Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengungkapan meliputi informasi
yang menyangkut laporan keuangan beserta seluruh informasi lain menyangkut entitas
perusahaan. Standar dan praktik pengungkapan itu sendiri dipengaruhi oleh perkembangan
sistem akuntansi. Sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi,
tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya dapat
mempengaruhi standar dan praktik pengungkapan.
Adapun
konsep-konsep
dalam
pengungkapan
terdiri
dari
pengungkapan
cukup,
terhadap ketentuan Bapepam maka setiap Ikhtisar Data Keuangan Penting untuk setiap
emiten dikatagorikan dalam dua jenis ikhtisar yaitu terdiri dari:
a. Ikhtisar data keuangan yang menyajikan informasi keuangan dalam bentuk
perbandingan selama 5 (lima) tahun buku, dan sekurang-kurangnya memuat; data
penjualan atau pendapatan usaha, laba atau rugi kotor, laba atau rugi usaha, laba
atau rugi bersih, jumlah saham yang beredar, laba atau rugi bersih per saham,
proforma penjualan atau pendapatan usaha (jika ada), proforma laba atau rugi
bersih (jika ada), proforma laba atau rugi bersih per saham (jika ada), modal kerja
bersih, jumlah aktiva, jumlah investasi, jumlah kewajiban; jumlah ekuitas, rasiorasio finansial yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.
b. Informasi harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan, serta jumlah saham
yang diperdagangkan untuk setiap masa triwulan dalam tahun buku terakhir
Sedangkan pengungkapan sukarela yaitu penyampaian informasi yang diberikan secara
sukarela oleh perusahaan di luar pengungkapan wajib. Pengungkapan sukarela merupakan
pengungkapan informasi yang melebihi persyaratan minimum dari peraturan pasar modal
yang berlaku. Perusahaan memiliki keleluasaan dalam melakukan pengungkapan sukarela
dalam laporan tahunan sehingga menimbulkan adanya keragaman atau variasi luas
pengungkapan sukarela antar perusahaan.
Pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara meningkatkan kredibilitas pelaporan
keuangan perusahaan dan untuk membantu investor dalam memahami strategi bisnis
perusahaan (Healy, Palepu, 1993 dalam Sotomo, 2004). Dalam konteks pengungkapan
sukarela manajemen perusahaan bebas memilih untuk memberikan informasi akuntansi
lainnya yang dianggap relevan dalam mendukung pengambilan keputusan oleh pemakai
laporan tahunan (Meek, Gary K, Clare B. Robert dan Sidney J. Gray, 1995 dalam Sutomo,
2004).
Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi secara sukarela dipengaruhi
oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela
jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya. Manfaat utama yang diperoleh
perusahaan dari pengungkapan sukarela adalah biaya modal yang rendah (Elliot, Robert K.
dan Jacobson, Peter D, 1994 dalam Sutomo, 1994). Pengungkapan informasi oleh
perusahaan diharapkan akan membantu investor dan kreditor memahami risiko investasi.
Biaya pengungkapan informasi oleh perusahaan dapat digolongkan ke dalam biaya langsung
dan biaya tidak langsung. Biaya pengungkapan langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mengembangkan dan menyajikan informasi. Biaya-biaya tersebut meliputi
biaya pengumpulan, biaya pemrosesan, biaya pengauditan dan biaya penyebaran informasi.
Biaya pengungkapan tidak langsung adalah biaya-biaya yang timbul akibat diungkapkannya
atau tidak diungkapkannya informsi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya litigasi dan
proprietary cost (biaya competitive disadvantage dan biaya politik).
Biaya litigasi timbul karena pengungkapan informasi yang tidak mencukupi atau
pengungkapan informasi yang menyesatkan. Biaya politik terjadi bila praktik pengungkapan
perusahaan memicu regulasi oleh pemerintah. Kerugian persaingan dari pengungkapan
informasi terjadi bila informasi yang diungkapkan melemahkan daya saing perusahaan
karena informasi tersebut digunakan pesaing untuk memperkuat daya saing mereka.
Manajer menyediakan item-item pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan
perusahaan karena mereka mempersepsikan bahwa item-item tersebut penting untuk
diungkap. Dalam implementasianya terkadang terdapat beberapa kelompok user yang
masing-masing memiliki persepsi berbeda berkenaan dengan item-item pengungkapan
sukarela. Perbedaan persepsi ini di antara group user mungkin disebabkan oleh perbedaan
kebutuhan informasi untuk memenuhi tujuan spesifik mereka. Situasi ini akan memicu
muncul kajian yang bertujuan; (1) mengidentifikasi item-item pengungkapan sukarela yang
biasanya disajikan dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di bursa efek, (2)
menentukan item-item pengungkapan sukarela yang penting dari persepsi users dan
prepares (penyedia laporan keuangan), (3) menentukan tingkat konsensus antara users dan
prepares atas pengungkapan sukarela yang penting.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengungkapan wajib adalah
informasi data keuangan yang harus dipenuhi oleh emiten sesuai dengan peraturan pasar
modal yang berlaku, sedangkan pengungkapan sukarela merupakan informasi tambahan
bagi informasi pengungkapan wajib yang didasarkan pada analisa biaya dan manfaat dengan
tujuan memberikan penyajian yang wajar dan relevan bagi kebutuhan pemakai dalam
memahami strategi bisnis manajemen.
Pustaka:
Estes, Ralph (1976) Corporate Social Accounting. John Wiley & Son Inc.
Fitria, S., & Hartanti, D. (2010). Islam Dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan
Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiatives Indeks dan Islamic
Social Reporting Indeks. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.1-33.
Global Reporting Initiative. 2010. http://www.globalreporting.org/AboutGRI/. Tanggal
akses pada 20 Agustus, 2013, 21.00.
Haniffa, Ros. (2002). Social Reporting Disclosure: An Islam Perspective. Indonesian
Management & Accounting Research. Vol 1, No 2,
Harahap S, Sofyan (2002). Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo Persada. Edisi 5
Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE UGM.
Hidayati, Nuur Naila dan Sri Murni. 2009. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Earnings Response Coefficient Pada Perusahaan High
Profile. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1, April: 1-18.
Kartadjumena, Eriana. 2010. Pengaruh Voluntary Disclosure of Financial Information dan
CSR Disclosure Terhadap Earnings Response Coefficient (Survey pada
Perusahaan Manufaktur di BEI 2008-2009). Universitas Widyatama Bandung.
Lako, Andreas. 2010. Dekonstruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi,
Jakarta: Penerbit Erlangga.