali, mereka pergi mencari sinta.
Atas petunjuk sempati,kakak jatayu, mereka menuju ke pantai selatan. Untuk
mencapai alengka, hanuman meloncat dari puncak gunung mahendra. Setibanya di ibukota

alengka, hanoman berhasil menemui sinta dan mengabarkan bahwa rama akan segera
membebaskannya.
Sekembalinya dari alengka, hanoman melaporkan kepada rama. Strategi penyerbuan
pun segera disusun atas saran wibisana, adik rahwana yang membelot ke pasukan rama,
dibuatlah jembatan menuju alengka. Setelah jembatan jadi, berhamburanlah pasukan kera
menyerbu alengka. Akhirnya, rahwana dan pasukannya hancur. Wibisana kemudian
dinobatkan menjadi raja alengka,menggantikan kakaknya yang mati dalam peperangan.
Setelah berhasil membebaskan sinta, pergilah rama, sinta dan laksamana dan seluruh
pasukan ( termasuk pasukan kera ) ke ayodya. Setibanya di ibukota negara kosala itu, mereka
disambut dengan meriah oleh barata, satrugna, para ibu suri, para punggawa dan para prajurit,
serta seluruh rakyat kosala. Dengan disaksikan oleh mereka, rama kemudian dinobatkan
menjadi raja.
Pada akhir cerita, ada perbedaan mencolok antara versi ramayana jawa kuno. Untuk
versi diksiahkan, bahwa sinta amat menderita karena tidak segera diterima oleh rama karena
dianggap ternoda.
Setelah berhasil membersihkan diri dari kobaran api, sinta diterima. Dijelaskan oleh
rama bahwa penyucian itu harus dilakukan untuk menghilangkan prasangka buruk atas diri
isterinya dan meraka pun akhirnya bahagia.
Sedangkan di dalam versi prosa, menceritakan bagaimana rama terpengaruh oleh
rakyatnya yang menyangsikan kesucian sinta. Disini sinta yang sedang mengandung di usir
oleh rama dari istana. Kelak sinta melahirkan dua anak kembar yaitu kusha dan lawa.
Kemudian kisah ini diakhiri dengan ditelannya sinta oleh bumi.
Kisah ramayana mempunyai banyak versi dengan berbagai penyimpangan isi cerita,
termasuk di india sendiri.
Judul buku : Ensiklopedi wayang, pengarang Nanda M.H, Penerbit Absolut, Jln ibu ruswo no.
10 telp ( 0274 ) 372039 yogyakarta 55121. Tahun terbit: 2010.
Halaman 21 - 25

Anda mungkin juga menyukai