Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Demam Berdarah
Virus demam berdarah yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, terbagi berdasarkan iklim subtropis dan tropis dunia. Ada empat serotipe
terpisah yang jelas dikenal dengan virus demam berdarah 1,2,3 dan 4. Di dalam anakanak, infeksi/peradangan sering subklinis atau menyebabkan diri sendiri terserang
penyakit demam. Bagaimanapun, jika pasien terkena infeksi/tersebar kedua kalinya
dengan suatu serotipe yang berbeda, kemungkinan akan timbul suatu penyakit lebih
parah, sindrom goncangan demam berdarah atau demam berdarah. Demam berdarah
disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan kematian.
Pada umumnya, hasil diagnosa serological dari suatu infeksi virus demam
berdarah yang akut menunjukkan kenaikan sebanyak 4 kali lipat atau kenaikan lebih
besar di dalam anti zat darah penyerang kuman virus demam berdarah antara fase
kritis dengan fase pemulihan pasien. Test haemagglutination-inhibition mempunyai
penetapan kadar serological paling umum digunakan untuk mengetahui hasil diagnosa
demam berdarah. Tes yang cepat dan handal untuk primer dan sekunder infeksi
demam berdarah sangat penting untuk manajemen pasien. Infeksi Dengue Primer
berkaitan dengan demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan ruam kulit. Tanggap
Kebal termasuk antibodi IgM dihasilkan setelah hari ke- 5 dari gejala dan bertahan
selama 30-60 hari. IgGs muncul hari ke 14 dan bertahan untuk hidup. Infeksi
sekunder sering mengakibatkan demam tinggi dan dalam banyak kasus dengan
keluarnya darah dan rusaknya peredaran darah. Infeksi sekunder menunjukkan bahwa
kenaikan IgGs terjadi dalam 1-2 hari setelah timbulnya gejala dan menginduksi
respon IgM setelah 20 hari infeksi.
B. Test Uji Demam Berdarah
1. Uji HI ( Hemaglutinasi inhibition)
Uji HI memerlukan waktu kurang lebih 24 jam dan dua jenis sampel darah
(fase akut dan konvalesen yang diperoleh antara 1-2 minggu). Bila pasien positif
akan terjadi peningkatan titer antibodi sebanyak 4 kali atau lebih pada fase
konvalesen. Oleh karena itu, tes HI tidak dapat memberikan hasil yang cepat dan
saat konfirmasi ditegakkan (paling tidak pada hari ke-7pemeriksaan) seringkali
pasien sudah melewati masa kritis.Uji HI dapat digunakan untuk membedakan
infeksi primer (titer antibodi kurang dari 1:2560) dan infeksi sekunder (titer
antibodi sama atau lebih dari 1:2560).4 Uji HI bersifat kuantitatif dan tidak dapat

untuk mengetahui ada tidaknya IgM atau IgG anti-dengue. Dengan kekurangan
tersebut, saat ini uji HI menjadi kurang diminati.
Prinsip uji HI adalah deteksi ada tidaknya hambatan ikatan antara
hemagglutinin di dinding virus dengan reseptor dinding sel darah merah angsa.
Pada saat virus diinkubasi dengan sera pasien DBD, hemagglutinin akan berikatan
dengan anti-virus dengue (IgM atau IgG atau keduanya),sehingga terjadi
hambatan ikatan antara hemagglutinin dengan sel darah merah. Pada sera bukan
pasien DBD, tidak ada ikatan antara anti-virus dengue dengan
hemagglutinin,sehingga terjadi ikatan hemagglutinin dengan sel darah merah dan
tidak terjadi aglutinasi.
2. Uji ELISA
ELISA yang digunakan untuk deteksi IgM dan IgG spesifik anti virus dengue
dalam serum DBD pada fase akut saja. ELISA bersifat sensitif, spesifik, relatif
sederhana dan feasible.5-10 IgM anti-virus dengue dapat dideteksi pada pasien
dengan infeksi primer maupun sekunder. Pada pasien dengan infeksi primer, IgM
dapat dideteksi pada hari ke-3 s.d. ke-5, dan mencapai titer tertinggi dua minggu
pasca-infeksi. Titer IgM turun dan tidak terdeteksi setelah 2-3 bulan,4,8 diikuti
meningkatnya IgG anti-virus dengue. Pada infeksi sekunder, IgG dapat dideteksi
dengan titer tinggi sedangkan IgM mungkin masih dapat dideteksi atau tidak dapat
dideteksi lagi karena sudah menghilang.
Prinsip uji ini Pada pasien positif DBD, IgM atau IgG spesifik (antibodi1)
akan berikatan dengan antigen concentrate dengue 1-4 pada pelarut antigen.
Ikatan IgM atau IgG dengan antigen spesifik tersebut akan berikatan dengan antihuman IgM atau IgG (antibodi 2) di permukaan polystyrene microplat well.
Dengan penambahan antibodi ke-3 (conjugate) yang mengandung enzim HRP
akan terbentuk ikatan sandwich yang dengan penambahan substrat akan berubah
warna. Kekuatan warna akan dibaca dengan ELISA reader panjang gelombang
450 nm menggunakan penapis cahaya 600 650nm. Pada pasien negatif tidak
akan terjadi ikatan antara antibodi 1 dengan antigen concentrate dengue 1-4,
sehingga tidak akan terbentuk ikatan sandwich. Oleh karena itu,meskipun ada
penambahan substrat, tidak akan terjadi perubahan warna.
3. Uji RDT-Oncoprobe
Uji dengue adalah immuno-chromatographic assay untuk mendeteksi antibodi
Dengue IgG dan IgM. Uji tersebut menggunakan antigen gold conjugated
(colloidal gold) dengan recombinant protein dengue envelope protein yang telah
dimurnikan untuk mendeteksi secara spesifik antibodi dalam serum manusia.Pada
saat serum diteteskan pada larutan yang mengandung antigen gold conjugated
yang sudah diikat dengan recombinant dengue envelope protein, IgG dan IgM
pasien DBD akan berikatan dengan antigen tersebut. Saat larutan komplek Ag-Ab
diteteskan pada kertas strip, kompleks tersebut akan melewati kertas tes (strip),
lalu ditangkap oleh antibodi anti IgG atau anti IgM yang sudah ditempelkan pada
kertas strip. Hal tersebut akan menyebabkan perubahan warna di lokasi tempat

antibodi anti IgG atau IgM. Untuk menentukan benar tidaknya tes, garis kontrol
harus selalu muncul pada saat tes dilakukan.
C. PROSEDUR
1. Uji HI
2. Uji ELISA
Pada sumur piring ELISA tambahkan 50 ul supernatan atau serum sampau kertas
antigen terendam. Setelah 60 menit dilakukan pencucian dengan cara membilas
dengan akuades. Setelah itu ditambahkan buffer pencuci yang dibuat dari bahan
yang tersedia dalam kit, selanjutnya tambahkan larutan konjugate. Setelah 60
menit sumur-sumur piring ELISA dibilas dengan akuades, dan ditambahkan
larutan substrate (tersedia dalam kit).Pembacaan hasil dilakukan 30 menit
kemudian.
Interpretasi hasil :
Positif : bila terbentuk cincin biru / ungu pada kertas antigen dengan intensitas
lebih jelas atau sama dengan kontrol.
Negatif : bila tidak terbentuk cincin berwarna atau intensitas warna kurang jelas
dibandingkan dengan kontrol.
3. Uji immunochromatographic
1) Taruh alat test di wadah yang kering.
2) Tambahkan 5 ul dari serum atau plasma yang menggunakan 5 pipet ul atau
mikropipet kapiler ke dalam contoh yang bujur sangkar well(s)
3) Tambahkan 3-4 tetesan (sekitar 90-120ul) dari pencampur penetapan kadar
untuk mendapatkan hasil yang baik.
4) Interpretasikan hasil percobaan pada 15-20 menit.

5) Penafsiran ujian
IgM Positif
Jika ada warna di garis kendali (C) dan IgM garis (M) maka darah positif
terkena penyakit Demam Berdarah.

IgG Positif
Jika ada warna di garis kendali (C) dan IgG garis (G) maka zat darah positif
terserang kuman IgG. Hal ini menunjukkan adanya infeksi/peradangan demam
berdarah yang lampau atau yang sekunder.

IgG & IgM Positif


Jika ada warna garis kendali (C), IgM (M) dan IgG garis (G) maka zat darah
positif terserang kuman IgM dan IgG. Hal ini menunjukkan adanya sifat
primer atau awal infeksi/peradangan demam berdarah yang sekunder.

Negatif
Jika garis control yang terlihat di alat test tidak ada antibody IgG & IgM
terdeteksi. Ulangi test dalam 3-5 hari jika terindikasi infeksi demam berdarah.

Invalid
Jika pada garis kontrol C tidak ada yang muncul. Kemungkinan Volume
spesimen yang tidak cukup atau salah teknik procedural. Dan ini merupakan
pertimbangan yang hampir bisa dipastikan untuk kegagalan garis kontrol.
Ulangi test menggunakan suatu alat test yang baru.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demam berdarah adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue, terutama menyerang anak-anak dengan gejala demam tinggi mendadak
disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan
kematian. Untuk mendiagnosis infeksi dengue dapat dilakukan test serologi yaitu
dengan HI (Hemaglutinasi inhibition) ,ELISA ,dan immuno-chromatographic assay.

Anda mungkin juga menyukai