Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PEMERIKSAAN RUJUKAN VIROLOGI DENGAN

SAMPEL DENGUE METODE AGLUTINASI

Oleh :

Nama : Liana Alfiyyah

NIM : PO7134220012

Mata Kuliah : Virologi

Dosen Pengampu : 1. Drs. Refai Ibrahim, M. Kes

2. Dr. Erwin Edyansyah, SKM, M. Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PALEMBANG
Pratikum ke-9

Hari/tanggal : Kamis, 13 Oktober 2022


Judul/materi : Pemeriksaan rujukan virologi dengan sampel dengue metode aglutinasi
Tujuan : Untuk mengetahui adanya antibodi terhadap virus dengue dalam serum
Prinsip : Dengue IgG/IgM menggunakan prinsip aglutinasi antibody dengan
antigen masing-masing dalam format immunokromatografi bersama
dengan penggunaan partikel emas nano sebagai aglutinasi pengungkap
zat. Serum aglutinasi spesifik untuk IgM manusia dan serum aglutinasi
untuk IgG Manusia diimobilisasi pada membran nitroselulosa sebagai
dua garis uji individu (IgM dan IgG) dalam uji deviasi masing-masing
di daerah M dan wilayah G.
Alat & bahan : 1. Tabung centrifuge 6. Kotak sampah 11.Tourniqet
2. Tabung serologi 7. Disinfektan 12. Rotator
3. Paper slide 8. Mikropipet 5µl 13. kapas alkohol
4. Spuit 3ml 9. Yellow tip 14. Tissue
5. Rapid tes dengue 10.Batang pengaduk
Reagensia : Tes kit dengue
Sampel : Serum
Metode : Aglutinasi

Landasan Teori

Demam berdarah/DBD adalah penyakit disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui
nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit demam berdarah DHF ini yang disebabkan oleh nyamuk
Aedes Aegypti yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem
pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Ini terlihat pada
banyak penderita demam berdarah yang kulitnya timbul bercak-bercak merah sebagai ciri
khas penyakit demam berdarah ini. Itu adalah pengertian demam berdarah yang ditinjau
dari segi medisnya. Pada pemeriksaan serologi untuk diagnosis dengue penentuan waktu
pengambilan sampel sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan yang didapat. Hal ini
dikarenakan keberadaan antigen atau antibodi dengue dalam tubuh memiliki rentang waktu
yang khas. Biasanya lama hari demam dijadikan sebagai standar penentuan waktu
pengambilan darah pada diagnosis dengue. Kesalahan penentuan waktu pemeriksaan dapat
menyebabkan diperolehnya hasil negatif palsu. Hari ke 3-5 demam adalah waktu terbaik
melakukan pemeriksaan serologis karena sudah mulai ditemukan pembentukan antibodi.
Pada hari ke 0-2 demam, pasien masihberada pada fase demam di mana belum terdapat
perubahan hemodinamik dan pembentukan antibodi yang dapat terdeteksi oleh alat
pemeriksaan.
Pemeriksaan antigen virus dengue
Pemeriksaan antigen virus dengue atau tes NS1 mendeteksi protein NS1 non-struktural
dari virus dengue. Protein ini disekresikan ke dalam darah selama infeksi dengue.
Pemeriksaan ini telah dikembangkan untuk digunakan dalam serum. Sebagian besar
pemeriksaan menggunakan antibodi berlabel sintesis untuk mendeteksi protein NS1
dengue. NS1 dapat dideteksi selama fase akut infeksi virus dengue. Tes NS1 sama
sensitifnya dengan tes molekuler selama 0-7 hari pertama gejala. Setelah hari ke-7, tes NS1
tidak dianjurkan.
Hasil pemeriksaan ini menunjukkan infeksi dengue tetapi tidak memberikan informasi
serotipe. Mengetahui serotipe virus yang menginfeksi tidak diperlukan untuk perawatan
pengidap. Namun, jika informasi serotipe diperlukan untuk tujuan pengawasan, sampel
harus diuji oleh NAAT. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa NS1 dapat ditemukan
dalam darah lengkap atau plasma, sebagian besar pemeriksaan NS1 telah dikembangkan
dan dievaluasi dalam sampel serum. Sementara pengujian gabungan dengan tes antibodi
NS1 dan IgM biasanya dapat memberikan hasil diagnostik selama 1-7 hari pertama
penyakit, spesimen fase konvalesen kedua harus diperoleh dan diuji untuk IgM saat tes
antigen dan antibodi negatif.
Karakteristik DBD menurut medis
1. Jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3 (normal : 150 – 450/mm3)
2. Adanya pembesaran organ hati dan limfa
3. Terjadinya pengentalan darah, nilai hematokrit atau Hct meningkat 20 %
Itulah beberapa ciri DBD yang hampir tidak ada bedanya dengan demam biasa. Bila
anda atau orang terdekat anda mengalami cirri-ciri penyakit DBD seperti diatas,sebaiknya
jangan ragu untuk segera ke dokter dan melakukan periksa darah. Alasannya tentu saja
karena penyakit DBD bisa diketahui lewat pemeriksaan kadar trombosit dalam darah.
Manifestasi klinis DBD sangat bervariasi, WHO (1997) membagi menjadi 4 derajat,
yaitu:
 Derajat I:
Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan
spontan satu-satunya adalah uji tourniquet positif.
 Derajat II :
Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan atau manifestasi
perdarahan yang lebih berat.
 Derajat III:
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menyempit
(< 20 mmHg), hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, gelisah.
 Derajat IV :
Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.

Prosedur kerja

Penerimaan Sampel
1. Petugas laboratorium menerima surat pemeriksaan/rujukan pemeriksaan dan segera
melakukan identifikasi surat (sesuai atau tidak antara sampel dan permintaan
pemeriksaan)
2. Pengecekan kondisi sampel
3. Sampel berupa kertas saring berisi darah jenuh ( tidak boleh dalam kondisi lebih dari 3
bulan) Jika lebih maka wajib untuk ditolak, sampel kertas harus dalam keadaan kering
Pemeriksaan Sampel
1. Filter paper disc digunting sehalus mungkin
2. Lalu potongan kertas tersebut dimasuk kan kedalam tabung sentrifugase
3. Tambahkan 2cc NaCl 0,9%
4. Sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10-15 menit
5. Setelah itu pipet bagian atas dari supernatan sebanyak 20ul
6. Teteskan pada slide latar belakang hitam
7. Teteskan reagen Dengue IgG/ IgM antibody test sebanyak 1 tetes
8. Homogenkan dengan tangkai pengaduk
9. Lalu putar dengan rotator selama 3-5 menit
10. Baca dan amati reaksi yang terbentuk

Interpretasi hasil

Metode Aglutinasi
Hasil positif (+) : Bila terjadi aglutinasi
Hasil negatif (-) : Bila tidak terjadi aglutinasi
Hasil pengamatan

Positif (+)

Pembahasan

Diagnosis penderita demam berdarah dilakukan dengan cara anamnesis penderita, baik
secara autoanamnesis atau allo anamnesis. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan
fisik dan dipertegas dengan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium
mempunyai peranan yang penting dalam diagnosis penderita demam berdarah dengue.
Namun, diagnosis pasti belumlah dapat ditegakkan mengingat tanda patognomonik baru
dapat ditentukan dengan ditemukannya virus dengue pada penderita demam berdarah.
Namun, pemeriksaan laboratorium lain dengan akurasi dan presisi tinggi dapat menunjang
diagnosis penyakit. (Sumarmo SPS, 1983). Pemeriksaan laboratorium standar yang
diajukan oleh WHO (1997) yang diadaptasi oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia untuk DBD adalah Trombositopeni dan Uji torniquet (Thomas Suroso dkk,
2000).
Diagnosis yang telah ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan laboratoris, ditunjang
dengan pemeriksaan serologis adanya baik igM anti dengue ataupun igG anti dengue yang
idealnya diikuti kadarnya (apabila memungkinkan), hal ini akan mempertajam diagnosis
DBD. Uji ini dapat mendeteksi baik igM dan igG anti dengue sekaligus dalam serum dalam
waktu 15-30 menit. Pada dengue rapid test (uji ICT) berbentuk strip ini telah distandarisasi
sedemikian rupa sehingga pada penderita infeksi primer igM positif dimana igGnya negatif
sebaliknya pada infeksi sekunder hasil igG positif dapat disertai dengan atau tanpa hasil
igM yang positif.
Pemeriksaan antibodi IgG dan IgM yang spesifik ini berguna dalam diagnosis infeksi
virus dengue. Kedua antibodi ini muncul 5-7 hari setelah infeksi. Hasil negatif bisa saja
muncul mungkin karena pemeriksaan dilakukan pada awal terjadinya infeksi. IgM akan
tidak terdeteksi 30-90 hari setelah infeksi, sedangkan IgG dapat tetap terdeteksi seumur
hidup. IgM yang positif memiliki nilai diagnostik bila disertai dengan gejala yang
mendukung terjadinya demam berdarah. Pemeriksaan IgG dan IgM ini juga bisa digunakan
untuk membedakan infeksi dengue primer atau sekunder
Dengue primer terjadi pada pasien tanpa riwayat terkena infeksi dengue sebelumnya.
Pada pasien ini dapat dideteksi IgM muncul secara lambat dengan titer yang rendah.
Sedangkan dengue sekunder terjadi pada pasien dengan riwayat paparan virus dengue
sebelumnya dengan serotipe yang sama atau dengan serotipe yang berbeda. Kekebalan
terhadap virus dengue yang sama atau homolog muncul seumur hidup. Setelah beberapa
waktu bisa terjadi infeksi dengan virus dengue yang berbeda. Pada awalnya akan muncul
antibodi IgG, sering pada masa demam, yang merupakan respon memori dari sel imun.
Selain itu juga muncul respon antibodi IgM terhadap infeksi virus dengue yang baru.

Kesimpulan

Dari pratikum yang telah dilakukan pada pemeriksaan virus dengue metode aglutinasi
dinyatakan positif yang ditandai dengan terbentuknya aglutinasi pada slide sampel.
menandakan Hasil Ig G yang positif menunjukkan riwayat infeksi dengue pada masa lalu,
sedangkan hasil Ig M anti dengue positif merupakan tanda adanya infeksi akut.

Daftar pustaka

wiradharma, Danny., 1999., Diagnosis Cepat Demam Berdarah Dengue., Bagian


Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
Soegijianto, Soegeng, 2006. Demam Berdarah Dengue. Ed.23. Surabaya: Airlangga
University Press.
Dani Hamril, dkk. 2022. Pedoman Pemeriksaan Serologi.TLM. POLKESBANG.
https://www.academia.edu/12974418/Modul Virologi_demam_berdarah_dengue.

Anda mungkin juga menyukai