FISIKA DASAR
Disusun Oleh :
Astrilia Damayanti, S.T., M.T.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan
ii
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
Bab 1
Pengukuran ................................................................................................................ 1.
Satuan .................................................................................................................... 1.
1.2
1.3
1.4
1.5
Bab 2
2.2
2.3
Percepatan .............................................................................................................. 6.
2.4
Bab 3
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Kecepatan Relatif................................................................................................... 9.
3.7
3.8
Bab 4
4.1
4.2
4.3
4.4
Bab 5
Kerja dan Energi Kinetika : Kerja yang dilakukan dengan Gaya Konstan ......... 15.
5.2
5.3
Kerja dan Energi untuk Sistem Partikel : Energi Potensial ................................. 16.
5.4
5.5
5.6
Bab 6
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Bab 7
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
Bab 8
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Bab 9
9.2
9.3
9.4
9.5
Bab 10
10.2
10.3
10.4
10.5
Bab 11
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Kapasitor (Jenis : plat sejajar dan silinder, rangkaian : seri dan paralel) dan
Dielektrik ............................................................................................................ 58.
Bab 12
A
12.2
12.3
12.4
12.5
vi
Bab 1
1.1
1.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3
Pengukuran
Materi Kuliah
1.3.1 Satuan
Pengukuran setiap besaran-besaran fisik, seperti panjang, waktu, gaya, energi, dan
suhu mencakup pembandingan besaran tersebut dengan beberapa nilai satuan besaran
tersebut. Sebagai contoh, untuk mengukur jarak antara dua titik, dilakukan dengan
membandingkan jarak itu dengan satuan jarak standar, misalnya meter.
Semua besaran fisik dinyatakan dalam beberapa satuan-satuan pokok. Sebagai contoh,
kelajuan dinyatakan dalam satuan panjang dan satuan waktu, misalnya meter per sekon atau
mil per jam. Untuk memudahkan dalam penggunaan sistem satuan, maka telah ditetapkan
satuan sistem internasional (International System of Units) disingkat satuan SI. Standar satuan
dalam SI untuk panjang adalah meter, untuk waktu adalah sekon, dan untuk massa adalah
kilogram. Meter standar didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang
hampa selama waktu 1/299.729.458 sekon. Sekon standar ialah frekuensi cahaya yang
dihasilkan oleh transisi tertentu dalam atom cesium sebesar 0.192.631.770 siklus. Kilogram
standar didefinisikan sebagai sebuah silinder platinum-silinder yang massanya 1 kilogram.
Satuan dasar merupakan dasar penyusunan satuan turunan. Satuan dasar SI berjumlah
7 macam, dan semuanya dinyatakan berdimensi tunggal. Tabel 1.1 memperlihatkan ketujuh
macam satuan dasar SI.
Tabel 1.1 Besaran pokok, satuan dan dimensi
Besaran pokok
Satuan
Singkatan
Dimensi
panjang
meter
m
[L]
massa
kilogram
kg
[M]
waktu
sekon
s
[T]
kuat arus listrik
ampere
A
[I]
suhu
kelvin
K
[]
jumlah zat
mol
mol
[N]
intensitas cahaya
kandela
cd
[J]
Awalan untuk kelipatan-kelipatan dengan pangkat dari 10 dalam satuan SI ditampilkan pada
Tabel 1.2.
Awalan
atto
femto
piko
nano
mikro
mili
senti
desi
deka
hekto
kilo
mega
giga
tera
peta
Eksa
Singkatan
a
f
p
n
m
c
d
da
h
k
M
G
T
P
E
Kelipatan
10-18
10-15
10-12
10-9
10-6
10-3
10-2
10-1
101
102
103
106
109
1012
1015
1018
Karena setiap besaran dapat dikalikan dengan 1 tanpa mengubah nilainya, maka 10 menit
dapat dikonversi menjadi nilai ekivalennya dalam sekon dengan mengalikannya dengan faktor
konversi
60 s
, sehingga diperoleh :
1 menit
10 menit = 10 menit x
60 s
= 600 s.
1 menit
Contoh 1.1
Berapakah 54 km/jam dinyatakan dalam m/s?
Penyelesaian :
Jika 1 km = 1000 m dan 1 jam = 3600 s, maka :
54
km
1 km 1000 m
m
1 jam
= 54 x
x
x
=15
jam
1 jam
s
1 km
3600 s
Contoh 1.2
Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut :
a. volum
b. kecepatan
c. gaya = ( massa x percepatan ); percepatan adalah hasil bagi kecepatan dan waktu.
Penyelesaian :
a. Volum adalah hasil kali panjang, lebar, dan tinggi yang ketiganya memiliki dimensi
panjang, yaitu [L]. Oleh karena itu, dimensi volum :
[volum] = [ panjang] . [lebar] . [tinggi]
= [L] . [L] . [L] = [L]3
b. Kecepatan adalah hasil bagi perpindahan ( dimensi = [L] ) dengan waktu ( dimensi =
[T-1] ). Sehingga dimensi kecepatan : [L][T]-1
c. Jika dimensi kecepatan = [L][T]-1 dan dimensi percepatan = [L][T]-2, maka dimensi
gaya = [M][L] [T]-2
disederhanakan dengan menggunakan notasi ilmiah. Dalam notasi ini, suatu bilangan ditulis
sebagai hasil kali suatu bilangan antara 1 dan 10 dengan pangkat dari bilangan 10, seperti 106
atau 10-3.
Contoh 1.3
Gunakan notasi ilmiah untuk menghitung (a) 150 x 10.000 dan (b) 6.000.000 / 0,0002
Penyelesaian :
(a) ( 1,50 x 102 ) ( 1,00 x 104 ) = 1,50 x 106
(b) ( 6,00 x 106 ) / ( 2,00 x 10 -4 ) = 3,00x 1010
signifikan; sedangkan 0,00103 mempunyai tiga angka signifikan (tiga angka nol yang pertama
bukan angka signifikan tetapi untuk menempatkan koma). Dalam notasi ilmiah, bilangan ini
dinyatakan sebagai 1,03 x 10 -3.
Aturan umum penentuan angka signifikan dari hasil operasi perhitungan :
(a) jumlah angka signifikan pada hasil perkalian atau pembagian tidaklah lebih besar
daripada jumlah terkecil angka signifikan dalam masing-masing bilangan yang terlibat
dalam perkalian atau pembagian.
(b) Hasil dari penjumlahan atau pengurangan dua bilangan tidak mempunyai angka
signifikan di luar tempat desimal terakhir di mana kedua bilangan asal mempunyai angka
signifikan.
Contoh 1.4
Hitunglah : (a) 1,231 + 0,1237 (b) 2,56 x 0,07
penyelesaian
menurut aturan umum, maka :
(a) 1,231 + 0,1237 = 1,35
(b) 2,56 x 0,07 = 0,200
SOAL SOAL
1.
Tuliskan yang berikut dengan menggunakan awalan-awalan yang ada pada Tabel 1.2.
Sebagai contoh 2.000 meter = 2 km. (a) 5.000.000 watt (b) 0,002 gram (c) 5 x 10
-6
Tuliskan yang berikut ini tanpa menggunakan awalan.(a) 0,34 kW; (b) 15 ms; (c) 10
MW; (d) 20 nC
3.
Hitunglah, ada berapa kilometer dalam 20 mil, jika diketahui faktor konversi 1 mil =
5280 kaki, 1 kaki = 12 inci, 1 inci = 2,54 cm, 1 meter = 100 cm, dan 1 km = 1000 meter.
4.
Nyatakan laju cahaya, 3 x 108 m/s, dalam (a) kaki/nanosekon, (b) milimeter/pikosekon
5.
6.
Jika s = At + Bt2 + Ct3 , dengan satuan s dalam meter dan t dalam sekon, tentukan
satuan-satuan dari A, B, dan C.
7.
Bulatkan bilangan berikut ini dengan angka signifikan sesuai aturan, dan nyatakan
dalam notasi ilmiah: (a) (200,9)(569,3); (b) (0,000000513)(62,3 x 107); (c) 28,401 +
(5,78 x 104); (d) 63,25/(4,17 x 10 -3 )
Bab 2
2.1
2.2
1.
2.
3.
4.
2.3
Materi Kuliah
2.3.1 Kelajuan, Perpindahan, dan Kecepatan
Kelajuan
Kelajuan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan jarak total yang ditempuh terhadap
waktu total yang dibutuhkan.
Kelajuan rata rata =
jarak total
waktu total
x x1
x
= 2
t
t 2 t1
x0
x0
dx = v dt
Contoh 1.1
Bola dijatuhkan dari keadaan diam dengan persamaan x = (2 cm/det2) t
+ 5 cm, dengan x
dalam cm dan t dalam detik. Hitunglah (a) perpindahan partikel saat t 1 = 2s dan t 2 = 5 s, (b)
kecepatan rata-rata , (c) kecepatan setiap saat pada waktu t = 2 s
Penyelesaian :
(a) Saat t 1 = 2s , maka x 1 = (2 cm/det2) (2 s)2 + 5 cm = 13 cm
Saat t 1 = 5s , maka x 1 = (2 cm/det2) (5 s)2 + 5 cm = 55 cm
5
Jadi, perpindahannya, x = x 2 x 1 = 55 cm - 13 cm = 42 cm
(b) v =
(c) v =
x x1
x
42 cm
= 2
=
= 14 cm / s -1
t
t 2 t1
3s
dx
= 2 (2 cm/det2) t. Saat t 1 = 2s, maka v = 2 (2 cm/det2)( 2 s ) = 8 cm s
dt
-1
2.3.3 Percepatan
v
Percepatan rata-rata , a =
t
Percepatan sesaat , v = lim v
t 0
Oleh karena v =
dx
, maka :
dt
rata rata
a=
= lim
t 0
v
dv
atau a =
t
dt
d dx
dt dt
a=
d2x
dt 2
= 28,6 m
SOAL SOAL
1. Sebuah partikel bergerak membentuk persamaan v = m + n t2 dengan m = 20 cm s-1 dan n = 4
cm s -3. (Hitunglah perubahan kecepatan dalam selang waktu antara t 1 = 2s dengan t 2 = 5 s, (b)
tentukanlah percepatan rata-rata , (c) tentukanlah percepatan sesaat pada saat t 1 = 2s.
2. Sebuah mobil dipercepat dari keadaan diam dengan percepatan konstan 8 m/s2. )a) Berapa
kecepatannya setelah 10 s? (b) Berapa jarak yang ditempuh dalam 10 s? Berapakah kecepatan
rata-ratanya untuk selang t = 0 sampai t = 10 s?
3. Sebuah mobil yang bergerak dengan kecepatan 40
Bab 3
3.1
3.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.3
Materi Kuliah
3.3.1 Vektor Perpindahan dan Penjumlahan Vektor
Besaran skalar adalah suatu besaran yang hanya ditentukan besarnya saja, misalnya
panjang, suhu, luas, volume, usaha atau energi, tekanan, muatan listrik, potensial listrik,
kapasitas, dan kuat arus listrik. Besaran vektor adalah besaran yang memiliki besar (nilai) dan
juga arah, misalnya kecepatan, gaya, impuls, momentum, momen, kuat medan listrik dan kuat
medan magnet. Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang arahnya sama
dengan arah vektor dan panjangnya sebanding dengan besar vektor itu.
C
-B
tan =
Ay
Ax
A=
Ay = A sin
Ay
Ax
Ax 2 + Ay 2
Ay j
Az k
Contoh 3.1
Diketahui dua vektor A = (4 m)i + (3 m)j dan vektor B = (4 m)i - (3 m)j. Hitunglah (a)
A, (b) B , (c) A + B, dan (d) A B
Penyelesaian :
Ax 2 + Ay 2 = 5 m ; (b) B = 3,61 m ; (c) A + B = (6 m)i ; (d) A B = (2 m)i + (6
(a) A =
m)j
Y
P1 pada t1
P2 pada t2
r1
r
t
t 0
r2
r
dr
=
t
dt
+ ( y2 - y1 )j , maka v =
dx
dy
i +
j
dt
dt
Contoh 3.2
Sebuah pesawat mempunyai koordinat awal (x 1 , y 1 ) = ( 50 m, 100 m). Dua menit kemudian,
pesawat itu mempunyai koordinat (x 2 , y2 )
x 2 x1
t
vy =
y 2 y1
t
=
v
80 - 50 m
2 menit
120 - 100 m
2 menit
( vx ) + ( v y )
tan =
vy
vx
= 15 m/menit
= 10 m/menit
18,1 m/menit
= 33,69o
8
t 0
dx
dy
Jika v =
i +
j
dt
dt
v
dv
=
t
dt
d 2x
d2y
a =
i +
j
dt 2
dt 2
Contoh 3.3
Sebuah mobil bergerak ke timur dengan kelajuan 40 km/j . Mobil ini mengelilingi kurva, dan
10 s kemudian mobil bergerak ke utara dengan kelajuan 40 km/j. Hitunglah percepatan ratarata mobil ini.
Penyelesaian :
v 1 = 40 km/j i
dan v 2 = 40 km/j j
v = v 2 - v 1 = 40 km/j j - 40 km/j i
v
= 4 km / j.s j - 4 km / j.s i
t
a =
(a )
(- 4
=
a
km/j.s j) +
2
(4
km/j.s i )
(a )
= 5,66 km/j.s
v
vy j
vx i
v0 y j
vx i
vy j
vx = v0x
vy = v0y - gt
vx i
vy j
v0 x i
R
v =
vx 2 + v y 2
R =
v0 2
sin 2
g
; tan =
vy
vx
Contoh 3.4
Sebuah bola dilemparkan ke udara dengan kecepatan awal 60
m/s
horizontal. Hitunglah waktu total bola berada di udara dan jarak horizontal yang ditempuhnya
dengan menggunakan pendekatan g = 10 m/s.
9
Penyelesaian :
v 0x = v 0 cos 0 = (60 m/s ) cos 40o = 46 m/s
v 0y = v 0 sin 0 = (60 m/s ) sin 40o = 39 m/s
y = v 0y t - g t2 = 0 t =
v y = v 0y - gt = 0 t 1 =
2v0 y
= 7,8 s
g
v0 y
g
= 3,9 s
2 r
v
Contoh 3.5
Sebuah bola yang terikat bergerak dalam lingkaran horizontal yang berjari-jari 2 m. Bola
membuat satu putaran dalam 4 s. Hitunglah percepatan bola.
Penyelesaian :
v =
2 ( 2 m )
2 r
=
= 3,14 m/s
4 s
T
v2
a =
= 4,93 m / s2
r
SOAL SOAL
1. Hitunglah : (a) ( 4i - 2j + 3k ) - ( 2i - 5j - 2k ) ; (b) (2i + 3j k)+ (i 2j + 3k)
2. Sebuah pesawat terbang bergerak dengan kecepatan konstan 400
km/j
dalam arah
horizontal pada ketinggian 4 km di atas sasaran. Pada sudut pandang , hitunglah barang
kiriman bantuan harus dilepaskan agar tiba pada sasaran.
3. Sebuah mobil mengelilingi sebuah kurva berjari-jari 32 m. Jika percepatan sentripetal
maksimum yang dapat diberikan oleh gesekan adalah 6 m/s2 , hitunglah kelajuan
maksimum mobil dalam kilometer per jam.
10
Bab 4
4.1
4.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
4.3
Materi Kuliah
4.3.1 Hukum 1 Newton : Hukum Kelembamam
Hukum Newton pertama menyatakan bahwa setiap benda akan tetap dalam keadaan
diam atau bergerak lurus dengan laju tetap bila dipaksa untuk mengubah keadaan tersebut
oleh gaya-gaya yang diberikan padanya. Hukum Newton pertama dikenal dengan hukum
kelembamam atau F = 0.
4.3.2 Gaya, Massa dan Hukum Kedua Newton
Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah
kecepatannya. Besar gaya adalah hasil kali massa benda dan percepatan.
Massa adalah benda yang diukur resistensinya terhadap percepatan. Massa adalah besaran
skalar. Hubungan massa dan percepatan adalah
m 2 a1
=
m1 a 2
Hukum kedua Newton menyatakan bahwa percepatan sebuah benda berbanding lurus
dengan gaya total yang bekerja padanya, dan berbanding terbalik dengan massanya. Hukum
kedua Newton dirumuskan secara matematis : F = ma
Contoh 4.1
Sebuah balok 5 kg diam pada saat t = 0 dikenai oleh gaya tunggal konstan horizontal F x yang
bekerja pada balok . Ketika t = 5 s balok berpindah 4 m. Hitunglah gaya F x .
Penyelesaian :
x = at2 a =
2 (4 m)
2x
=
= 1,60 m/s2
2
2
t
( 5s )
Jika sebuah benda bermassa m jatuh bebas dengan percepatan gravitasi g dan gaya
yang bekerja adalah gaya berat w, maka diperoleh :
W = mg
dengan nilai g = 9,81 N/kg = 9,81 m/s2
Satuan SI untuk massa adalah kilogram
4.3.3 Hukum Ketiga Newton
Hukum ketiga Newton menyatakan bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan.
Jika benda A memberikan gaya pada benda B, gaya yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan diberikan oleh benda B pada benda A. Hukum ketiga Newton kadang-kadang
dinamakan hukum aksi reaksi.
tembok
balok
tembok
Faksi
balok
Freaksi
lantai
Gambar 4.1 Gaya aksi reaksi pada sebuah balok terhadap tembok
GAYA GESEKAN
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul anatara dua permukaan ( misal benda dengan
lantai) yang saling bersinggungan. Arah gaya gesek selalu berlawanan pada arah gerak benda.
Gaya gesekan ada dua macam, yaitu statis, f s dan kinetik, f k .
Gaya gesekan statis bekerja pada benda dalam keadaan diam dan besarnya adalah :
f s = s . N, dengan s adalah koefisien gesekan statis, tidak bersatuan
sedangkan gaya gesekan kinetik bekerja pada benda yang sedang bergerak dan besarnya
adalah f k = k . N, dengan k adalah koefisien gesekan kinetik, tidak bersatuan
4.3.4 Beberapa Penerapan Hukum Gerak Newton
1)
Pada Lift
a) Lift dalam keadaan diam / bergerak dengan tetap
F = 0
N - W = 0 N=W
b) Lift dipercepat ke atas
N
F =ma
N - W = ma
c) Lift dipercepat ke bawah
F =ma
W - N= ma
12
2)
T1
T2
W2 > W1
T1
a
T2
W1
W2
T 1 - W 1 = m 1 .a
( m 1 bergerak ke atas)
a =
T 2 - W 2 = m 2 .( - a ) ( m 2 bergerak ke atas)
3)
W2 W1
m1 + m 2
T2
T1
T2
Fx = T1 cos - T2 cos = 0
T1
Fy = T1 sin - T2 sin - mg
= 0
W
W
4)
W
W cos
sin
Fx = W sin = m a x = 0
ay = 0
Fy = N - W cos = m a y = 0
a x = g sin
SOAL-SOAL
1. Sebuah benda m = 2 kg, mula-mula dalam keadaan diam pada lantai datar yang licin,
kemudian ditarik oleh gaya konstan
20
3.
4.
300
450
T1
T2
T
(b) T1 dan T2
m = 10 kg
5.
m1
m2
14
Bab 5
5.1
5.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
5.3
Materi Kuliah
5.3.1
Konstan
KERJA
Kerja didefinisikan sebagai hasil kali sebuah gaya pada suatu benda dengan
perpindahan titik di mana gaya itu bekerja. Jika gaya F dengan sudut dengan perpindahan
x, seperti pada Gambar 5.1, kerja yang dilakukan adalah :
F
F Cos
x
Gambar 5.1 Gaya konstan F bekerja pada sebuah partikel dengan sudut melalui jarak x, kerja
yang dilakukan pada partikel adalah F cos x = F x
Contoh 5.1
Sebuah benda beratnya 10 N, berada pada bidang datar licin dan pada benda bekerja gaya 40
N yang membentuk sudut 600C terhadap bidang horizontal menyebabkan benda berpindah
sejauh 10 m. Berapa besar usaha yang dilakukan gaya tersebut ?
Penyelesaian :
W = F cos . s = 40 cos 600 . 10
15
= 200 joule
Satuan kerja dan energi dalam SI adalah Joule (J), merupakan hasil kali newton dan meter.
1 J = 1 N.m = 107 erg (= dyne cm) = 0,738 ft.lb
5.3.2 Kerja yang dilakukan oleh Gaya yang Berubah-ubah
Untuk tiap selang, kerja yang dilakukan oleh gaya konstan
F(x)
x1
x2
x1
Contoh 5.2
Sebuah balok 4 kg di atas meja licin diikatkan pada pegas horizontal yang mengikuti hukum
Hooke yang mengerjakan gaya F = - kx., dengan x diukur dari posisi kesetimbangan balok
dengan konstanta gaya k = 400 N/m. Pegas ditekan ke x 1 = - 5 cm. Carilah kerja yang
dilakukan pegas pada balok jika balok bergerak dari x 1 = - 5 cm sampai ke posisi
kesetimbangan x 2 = 0
Penyelesaian:
F (x), N
40
W =
20
F ( x) dx
x1
1
2
= kx 2
-7
-5
-3
-1
x, cm
0
x1
kx dx
x1
= k x dx
x1
= 0,005 J
- 20
K = mv2 = 0,005 J
- 40
v =
2K
=
m
2 ( 0,500 J )
= 0,50 m / s
4 kg
16
konservatif pada sebuah partikel tak bergantung pada cara partikel berpindah dari satu titik ke
titik lain.
Dalam banyak hal, kerja yang dilakukan pada suatu sistem tidak menghasilkan perubahan
energi kinetik sistem, melainkan disimpan sebagai energi potensial. Untuk perpindahan yang
sangat kecil, definisi fungsi energi potensial adalah
dU = - F . ds
Jika fungsi energi potensial dihubungkan dengan gaya gravitasi, didapatkan :
U = U 0 + mgh
dengan U 0 adalah nilai energi potensial di h = 0.
Persamaan energi potensial pegas adalah
U = kx2
Contoh 5.3
Sebuah balok 8 lb ( = 35,6 N ) meluncur di atas bidang datar licin dengan laju 4 ft / s ( =
1,22 m/s ). Balok berhenti setelah ia menekan pegas yang menghadangya. Bila konstanta
gaya pegas adalah 0,25 lb/ft ( = 1,35 N/m), hitunglah jarak pegas tertekan oleh balok.
Diketahui g = 32 ft/s2
Penyelesaian:
Tenaga kinetik balok : K = m v2 = (w/g) v2
Kerja, W balok : W = kx2
Tenaga kinetik sama besar dengan kerja yang dilakukan sebelum balok berhenti :
kx2 = (w/g) v2 x =
w
v =
gk
8 lb
lb
ft
32 2 0,25
ft
s
x 4 ft
= 4 ft ( = 1,22 m)
L cos
h = L - L cos
mg
17
m x2 = mgh
h
h
= sin
s
h
Contoh 5.4
Sebuah kereta luncur bermassa 4 kg bergerak dengan kelajuan awal 2 m/s. Jika koefisien
gesekan antara kereta luncur dan salju adalah 0,14, berapa jauh kereta akan meluncur sebelum
berhenti?
Penyelesaian:
E awal = K = mv2 = (4 kg)(2 m/s)2 = 8 J
Perubahan energi mekanik sistem : E = E akhir - E awal = - 8 J
Besar gaya gesekan pada kereta luncur :
f = k F = k mg = (0,14)( 4 kg) ( 9,81 N/kg) = 5,49 N
Kerja yang dilakukan oleh gesekan : W = - f x = E - 5,49 x = -8 J x =1,5 m
5.3.6 Daya
Daya adalah kerja yang dilakukan gaya persatuan waktu atau kecepatan untuk
melakukan kerja.
Daya P = F . v
Satuan SI untuk daya, satu joule per sekon, dinamakan satu Watt (W)
kW.h = ( 103 W) x ( 3600 s ) = 3,6 x 106 W.s
Contoh 5.5
Sebuah
pesawat jet memberikan dorongan 3000 lb. hitunglah dayakuda yang diberikan
18
SOAL SOAL
1. Sebuah balok 3 kg digantungkan vertikal pada sebuah pegas dengan konstanta pegas 600
N/m. Hitung (a) pertambahan panjang pegas jika balok dalam keadaan setimbang. (b)
energi potensial yang tersimpan dalam sistem pegas-balok.
2. Sebuah balok 2 kg bergantung pada sebuah tali ringan yang lewat di atas pasak yang halus
dan dihubungkan dengan balok 4 kg yang diam di atas meja yang kasar. Koefisien
gesekan kinetik k = 0,2. balok 4 kg didorong menekan sebuah pegas, yang mempunyai
konstanta pegas 180 N/m sehingga tertekan sejauh 30 cm, kemudian lepas. Hitunglah
kelajuan balok ketika balok yang bermassa 2 kg telah jatuh sejauh 20 cm.
3. Sebuah gaya horizontal 30 N dikerjakan pada kotak 5 kg, yang semula diam di meja
horizontal yang kasar. Koefisien gesekan kinetik antara kotak dan meja adalah 0,35.
hitunglah kelajuan kotak setelah didorong sejauh 4 m.
4. Sebuah motor kecil digunakan untuk memberi daya pada sebuah lift yang menaikkan
beban bata yang beratnya 800 N sampai ketinggian 10 m dalam 20 s. Hitunglah daya
minimum yang harus disediakan motor tersebut.
19
Bab 6
6.1
6.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.3
Setelah menyelesaikan materi, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang konsep dari
momentum
memahami pengertian pusat massa baik sistem diskrit maupun sistem kontinu
memahami pengertian momentum partikel
memahami pengertian Hukum Kekekalan Momentum
menjelaskan dan memahami pengertian tumbukan baik dalam satu maupun dua dan tiga dimensi
memahami pengertian Impuls dan rata-rata waktu sebuah gaya
Materi Kuliah
cm
m2
x1
Xcm
x2
Jika titik asal berimpit pada salah satu partikel, misalkan m 1 (Gambar 6.2), maka x 2 adalah
jarak d antara partikel-partikel.
d
m1
m2
X
x1 = 0
Xcm
x2
Untuk partikel dengan massa yang sama, pusat massa di antara kedua partikel itu. Jika massa
tidak sama, pusat massa lebih dekat ke partikel dengan massa yang lebih besar (Gambar 6.3)
m1
cm
m2
X
x1
Xcm
x2
Gambar 6.3 Jika massa partikel tidak sama, pusat massa lebih dekat dengan partikel yang lebih besar.
Contoh 6.1
20
Sebuah massa 6 kg di titik asal dan massa 3 kg berada di x = 12 cm. Hitunglah X cm . (jawaban
: 4 cm)
m x
MX cm =
m y
MY cm =
m z
MZ cm =
i i
m r
MR cm =
i i
dengan R cm = X cm i + Y cm j + Z cm k
Contoh 6.2
Carilah pusat massa sistem yang terdiri dari tiga partikel : m 1 = 2 kg di titik asal, m 2 = 4
kg pada sumbu y di y = 3 m, dan m 3 = 6 kg pada sumbu x di x = 4 m.
Penyelesaian:
m x
MX cm =
dengan M = m 1 + m 2 + m 3 = 12 kg
m x
i
X cm =
( 2 kg )( 0 )
+ ( 4 kg )( 0 ) + ( 6 kg )( 4 m )
= 2m
12 kg
m y
i
Y cm =
( 2 kg )( 0 )
+ ( 4 kg )( 3 m ) + ( 6 kg )( 0 )
= 1m
12 kg
m v
i
m a
i i
21
m v
i
= MV cm
Gaya yang bekerja pada partikel sama dengan laju perubahan momentum linier partikel
terhadap waktu.
F =
dP
dT
Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa Jika tidak ada gaya luar yang bekerja
pada satu sistem, maka jumlah momentum sistem tersebut adalah konstan (tetap) atau
P =
m v
i
= MV cm = konstan
Contoh 6.3
Seorang pria bermassa 75 kg dan seorang anak laki-laki bermassa 40 kg berdiri di atas
permukaan es yang licin (gesekan diabaikan). Jika mereka saling mendorong dan si pria
bergerak menjauh dengan kelajuan 0,4 m/s relatif terhadap es, hitunglah jarak pisah mereka
setelah 5 detik.
Penyelesaian :
Momentum pria, P p = m p v p = (75 kg)(0,4 m/s) = 30 kg.m/s
Momentum anak laki-laki, P b = m b v b = (40 kg)v b
Momentum total sama dengan nol, maka P p + P b = 30 kg.m/s + (40 kg)v b = 0 , maka
diperoleh v b = - 0,75 m/s
Setelah 5 detik, pria tersebut bergerak sejauh 2 m sedangkan anak laki-laki bergerak sejauh () 3,75 m. Sehingga mereka berjarak pisah 5,75 m.
Gambar 6.4 memperlihatkan dua balok A dan B yang bermassa m A dan m B , dihubungkan
oleh sebuah pegas dan terletak di atas meja horizontal tanpa gesekan. Pegas diregangkan
dengan menarik kedua balok ke samping, kemudian dilepaskan.
vA
vB
A
vA
m
= - B
vB
mA
22
m A v A2
mA vA
mB
=
=
2
mB vB
mB vB
mA
Dari inti Uranium-238 yang mula-mula diam, dipancarkan sebuah partikel- (inti atom
KA
=
Contoh 6.4
KB
1
2
1
2
Helium) dengan laju 1,4 x 107 m/s dan tenaga kinetik 4,1 MeV. Tentukanlah laju recoil
(kepegasan) dari inti sisanya (Thorium-234).
Penyelesaian :
Momentum awal = momentum akhir
m
v Th = - v = - 2,4 x 105 m/s
m Th
6.3.4 Tumbukan dalam Satu Dimensi
Gambar 6.5 menunjukkan sebuah benda bermassa m 1 dan m 2 mempunyai kecepatan awal
masing-masing v 1i dan v 2i bergerak dengan kecepatan akhir benda setelah tumbukan adalah
v 1f dan v 2f . Kekekalan momentum menghasilkan :
m 1 v 1f + m 2 v 2f = m 1 v 1i + m 2 v 2i
v1i
v2i
m2
m1
Sebelum tumbukan
v1f
m2
v2f
m1
Setelah tumbukan
Tumbukan elastik terjadi ketika energi kinetik total kedua benda setelah tumbukan sama
seperti sebelumnya. Jika tidak ada perubahan energi potensial internal sistem, energi kinetik
akhir sama dengan energi kinetik awal :
m 1 v2 1f + m 2 v2 2f = m 1 v2 1i + m 2 v2 2i
Dua persamaan di atas bila digabungkan, maka akan diperoleh :
v 2f - v 1f
= v 1i - v 2i
atau dapat dikatakan bahwa kecepatan relatif sebelum tumbukan adalah sama dengan
kecepatan relatif setelah tumbukan.
Contoh 6.5
Sebuah balok 5 kg yang bergerak ke kanan dengan kelajuan 8 m/s mengalami tumbukan
elastik dengan balok 3 kg yang bergerak ke kanan dengan kelajuan 4 m/s. Hitunglah
kecepatan v 1f dan v 2f .
Penyelesaian :
(5 kg ) v 1f + ( 3 kg ) v 2f = (5 kg ) (8 m/s ) + ( 3 kg ) ( 4 m/s ) = 52 kg.m/s
kecepatan balok 2 relatif terhadap balok 1 sebelum tumbukan adalah
23
v 2i - v 1i
v 2f - v 1f
Bandul balistik ialah alat untuk mengukur kecepatan peluru. Gambar 6.6 menunjukkan sebuah
peluru bermassa m 1 dengan kelajuan awal v 1i yang menumbuk secara tak elastik pada sebuah
balok bermassa m 2 yang tergantung sebagai bandul.
m2
h
v1i
m2
m1
Setelah tumbukan, sistem balok-peluru naik sampai ketinggian h. Energi kinetik tepat setelah
tumbukan dihubungkan dengan energi kinetik awal adalah
Kf
m1
=
Ki
m1 + m 2
1
m1
2
m1 v1i
m
+
m
2
2
1
Setelah tumbukan, energi mekanik kekal, dan energi kinetik diubah menjadi energi potensial (
m 1 + m 2 ) gh, sehingga
m + m2
v1i = 1
m1
Contoh 6.6
2gh
Untuk bandul balistik, jika massa peluru adalah 12 gr dan kelajuan awal adalah 240 m/s dan
massa balok adalah 2 kg, hitunglah (a) energi kinetik peluru mula-mula, (b) energi kinetik
24
tepat setelah tumbukan, (c) ketinggian h yang dicapai sistem peluru-balok. [jawaban: (a) 345
J, (b) 2,06 J, (c) 10,4 cm}
P
m1 + m 2
Contoh 6.7
Sebuah mobil bermassa 1,6 x 103 kg bergerak ke timur dengan 80 km/j bertumbukkan di
persimpangan dengan sebuah truk bermassa 4000 kg yang bergerak ke utara dengan kelajuan
50 km/j. Mobil dan truk melekat menjadi satu. Hitunglah kecepatan rongsokan tepat setelah
tumbukan.
Penyelesaian :
Pm = (1,6 x 103 kg) (80 km/j) i = 128000 km/j i
Pt
35,7 km/j j
Pm
= m 1 v 1f cos 1 + m 2 v 2f cos 2
= m 1 v 1f sin 1 - m 2 v 2f sin 2
= m 1 v2 1f + m 2 v2 2f
v1f
m1
1
v1i
b
m1
m2
2
m2
v2f
25
Gambar 6.7 Tumbukan tak sentral antara dua benda. Jarak b adalah parameter tumbukan
Gambar 6.8 memperlihatkan jika v 1i dan v 1f adalah kecepatan awal dan akhir benda 1 dan v 2f
adalah kecepatan akhir benda 2, kekekalan momentum pada tumbukan elastik adalah
=
m v 1i
m v 1f + m v 2f
atau
v 1i
v 1f + v 2f
= m v2 1f + m v2 2f
atau v2 1i
= v2 1f + v2 2f
v1f
v1i
v2f
Sebelum tumbukan
Setelah tumbukan
Gambar 6.8 Tumbukan tak sentral antara dua bola bermassa sama jika salah satu bola mula-mula
diam.
Impuls, I =
dt = p
ti
dengan F adalah gaya dan p adalah perubahan momentum total selama selang waktu.
Rata-rata waktu sebuah gaya untuk selang t didefinisikan sebagai
1 f
I
F=
F dt =
t ti
t
Contoh 6.8
Sebuah bola bermassa 0,5 kg dilemparkan terhadap dinding bata. Pada saat membentur
dinding, bola itu bergerak horizontal ke kiri dengan kecepatan 40
horizontal ke kanan dengan kecepatan 30 m/s. Hitunglah impuls gaya yang dilakukan oleh
dinding terhadap bola itu.
Penyelesaian :
P i = (0,5 kg)( 40 m/s) = - 20 kg.m/s
P f = (0,5 kg)( 30 m/s) = + 15 kg.m/s
P = (+ 15 kg.m/s) - (- 20 kg.m/s) = 45 kg.m/s (positif berarti gaya mengarah ke kanan)
26
SOAL SOAL
1. Tentukanlah letak pusat massa sistem tiga partikel yang bermassa m 1 = 1,0 kg, m 2 =
2,0 kg dan m 3 = 3,0 kg, yang masing-masing terletak di titik sudut segitiga samasisi
dengan rusuk 1,0 m.
2. Sebuah peluru bermassa 0,02 kg bergerak secara horizontal dengan kelajuan 500 m/s dan
ternama dalam sebuah balok bermassa 0,4 kg yang mula-mula diam pada sebuah meja
yang licin. Hitunglah (a) kecepatan akhir peluru dan balok , (b) energi mekanik awal dan
akhir sistem peluru-balok.
3. Air 2 kg/s memancar dari selang dan membentur tembok dengan laju 25 m/s (percikan
balik diabaikan). Hitunglah gaya yang didesak air ke dinding.
4. Sebutir peluru bermassa 10 g mengenai dan menancap di dalam sebuah balok bermassa
990 g yang diam di atas permukaan horizontal tanpa gesekan dan terlekat pada sebuah
pegas ulir. Benturannya mengurangi panjang pegas 10 cm. Dimisalkan gaya 100.000 dyne
untuk memperpendek pegas sebesar 1 cm, Hitunglah (a) energi potensial maksimum
pegas, (b) kecepatan balok tepat setelah tumbukan, (c) kecepatan awal peluru.
5. Sebuah mobil bermassa 3000 kg yang bergerak dengan kelajuan 30 m/s bertabrakan adu
muka dengan sebuah mobil yang bermassa 2000 kg yang semula diam. Jika tumbukan tak
elastik sempurna, (a) hitunglah kelajuan kedua mobil setelah tumbukan, (b) hitunglah
rasio energi kinetik akhir terhadap energi kinetik awal.
6. Sebuah peluru bermassa 10 g mengenai sebuah bandul balistik bermassa 2 kg. Akibatnya,
pusat berat bandul naik setinggi 10 cm. Peluru tetap menancap di dalam bandul. Hitunglah
kecepatan peluru.
7. Sebuah molekul gas memiliki laju 400
bermassa sama dan mula-mula diam. Setelah tumbukan, partikel pertama membentuk
sudut 30o. Tentukan laju masing-masing molekul setelah tumbukan dan sudut yang
dibentuk oleh molekul sasaran yang terpental dengan arah molekul pertama.
8. Sebutir telur bermassa 40 g menggelinding dari sebuah meja yang tingginya 2 m dan
pecah di lantai. (a) Hitung impuls yang dikerjakan lantai pada telur. (b) dengan
mengasumsikan bahwa telur menempuh 4 cm (sekitar setengah diameter bagian yang
kecil dari telur pada umumnya) setelah pertama kali menyentuh lantai, perkirakan waktu
tumbukan gaya rata-rata yang dikerjakan lantai pada telur.
27
Bab 7
7.1
7.2
1.
2.
3.
4.
5.
7.3
Rotasi
Setelah menyelesaikan materi, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang rotasi baik secara
kinematika maupun secara dinamika
Materi Kuliah
d
dt
d 2
dt 2
Satuan percepatan sudut adalah radian per sekon per sekon (rad/s2)
Hubungan kecepatan tangensial partikel di cakram dengan kecepatan angular adalah
vit =
dsi ri d 2
=
dt
dt
= ri
vi 2
=
=
ri
( r
)
i
ri
= ri
Contoh 7.1
Sebuah titik pada tepi piringan hitam berada 15 cm dari sumbu rotasi. Hitunglah kecepatan
tangensial v t , percepatan tangensial a t , dan percepatan sentripetal a c titik tersebut jika
piringan hitam itu berputar dengan kecepatan angular konstan 3,49 rad/s. [jawaban : v t = 52,4
cm/s, a t = 0, a c = 183 cm/s2 ]
Rotasi dengan percepatan sudut konstan adalah
28
= 0 + t
Jika 0 = 0 maka = 0 t + t2
Jika sudut - 0 , dan jika kecepatan sudut awalnya 0 , maka
2 = 0 2 + 2 ( - 0 )
Contoh 7.2
Sebuah cakram berputar dengan kecepatan sudut konstan = 4 rad/s2 . Jika cakram mulai
dari keadaan diam, hitunglah putaran yang dibuatnya dalam 20 s.
Penyelesaian :
0 = 0 (cakram dari keadaan diam)
- 0 = 0 t + t2 = 0 + (4 rad/s2) (20 s)2 = 800 rad
Jumlah putaran adalah 800 rad
1 putaran
= 127,3 putaran
2 rad
mi
ri
Momen inersia I adalah sifat benda dan sumbu rotasi seperti massa m yang merupakan sifat
benda yang mengukur kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi, yang
besarnya ialah
I =
m r
i i
Contoh 7.3
29
Sebuah roda berjari-jari R, massa m 2 , dan momen kelembaman I terpasang pada sebuah poros
yang bertopang pada gandar yang tak bergerak, seperti pada Gambar 7.1. Bantalan roda
adalah licin, dan tali tidak selip di tepinyaa. Hitunglah tegangan tali dan percepatan benda.
Penyelesaian :
Dengan mengambil arah jarum jam positif, maka TR = I
Dengan mengambil arah ke bawah positif pada benda yang digantung, maka:
w 1 T = m 1 .a
Karena tali tidak selip, kelajuannya = kelajuan sebuah titik pada tepi roda, dan percepatannya
= percepatan tangensial titik pada tepi roda. Jadi, percepatannya adalah
a = R
Penyelesaian sekaligus persamaan-persamaan di atas menghasilkan :
T =
I
m1g
I + m1R 2
dan
a =
m1R 2
g
I + m1R 2
= 377 rad/s
1 menit 1 putaran 60 s
P = = 151 kW
7.3.4 Menghitung Momen Inersia
Untuk benda-benda kontinu digunakan persamaan :
I =
r2 dm
Contoh 7.5
Carilah momen inersia cincin bermassa M dan berjariR
Penyelesaian :
Dalam kasus ini, semua benda pada jarak r = R, sehingga momen inersianya adalah
30
I = r2 dm = R2 dm = MR2
L = mvr = m (r) r = I
v
r
Momentum sudut sebuah cakram dihitung dengan menjumlahkan momentum sudut dari
seluruh elemen massa m i , sehingga
L = I
Contoh 7.6
Sebuah partikel bermassa 2,5 kg bergerak dalam sebuah lingkaran berjari-jari 2 m dengan
kelajuan 4 m/s. hitunglah (a) momentum sudut partikel terhadap pusat lingkaran, (b)
momentum sudut relatif terhadap titik asal dari partikel yang sama yang bergerak dengan 4
m/s sepanjang garis y = 2 m.
Penyelesaian:
(a) L = mvr = (2,5 kg)( 4 m/s)( 2 m) = 20 kg.m2/s
I = mR2 = (2,5 kg)( 2 m)2 = 10 kg.m2, = v/r = (4 m/s) / ( 2 m) = 2 rad/s.
L = I = (10 kg.m2)( 2 rad/s) = 20 kg.m2/s
31
a cm = R ,
atau
vcm
R = vcm
Gambar
vcm
R = - vcm
(a) Translasi
tanpa rotasi
(b) Rotasi
tanpa translasi
7.4
memperlihatkan
benda
vcm
vcm
2 vcm
V = Vcm + R = 2 Vcm
(a) Translasi
dengan rotasi
Untuk titik P
V = Vcm - R = 0
C
R
mg
bidang miring
4
gh
3
Sebuah silinder menggelinding menuruni bidang miring dengan = 50o. Hitunglah nilai
koefisien gesekan statik minimum agar silinder menggelinding tanpa selip. ( jawaban : 0,49)
SOAL SOAL
1. Kecepatan sudut benda pada saat t = 0 ialah 6 rad/s, dan percepatan sudutnya
konstan dan sama dengan 4 rad/s2. Hitunglah (a) besar sudut saat t = 4 s, (b) kecepatan
sudut saat t = 4 s.
2. Sebuah tali dililitkan mengelilingi tepi cakram uiform yang diputar hingga berotasi
tanpa gesekan terhadap suatu sumbu tetap yang melalui pusatnya. Massa cakram
adalah 4 kg, dan jari-jarinya adalah 26 cm. Tali ditarik dengan gaya F yang besarnya
12 N. Jika cakram mula-mula diam, hitunglah kecepatan sudutnya setelah 10 s.
3. Sebuah cakram uniform yang bermassa 5 kg dan
R
mi
kerapatannya
uniform
terhadap
sumbunya
(Gambar 7.5)
5. Sebuah komedi putar berjari-jari 3 m dan bermomen inersia 600 kg.m2 berputar terhadap
suatu sumbu putar yang licin. Komedi putar itu melakukan satu putaran tiap 8 s. Seorang
anak yang massanya 27 kg yang semula berdiri di pusat berjalan keluar ka arah tepi.
Hitunglah kelajuan sudut baru komedi putar itu.
6. Sebuah bola dan sebuah silinder memiliki massa dan jejari yang sama. Mulai dari keadaan
diam, keduanya menggelinding turun pada bidang miring yang sama. Benda manakah
yang lebih dahulu tiba di dasar?
33
Bab 8
8.1
8.2
1.
2.
3.
4.
5.
8.3
Setelah menyelesaikan materi, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konsep mekanika zat padat
dan fluida
Materi Kuliah
8.3.1 Kerapatan
Kerapatan ( ) adalah rasio massa sebuah zat terhadap volumenya, dengan satuan SI adalah
kg / m3.
i.
m
V
Rasio kerapatan sebuah zat terhadap kerapatan air dinamakan berat jenis. Kerapatan berat
merupakan hasilkali kerapatan dengan percepatan gravitasi g didefinisikan sebagai rasio
berat sebuah benda terhadap volumenya.
g =
w
mg
=
V
V
Contoh 8.1
Sebuah bata timah hitam berukuran 8 kali 15 kali 25 cm. Berapakah beratnya?diketahui
kerapatan timah hitam = 11,3 x 103 kg/m3 , g = 9,81 N/kg dan 1 N = 0,2248 lb
Penyelesaian :
V bata timah = ( 8 cm )( 15 cm )( 25 cm) = 3000 cm3 = 3 x 10 -3 m3
m = V = (11,3 x 103 kg/m3 )( 3 x 10 -3 m3) = 33,9 kg
berat, w = mg = ( 33,9 kg )( 9,81 N/kg ) = 333 N = 75 lb
F
A
L
L
34
Rasio tegangan terhadap regangan dinamakan modulus Young, Y dengan satuan newton per
meter persegi (atau pound per inci persegi).
F
Y =
tegangan
regangan
= A
L
L
Contoh 8.2
Otot bisep seseorang mempunyai luas penampang maksimum 15 cm2 = 1,5 x 10 -3. hitunglah
tegangan otot ketika memberikan gaya 200 N.
Penyelesaian :
Tegangan =
200 N
F
=
= 1,33 x 10 5 N/m2
1,5 x 10-3 m 2
A
Fs
A
X
= tan
L
Modulus geser Ms atau modulus torsi adalah rasio tegangan geser terhadap regangan geser.
Ms =
Fs
tegangan
A
= =
regangan X
L
Fs
A
tan
P=
Prinsip Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada suatu cairan yang tertutup
diteruskan tanpa berkurang ke tiap titik dalam fluida dan ke dinding bejana.
Hukum Pascal dapat diterangkan berdasarkan cara kerja penekan hidrolik, seperti pada
Gambar 8-1.
35
F1
A2
F2
P2
besar.
Gambar 8.1 Asas Penekan Hidrolik
Hal ini terjadi karena tekanan pada masukan dan keluaran akan sama pada ketinggian yang
sama. Dengan demikian akan diperoleh :
1
P2
F1
A1
F2
A2
Contoh 8.3
Sebuah alat tekan hidrolik yang memiliki luas penampang penghisap besar A 2 = 200 cm2 dan
luas penampang penghisap kecil A 1 = 5 cm2 . Gaya sebesar 250 N dilakukan pada penghisap
kecil, hitunglah gaya yang dilakukan pada penghisap besar.
Penyelesaian:
Gaya yang harus diberikan = F 2 =
A2
F1
A1
( 200 cm ) 250 N
(
)
( 5 cm )
= 10000 N
Tekanan gauge (tekanan tolok) adalah perbedaan tekanan absolut dan tekanan atmosfer.
Berbagai satuan tekanan sebagai berikut :
1 atm
= 33,8 ftH 2 O
= 1 mmHg = 133,32 Pa
1 bar
= 100 kPa
Dalam cairan, seperti air, tekanan bertambah secara linier dengan kedalaman : P = P 0 + g
h. Dalam gas seperti udara, tekanan berkurang secara eksponensial dengan ketinggian.
Prinsip Archimedes menyatakan bahwa sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau
sebagian dalam suatu fluida diangkat ke atas oleh sebuah gaya yang sama dengan berat fluida
yang dipindahkan.
Menurut prinsip Archimedes, untuk mengukur kerapatan benda adalah
Berat jenis =
Berat benda yang tenggelam di dalam fluida terlihat lebih ringan daripada saat benda tersebut
di luar fluida. Hal ini terjadi karena ada gaya apung ke atas yang dikerjakan oleh fluida. Gaya
apung, B, terjadi karena tekanan dalam fluida naik sebanding dengan kedalaman. Dengan
demikian tekanan ke atas, F 2, pada permukaan bawah benda yang tenggelam lebih besar
daripada tekanan ke bawah, F 1 , pada bagian permukaan atas. Dengan demikian dapat
dirumuskan bahwa:
B = w = gV = F 2 - F 1
Contoh 8.4
Berat jenis emas adalah 15,7. Jika mahkota yang terbuat dari emas murni beratnya 7 N di
udara, hitunglah berat mahkota yang tenggelam di air.
Penyelesaian:
Berat jenis =
Contoh 8.5
Sebuah bejana berisi air diletakkan di atas sebuah timbangan pegas, ternyata beratnya sama
dengan W. Sebutir batu, berat w, yang tergantung pada seutas tali diturunkan masuk ke dalam
air tadi tanpa menyinggung dinding dan dasar tangki. Hitung berat seluruhnya menurut jarum
timbangan.
Penyelesaian:
Asumsi : B = gaya apung.
T = gaya tegangan dalam tali.
S = gaya yang dikerjakan timbangan terhadap bejana
Karena F y = 0 maka besar gaya-gaya terhadap batu :
T + B = w
Syarat kesetimbangan gaya-gaya terhadap bejana berisi air dan batu:
T+S = w + W
Dari kedua persamaan di atas diperoleh S = W + B
37
T, oC
20
100
20
20
20
20
20
Contoh 8.6
Sebuah kawat yang panjangnya 18 cm ditarik dari permukaan air dengan panjangnya sejajar
permukaan. Hitunglah gaya tambahan di luar kawat yang dibutuhkan. Diketahui air = 0,073
N/m
Penyelesaian :
F = 2 L = ( 0,073 N/m ) x 2 x 0,18 m = 1,31 N
Gaya tarik-menarik antara sebuah molekul di dalam cairan dan molekul-molekul lain dalam
cairan dinamakan gaya kohesi. Gaya antara sebuah molekul cairan dengan bahan lain, seperti
dinding pipa yang tipis, dinamakan gaya adhesi. Naiknya zat cair di dalam pipa terbuka yang
penampangnya sangat kecil dinamakan efek kapiler. Bila suatu zat cair membasahi pipa itu,
sudut kontaknya kurang dari 90oC dan zat cair itu naik sampai tercapai
F
Gambar 8.2 Naiknya cairan dalam pipa kapiler. Gaya ke atas yang disebabkan tegangan permukaan
menopang berat kolom cairan
38
Contoh 8.7
Hitunglah ketinggian air yang akan naik dalam pipa yang berjari-jari 0,1 mm jika sudut
kontaknya nol. Diketahui air = 0,073 N/m dan g = 9,81 N/kg
Penyelesaian :
h =
0
2 ( 0,073 N/m ) cos 0
3
1000 kg/m ( 0,0001 m )( 9,81 N/kg )
= 0,149 m
Persamaan Bernoulli
P = g y + g v2 = konstan
dengan y adalah ketinggian dan v adalah kelajuan fluida. Persamaan ini berlaku untuk aliran
keadaan tunak, nonviskos tanpa turbulensi di mana energi mekanika kekal.
Hukum Toricelli menyatakan bahwa kelajuan air yang muncul dari lubang sama dengan
kelajuan yang diperoleh jika air itu jatuh bebas sejauh h.
Jika perubahan ketinggian diabaikan, kelajuan fluida akan bertambah dan tekanan akan turun.
Hasil ini dikenal sebagai efek Venturi.
Contoh 8.8
Air bergerak melalui sebuah pipa dengan 4 m /s pada tekanan 200 kPa. Pipa menyempit
menjadi separo diameternya mula-mula. Hitunglah kelajuan air.
Penyelesaian :
Karena luas pipa sebanding dengan kuadrat diameter, luas bagian pipa yang sempit adalah
seperempat luas semula. Maka dari persamaan kontinuitas IV = v A = konstan, kelajuan di
bagian yang sempit harus 4 kali kelajuan di bagian yang lebar atau 16 m/s
39
F/A
v
tegangan luncur
==
atau F = A
v/z
z
cepat perubahan tegangan luncur
8L
IV
r4
dengan R adalah resistansi aliran, L adalah panjang pipa dan r adalah jari-jari pipa.
Aliran fluida dapat digolongkan oleh bilangan tak berdimensi yang dinamakan bilangan
Reynolds N R , yang didefinisikan sebagai :
NR =
2r v
dengan v adalah kecepatan rata-rata fluida. Bilangan Reynolds untuk aliran laminer kurang
dari 200 dan turbulen bila lebih besar dari 3000.
Contoh 8.9
Hitunglah bilangan Reynold untuk darah yang mengalir pada 30 cm/s lewat pembuluh darah
berjari-jari 1,0 cm. Asumsi bahwa darah mempunyai viskositas 4 mPa.s dan kerapatan 1060
kg/m3.
Penyelesaian :
NR =
2r v
-3
) (0,3 m/s )
= 1590
Pa.s
40
SOAL SOAL
1. Sebuah botol 100 mL diisi air dengan kerapatan sebesar 1 gr/cm3 pada 4oC. Bila botol
dipanaskan sampai 75oC, 5 gram air tumpah. Hitunglah kerapatan air pada 75oC.
2. Sebuah kawat yang panjangnya 1,5 m mempunyai luas penampang 2,4 mm2. kawat ini
tergantung secara vertikal dan teregang 0,32 mm ketika balok 10 kg dikaitkan padanya.
Carilah (a) tegangan, (b) regangan, dan (c) modulus Young untuk balok.
3. Pengisap besar pada dongkrak hidrolik mempunyai jari-jari 20 cm. Hitunglah gaya ( lb)
yang harus diberikan pada pengisap kecil berjari-jari 5 cm untuk mengangkat sebuah
mobil yang massanya 1600 kg. Diketahui g = 9, 81 N/kg, 1 N = 0,2248 lb
4. Berapa bagian dari volume seluruhnya sebuah gunung es yang terbuka ke udara, jika
diketahui massa jenis es adalah i = 0,92 gr/cm3 dan massa jenis air laut adalah w =
1,03 gr/cm3.
5. Tegangan permukaan untuk air raksa adalah 0,465 N/m dan c = 1200. sebuah pipa
kapiler dari gelas berjari-jari 4 mm ditempatkan dalam mangkuk air raksa. Hitunglah
ketinggian air raksa dalam pipa relatif terhadap permukaan dalam mangkuk. Diketahui g =
9, 81 N/kg dan air raksa = 13,6 x 103 kg / m3
6. Air bergerak melalui sebuah pipa dengan 4 m /s pada tekanan 200 kPa. Pipa menyempit
menjadi separo diameternya mula-mula. Hitunglah tekanan air di bagian pipa yang lebih
sempit.
7. Bila darah mengalir dari pembuluh utama lewat pembuluh besar, pembuluh kapiler, dan
pembuluh halus di kanan atrium, tekanan (gauge) turun dari sekitar 100 torr menjadi nol.
Jika aliran volume adalah 0,8 L/s. Carilah resistansi total sistem aliran darah ini.
41
Bab 9
9.1
Osilasi
9.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.3
Materi Kuliah
1
T
1
T
dx
dx
dan a =
dt
dt
Hubungan frekuensi dan periode massa pada pegas terhadap konstanta pegas k dan massa m
adalah
1
f
T =
m
k
= 2
Contoh 9.1
Sebuah partikel memiliki simpangan x yang diberikan oleh
x = 0,3 cos ( 2t +
dengan x dalam meter dan t dalam sekon. (a) hitunglah frekuensi, periode, amplitudo,
frekuensi sudut, dan konstanta fase gerak., (b) di manakah partikel pada t = 1 s? (c) Carilah
kecepatan dan percepatan pada setiap saat, (d) carilah posisi dan kecepatan awal partikel.
Penyelesaian :
(a) f =
dx
dt
= - 0,3 cos ( 2t +
dx
d
=
- 0,6 sin ( 2t +
dt
dt
6
d ( 2t )
= - 0,6 sin ( 2t +
)
dt
6
)
) = - 1,2 cos ( 2t +
6
= - 0,300 m/s
x = A cos
43
Contoh 9.2
Proyeksi tegak lurus dari sebuah benda yang mengalami gerak harmonik sederhana horizontal
adalah A/2 dengan sudut 60o dan kecepatan sudutnya 8 rad/s. Hitunglah waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh sudut 60o jika persamaan geraknya adalah x = cos 8t
Penyelesaian :
x = A/2 = 1/6
Jadi 1/6 = cos 8t t = 0,13 detik
E total = kA
Contoh 9.3
Sebuah benda 3 kg yang dihubungkan pada sebuah pegas berosilasi dengan amplitudo 4 cm
dan periode 2 s. Hitunglah (a) energi total (b) kecepatan maksimum benda.
Penyelesaian :
(a) dari hubungan Energi total = kA2 dan periode T = 2
m
, diperoleh k = 29,6 N/m
k
T
m
s
mg sin
mg cos
T =
mg
= 2
L
g
44
Jika amplitudo osilasinya tidak kecil, gerak bandul bersifat periodik namun tidak harmonik
sederhana. Untuk amplitudo yang tidak harus kecil, periode diberikan oleh :
T = 2
L
g
1
1 3
2 1
4 1
1
sin
+
sin + ...
2
2
2
2
2 4
2
Contoh 9.4
Hitunglah periode bandul yang panjangnya 1,5 m jika g = 9,81 m / s2. (jawaban : 2,46 s )
BANDUL FISIS
Gambar 9.4 memperlihatkan bandul fisis pipih, dengan cm
disimpangkan dari kesetimbangan sebesar . Torka
terhadap poros karena gaya gravitasi bernilai MgD sin
dan cenderung mengurangi . Periode bandul fisis yang
berosilasi dengan amplitudo kecil adalah
T =
= 2
I
MgD
MgDT 2
Momen Inersianya adalah I =
4 2
Contoh 9.5
Berapakah periode untuk simpangan sudut kecil dari tongkat homogen dengan panjang L dan
momen inersia I = ML2 yang berporos putar pada satu ujung?
Penyelesaian:
T = 2
ML2
2L
= 2
1
3g
Mg ( 2 L )
1
3
BANDUL PUNTIR
Gambar 9.5 memperlihatkan bandul puntir. Untuk
puntiran kecil, besar torka adalah:
= -
T = 2
45
dv
dt
SOAL-SOAL
1. Sebuah benda 0,6 kg dihubungkan pada sebuah pegas dengan konstanta gaya k = 500
N/m. Carilah frekuensi dan periode gerak benda ketika benda menyimpang dari
kesetimbangan.
2. Sebuah benda bermassa 2 kg dihubungkan ke sebuah pegas berkonstanta gaa 40 N/m.
Benda itu bergerak dengan kelajuan 25 cm/s ketika berada pada posisi kesetimbangannya.
Hitunglah (a) energi total (b) amplitudo gerak.
3. Sebuah jam bandul sederhana dikalibrasi untuk menunjukkan waktu akurat pada
amplitudo sudut = 20o . Ketika amplitudo berkurang ke suatu titik dengan perubahan
yang sangat kecil, berapa banyak kelebihan waktu yang dihasilkan jam dalam satu hari?
4. Periode sebuah piringan yang berjari-jari 10,5 cm yang mengalami osilasi kecil terhadap
pasak di tepinya adalah 0,786 s. Tentukanlah harga g, percepatan gravitasi di tempat
tersebut jika persamaan periodenya adalah T = 2
1
3
r
g
46
Bab 10
5
(tF - 32oC)
9
tC =
9
TC + 32oC
5
Contoh 10.1
Hitung temperatur dalam skala Celsius dari 50OF
Penyelesaian:
tC =
5
5
(t F - 32oC) = (50 - 32oC) = 10oC
9
9
47
Skala temperatur yang tidak tergantung dari sifat-sifat suatu zat dinamakan kala temperatur
absolut atau skala Kelvin. Untuk pindah dari derajat Celsius ke Kelvin, dengan menambahkan
273.
T = tC + 273
10.3.2 Pemuaian Termal
ketika temperatur benda naik dan berubah sebesar T, benda biasanya memuai. Perubahan
panjang L sebanding dengan T dan panjang mula-mula L :
L = L T
dengan dinamakan koefisien muai linier, satuannya adalah 1/ oC atau 1/ K
Koefisien muai volum didefinisikan sebagai perubahan fraksional volum terhadap
perubahan temperatur (pada tekanan konstan):
=
1 dV
V dT
Satuan adalah 1 per darajat. Nilai rata-rata dan untuk berbagai zat diberikan pada Tabel
10-1
Tabel 10-1 Nilai-nilai Pendekatan Koefisien Muai Termal untuk barbagai Zat
Bahan
, K -1
Bahan
, K -1
Aluminium
Baja
Kuningan
Tembaga
Es
7,2 x 10 -5
11 x 10 -6
19 x 10 -6
17 x 10 -6
51 x 10 -6
Acetone
Udara
Alkohol
Air raksa
1,5 x 10 -3
3,67 x 10 -3
1,1 x 10 -3
0,18 x 10 -3
Untuk zat cair, pertambahan volum benda akibat kenaikan suhu sebesar :
V = V T
Untuk zat padat, yang dinamakan isotropik, maka perubahan persen panjang pada sebuah
perubahan temperatur yang diberikan adalah sama untuk semua garis di dalam zat padat
tersebut. Perubahan bagian luas A untuk setiap kenaikan temperatur sebesar satu derajat
sebuah benda padat isotropik adalah 2, yakni:
A = 2 A T
dan perubahan bagian volum V untuk setiap kenaikan temperatur sebesar satu derajat sebuah
benda padat isotropik adalah 3, yakni:
V = 3 V T
Contoh 10.2
Pada temperatur 25oC volum tabung kaca 100 cm3. Tabung diisi penuh air raksa.. Jika koefisien muai
panjang kaca = 3 x 10 6 / oC dan koefisien muai ruang air raksa 54 x 10 5 / oC, hitunglah volum air
raksa yang tumpah jika dipanaskan hingga temperatur 125oC.
48
Penyelesaian :
V
Untuk kaca :
= 3 V T
= 3 x 3 x 10 6 x 100 x 100
= 0,09 cm3
= V T
= 100 x 54 x 10 5 x 100
= 5,4 cm3
= Va - Vk
= 5,4 - 0,09 = 5,31 cm3
C = kapasitas panas zat, yang didefinisikan sebagai energi panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan temperatur suatu zat dengan satu derajat.
Panas jenis air adalah
c air
= 1 kal/g oC = 1 kkal/kg oC
= 1 kkal/kg K = 4,18 kJ / kg K
Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1oC
air murni yang massanya 1 gram.
= 4,18 joule
Tabel 10-2 Panas Jenis dan Kapasitas Panas Molar untuk Berbagai Padatan dan Cairan pada 20oC.
Zat
Aluminium
Bismuth
Tembaga
Emas
Es ( - 10 oC )
Raksa
Air
c, kJ/kg K
0,900
0,123
0,386
0,126
2,05
0,140
4,18
C m , J/mol K
24,3
25,7
24,5
25,6
36,9
28,3
75,2
Contoh 10.3
Hitunglah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 3 kg tembaga dengan 20oC?
Penyelesaian :
Dari Tabel 10-2, panas jenis tembaga adalah 0,386 kJ/kg.K. Maka
Q = m c T = ( 3 kg )( 0,386 kJ/kg.K )( 20 K ) = 23,2 kJ
Azas Black menyatakan bahwa jika dua zat yang berbeda temperatur dicampur hingga
tercapai kesetimbangan termal pada temperatur tertentu maka zat dengan temperatur lebih
tinggi akan melepaskan kalor dan diserap oleh zat dengan temperatur lebih rendah.
Kalor yang dilepas = kalor yang diserap/diterima
Q lepas / keluar
= Q terima / masuk
Contoh 10.4
Peluru timah dengan massa 450 g dipanaskan sampai 150oC dan diletakkan dalam kaleng aluminium
yang massanya 150 g dan berisi 350 g air yang mula-mula temperaturnya 16,5OC. Panas jenis kaleng
aluminium adalah 0,900 kJ/kg.K. Temperatur kesetimbangan akhir campuran adalah 20oC. Tentukan
panas jenis timah.
Penyelesaian :
Untuk air :
T
Q air
Untuk timah
T
Qt
lepas / keluar
Q terima / masuk
Q al + Q air
0,473 kJ + 5,121 kJ
0,096 kJ/kg K
( 58,5 kg K ) c t
ct
50
bu
em
ng
pe
as
im
bl
pa
su
ua
ng
na
pe
peleburan
Padat
Cair
pembekuan
Panas yang dibutuhkan untuk mencairkan zat bermassa m tanpa perubahan temperaturnya
disebut panas laten peleburan (L f , kal/gram , joule/kg)
Q = m Lf
Bila perubahan fasa adalah dari cairan menjadi gas, maka panas yang dibutuhkan disebut
panas laten penguapan (L v , kal/gram , joule/kg)
Q = m Lv
Tabel 10-3 Titik Cair (TC) Normal, Panas Laten Peleburan L f , Titik Didih (TD) Normal, dan Panas
Laten Penguapan L v untuk berbagai zat pada 1 atm
Zat
Alkohol, ethyl
Tembaga
Emas
Timah
Raksa
Nitrogen
Perak
Air
Seng
TC, K
159
1356
1336
600
234
63
1234
273,15
692
L f , kJ/kg
109
205
62,8
24,7
11,3
25,7
105
333,5
102
TD, K
351
2839
3081
2023
630
77,35
2436
373,15
1184
L v , kJ/kg
879
4726
1701
858
296
199
2323
2257
1768
Contoh 10.5
Jika 1 kg es pada 20oC dipanaskan pada tekanan 1 atm sampai semua es berubah menjadi uap, berapa
panas yang dibutuhkan?
Penyelesaian :
Asumsi : kapasitas panas es adalah konstan dan sama dengan 2,05 kJ/kg.K (Tabel 10.3)
Diketahui :
51
T, oC
100
menguap
80
60
mencair
40
20
Q = Q 1 + Q 2 + Q 3 + Q 4 = 3,05 MJ
Q4
Q3
Q2
0
4
20
12
28
36
- 20
44
52
Waktu, menit
Q1
T
x
J/detik.m.oC
4,19 x 10 -2
2,6 x 10 -2
9,2 x 10 -2
8,3 x 10 -2
9,9 x 10 -2
1,1 x 10 -2
20 x 10 1
11 x 10 1
39 x 10 1
35
41 x 10 1
46
5,7 x 10 -6
3,3 x 10 -5
5,6 x 10 -6
2,4 x 10 -2
1,4 x 10 -1
2,3 x 10 -2
Logam
Aluminium
Kuningan
Tembaga
Timbal
Perak
Baja
Gas
Udara
Hidrogen
Oksigen
Lain-lain
Asbestos
Beton
Gelas
Kayu
2
2
2
2
x 10 -5
x 10 -4
x 10 -4
x 10 -5
8 x 10 -2
8 x 10 -1
8 x 10 -1
8 x 10 -2
52
Contoh 10.6
Satu batang tembaga panjangnya 150 cm dan luas penampangnya 30 cm2 ujung yang satu
menempel pada air es yang bersuhu 0oC dan ujung yang lain menempel pada air panas yang
sedang mendidih 100oC. Bila koefisien konduksi termal baja = 0,9 kal/detik cmoC, hitung
panas yang merambat pada baja selama 10 detik.
Penyelesaian:
0,9 kal/detik cm o C x 30 cm 2 x 100 o C
T
H = kA
=
x
150 cm
H =
= 18 kal / detik
Q
Q = H x t
t
= 18 x 10 = 180 kal
Konveksi adalah panas dipindahkan langsung lewat perpindahan massa. Tungku udara panas
dan sistem pemanasan air panas adalah dua contohnya. Jika bahan yang dipanaskan dipaksa
bergerak dengan alat peniup atau pompa, prosesnya disebut konveksi yang dipaksa; kalau
bahan tersebut mengalir akibat perbedaan rapat massa, prosesnya disebut konveksi alam atau
bebas.
Besar panas yang mengalir tiap satuan waktu pada konveksi adalah
= h A T
Q
= h A T
t
dengan h adalah koefisien konveksi termal, kal/s cm oC = joule/s m K dan A adalah luas
permukaan.
Contoh 10.7
Temperatur sebuah dinding rata dibuat konstan 100oC dan udara pada kedua belah mukanya
bertekanan sama dengan tekanan atmosfir, dan bertemperatur 20oC. Hitunglah panas yang
hilang karena konveksi alam dari 1 m2 dinding (kedua belahnya) dalam 1 jam jika dinding itu
vertikal. Diketahui koefisien konveksi untuk plat vertikal = 0,424 x 10 4 ( T ) kal / detik
cmoC
Penyelesaian :
T1 = 100oC
T2 = 20oC
T2 = 20oC
Radiasi adalah energi yang dipancarkan dan diserap oleh benda-benda dalam bentuk radiasi
elektromagnetik, seperti pancaran sinar matahari, gelombang radio, dan sinar-x.
53
Laju radiasi energi termis suatu benda sebanding dengan luas benda dan dengan pangkat
empat temperatur absolutnya, dinamakan Hukum Stefan-Boltzmann :
P = e A T4
dengan P adalah daya yang diradiasikan dalam watt, A adalah luas, e adalah emisivitas benda
0 e 1, dan adalah konstanta Stefan = 5,6703 x 10 -8 W/m2. K4.
Daya neto yang diradiasi oleh sebuah benda pada temperatur T di dalam lingkungan dengan
temperatur T 0 adalah
P neto = e A ( T4 - T 0 4 )
Contoh 10-8
Sebuah bola tembaga luasnya 20 cm2 dipanaskan hingga berpijar pada suhu 127oC. Jika
emisivitas-nya 0,4 dan = 5,67 x 10 -8 W/m2. K4. hitunglah energi radiasinya.
Penyelesaian :
P = e A T4
= 0,4 (5,67 x 10 -8 W/m2. K4) (400 K)4
= 580,608 watt / m2
SOAL SOAL
1. Sebuah botol dari gelas yang volumnya 200 cm3 diisi tepat penuh dengan raksa pada 20oC.
Berapa banyak raksa akan melimpah jika temperatur sistem itu naik menjadi 100oC? Koefisien
muai volum bahan gelas 1,2 x 10 - 5 / oC
2. Sebuah balok aluminium 2 kg mula-mula temperaturnya 10oC. Jika 36
kJ energi panas
54
Bab 11
kq1q2
r2
F =
1
4 0
Jika kedua muatan mempunyai tanda yang sama, gaya bersifat tolak-menolak. Jika kedua
muatan mempunyai tanda yang berlawanan, gayanya tarik-menarik.
Contoh 11.1
Muatan q1 = +25 nC berada pada titik asal, muatan
y, m
3
q0 = +20 nC
+
1
q1 = +25 nC
q0.
3
x, m
q2 = -15 nC
Penyelesaian :
F 20 =
kq2 q0
r20 = (-6,74 x 10-7 N ) j
2
r20
55
kq1q0
r10 = (5,62 x 10-7 N ) r10
r102
F 10 =
Fx = 3,97 x 10-7 N
5, 62 x 107 N
=
2
F 10 x = F 10 y
+
-7
= 3,97 x 10
N
F net
Fy = - 2,77 x 10-7 N
Fx2 + Fy2 =
Tan =
Fy
Fx
( 3,97 x 10
N ) + ( 2, 77 x 107 N )
2
= 4,84 x 10-7 N
= - 0,698 = - 34,9o
F
q0
Contoh 11.2
Berapakah besarnya sebuah medan listrik E supaya sebuah elektron yang ditempatkan di
dalam medan tersebut akan mengalami sebuah gaya lsitrik yang sama dengan beratnya.
Penyelesaian :
E =
mg
F
=
=
e
q0
kg ) 9,8 2
s
( 9,1 x 10
31
dA = 4kQ dalam
56
Beberapa perhitungan medan listrik dengan menggunakan Hukum Gauss adalah sebagai berikut:
1
4 0
q
r2
= 2k dengan
2 0
1
= 2k
2 0 r
r
Contoh 11.3
Muatan positif di dalam atom didistribusikan secara uniform di seluruh bola yang jari-jarinya
kira-kira 1,0 x 10-10 m. Hitunglah medan listrik pada permukaan sebuah atom emas (Z = 79)
dengan mengabaikan efek elektron.
Penyelesaian :
E =
1
4 0
q
=
r2
( 9, 0 x 10
N .m 2 / C 2 ) ( 79 ) (1, 6 x 1019 C )
(1, 0 x 10
10
m)
dU
= - E . d
q0
Untuk perpindahan berhingga dari titik a ke titik b disebut potensual listrik, yang besarnya adalah V
b
dU
= E d
= Vb Va =
q0
a
Satuan SI untuk potensial dan beda potensial adalah joule per Coulomb = volt (V)
Dalam hubungan satuan ini, satuan untuk medan listrik dinyatakan : 1 N/C = 1 V/m
Satuan energi pada fisika atom dan nuklir adalah elektronvolt (eV), di mana energi potensial partikel
muatan e di suatu titik potensialnya 1 volt.
1 eV = 1,6 x 10-19 J
Potensial yang ditimbulkan oleh muatan listrik adalah
V =
1
4 0
q
r
1
4 0
qn
r
n
dengan q n adalah nilai muatan ke n dan r n adalah jarak muatan dari titik yang ditinjau.
57
Contoh 11.4
Medan listrik menunjuk pada arah x positif dan mempunyai besar konstan 10 N/C = 10
V/m. Tentukan potensial sebagai fungsi x, anggap bahwa V = 0 pada x = 0
Penyelesaian :
dV = - E . d = - (10 V/m) i . (dx i + dy j + dz k)
= - (10 V/m) dx
x2
V (X2) V (X1) =
dV =
x1
(10 V m ) dx
x2
= - (10 V/m) (x 2 x 1 )
x1
Contoh 11.5
Jika k = 8,99 x 109 N . m2/C2 , hitunglah potensial listrik pada jarak r = 0,529 x 10-10 m dari
proton (q = 1,6 x 10-19 C) ?
Penyelesaian :
V =
q
= 27,2 J/C = 27,2 V
r
11.3.6 Kapasitor (Jenis : plat sejajar dan silinder, rangkaian : seri dan paralel)
dan Dielektrik
Kapasitor adalah piranti yang berguna untuk menyimpan muatan dan energi, terdiri dari dua
konduktor yang berdekatan tetapi terisolasi satu sama lain dan membawa muatan yang sama
besar dan berlawanan. Fungsi kapasitor antara lain memberikan cahaya kilat pada kamera.
KAPASITOR PLAT SEJAJAR
Kapasitansi C adalah rasio besar muatan tiap keping Q terhadap perbedaan potensial antara
keping V
C=
Q
V
A
Q
= 0
V
s
Penyelesaian :
A=
Cs
(1, 0 x 10
8,9 x 10
12
m ) (1, 0 F )
2
C / N .m
= 1,1 x 108 m2
KAPASITOR SILINDER
Kapasitor silinder terdiri dari suatu konduktor silinder kecil dengan jari-jari a dan suatu
lapisan konduktor berbentuk silinder konsentrik dengan jari-jari b yang lebih besar dari a.
Kabel koaksial, seperti yang digunakan pada televisi dikategorikan sebagai kapasitor silinder.
C=
2 0 L
ln ( b / a )
Q
=
V
DIELEKTRIK
Suatu material nonkonduktor, seperti kaca, kertas, atau kayu, disebut dielektrik. Ketika ruang
di antara dua konduktor pada suatu kapasitor diisi dengan dielektrik, kapasitansi naik
sebanding dengan faktor disebut dengan konstanta dielektrik.
Medan listrik E dalam dielektrik adalah
E=
E0
Untuk kapasitor keping sejajar dengan jarak pemisah s, perbedaan potensial antara keping
adalah
V = Es =
E0 s
V0
Q
Q
Q
=
=
V
V0
V0
= C0
0 A
s
A
s
Contoh 11.7
Suatu kapasitor keping sejajar berbentuk bujursangkar dengan sisi 10 cm dan jarak pemisah 1
mm terisi dengan dielektrik yang memiliki konstanta = 2. (a) Tentukan kapasitansi yang
baru. (b) Tentukan muatan pada kapasitor yang diisi dengan dielektrik jika kapasitor tersebut
dihubungkan dengan baterai 12V. [jawaban:(a) 177 pF ,(b) 2,12 nC]
59
KAPASITOR SERI
KAPASITOR PARALEL
a
Va
Vc
Vb
C1
b
C1
C2
C2
C3
1
=
Ceq
C eq =
1
1
+
C1
C2
C eq = C 1 + C 2 + C 3
Q
V
V =
Q
Q
+
C1
C2
Contoh 11.8
Dua kapasitor memiliki kapasitansi 20 F dan 30 F. Hitunglah kapasitansi ekivalennya
apabila kedua kapasitor ini terhubung (a) paralel, (b) seri. [jawaban: (a) 50 F (b) 12 F]
SOAL SOAL
y, m
q0 = +20 nC
+
1
q1 = +25 nC
x, m
q2 = -10 nC
+1,0 x 10 , q2 = -2,0 x 10
-8
q2
C, q3 = + 3,0 x
q5
q4
5. Suatu kapasitor keping sejajar berbentuk bujursangkar dengan sisi 12 cm dan jarak
pemisah 2 mm. (a) hitung kapasitansinya (b) jika kapasitor ini dimuati sampai 14 V,
60
berapa banyak muatan yang dipindahkan dari satu keping ke yang lain? Diketahui 0 =
8,85 pF/m
6. Suatu kabel koaksial terdiri dari kabel berjari-jari 0,5 mm dan lapisan konduktor terluar
dengan jari-jari 1,5 mm. Tentukan kapasitansi per satuan panjang. Diketahui : 0 = 8,85
pF/m .
7. Suatu kapasitor keping sejajar berbentuk bujursangkar dengan sisi 10 cm dan jarak
pemisah 1 mm dimuati sampai 12 V tanpa dielektrik lalu dilepaskan dari baterai.
Kemudian dielektrik dengan konstanta = 2 dimasukkan. Tentukan harga-harga yang
baru (a) Muatan (b) tegangan V, dan (c) kapasitansi C.
8. Kapasitor 2 F dan 4 F terhubung seri di sebarang baterai 18 V. Hitunglah muatan pada
kapasitor ini dan beda potensial di sebarang masing-masingnya.
61
Bab 12
Setelah menyelesaikan materi, mahasiswa diharapkan mampu konsep arus listrik, hambatan
dan rangkaian listrik
I=
Q
t
Contoh 12.1
Hitunglah kecepatan drift (alir) elektron pada suatu kawat tembaga (14 gauge) berjari-jari
0,815 mm yang dialiri arus 1 A. Diketahui untuk tembaga; = 8,93 g/cm3 dan M = 63,5
g/mol serta N A = 6,02 x 2023 atom/mol.
Penyelesaian :
Asumsi: terdapat 1 elektron bebas per atom tembaga, densitas elektron bebasnya sama dengan densitas
ataom n a , yang dihubungkan terhadap rapat massa , bilangan Avogadro N A , dan massa molar M
dengan
na =
NA
M
(8,93 g
densitas elektron
n = 8,47 x 1022 elektron/cm3 = 8,47 x 1028 elektron/cm3
sehingga kecepatan alirnya adalah
vd =
1C s
1
=
= 3,54 x 10-5 m/s
2
28
3
19
Ane
( 0, 000815 m ) ( 8, 47 x 10 m )(1, 6 x 10 C )
62
L
A
R=
L
A
Contoh 12.2
Sebuah balok karbon siku-siku mempunyai dimensi 1 cm x 1 cm x 50 cm. (a) hitunglah
hambatannya yang diukur di antara dua ujung yang berbentuk segi empat siku-siku sama sisi,
dan (b) di antara dua muka bertentangan yang berbentuk segi empat siku-siku? Resistivitas
karbon pada 20oC adalah 3,5 x 10-5 .m
Penyelesaian :
(a)
L
R=
=
A
(b)
L
R=
=
A
( 3,5 x 10
.m ) ( 0,50 m )
1, 0 x 104 m 2
( 3,5 x 10
.m )(102 m )
5, 0 x 10
= 0,18
= 7 x 10-5
V2
R
63
i =
R + r
Contoh 12.4
Sebuah resistansi 13 dihubungkan ke sebuah baterai yang memiliki ggl 8 V dan resistansi
internal 1 . Carilah (a) arus, (b) tegangan terminal baterai, (c) daya yang dihantarkan oleh
ggl, dan (d) daya yang dihantarkan ke resistansi eksternal.
Penyelesaian :
(a)
i =
(b)
(c)
(d)
R + r
= 0, 57 A
RESISTOR PARALEL
I1
I
a
b
R1
R1
R2
I
a
b
I2
R2
1
=
Req
1
1
+
R1
R2
Contoh 12.5
Resistor 2 dan 4 dihubungkan (a) seri dan (b) parelel. Dapatkan ekivalennya. [Jawaban:
(a) 6 (b) 1,33 ]
64
R1
+
g
1
r1
+
-
+
-
R2
c
2
d
+
1 2
I =
R1 + R2 + R3 + r1 + r2
+ R3 -
Gambar 12.3 Rangkaian berisi dua baterai, dua hambatan dalam dan tiga resistor eksternal.
r1
r2
Contoh 12.6
b
Misalkan 1 dan
Penyelesaian :
1 dan 2 saling berlawanan, tetapi karena 2 > 1 , maka 2 akan mengontrol arah arus. Jadi
arah I akan berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Teorema simpal jika bergerak di
dalam arah perputaran jarum jam dari a, akan menghasilkan
- 2 + Ir 2 + IR + Ir 1 + 1 = 0
untuk harga I adalah
I =
2 1
R + r1 + r2
= 0,25 A
RANGKAIAN MULTISIMPAL
Contoh 12.7
(a)
(b)
c
+
I
12 V
+
- I1
f +3 - e
5V
+
d
65
Penyelesaian :
(a) I = I 1 + I 2
Aturan simpal terluar (abcdef) : 12 V - (2 ) I 2 - 5 V - (3 ) (I 1 + I 2 ) = 0
: 1
(atau) 7 A - 3I 1 - 5 I 2 = 0 ......(1)
Aturan simpal kiri (abef) :
12 V - (4 ) I 1 - (3 ) (I 1 + I 2 ) = 0 atau 12 A - 7I 1 - 3 I 2 = 0 ............(2)
Eliminasi I 2 dari persamaan (1) dan (2) I 1 = 1,5 A
Substitusi I 1 ke Persamaan (1) I 2 = 0,5 A
Arus total yang melalui baterai 12 V = 2 A
(b) P = I2 R = (1,5 A)2 (4 ) = 9 W
W = P t = 27 J
ANALISA RANGKAIAN DENGAN SIMETRI
8
a
12
10
1
10
b
10
8
d
10
(a)
(b)
Gambar 12.4 (a) Rangkaian kompleks multicabang, (b) Diagram yang disederhanakan dari rangkaian
(a)
Contoh 12.8
Tentukan resistansi ekivalen antara titik a dan b dalam rangkaian pada Gambar 12.4.
[ jawaban : R eq = 6 ]
JEMBATAN WHEATSTONE
R1
R2
c
Rs
Rx
R2
RS
R1
b
R0
66
SOAL SOAL
1. Dalam suatu pemercepat partikel, arus 0,5 mA dibawa oleh seberkas proton sebesar 5
MeV yang berjari-jari 1,5 mm. (a) Hitung jumlah per satuan volume dalam berkas. (b)
Jika berkas menabrak target, hitunglah proton yang menabrak target dalam 1 s. Diketahui:
m proton = 1,67 x 10-27 kg, 1 eV = 1,6 x 10-19 J
2. Dengan persentase berapa resistansi kawat tembaga naik ketika temperaturnya naik dari
20oC ke 30oC/ Diketahui tembaga = 3,9 x 10-3 /K
3. Kawat yang memiliki resistansi 5 membawa arus 3 A selama 6 s. (a) berapa daya yang
diberikan ke kawat? (b) Berapa panas yang dihasilkannya?
4. Resistor 6
dan
I2
14 V
I1
5. Elemen-elemen
dalam
rangkaian
pada
I = 0,005 A
+
g
c
4 V +-
+
-
12 V
rangkaian.
3
f
0 V
g
6 V +f
arus
pada
setiap
+ 4
6. Tentukan
42 V
d
+
7. Tentukan arus dalam resistor 10 jika V ab = 12 V dalam rangkaian pada Gambar 12.4.
67
DAFTAR PUSTAKA
1.
Halliday, D. dan Resnick, R., 1991, Fisika, Jilid 1, Edisi ketiga, Penerbit Erlangga,
Jakarta
2.
Halliday, D. dan Resnick, R., 1991, Fisika, Jilid 2, Edisi ketiga, Penerbit Erlangga,
Jakarta
3.
Sears, F.W. dan Zemansky, M.W., 1991, Fisika Untuk Universitas, Jilid 1, Bina Cipta,
Bandung.
4.
Tipler, P.A., 1991, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 1, Edisi ketiga, Erlangga,
Jakarta.
5.
Tipler, P.A., 1991, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 2, Edisi ketiga, Erlangga,
Jakarta.
68